Anda di halaman 1dari 9

NUZULUL QUR’AN DAN KONDISINYA

(Ahmad Muhsin)

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Al Qur’an adalah sumber atau dasar utama hukum islam yang diturunkan kepada nabi
kita Muhammad SAW. Namun al Qur’an berbeda dengan kitab-kitab lainnya dalam segi
penurunan yang mana al Qur’an turun kepada nabi SAW dalam kurun waktu yang sangat lama
yaitu sekitar 23 tahun.

Dalam ilmu Ulumul Qur’an ada hal sangat penting yang mana hal ini melatar belakangi
ilmu ini dan bisa dikatakan berkaitan dengan segala ilmu ini, yaitu ilmu tentang turunnya al
Qur’an. Maka dari itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari ilmu ini.

Ayat yang melatarbelakangi turunnya al Qur’an adalah surat al Qadr ayat 1 yang
berbunyi

ۡ َ ۡ َ ۡ َ ُ َٰ َ ۡ َ َ ٓ َّ
‫ﵞ‬١ ِ‫ﵟإِنا أنزلنه فِي ليلةِ ٱلقدر‬

Artinya : “Sesungguhnya kami menurunkannya pada malam lailatul qadr”

Ayat ini sering diperingati oleh umat islam pada malam 17 Ramadhan sebagai malam
nuzulul qur’an yang diyakini merupakan malam yang penuh dengan keberkahan.

Dari beberapa hal ini penulis memilih judul makalah kali ini yang berjudul
“NUZULUL QUR’AN DAN KONDISINYA”

B. Perumusan masalahan
1. Apakah pengertian al Qur’an itu?
2. Bagaimana proses turunnya al Qur’an?
3. Apakah pengertian Nuzulul Qur’an?
4. Apa hikmah diturunkannya al Qur’an secara beransur-ansur?
Bab 2

Pembahasan

A. Pengertian Al Qur’an

Secara etimologi (Bahasa) al Qur’an berasal dari kata qiraah yang berarti
bacaan, yaitu bentuk Masdar dari kata qaraa. Sedangkan secara terminology sudah
banyak diberikan pengertian oleh para mufassir.

Salah satunya adalah menurut Ali Al Shobuni menyatakan bahwa al Qur’an


adalah firman Allah yang mu’jiz yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul,
diriwayatkan secara mutawattir, membacanya merupakan ibadah, diawali dengan surat
al Fatihah dan ditutup dengan surat an Nas.1

B. Apa itu wahyu


Wahyu secara etimologi/Bahasa berarti petunjuk yang diberikan dengan cepat.2
Cepat artinya dating secara langsung kedalam jiwa tanpa didahului jalan pikiran dan
tidak diketahui oleh seorangpun.
Jika dilihat dari definisi diatas makna – makna wahyu dapat berarti:
a. Ilham yang sudah merupakan fitrah bagi manusia, sebagaimana wahyu yang
diberikan kepada ibu nabi Musa As yang berbunyi:
(QS Al-Qasas ayat 7)
َ ۡ َ َ ُ ُ َ َٓۡ َ ََۡ
ِ ‫ﵟوأوحينا إِل ٰٓي أ ِم موس ٰٓى أن أ‬
‫ۡرضعِيهِِۖﵞ‬
Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan (ilhamkan) kepada ibu Nabi Musa
supaya menyusuinya.

b. Ilham yang merupakan gharizah/instink bagi binatang, sebagaimana petunjuk


yang diberikan kepada lebah:

ٗ ُُ َ ۡ َ َّ َ ۡ َّ َ َ ُّ َ َ ۡ َ َ
(QS 16:68)
‫ﵟوأوح َٰى ربك إِلي ٱلنح ِل أ ِن ٱتخِذِي مِن ٱل ِجبا ِل بيوتا ﵞ‬
Dan tuhanmu mewahyukan (memberi petunjuk) kepada lebah supaya
menjadikan gunung-gunung dan pohon-pohon itu sebagai tempat tinggal.

