Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATEMATIKA

LUAS SEBAGAI LIMIT 1 JUMLAH

Guru Pengampu:
Kuswoyo Gumilang, S.Pd.

Disusun Oleh :
Irfa Amelia Putri
MA AL HIKMAH 1 BENDA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan persoalan yang apabila
kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan mengubahnya kedalam
persamaan matematika maka persoalan tersebut akan lebih mudah diselesaikan.
Tetapi terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan
beberapa variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari hubungan antara
variabelnya. Bahkan dinegara maju sering ditemukan model ekonomi yang harus
memecahkan suatu sistem persamaan dengan puluhan atau ratusan variabel yang
nilainya harus ditentukan.
Matriks pada dasarnya merupakan suatu alat yang cukup untuk memecahkan
persoalan tersebut. Dengan menggunakan matriks memudahkan kita untuk membuat
analisa-analisa yang mencakup hubungan variabel-variabel dari suatu persoalan. Pada
awalnya matrik ditemukan untuk meneliti persamaan linier dan transformasi linear,
awal dari semua inilah matrik dianggap sebagai sebuah permainan karena matrik
dapat diaplikasikan, sedangkan studi selanjutnya , matrik digunakan sebagai kuantum
dan pada perkembangannya matrik digunakan dalam berbagai bidang seperti
matematika.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas permasalahannya sebagai berikut :
1. Apa pengertian atau definisi matrik serta pengertian determinan dan invers
matriks ?
2. Apa saja jenis matriks ?
3. Bagaimana menyelesaikan masalah pada matriks ?

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan uraian di atas kami menemukan permasalahan sebagai berikut:
1.   Menjelaskan tentang pengertian dan definisi matriks serta pengertian
determinan dan
invers matriks
2. Menjelaskan tentang jenis-jenis operasi matriks
3. Menjelaskan masalah pada matriks.
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN, NOTASI DAN ORDO MATRIKS


Penegertian matriks dan notasi matriks
a. Beberapa pengertian tentang matriks :
1. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks) yang disusun
atau dijajarkan secara empat persegi panjang menurut baris-baris dan kolom-
kolom.
2. Matriks adalah jajaran elemen (berupa bilangan) berbentuk empat persegi
panjang.
3. Matriks adalah suatu himpunan kuantitas-kuantitas (yang disebut elemen),
disusun dalam bentuk persegi panjang yang memuat baris-baris dan kolom-
kolom.
Contoh matriks :

2 -5 1

3 2 2 3 4 2 1 2
1 0
4 1 3

a) Bilangan – bilangan yang terdapat dalam sebuah matriks dinamakan unsure –


unsure atau elemen matriks. Baris sebuah matriks adalah susunan elemen –
elemen yang mendatar dalam matriks tersebut. Kolom sebuah matriks adalah
susunan elemen – elemen yang tegak dalam matriks tersebut.
b) Matriks biasanya dinyatakan dengan huruf besar dan elemenya dinyatakan
dengan huruf kecil. Jika A adalah sebuah matriks maka aij menyatakan elemen
yang terdapat pada baris ke-I dan kolom ke- j dari A dengan i=1, 2, 3,…..m
dan j=1, 2, 3,……., n yang berarti bahwa banyaknya baris m dan banyaknya
kolom n.
Contoh :
-1 -3 -3
A= B= C= 2 3 12 -1
2 12 -4

Ukuran matriks 2x2 2x1 1x4


Jumlah baris 2 2 1
Jumlah kolom 2 1 4

Ordo matriks
a) 3 2 1 Ordo suatu matriks menyatakan banyaknya baris dan kolom
5 2 1
yang terdapat dalam suatu matriks. Jika matriks A
mempunyai m baris dan n kolom maka ordo matriks A adalah m x n dan
ditulis Amxn.
Contoh : A= Banyaknya baris 2, banyaknya kolom 3. Jadi matriks A berordo
2 x 3, ditulis A 2x3.

 Banyaknya elemen suatu matriks sama dengan hasil kali banyak baris
dengan banyak kolom dari matriks yang bersangkutan. Banyaknya elemen
matriks A diatas adalah
2x3=6
 Jika banyak elemen pada baris sama dngan banyak elemen pada kolom
(baris = kolom = n) maka matriks tersebut berordo n.

Pengertian beberapa matriks khusus


Matriks Persegi, Matriks Baris, Matriks Kolom, dan Matriks Diagonal
 Matriks Persegi adalah matriks yang banyaknya baris sama dengan
banyaknya kolom
 Matriks Baris adalah matriks yang mempunyai satu baris atau berordo
(mx1)
 Matriks Kolom adalah matriks yang mempunyai satu kolom atau
berordo (1xn)
 Sedangkan matriks diagonal adalah matriks persegi dengan syarat :
a) Setiap elemen pada diagonal utama tidak semuanya nol.
b) Setiap elemen yang tiidak terletak pada diagonal utama adalah nol.

