A. Latar belakang
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi penyelesaian tugas
makalah “Pengantar Studi Al-Qur’an”. Penyusunan makalah mengacu kepada
beberapa materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dan kali ini akan dibahas
beberapa materi tentang “Wahyu Pertama”. Dalam sejarah nya ada beberapa
history perkembangan wahyu pertama dari awal mula turunnya wahyu hingga
dakwah nya nabi yang akan kami bahas dalam makalah kali ini. Materi ini
merupakan salah satu tema dari studi Al-Qur’an yang akan kita pelajari. Semoga
dengan sedikit materi ini akan memberikan pembelajaran kepada kita semua, dan
diharapkan bisa menjadi jendela edukasi tentang Studi Al-Qur’an kedepannya.
B. Rumusan Masalah
Dan terkait dengan latar belakang tersebut maka kami membuat beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu Fenomena Wahyu
2. Bagaimanakah Strategi Dakwah Nabi setalah menerima Wahyu
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui permasalahan seputar Wahyu Pertama
2. Mengetahui hal-hal terkait Dakwahnya Nabi Muhammad
1
PEMBAHASAN
1. Fenomena wahyu
a. Wahyu secara etimologi
1
Secara kebahasaan, wahyu memiliki beberapa arti yang berbeda-berbeda. Di
antaranya adalah: isyarat, tulisan, risalah, pesan, perkataan yang terselubung,
pemberitahuan secara rahasia, bergegas, setiap perkataan atau tulisan atau pesan
atau isyarat yang disampaikan kepada orang lain.
2.) Wahyu yang disampaikan melalui perantara malaikat Jibril alaihis salam.
Dengan cara inilah Al-Qur’an diturunkan. Ada dua cara penyampaian
wahyu oleh malaikat Jibril as kepada nabi Muhammad saw.
Pertama, wahyu datang kepada rasul dengan suara seperti dencingan lonceng
dan suara yang amat kuat yang mempengaruhi kesadaran, sehingga ia siap
menerima wahyu tersebut. Cara ini yang paling berat bagi Rasulullah saw.
2
إذا قضى هللا األمر في السماء ضربت المالئكة بأجنحتها خضعانًا لقوله
كالسلسلة على صفوان
Artinya:” Apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit, maka para
malaikat memukul-mukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman-
Nya, bagaikan gemercingnya mata rantai di atas batu-batu yang licin.”
(H.R. Bukhari)
2
Syaikh shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri,Sirah Nabawiyah,(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, cetakan ke-
37,2012),hlm.61
3
3
Begitulah Allah mengatur dan mempersiapkan kehidupan Muhammad saw,
untuk mengemban amanat yang besar, mengubah wajah dunia dan meluruskan
garis sejarah. Allah telah mengatur pengasingan ini selama 3 tahun bagi
Rasulullah saw sebelum membebaninya dengan risalah. Beliau pergi untuk
mengasingkan diri ini selama jangka waktu sebulan, dengan disertai ruh yang suci
sambil mengamati kegaiban yang tersembunyi dibalik alam nyata, hingga tiba
saatnya berhubungan dengan kegaiban itu tatkala Allah sudah
memperkenalkannya.
4
Maka tatkala sampailah masa dimana nabi di temui oleh Jibril sang pembawa
wahyu. selagi usia beliau genap berumur 40 tahun, suatu awal kematangan dan
ada yang berpendapat bahwa pada usia inilah para rasul di angkat menjadi rasul,
mulai tampak tanda-tanda nubuwiyah yang menyembul dari balik kehidupan pada
diri beliau. Diantara tanda-tanda itu adalah mimpi yang hakiki. Selama enam
bulan lebih mimpi-mimpi beliau itu menyerupai fajar subuh yang menyingsing.
4
Syaikh shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri,Sirah Nabawiyah,(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, cetakan ke-
37,2012),hlm.62
5
Syaikh shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri,Sirah Nabawiyah,(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, cetakan ke-
37,2012),hlm.61
6
Ada perbedaan pendapat yang cukup tajam antara para pakar sejarah dalam menetapkan awal bulan saat beliau
menerima wahyu tersebut. Di antara mereka lebih banyak yang menetapkannya bulan rabi’ul awal. Adabulan
Ramadhan dan ada pula bulan Rajab, disini kami mengambil pendapat pada bulan Ramadhan karena berdasar
pada dalil(Q.S.Al-Baqarah:185)
7
Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid,fiqih sirah,(Jakarta:Darus Sunnah Press,2009)hlm 117.
Baca juga Ahmad Bahjat,Sejarah nabi-nabi allah,(Cairo:PT Lentera Basritama,cetakan ke-21 1995)495-496
4
melepaskannya lagi dan berkata, “Bacalah” kemudian dia memelukku umtukyang
ketiga kalinya,lalu melepaskannya, dan berkata, “Bacalah dengan nama Rabb-Mu
yang telah menciptakan manusia dari ‘alaq (dari segumpal darah yang
menempel), bacalah dengan nama Rabb-Mu yang mahamulia.