1
Al Tibyan fi ulum al Qur’an, Ali al Shobuni
2
Makalah Nuzulul Qur’an, Nurroqim dkk.
c. Suatu isyarat yang diberikan dengan cepat melalui tanda dan kode,
sebagaimana firman Allah kepada NAbi Zakaria:
(QS 19:11)

ٗ َ َ ٗ َ ۡ ُ ْ ُ َ َ ۡ ۡ َ ٰٓ َ ۡ َ َ َ ۡ ۡ َ َۡ ََ َ َ َ َ
ِ ‫ﵟفخرج عل َٰى قو ِمهِۦ مِن ٱل ِمحر‬
‫ﵞ‬١١ ‫اب فأوحى إِلي ِهم أن سبِحوا بكرة وعشِ يا‬
Maka ketika dia keluar dari mihrab untuk menemui kaumnya, Allah memberi
wahyu (petunjuk atau isyarat) kepada mereka supaya bertasbih diwaktu pagi
dan petang.

d. Godaan dan hiasan kejahatan yang dilakukan oleh setan pada diri manusia:

ُ ُ َ ُ ۡ ٓ َ ۡ َ ٰٓ َ َ ُ ُ َ َ َ َّ َّ َ
(QS 6:121)
‫جَٰدِلوك ۡمۖۡ ﵞ‬ ‫ﵟوِإن ٱلشيَٰ ِطين ليوحون إِلي أول ِيائ ِ ِهم ل ِي‬
Dan sesungguhnya setan-setan itu mewahyukan (membisikkan kejahatan atau
was-was) kepada kawan-kawan setia mereka.

e. Berupa perintah Allah kepada para malaikat-Nya:

ُ َ َ َ َ ٰٓ َ َ ۡ َ َ ُّ َ
َ ‫ك ۡم َف َثب ُتوا ْ ٱلَّذ‬
(QS 8:12)
ْ ۡ
‫ِين َء َام ُن ْۚواﵞ‬ ِ ‫ﵟإِذ يُوحِى ربك إِلي ٱلملئِكةِ أنِي مع‬
Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan atau memerintahkan kepada Malaikat
bahwa Aku bersamamu.3
Secara istilah wahyu difinisikan sebagai kalam Allah SWT yang
diturunkan kepada seorang nabi, definisi ini merupakan definisi yang
mengambil kata Masdar bermakna isim maf’ul.
C. Cara Penurunan Wahyu

Allah memberikan wahyu kepada para rasul Nya dalam dua cara; yang pertama
dengan cara langsung dan yang kedua dengan perantara malaikat Jibril.

a. Melalui perantara malaikat Jibril


Wahyu yang diturunkan dengan cara ini ada 2 macam
Pertama, Jibril menampakkan wujud aslinya.
Kedua, Jibril menyamar sebagai seorang laki-laki yang berjubah putih.
b. Tanpa perantaramalaikat
• Melalui mimpi yang benar
• Allah berbicara langsung

3
Ibid
Selain cara-cara ini ada beberapa cara lain seperti ada suara gemericik
lonceng.

D. Pengertian Nuzulul Qur’an


Nuzulul Qur’an artinya adalah turunnya al Qur’an. Turunnya al Qur’an yang
pertama kali biasa diperingati oleh umat islam sebagai malam Nuzulul Qur’an yang
biasanya dirayakan pada malam ke 17 Ramadan. Turunnya al Qur’an ini merupakan
awal mulanya muncul sariat islam sebagai penyempurna sariat-sariat sebelumnya.
Yang mana sebelum turunnya al Qur’an nabi Muhammad masih mengikuti sariat kakek
moyangnya yaitu sariat nabi Ibrahim AS.

E. Ayat yang pertama kali diturunkan


Menurut para Ulama Turunnya al Qur’an pertama kali yaitu pada tanggal tujuh
belas Ramadan setelah nabi Muhammad berusia 40 tahun.4
Ulama berbeda pendapat tentang surat yang pertamakali turun Sebagian
mengatakan surat al Alaq dan Sebagian mengatakan surat al Mudatsir Sebagian lagi
mengatakan surat al Fatihah, Imam suyuti mengtakan bahwasanya yang rajih adalah
pendapat pertama yang mana pendapat ini sudah mayhur dalilnya ada dalam hadis yang
Panjang yang diriwayatkan oleh banyak muhaddis tentang awal turunnya wahyu hadist
dari Aisyah Sebagian hadisnya adalah5