Contoh :

( ) () ( )
1 1 4 3 5 0 0
5 7 9 5 0 9 0
A = 8 6 3 ; B = (2 5 6 ) ; C = 1 ; D = 0 0 4
Keterangan: A adalah matriks persegi
B adalah matriks baris
C adalah matriks kolom
D adalah matriks diagonal

Transpose suatu matriks


t
Transpose matriks A, ditulis A adalah matriks yang elemen-elemennya
diperoleh dari elemen-elemen matriks A dengan mengubah elemen pada
baris ke-m dan kolom ke-n matriks A menjadi elemen pada baris ke-n dan
t
kolom ke-m matriks A .
Contoh :

( ) ( )
1 2 5 1 4 5
t
4 4 6 A=2 4 7
A= 5 7 5 5 6 5

Kesamaan dua matriks


Dua matriks A dan B disebut sama, ditulis A = B, apabila memenuhi
syarat :
a. berordo sama
b. elemen-elemen yang setelah sama artinya : (aij) = (bij)

B. PENJUMLAHAN MATRIK DAN PENGURANGAN MATRIK


1. Penjumlahan matriks dan syaratnya
Matriks A dan matriks B dapat dijumlahkan apabila dua matriks tersebut
seordo. Jumlah matriks A dan B ditulis A + B, adalah matriks C yang
elemen- elemennya diperoleh dari jumlah elemen- elemen matriks A dan
matriks B yang bersesuaian letak.

Amxn + Bmxn = Cmxn cij = aij + bij


2. Matriks Nol
Matriks nol, disajikan dengan nol(0), adalah matriks yang semua
elemennya adalah nol(0)
3. Lawan Suatu Matriks
Matriks A dan B saling berlawanan, ditulis A = -B atau B = -A, apabila
ordonya sama dan setiap elemen yang seletak berlawanan.
4. Pengirangan Matriks
Dua buah matriks dapat dikurangkan apabila seordo. Selisih dua buah
matriks A dan B ditulis A – Badalah jumlah dari A dan –B jadi A – B = A
+ (-B)
5. Sifat Penjumlahan Matriks
Untuk matriks-matriks yang seordo berlaku :
a. A+B = B + A d. A + (-A) = -A + A = 0
b. (A + B) + C = A + (B + C) e. (A + B)’ = A’ + B’
c. A + 0 = 0 + A
6. Sifat Pengurangan Matriks
Untuk matriks-matriks yang seordo berlaku :
a. A – A = 0
b. A – 0 = A
c. (A – B)’ = A’ + B ‘

C. PERKALIAN BILANGAN RREAL(SKALAR) DENGAN MATRIKS


Jika k є R dan A adalah suatu matriks, maka kA adalah matriks yang setiap
elemennya diperoleh dengan mengalikan setiap elemen pada matriks A dengan k.
Sifat – sifat :
1. (k + l)A = kA + lA 6. (-1)A = -
A
2. (k – l)A = kA – lA 7. 0A = 0
3. k(A + B) = kA + kB 8. k0 = 0
4. k(A – B) = kA – kB 9. (kl)A = k(lA)
5. 1A = A

D. PERKALIAN MATRIKS
1. Definisi
a. Amxp Bpxn = Cmxn
(dua buah matriks dapat dikalikan apabila banyaknya kolom pada
matriks sebelah kiri sama dengan banyaknya baris pada matriks
sebelah kanan).

( ) ( )
a11 a12 .. .. a1 p b11 b12 .. .. b1 n
a21 a22 .. .. a2 p b21 b22 .. .. b2 n
. .. . .. . . .. .. . . .. . .. . .. .. .. .. . .. .
am1 am 2 .. .. amp b m1 bm 2 .. .. b pn
b. Jika A = dan B = =
AB =

( )
a11 b11+ a12 b21+ .. .+a1 p b p1 . . .. a11 b1n +a12 b2 n +. ..+a1 p b pn
a21 b11+ a22 b21+ .. .+a2 p b p1 . . .. . a11 b1n +a12 b2 n +. ..+a1 p b pn
. .. . . . .. .. . .
a m1 b11+ am 2 b 21+. ..+amp b p1 . . .. am 1 b 1n +am 2 b 2n +.. .+a mp b pn

2. Matriks Satuan
Matrikd satuan dilambangkan dengan I, yaitu matriks persegi yang
mempunyai sifat :
a. setiap elemen pada diagonal utama adalah 1
b. setiap elemen kecuali pada diagonal utama adalah 0
3. Perpangkatan Matriks
Aⁿ = AAA…A sebanyak n kali.
4. Sifat-sifat Perkalian Matriks
Untuk setiap matriks A, B dan Cyang dapat dijumlah/dikalikan dipenuhi :
a. pada umunya AB≠BA
b. (AB)C = A(BC)
c. A(B+C) = AB + AC
d. (B + C)A = BA + CA
e. K(AB) = (kA) = A(kB)