8
Kemudian Rasulullah saw kembali dalam keadaan hatinya takut. Lalu beliau
masuk kerumahnya menemui Khadijah binti Khuwalid ra. Dia berkata, “selimuti
aku, selimuti aku.” Khadijah menyelimutinya hingga rasa takutnya hilang.
Rasulullah saw berkata kepada Khadijah setelah memberitahukannya
masalahnya, “Saya takut pada diri saya.” Khadijah berkata, “Demi Allah, Dia
tidak akan menghinakanmu selamanya, karena kamu adalah orang yang suka
menyambung hubungan silaturahim, membanatu orang lain memberi orang yang
tidak punya, memuliakan tamu, membantu orang-orang yang tertimpa musibah.
Khadijah akhirnya membawanya menemui Waraqah bin Naufal bin Asad Abdul
Uzza(anak paman dari Khadijah), seorang penganut agama Nasrani pada zaman
jahiliyah. Pada waktu itu usia nya telah lanjut dan matanya sudah buta. Khadijah
berkata kepadanya, “ Wahai anak pamanku dengar kanlah perkataan dari anak
saudaramu,” Waraqah bertanya, “Wahai anak saudaraku, apa yang telah kamu
lihat?”. Nabi memberitahukannya apa yang telah di alami nya . lalu Waraqah
berkata, “ Imilah Namus(Jibril) yang Allah turunkan pada Musa, Alangkah
indahnya apabila saya masih muda. Andai saja saya hidup saat kaummu
mengeluarkan kamu dari kampung halamanmu.”
9
Nabi bertanya, “Apakah mereka akan mengeluarkan saya dari kampung
saya?” Waraqah berkata, “Benar, tidak ada orang yang membawa seperti apa
yang kamu bawa, kecuali orang tersebut akan dimusuhi. Saya berjanji seandainya
saya mendapatkan harimu itu, maka saya akan menolongmu dengan pertolongan
yang maksimal”. Tidak lama kemudian Waraqah meninggal dan wahyu
mengalami kemandekan.
10
Kemudian setelah peristiwa itu terjadi jelaslah bahwa Muhammad adalah
seorang nabi, dan setelah mengalami kemandekan kemudian jibril turunlah untuk
yang kedua kalinya “Tatkala nabi berjalan tiba-tiba mendengar suara dari langit.
Akhirnya saya melihat ke atas, ternyata malaikat yang telah mendatanginya di
gua Hira sedang duduk dia atas kursi antara langit dan bumi, nabi takut dan
kembali kerumah sambil berkata, “Selimuti aku, Selamati aku” kemudian Allah
menurunkan ayat, ( ْ ِذرMفََأ ْن قُ ْم, َّدثِّ ُرMا ْال ُمMMَا َأيُّهMMَ)ي hingga firman allah (ْ ِذرMفََأ ْن )قُ ْم.
Kemudian turunlah ayat berturut-turut setelah itu.” Dan setelah turun ayat mudatsir ini
maka jelaslah bahwa nabi adalah seorang Rasul sekaligus Pemimpin umat.
2. Strategi Dakwah Nabi
a. Dakwah Sirriyyah(Rahasia, Sembunyi-sembunyi)
8
Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid,fiqih sirah,(Jakarta:Darus Sunnah Press,2009),117-118.
9
Shahih Al-Bukhari bersama Al-Fathu, 1/23.
10
Shahih Al-Bukhari terbit bersama Al-Fathu,1/27, kitab Bad Al-Wahyi.
5
Rasulullah mengawali dakwahnya dengan rahasia. Awal beliau menyampaikan
rahasia itu tentunya kepada orang yang paling dekat dengannnya dari keluarganya
da teman-teman dekatnya. Selain itu, kepada orang yang diharapkan darinya
kebaikan melalui pertimbangan dan cara memilih orang yang bisa dijadian
sebagai teman berkomunikasi, hingga muncullah orang-orang untuk memenuhi
panggilan itu.
Yang paling utama diantaranya adalah;
Khadijah binti Khuwalid ra
Waraqah bin Naufal ra. Rasulullah saw berkata, “Jangan ada orang yang
mencemooh Waraqah bin Naufal, karena saya telah melihat sebuah surga
atau dua buah surga untuknya.”11
Abu Bakar As-Shiddiq ra.
Ali bin Abi Thalib ra. (dari kalangan anak-anak).
Zaid bin Haritsah pelayan Rasulullah saw.