ٍ ‫ح أَ ْخ َب َرنَا ابْنُ َو ْه‬


‫ب‬ ٍ ‫س ْر‬
َ ‫ع ْم ِرو ب ِْن‬ ِ َّ ‫ع ْب ِد‬
َ ‫َّللا ب ِْن‬ َ ‫ع ْم ِرو ب ِْن‬ َّ ‫َحدَّثَنِي أَبُو‬
َ ُ‫الطاه ِِر أَحْ َمدُ بْن‬
‫ص َّلى‬
َ ِ ‫شةَ زَ ْو َج النَّ ِبي‬ َ ‫الز َبي ِْر أَ َّن‬
َ ِ‫عائ‬ ُّ ُ‫ع ْر َوة ُ بْن‬ ُ ‫ب قَا َل َحدَّثَنِي‬
ٍ ‫ع ْن اب ِْن ِش َها‬ ُ ُ‫قَا َل أَ ْخ َب َرنِي يُون‬
َ ‫س‬
‫سلَّ َم ِم ْن‬ َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ئ ِب ِه َر‬ َ ‫ت َكانَ أَ َّو ُل َما بُ ِد‬ ْ َ‫سلَّ َم أَ ْخ َب َرتْهُ أَنَّ َها قَال‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ
َ ُ‫َّللا‬
َ ‫ْح ث ُ َّم ُح ِب‬
‫ب ِإ َل ْي ِه‬ ِ ‫صب‬
ُّ ‫ق ال‬ ِ َ‫ت ِمثْ َل فَل‬ ْ ‫صا ِدقَةَ ِفي النَّ ْو ِم فَ َكانَ ََل َي َرى ُرؤْ َيا ِإ ََّل َجا َء‬ َّ ‫الرؤْ َيا ال‬ ُّ ِ ‫ْال َوحْ ي‬
‫ت ْال َع َد ِد قَ ْب َل أَ ْن َي ْر ِج َع ِإ َلى‬ ِ ‫ي أ ُ ْو ََل‬
َ ‫ث ِفي ِه َوه َُو الت َّ َعبُّدُ ال َّل َيا ِل‬ُ َّ‫َار ِح َراءٍ َيتَ َحن‬ ِ ‫ْالخ َََل ُء فَ َكانَ َي ْخلُو ِبغ‬
ٍ‫َار ِح َراء‬ ِ ‫أَ ْه ِل ِه َو َيتَزَ َّودُ ِل َذلِكَ ث ُ َّم َي ْر ِج ُع ِإلَى َخدِي َجةَ فَ َيتَزَ َّودُ ِل ِمثْ ِل َها َحتَّى فَ ِجئَهُ ْال َح ُّق َوه َُو ِفي غ‬
‫سلَنِي‬ َ ‫َطنِي َحتَّى بَلَ َغ ِمنِي ْال َج ْهدَ ث ُ َّم أَ ْر‬
َّ ‫ئ قَا َل فَأ َ َخذَنِي فَغ‬ٍ ‫ار‬ِ َ‫فَ َجا َءهُ ْال َملَكُ فَقَا َل ا ْق َرأْ قَا َل َما أَنَا بِق‬
‫سلَنِي‬َ ‫َطنِي الثَّانِيَةَ َحتَّى بَلَ َغ ِمنِي ْال َج ْهدَ ث ُ َّم أَ ْر‬
َّ ‫ئ قَا َل فَأ َ َخذَنِي فَغ‬ ٍ ‫ار‬ِ َ‫فَقَا َل ا ْق َرأْ قَا َل قُ ْلتُ َما أَنَا بِق‬
َ ‫َطنِي الثَّا ِلثَةَ َحتَّى بَلَ َغ ِمنِي ْال َج ْهدَ ث ُ َّم أَ ْر‬
{ ‫سلَنِي فَقَا َل‬ َّ ‫ئ فَأ َ َخذَنِي فَغ‬ ِ َ‫فَقَا َل أَ ْق َرأْ فَقُ ْلتُ َما أَنَا بِق‬
ٍ ‫ار‬

