Siksa kubur dalam islam diartikan sebagai penampakan sekaligus pelaksanaan siksaan
di alam kubur yang serupa dengan siksaan di neraka. Adanya siksa kubur disebutkan
oleh Allah dalam surah Al-Mu’min ayat 46
Pertama, hal ini untuk menutupi aib si mayit dan juga keluarga si mayit. Jika semasa
hidupnya si mayit tersebut memiliki kedudukan atau secara lahiriyah (yang tampak)
adalah orang shalih, namun ternyata manusia mengetahui bahwa dia diadzab dalam
kuburnya, tentu ini akan membuka aib si mayit tersebut di dunia. Demikian juga
keluarga si mayit akan dipermalukan dan dihinakan di hadapan masyarakat karena
ternyata salah satu anggota keluarganya diadzab di dalam kuburnya [2].
Ke dua, jika adzab kubur tersebut dinampakkan, maka tidak ada yang berani untuk
memakamkan saudaranya yang meninggal dunia. Hal ini sebagaimana sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ب ْالقَب ِْر
ِ ت هللاَ َأ ْن يُ ْس ِم َع ُك ْم ِم ْن َع َذا
ُ ْلَوْ اَل َأ ْن اَل تَدَافَنُوا لَ َدعَو
“Seandainya kalau bukan karena kalian saling memakamkan, maka aku ingin berdoa
kepada Allah untuk memperdengarkan kepada kalian adzab kubur yang aku
dengar.” [3]
Abu Abdillah Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan,”Para ulama kita menjelaskan
bahwa sesungguhnya jin dan manusia tidak mendengar adzab kubur adalah (karena)
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,’Seandainya kalau bukan karena kalian
saling memakamkan’ (al-hadits). Allah Ta’ala menyembunyikan (adzab kubur) dari
kita -sehingga kita bisa saling memakamkan- adalah karena hikmah dan kelembutan-
Nya. Hal ini disebabkan rasa takut yang meliputi manusia jika mendengarnya,
sehingga mereka tidak akan berani untuk mendekat ke pemakaman untuk
menguburkan (orang yang meninggal dunia). Manusia bisa jadi binasa jika
mendengarnya, karena mereka tidak memiliki kekuatan untuk mendengar adzab Allah
di alam dunia ini, karena lemahnya kekuatan mereka.” [4]
Ke tiga, sebagai ujian keimanan bagi manusia untuk beriman terhadap hal yang
ghaib. [5] Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
فاذا َشا َء هللا ُس ْب َحانَهُ َأن يطلع على َذلِك بعض عبيده اطلعه وغيبه عَن غَيره ِإ ْذ لَو طلع ْالعباد كلهم لزالت كلمة التَّ ْكلِيف
ص ِحي َح ْي ِن عَنهُ لَوْ اَل َأن اَل تدافنوا لَ َدعَوْ ت هللا َأن يسمعكم من َع َذاب ْالقَبْر َما ِ َواِإْل ي َمان بِ ْال َغ ْي
َّ ب َولما تدافن النَّاس َك َما فِي ال
َولما َكانَت هَ ِذه ْال ِح ْك َمة منفية فِي حق ْالبَهَاِئم َس ِمعت َذلِك وادركته َك َما حادت ب َرسُول هللا بغلته وكادت تلقيه لما مر.أسمع
بِمن يعذب فِي قَبره
Selesai disusun ba’da isya’, Masjid Nasuha Rotterdam NL, 30 Rabiul Awwal 1436
Beberapa dalil tersebut di antaranya adalah Al-Isra ayat 49, Al-Mu'min ayat 46, Qaf
ayat 3 dan 4, Al-Qiyamah ayat 3, dan An-Naziat ayat 11.
Surat Al isra ayat 49
€َوقَالُ ْٓوا َءاِ َذا ُكنَّا ِعظَا ًما َّو ُرفَاتًا َءاِنَّا لَ َم ْبعُوْ ثُوْ نَ َخ ْلقًا َج ِد ْي ًدا
Terjemahan
Dan mereka berkata, “Apabila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda
yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk
yang baru?”
Artinya: Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari
terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya
ke dalam azab yang sangat keras".
Surat Al Qaf ayat 3 dan 4
)3( د€ٌ َءاِ َذا ِم ْتنَا َو ُكنَّا تُ َرابًا ۚ ٰذلِكَ َرجْ ۢ ٌع بَ ِع ْي
Terjemahan
Apakah apabila kami telah mati dan sudah menjadi tanah (akan kembali lagi)?
Itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin.
)4( ٌقَ ْد َعلِ ْمنَا َما تَ ْنقُصُ ااْل َرْ ضُ ِم ْنهُ ْم ۚ َو ِع ْن َدنَا ِك ٰتبٌ َحفِيْظ
Terjemahan
Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang ditelan bumi dari (tubuh) mereka, sebab
pada Kami ada kitab (catatan) yang terpelihara baik
Terjemahan
Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang-belulangnya?
Artinya: Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang
yang hancur lumat?"