PENDAHULUAN
1
Spektrum graf adalah kumpulan nilai eigen dan multiplisitasnya. Teori
tentang spektrum graf muncul pertama kali sekitar tahun 1950-an dan 1960-an
yang kemudian seluruh penelitian sampai tahun 1980 digabungkan dalam
sebuah monografi yang berjudul Spectra of Graphs oleh Cvetkovié, Doob,
dan Sachs. Monografi ini kemudian diperbaharui pada tahun 1988 dan pada
tahun 1995 edisi ketiga berisi ringkasan kontribusi lebih lanjut yang terbaru
sampai tahun tersebut diterbitkan. Berkembangnya topik mengenai spektrum
graf menunjukkan antusiasme para matematikawan terhadap hal tersebut,
namun dengan begitu banyaknya jenis graf, penulis mendapati bahwa masih
sangat banyak graf yang spektrumnya belum dikaji. Salah satunya adalah graf
matahari. Graf matahari merupakan graf yang dibentuk dari suatu graf
lingkaran C m dimana setiap simpul pada graf lingkaran tersebut diberi
tambahan satu simpul berderajat 1 sedemikian sehingga setiap simpul pada
graf matahari memiliki derajat 3, kecuali pada simpul ujung-ujungnya yang
memiliki derajat 1. Graf matahari sendiri adalah hasil produk korona antara
dua graf, yaitu graf lingkaran dengan jumlah simpul m dan komplemen dari
graf lengkap dengan jumlah simpul satu ( K 1). Graf matahari dinotasikan
dengan C m ⊙ K 1 . Oleh karena itu, penulis tertarik dan ingin mengambil bagian
dalam melakukan pengkajian terhadap topik ini, dengan mengajukan sebuah
penelitian yang berjudul “Spektrum Graf Matahari”.
1.3 Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bentuk umum
dari spektrum graf matahari C m ⊙ K 1 .
2
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yakni:
1. Sebagai sarana bagi penulis untuk mengembangkan ilmu yang didapat
dibangku perkuliahan.
2. Sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan topik spektrum graf bagi
kepustakaan kampus.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Matriks
Definisi 2.1.1 Matriks merupakan suatu susunan bilangan berbentuk
persegi panjang. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut disebut
sebagai entri dalam matriks.
Ukuran sutau matriks ditunjukkan oleh banyaknya jumlah baris dan kolom
yang dimiliki matriks tersebut. Sebagai contoh, matriks yang memiliki
jumlah baris sebanyak tiga dan jumlah kolom sebanyak dua, maka ukuran
matriks tersebut adalah 3 ×2. Dengan kata lain, dapat juga dipahami
sebagai angka pertama dalam ukuran matriks menyatakan jumlah baris
pada matriks tersebut dan selanjutnya, angka kedua dalam ukuran matriks
menyatakan jumlah kolom pada matris tersebut. Matriks yang hanya
memiliki satu baris disebut sebagai matriks baris, dan sebaliknya matriks
yang hanya memiliki satu kolom disebut sebagai matriks kolom. Matriks
yang memiliki jumlah baris dan kolom yang sama disebut sebagai matriks
persegi. Entri dalam matriks yang berada di baris ke-i kolom ke- j dapat
ditulis dengan notasi a ij atau juga ( A)ij. Berikut ditunjukkan sebuah
matriks A berukuran m ×n.
[ ]
a11 a12 ⋯ a1n
a21 a22 … a 2n
A=
⋮ ⋮ ⋱ ⋮
a m 1 am 2 … amn
4
2.1.1 Operasi Pada Matriks
Definisi 2.1.2 Dua matriks dikatakan sama jika keduanya memiliki ukuran
yang sama dan setiap entri yang seletak bernilai sama.
Definisi 2.1.3 Jika A dan B adalah matriks yang berukuran sama, maka
matriks A ± B adalah matriks yang entri-entrinya adalah hasil dari
penjumlahan atau pengurangan entri-entri pada matriks A dan matriks B
yang seletak. Matriks-matriks yang tidak memiliki ukuran yang sama,
tidak dapat dijumlahkan atau dikurangi. Penjumlahan dan pengurangan
matriks dapat dinotasikan dengan ( A ± B)ij =(A )ij ±(B)ij =aij ± bij .
maka A+ B= [ 2+3
3+6
1+1
5+5][
=
5 2
9 10 ]
Definisi 2.1.4 Jika A adalah matriks dan c adalah skalar, maka hasil kali
c A adalah matriks yang entri-entrinya adalah hasil dari perkalian setiap
entri di A dengan c . Perkalian skalar terhadap matriks dapat dinotasikan
dengan (cA )ij =c (A )ij =caij .