4
Al Tibyan,
5
Al Itqon
‫علَّ َم‬ َ ‫ق ا ْق َرأْ َو َربُّكَ ْاْل َ ْك َر ُم الَّذِي‬
َ ‫علَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬ ٍ َ‫عل‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬ ِ ْ َ‫ا ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّذِي َخلَقَ َخلَق‬
َ ‫اْل ْن‬
‫ف بَ َواد ُِرهُ َحتَّى دَ َخ َل‬ ُ ‫سلَّ َم ت َْر ُج‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم } فَ َر َج َع بِ َها َر‬ ِْ
َ ‫اْل ْن‬
6
َّ ُ‫ع ْنه‬
ُ‫الر ْوع‬ َ ‫علَى َخدِي َجةَ فَقَا َل زَ ِملُونِي زَ ِملُونِي فَزَ َّملُوهُ َحتَّى ذَه‬
َ ‫َب‬ َ
F. Ayat yang terakhir kali turun.
Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat, diantara pendapat yang paling kuat
adalah surat al Baqoroh ayat 281 yang mana dalam hadist Aisyah 9 hari sebelum
wafatnya nabi Muhammad SAW
َ َ ۡ َ ُ ۡ َ َ َ َّ ۡ َ ُّ ُ َّ ُ ُ َّ َ َ ُ ْ ُ َّ َ
‫ ﵞ‬٢٨١ ‫ت َوه ۡم لا ُيظل ُمون‬ ‫ﵟوٱتقوا يَ ۡو ٗما ت ۡر َج ُعون فِيهِ إِلي ٱّللِۖۡ ث َّم ت َوف َٰي كل نف ٖس ما كسب‬

Sedangkan ayat yang paling masyhur sebagai ayat terakhir turun adalah ayat 3 dari
surat Ali Imron yang turun pada haji wada’
ٗ َ َٰ َ ۡ ۡ ُ ُ َ ُ َ َ َ ۡ ۡ ُ َۡ َ ُ ۡ َ ََۡ ۡ ُ َ ۡ ُ َ ُ ۡ َ ۡ َ َ ۡ َۡ
‫ضيت لكم ٱل ِإسلم دِينا ْۚﵞ‬ ِ ‫ﵟٱليوم أكملت لكم دِينكم وأتممت عليكم ن ِعمتِى ور‬

Salah satu dalil mereka adalah dengan turunnya ayat ini maka disempurnakannya
hukum- hukum Allah atau agama Islam, bagaimana turun ayat sedangkan islam sudah
sempurna? Jawaban masalah ini adalah telah sempurna hukum hukum allah tapi tidak
menafikan turunnya ayat tentang peringatan yaitu surat al Baqoroh ayat 281 diatas.
G. Bagaimana diturunkannya al Qur’an
Al Qur’an menurut para ulama diturunkan dalam 3 tahapan:
1. Diturunkannya ke Lauhulmahfuz.
Pada tahapan ini adalah periode dituliskannya al Qur’an yang kemudian
diturunkan ke langit dunia, Allah berfirman dalam surat al Buruj
ُ ۡ َّ َ َّ ُ ُ ۡ
‫ ﵞ‬٢٢ ‫ فِي ل ۡو ٖح محفوظ‬٢١ ‫ﵟبَل ه َو ق ۡر َءان م ِجيد‬

2. Ke Bait al Izzah di langit dunia


Pada tahapan ini adalah dimana diturunkannya al Qur’an secara keseluruhan
pada malam lailatul Qodr ke langit dunia, bukti dalam al Qur’an dalam surat
al Dukhan ayat 1-3