E. INVERS MATRIKS
1. Definisi
matriks A disebut invers(kebalikan) dari B apabila berlaku AB = BA = I,
dimana I adalah matriks satuan
2. Invers Matriks Berordo 2x2

Jika A =
(ac bd ) , makaA −1
= (
1 d −b
det A −c a )
dimana detA = determinan A= ad-bc.
−1
Jika A ada, maka A disebut matriks non singular atau detA ≠0
−1
Jika A tidak ada, maka A disebut matriks singular atau detA
3. Syarat Kesingularan
Invers matriks A ada apabila detA ≠ 0
4. Menentukan Invers Matriks selain Ordo 2 x 2
Menentukan invers matriks berordo 3x3, dengan menggunakan Adjoint
matriks jika A adalah matriks non singular berordo 3x3, maka invers dari
adjA
A−1 = , dengan|A|=det er min anmatriksA
|A|
−1
A adalah
Untuk dapat menggunakan adjoint matriks, kita sebelimnya harus
memahami tentang minor, dan kofaktor
a. Jika elemen-elemen pada baris ke-I dank e-j dari matriks A berordo 3x3
dihapuskan maka didapat matriks baru berordo 2x2, dengan deteminannya
disebut minor. Misalkan matriks A berordo 3x3

( )
a 11 a12 a13
a 21 a22 a23
a 31 a32 a33
A=
Minor-minor dari matriks A adalah :
a a23 a a13
|M 11|=| 22 | |M 21|=| 12 |
a32 a33 a32 a33
a a23 a a13
|M 12|=| 21 | |M 22|=| 11 |
a31 a33 a31 a33
a a22 a a12
|M 13|=| 21 | |M 23|=| 11 |
a31 a33 a31 a32
b. Kofaktor x
y
Kofaktor dari baris ke-I dan kolom ke-j dinyatakan
i+ j
dengan Aij, yang ditentukan dengan rumus : Aij = (−1) |Mij|
c. adjoint
misalkan A = (aij) suatu matriks persegi berordo nxn dan Aij adalah

( )
A 11 A 21 ... An 1
A 12 A 22 ... An 2
. .. . .. ... .. .
A1 n A 2n ... A nn
kifaktor dari aij maka: Adjoint A = Adj A =
d. Determinan Mtriks berordo 3x3

( )
a 11 a12 a13
a 21 a22 a23
a 31 a32 a33
A=
b1
detA=
b2
|A|=a11 a22 a33 +a12 a23 a31+a13 a21 a32−a31 a22 a13−a32 a 23 11−a33 a21 a12
ba3

F. SISTEM PERSAMAAN LINEAR


 Sistem persamaan linear dengan dua variable
Diberikan sistem persamaan linear dua variable (SPLDV) sebagai berikut
A X B
SPLDV di atas dapat diselsaikan dengan car invers matriks, determinan
(aturan Cramer), dan metode operasi baris elementer.
1. Menyelsaikan SPLDV mnggunakan cara b1 invers matriks.
2. Menyelsaikan SPLDV menggunakan b2 determinan (Aturan
Cramer)
Didefinisikan determinan utama (D), yaitu determinan dari koefisien-
koefisien x dan y.
D= a11 a12
A21 a22
Didefinisikan determinan variable x (Dx), yaitu determinan yang
diperoleh dengan menggantikan koefisien-koefisien variable x dari
determinan utama dengan bilangan-bilangan di ruas kanan.
Dx= b1 a12
b2 a22
Didefinisikan determinan
a11 a12 x
a21 a22 y variabel y (Dy), yaitu
determinan yang diperoleh
dengan menggantikan koefisien-koefisien variabel y dari determinan
utama dengan bilangan-bilangan di ruas kanan.
Dy= a 11 b1
a 21 b2
Nilai x dan y ditentukan dengan rumus: x = Dx dan y =Dy.
D D
Banyaknya penyelsaian suatu SPL dapat dilihat dari nilai-nilai
determinannya.
1) Jika D ≠ 0maka SPL mempunyai satu penyelsaian.
2) Jika D = 0, Dx ≠0, dan Dy ≠ 0 maka SPL tidak mempunyai
penyelsaian.
3) Jika D = Dx = Dy = 0 maka SPL mempunyai tak berhingga
penyelsaian.
 Sistem persamaan linear dengan tiga variabel
Diberikan sistem persamaan linear dengan tiga variabel (SPLTV)
berikut.

a11x + a12y + a13z = b1


a21x + a22y + a23z = b2
a31x + a32y + a33z = b3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan :
Pada dasarnya matriks sendiri merupakan susunan elemen-elemen yang
berbentuk persegi panjang yang di atur dalam baris dan kolom dan di batasi sebuah
tanda kurung yang di sebut matriks.
DAFTAR PUSTAKA

 Twiet,whiet.2014.Makalah Matriks.
http://wiettwiet.blogspot.com/2014/05/makalah-matriks.html

Anda mungkin juga menyukai