5
Definisi 2.1.5 Jika A adalah matriks berukuran m ×r dan B adalah
matriks berukuran r ×n , maka matriks ABadalah matriks yang entri-
entrinya mengikuti ketentuan berikut: untuk mendapatkan entri baris ke- i
kolom ke- j dari AB ambil baris ke-i pada matriks A dan kolom ke- j dari B
lalu kalikan setiap entri yang bersesuaian, selanjutnya seluruh hasilnya
dijumlahkan menjadi satu.
Perkalian matriks hanya dapat dilakukan jika jumlah baris pada matriks
pertama sama dengan jumlah kolom pada matriks kedua. Jika syarat ini
tidak terpenuhi, perkalian kedua matriks tersebut tidak dapat dilakukan.
Syarat perkalian dua matriks dan ukuran hasil dari perkalian tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
A B AB
m ×r r ×n=m× n
AB=
[134 10 5
29 11 ]
2.1.2 Determinan Matriks
Minor dan Kofaktor
Definisi 2.1.6 Jika A adalah sebuah matriks persegi, maka entri minor a ij
dinyatakan oleh M ij adalah determinan dari submatriks A , yakni
submatriks yang tersisa setelah baris ke-i dan kolom ke- j dari matriks A
dihilangkan. Dan kofaktor a ij dinyatakan oleh C ij didefinisikan sebagai C ij
: (−1)i+ j M ij.
6
[ ]
3 1 −4
Contoh : Diberikan matriks A= 2 5 6
1 4 8
| ||
3 1 −4
Entri minor dari a 11 adalah M 11= 2 5 6 =
1 4 8
5 6
4 8
=16 |
Kofaktor dari a 11 adalah C 11=(−1)1 +1 M 11 =M 11 =16
Dengan cara yang sama, entri minor dari a 32 adalah
| ||
3 1 −4
M 32= 2 5 6 =
1 4 8
3 −4
2 6
=26 |
Maka, kofaktor dari a 32 adalah C 32=(−1)3+2 M 32=−M 32=−26
Dan seterusnya, sampai seluruh entri minor dan kofaktor dari a ij dapat
diperoleh dengan cara yang sama.
Sebagai catatan, minor M ij dan kofaktor C ij yang bersesuaian, dapat
bernilai sama atau merupakan bentuk negatifnya dan tanda (−1)i+ j
memiliki kemungkinan sama dengan +1 atau −1 sesuai dengan pola
berikut
[ ]
+¿−¿ +¿−¿ +¿ … +¿ …
−¿+¿−¿+ ¿−¿ … −¿+¿ ⋮ ¿ +¿−¿ ⋮ −¿+ ¿ ⋮ −¿ …
¿ ⋮ −¿
Sebagai contoh, C 11=M 11 , C21=−M 21 ,C 22=M 22 dan seterusnya. Agar
mempermudah perhitungan kofaktor, kita hanya perlu menghitung minor
dan kemudian menyesuaikan nilainya dengan pola di atas.
7
atau
det ( A )=ai 1 C i 1+ ai 2 C i 2+ …+a¿ C ¿
(ekspansi kofaktor sepanjang baris ke-i ¿
[ ]
1 0 0 −1
3 1 2 2
A=
1 0 −2 1
2 0 0 1
maka cara termudah untuk mendapatkan det ( A) adalah dengan
melakukan ekspansi kofaktor sepanjang kolom kedua yang memiliki entri
nol terbanyak.
| |
1 0 −1
det ( A )=1 1 −2 1
2 0 1
Cara termudah untuk mendapatkan determinan dari matriks berukuran
3 ×3 yang diperoleh di atas adalah dengan kembali melakukan ekspansi
kofaktor sepanjang kolom kedua yang memiliki entri nol terbanyak,
sehingga diperoleh:
8
[ ]
a11 a 12 a13 … a1 n
0 a22 a23 … a 2n
0 0 a33 … a3 n
⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮
0 0 0 … ann
| |
a22 a23 … a 2n
a33 … a3 n
det ( A )=a11 0
⋮ ⋮ ⋱ ⋮
0 0 … ann
| |
a33 … a3 n
det ( A )=a11 . a22 ⋮ ⋱ ⋮
0 … ann
[ ]
a11 0 0 … 0
a21 a 22 0 … 0
a31 a 32 a33 … 0
⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮
an 1 an 2 a n 3 … ann
9
| |
a22 0 … 0
a32 a33 … 0
det ( A )=a11
⋮ ⋮ ⋱ ⋮
a n2 an 3 … ann
| |
a 33 … 0
det ( A )=a11 . a22 ⋮ ⋱ ⋮
an 3 … a nn
[ ]
a11 0 0 … 0
0 a22 0 … 0
0 0 a33 … 0
⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮
0 0 0 … a nn
| |
a22 0 … 0
a33 … 0
det ( A )=a11 0
⋮ ⋮ ⋱ ⋮
0 0 … a nn
| |
a33 … 0
det ( A )=a11 . a22 ⋮ ⋱ ⋮
0 … a nn
10
Apabila terus dilanjutkan dengan melakukan ekspansi kofaktor sepanjang
baris pertama, akan diperoleh
Contoh : Vektor x= [12] adalah vektor eigen dari matriks A=[ 38 −10 ] yang
bersesuaian dengan nilai eigen λ=3, karena
Ax=
[ 38 −10 ][ 12]=[ 36]=3 x
Nilai eigen dari suatu matriks kemungkinan hasilnya riil atau berupa
bilangan kompleks dan beberapa diantaranya mungkin sama (berulang).