َ ُ َّ ُ َّ َ َ َ ُّ َ ۡ َ ُ َ ۡ َ َ ٓ َّ ُ ۡ ‫ َوٱلۡك َِتَٰب ٱل‬١ ‫ﵟحم‬


ٓ
‫ ﵞ‬٣ ‫ إِنا أنزلنَٰه فِي ليلةٖ مبَٰركة إِنا كنا منذِرِين‬٢ ‫ين‬
ِ ِ ‫ب‬ ‫م‬ ِ

6
Sahih Muslim, Imam Muslim hadist nomor 231
Surat al Qadr ayat 1

َۡ َ َ ۡ َ َ ٓ َّ
‫ﵞ‬١ ِ‫نزل َنَٰ ُه فِي ل ۡيلةِ ٱلق ۡدر‬ ‫ﵟإِنا أ‬

Al Baqarah ayat185

َٰ ‫ت م َِن ٱل ۡ ُه َد‬ َ ‫اس َوبَي‬ ُ َۡ ُۡ


َّ ‫ان ُه ٗدى ل‬ َ ُ ٓ َّ َ َ َ َ ُ ۡ َ
‫ى‬ َٰ
ٖ ِ ‫ن‬ ِ ‫ِلن‬ ‫ء‬‫ر‬ ‫ق‬ ‫ٱل‬ ِ ‫ه‬‫ِي‬ ‫ف‬ ‫ل‬ ‫نز‬
ِ ‫ﵟشهر رمضان ٱلذِي أ‬
َ ۡ ُۡ َ
‫انﵞ‬
ِ ‫وٱلفرق‬

Ketiga ayat diatas menunjukkan bahwa al Qur’an diturunkan secara


serempak atau keseluruhan, dan pada malam yang merupakan malam yang
diberkahi yaitu malam Lailatul Qodr.7
Diantara salah satu alasan atau keistimewaan turunnya secara keseluruhan
adalah untuk memberi tahu penduduk langit dari langin pertama hingga
langit ketujuh bahwa ini adalah kitab terakhir yang diturunkan kepada akhir
para nabi yaitu nabi Muhammad SAW yang merupakan nabi untuk amat
yang paling mulia.8
3. Diturunkan secara beransur-ansur dari langit dunia kepada nabi Muhammad
SAW.
Pada tahap ini al Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad Saw secara
bertahap selama kurang lebih 23 tahun dari mulai diutusnya hingga
wafatnya nabi Muhammad SAW.
Dalil turunnya al Qur’an secara bertahap terdapat dalam surat al Isra ayat
106
ٗ َ ُ َ ۡ َّ َ َ ۡ ُ َ َ
‫ﵞ‬١٠٦ ‫نزيلا‬‫ت‬ ‫ه‬َٰ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ز‬‫ن‬ ‫و‬ ‫ث‬ ‫ك‬‫م‬ َٰ
‫ى‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫اس‬
ِ َّ ‫ﵟو ُق ۡر َء ٗانا فَ َر ۡق َنَٰ ُه ل َِت ۡق َرأَهُۥ عَلَى‬
‫ٱلن‬ َ
ِ ٖ

Al Furqon ayat 32

7
Al Tibyan fi Ulum al Qur’an
8
Al Itqon fi Ulum al Qur’an, Jalluddin al Suyuti
ُ َ ۡ ُ ۡ ۡ َ َ َ ُ َ ۡ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ َ َ
َ ‫ان ُجمۡلَ ٗة َوَٰح َِد ٗة ْۚ َك َذَٰل َِك ل ُِنثَب‬
‫ت بِهِۦ‬ ِ ‫ﵟوقال ٱلذِين كفروا لولا ن ِزل عليهِ ٱلقرء‬
ٗ َ ۡ َّ َ َُ
‫ ﵞ‬٣٢ ‫فؤاد َك ۖۡ َو َرتل َنَٰ ُه ت ۡرتِيلا‬