Syaikh Muhammad bin Utsaimin berkata, “Oleh karena itu, kami katakan bahwa
yang paling pertama masuk islam dari kalangan laki-laki adalah Waraqah bin Naufal dan
dari kalangan perempuan adalah Khadijah istri nabi sendiri.” 12
Mereka adalah para generasi awal yang gesit melakukan dakwah dengan rahasia,
sehingga melalui tangan Abu Bakar, banyak sekali dari kalangan sahabat telah
masuk islam, Abu Bakar As-Shiddiq adalah manusia pertama yang mengajak ke
jalan dakwah dari umat nabi Muhammad saw.13Mereka semua adalah orang yang
dijamin nabi akan masuk surga nya allah diakhir kelak.
b. Dakwah Jahriyyah(Terang-terangan)
Kurang lebih selama 3 tahun, masa dakwah rahasia dan perorangan berlalu,
dalam masa itulah terkumpul kelompok orang-orang beriman yang memenuhi
seruan dakwah Rasulullah saw. Kemudian setelah itu turunlah perintah untuk
berdakwah secara terang-terangan dan diperintahkan bahwa beliau adalah nabi
yang di utus Allah. Walaupun demikian beliau tetap merahasiakan nama-nama
sahabat-sahabatnya, Semua itu dirahasiakan nya demi menjaga keamanan mereka
dari siksaan orang-orang kafir.
11
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak, 2/609 Adz-Dzahabi setuju dan menshahihkannya.
Lihat Al-Albani, Shahih Al-Jami’ nomor 7197. Dan lihat Silsilah Hadis Shahih, nomor 405, dia berkata, ‘Hadits
shahih’.
12
Syaikh Muhammad bin Utsaimin, Syarakh Akidah Al-Wasithiyyah, 2/280.
13
Ibnu Taimiyah, Minhaj As-Sunnah 5/21.
6
binti Muhammad, Wahai Shafiah binti Abdul Muthalib, wahai Bani Abdul
Muthalib, saya tidak bisa menyelamatkan kalian dari azab Allah swt, dan
mintalah kalau kalian inginkan apa saja dari harta saya14.’ “
Ibnul Qayyim ra, berkata, “Rasulullah saw berdakwah secara rahasia selama
tiga tahun, kemudian diturunkan kepadanya:
Oleh karena itu, beliau mengumumkan dakwahnya dan pada saat itu, kaum
nya pula yang memulai perlawanan dan permusuhan secara terang-terangan, dan
rintangan serta tantangan semakin bertambah atsanya dan atas nama umat islam15
Setelah mereka merasa tuhan mereka sedang di cemooh dan disinggung, lalu
mereka memberikan tanggapan,”Al-Utaqi berkata” “itu terjadi pada tahun ke-4
setelah tuhan mereka mulai disingung dan di cemooh, mereka kemudian
mempermasalahkannya dan melakukan pembelaan. Mereka sepakat untuk
memusuhi dan melawan nabi.
Paman Rasulullah saw tampil melakukan pembelaan terhadap beliau, hingga
Rasulullah saw bebas melakukan dakwah tanpa ada yang menghalanginya.
Namun setelah mereka melihat bahwa Rasul telah bebas melakukan dakwahnya
14
Imam Muslim,Kitab shahihnya, 1/192 nomor 350.
15
Ibnul Qayyim, Zad Al-Ma’ad, 1/68
7
yang menurut mereka berorientasi penghinaan dan pelecahan terhadap tuhan
mereka, sementara Abu Thalib membelanya dengan maksimal, maka mereka
akhirnya menemui Abu Thalib.16
17
Mereka berkata, “Wahai Abu Thalib, sesungguhnya anak saudaramu telah
menghina tuhan-tuhan kam. Dia mencemooh agama kami. Dia menganggap kami
tidak berakal dan menganggap nenek moyang kami sesat. Oleh karena itu, kami
mohon agar engkau menghentikanya atau biarkan kami menghadapinya sesuai
dengan kebijakan kami. Karena kamu juga berada pada pihak kami dan juga tidak
mengikuti ajarannya, maka biarkanlah kami membebaskanmu dari perbedaanya.”
Abu Thalib menjawab permintaan mereka dengan baik dan dengan kata-kata
yang lembut, hingga akhirnya mereka meninggalkan Abu Thalib.
16
Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid,fiqih sirah,(Jakarta:Darus Sunnah Press,2009),hlm.151-152
17
Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid,fiqih sirah,(Jakarta:Darus Sunnah Press,2009),hlm.152
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Zaid,Fikih Sirah.Jakarta:Darus Sunnah Press,2009.
2. Ma’rifat,M. Hadi,Sejarah Al-Qur’an,Jakarta:Al-Huda,2007
3. Al-Mubarakfuri,Shafiyyurrahman,Sirah Nabawiyah,Jakarta:Pustaka Al-
Kautsar,2012
4 Negara,M.Abduh,”Cara Turunnya Wahyu Allah Kepada Para Rasul”, dalam
Tsaqafah Jurnal Kajian ‘Ulumul Qur’an,17 November 2015