11
Suatu nilai eigen yang berlainan dengan semua nilai eigen lainnya
dinamakan nilai eigen berbeda, dan nilai eigen yang berulang sebanyak k -
kali dinamakan bermuplisitas k . Multiplisitas tersebut dikenal dengan
multiplisitas aljabar.
12
2.2 Teori Graf
Definisi 2.2.1 Graf G memuat himpunan berhingga dan tak kosong V
yang disebut sebagai titik dan himpunan E yang disebut sebagai sisi.
Himpunan V adalah himpunan titik dalam graf G dan himpunan E adalah
himpunan sisi-sisi dalam graf G yang dibentuk dari dua titik dalam
himpunan V . Jadi graf G adalah himpunan pasangan terurut dari V dan
E dan dapat dinotasikan dengan G=(V , E) sedemikian sehingga E ⊆ [ V ] 2
. Seringkali, himpunan titik dari graf G dinotasikan dengan V (G) dan
himpunan sisinya dinotasikan dengan E(G). Selain dinotasikan dengan G
, penulisan suatu graf juga dapat menggunakan huruf F dan H , juga G ' ,
G dan G1 ,G2 ,dan lainnya.
Contoh :
13
2.2.2 Terminologi Dasar Graf
Contoh :
14
Gambar 2.3 Graf Siklus C 3
15
Gambar 2.5 Graf Matahari C 3 ⊙ K 1
16
Gambar 2.9 Graf Lengkap K 4
Matriks ketetanggaan dari graf di atas adalah:
[ ]
0 1 1 1
1 0 1 1
A=
1 1 0 1
1 1 1 0
Dari matriks di atas, dapat dilakukan pencarian polinomial persamaan
karakteristik sebagai berikut:
det ( λI − A ) =0
|[ ] [ ]|
λ 0 0 0 0 1 1 1
0 λ 0 0−1 0 1 1 =0
0 0 λ 0 1 1 0 1
0 0 0 λ 1 1 1 0
|[ ]|
λ −1 −1 −1
−1 λ −1 −1 =0
−1 −1 λ −1
−1 −1 −1 λ
Spektrum K 4 = ( 31 −13 )
Sering dikatakan bahwa nilai eigen dari A=A (G) adalah nilai eigen dari
graf G . Demikian juga, polinom karakteristik det ( λI − A ) =0 juga disebut
sebagai polinom karakteristik dari graf G , dan dinotasikan dengan
χ (G ; λ). Misalkan polinom karakteristik dari G adalah
+ …+c nMaka −c 1 jumlah nilai
n n−1 n−2 n−3
χ ( G ; λ )= λ +c 1 λ +c 2 λ + c3 λ
diagonal atau jumlah semua nilai eigen. Jadi, c 1=0 .
17
BAB III
METODE PENELITIAN
18
Untuk mencapai tujuan penelitian yang tertera pada pendahuluan,
maka langkah-langkah yang ditempuh untuk dalam menentukan spektrum
graf matahari adalah sebagai berikut:
1. Menggambar graf matahari C m ⊙ K 1 dimana m ≥3
2. Mencari matriks ketetanggaan dari graf matahari sesuai Definisi
2.3.1
3. Mencari nilai eigen dari matriks ketetanggan graf matahari sesuai
Definisi 2.1.10
4. Membentuk spektrum graf matahari sesuai Definisi 2.3.2 dengan
persamaan:
Spektrum G=¿
DAFTAR PUSTAKA
Anton Howard and Rorres C. Elementary Linear Algebra with aplications. New
Jersey: Jhon Wiley and Sons Inc, 2013
Barik dkk. (2007). The Spectrum of the Corona of Two Graphs, Vol. 21, 47-56
19
Biggs Norman. Algebraic Graph Theory: Secound edition. London: Cambridge
University Press, 1974
Chartrand Gary and Z. Ping. A First Course In Graph Theory. New York: Dover
Publications Inc, 2012
20