Kedua Ayat ini merupakan ayat yang turun karena orang yahudi mengolok
-olok nabi, mengapa tidak diturunkannya al Qur’an secara keseluruhan ?
maka Allah menurunkan ayat ini.
H. Apa perbedaannya dengan asbabun nuzul
Dari definisi diatas Nuzulul Qur’an adalah tentang bagaimana turunnya al
Qur’an dan dengan cara apa saja al Qur’an itu turun, apakah secara keseluruhan atau
bertahap dll, sedangkan Asbabun Nuzul adalah apa yang menyebabkan al Qur’an itu
turun, atau bisa dikatakan peristiwa yang menyebabkan al Qur’an itu turun.
Namun tidak dapat dipungkiri keduanya memiliki teterkaitan satu sama lain dan
memiliki peran yang sangat penting dalam mengetaui makna atau maksud dari ayat
yang diturunkan.
I. Apa hikmah dari Turunnya Qur’an Secara beransur
Dari turunnya al Qur’an yang merupakan firman Allah SWT yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa hikmah, diantara salah satu alasan
atau keistimewaan turunnya secara keseluruhan adalah untuk memberi tahu penduduk
langit dari langin pertama hingga langit ketujuh bahwa ini adalah kitab terakhir yang
diturunkan kepada akhir para nabi yaitu nabi Muhammad SAW yang merupakan nabi
untuk amat yang paling mulia.9
Adapun hikmah diturunkannya al Qur’an secara beransur – ansur adalah:
a. Untuk menetapkan hati nabi SAW dihadapan orang kafir quraisy yang
menyakiti nabi baik secara fisik maupun batin sebagaimana yang disebutkan
dalam surat al Furqon ayat 32 diatas.
b. Meringankan nabi SAW Ketika turunnya wahyu, karena al Qur’an
merupakan sesuatu yang berat dalam surat alHasyr ayat 21
َّ َ ۡ َ ۡ ٗ َ َ ُّ ٗ َٰ َ ُ َ ۡ َ َ َّ َ َ َٰ َ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ َٰ َ َ ۡ َ َ ۡ َ
‫ﵟلو أنزلنا هذا ٱلقرءان على جب ٖل لرأيتهۥ خشِ عا متصدِعا مِن خشيةِ ٱّللِْۚﵞ‬

9
Al Itqon fi Ulum al Qur’an, Jalluddin al Suyuti
Ayat ini menjelaskan bahwasanya turunnya qur’an dapat menghancurkan
gunung bagaimana dengan manusia.
c. Mengangsur hukum – hukum islam, kita ketahui jika seseoranglangsung
diberikan hukum yang begitu banyak maka sangat sulit atau[un mustahil
untuk menjalankannya.
d. Untuk menjelaskan kejadian yang terjadi saat itu, jika al Qur’an diturunkan
sekaligus mungkin para sahabat tidak tahu ayat ini diturunkan untuk siapa.10
J. Apa kontradiksi tentang nuzulul qur’an
Dalam islam tentu saja ada yang berusaha mencoreng dan merusak islam,
diantaranya adalah orang-orang yang menganggap bahwa al Qur’an adalah suatu yang
dibuat oleh nabi Muhammad SAW.
Hal ini bisa dijawab dengan beberapa jawaban, pertama beberapa ayat al Qur’an
menyalahkan perbuatan nabi, sebagaimana ayat pertama surat Abasa, maka tidak
mungkin nabi yang membuatnya.
Kedua, nabi merupakan seorang yang ummi yaitu orang yang tidak bisa menulis
ataupun membaca bagaimana bisa nabi membuat al Qur’an.
Ketiga, dalam al Qur’an ada sesuatu yang baru bisa diketahui saat ini, yang
mana tidak mungkin untuk mengetahuinya pada zaman dahulu sebelum teknologi untuk
mengetahuinya ditemukan. Dst.

Bab 3

Penutup
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sesuatu yang penting selain untuk
mengetahui Bagaimana al Qur’an itu diturunkan kita juga mengetahui perjuangan nabi
SAW dalam menerima al Qur’an yang mana hal tersebut merupakan hal yang sangat
berat dan penting bagi Rasulallah dalam menyebarkan ajaran agama Islam.

Ayat-ayat Al Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi


secara berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang ada. Surat-surat yang
diturunkanya pun tidak sama jumlah panjang dan pendeknya, terkadang diturunkan
sekaligus secara penuh dan terkadang sebagianya saja.

10
Al Tibyan
Dengan diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur banyak hikmah yang
akan diperoleh yaitu menetapkan hati Rasulullah, melemahkan lawan-lawannya,
mudah difahami dan dihafal, penyusunannya akan sesuai dengan lalulintas peristiwa
atau kejadian.

Daftar Pustaka
Al Tibyan fi ulum al Qur’an, Ali al Shobuni
Makalah Nuzulul Qur’an, Nurroqim dkk.
Sahih Muslim, Imam Muslim hadist nomor 231
Al Itqon fi Ulum al Qur’an, Jalluddin al Suyuti

Anda mungkin juga menyukai