Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

CARA NABI MUHAMMAD SAW MENERIMA AL-QUR’AN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik penulisan karya ilmiah

Dosen pengampu

Robinsah ,Sos.I

Oleh :

ABDUL RAHMAN

NIM : 2022310013

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUKMAN AL-HAKIM

SURABAYA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullah, kita ucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat,taufiq serta hidayah-Nya kepada kita
semua. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari
zaman jahiliah menuju zaman islamiah dan semoga kita akan
mendapatkan syafaatnya diakhir kelak.

Dengan pertolongan dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah


ini dengan baik. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih
kepada :

1. Ustadz Robinsah,Sos.I selaku dosen pengampu mata kuliah ini


yang memberi kami tugas sehingga kami dapat menambah
pengetahuan sesuai bidang ini.
2. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran


dari semua pihak yanag bersifat membangun demi lebih
sempurnanya makalah yang akan datang.

SURABAYA,29 DESEMBER 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang....................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi wahyu………………………………………………………

B. Cara wahyu allah turun kepada Rasul………………………………

C. Penyampaian wahyu oleh malaikat kepada Rasul……………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................

B. Saran......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang
Al-Qur’annul karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan
mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia
diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad untuk
mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang
terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah
menyampaikan Qur’an itu kepada para sahabatnya, orang-orang
Arab asli sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri
mereka.
Al-Qur’an merupakan Kalaamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat yang berfungsi sebagai
Huudan atau petunjuk bagi umat manusia. Secara definitif, ulama
ahli Al-Qur’an memiliki paradigma yang berbeda dalam
memberikan definisi mengenai Al-Quran, sebagian ulama
berpendapat bahwa kata “Al-Qur’an” tergolong kedalam isim
Musytaq, namun ada pula yang berpendapat bahwa “Al-Qur’an”
merupakan Isim Ghair Musytaq atau Isim ‘Alam. Adapun dalam
terminologinya, Al-Qur’an dimaknai sebagai “Firman Allah swt
yang disampaikan oleh Malaikat Jibril dengan redaksi langsung
dari Allah swt kepada Nabi Muhammad saw dan yang diterima
oleh umat Islam dari generasi ke generasi tanpa mengalami
perubahan” . Al-Qur’an diturunkan oleh Allah melalui malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad saw secara berangsur-angsur
selama kurang lebih 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Dimulai dari 17
Ramadhan sampai dengan 9 Dzulhijjah tahun 63 dari kelahiran
nabi Muhammad saw atau tahun 10 H tepatnya pasca haji
Wada’Rasulullah saw.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa definisi dari Wahyu?
2. Bagaimana cara Wahyu Allah turun kepada para Rasul?
3. Bagaimana cara penyampaian Wahyu oleh Malaikat kepada
Rasul?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu definisi dari Wahyu.
2. Untuk mengetahui cara Wahyu Allah turun kepada Rasul.
3. Untuk mengetahui cara penyampaian Wahyu Allah oleh
Malaikat kepada Rasul.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Wahyu
Wahyu adalah isyarat yang cepat. Itu terjadi melalui
pembicaraan yang berupa rumus dan lambang, terkadang
melalui suara semata.dan ada yang melalui isyarat dengan
sebagian anggota badan.1
Al-wahy atau Wahyu adalah kata masdar (infinitif) dan
kata iyu menunjukkan dua pengertian dasar yaitu
tersembunyi dan cepat. Oleh sebab itu dikatakan bahwa
wahyu adalah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat
yang khusus ditunjukkan kepada orang yang diberitahu
tanpa diketahui orang lain. Selain itu ada juga yang
menyebut al-muha yaitu pengertian isim maf’ul yang
diwahyukan. Pengertian wahyu dalam bahasa meliputi:
1. Ilham sebagai bawaan dasar manusia.
2. Ilham yang berupa naluri pada binatang.
3. Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode.

4. Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang


buruk kelihatan indah dalam diri manusia.
5. Apa yang disampaikan Allah kepada para malaikatnya
berupa suatu perintah untuk dikerjakan.2
1
Drs. Mudzakir AS., Mabahits fi Ulumil Qur’an oleh Manna’ Khalil al-Qattan
(Bogor,Litera AntarNusa,2016) hlm.34
2
Drs. Mudzakir AS., Mabahits fi Ulumil Qur’an oleh Manna’ Khalil al-Qattan
(Bogor,Litera,AntarNusa,2016) hlm.35-36
B. Cara wahyu Allah turun kepada Rasul
Allah memberikan wahyu kepada para Rasul-nya ada yang
melalui perantara dan ada yang tidak melalui perantara.
- Yang pertama: melalui Jibril, malaikat pembawa wahyu.
- Yang kedua: tanpa melalui perantara, diantaranya ialah:
mimpi yang benar dalam tidur.
a. Mimpi yang benar dalam tidur
“dari Aisyah ra, dia berkata: sesungguhnya apa yang
mula-mula terjadi bagi Rasulullah SAW adalah mimpi
yang benar di waktu tidur. Beliau tidaklah melihat
mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya
pagi hari.” 3
Hal itu merupakan persiapan bagi Rasulullah untuk
menerima wahyu dalam keadaan sadar, tidak tidur.
Dalam Al-qur’an wahyu diturunkan Ketika beliau
dalam keadaan sadar, kecuali bagi orang yang
mendakwahkan bahwa surat al-kaustsar diturunkan
melalui mimpi, karena adanya satu hadits mengenai
hal itu. Dalam Salih Muslim, dari Anas ra berkata:
“Ketika Rasulullah pada suatu hari berada diantara
kami di dalam masjid, tiba-tiba ia mendengkur, lalu
mengangkat kepala beliau dalam keadaan tersenyum.
Aku bertanya kepadanya: “apa yang menyebabkan
engkau tersenyum wahai Rasulullah?” ia menjawab:
“tadi telah turun kepadaku sebuah surah. Lalu ia
membacakan: “bismillahir-rahmanir-rahim, inna
3
Muttafaq álih
a’thainakal kautsar, fasholli lirabbika wanhar, inna
syani’ka huwal abtar.” Mungkin dalam keadaan
mendengkur ini adalah keadaan yang dialaminya
ketika wahyu turun. Diantara alasan yang
menunjukkan bahwa mimpi yang benar bagi para
Nabi adalah wahyu yang wajib diikuti. Ialah mimpi
Nabi Ibrahim agar menyembelih anaknya,Ismail. Ini
telah dijelaskan dalam Q.S as-saffat/37:101-102.

B. Ialah kalam ilahi dari balik tabir tanpa melalui


perantara.

Demikian menurut pendapat yang sah, Allah telah


berbicara langsung kepada Rasul kita Muhammad
SAW pada malam isra’ dan mikraj.4

C. Penyampaian wahyu oleh malaikat kepada Rasul

4
Drs. Mudzaki AS., Mabahits fi Ulumil Qur’an oleh Manna’ Khalil al-
Qattan(Bogor,Litera,AntarNusa,2016) hlm.42-45
Ada dua acara penyampaian wahyu oleh malaikat kepada
Rasul:
1. Suara dencingan lonceng
Cara ini paling berat buat Rasulullah. Apabila wahyu
yang turun kepada Rasulullah SAW dengan cara ini,
maka ia mengumpulkan
segala kekuatan kesadarannya untuk menerima,
menghafal dan memahaminya. Dan suara itu adalah suara
kepakan sayap-sayap para malaikat, seperti dalam hadits:
“Apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit,
maka para malaikat memukul-mukulkan sayapnya karena
tunduk kepada firman-nya bagaikan gemercingnya mata
rantai di atas batu-batu yang licin.” 5

2. Malaikat menyerupai laki-laki dalam bentuk manusia


Malaikat yang menyampaikan wahyu Allah ini
menyerupai seorang pria. Tidak ada bedanya dengan
seorang manusia. Sehinggah Nabi Muhammad sendiri
terkecoh. Para sahabat pernah melihatnya akan tetapi,
para sahabat tidak tau jika orang yang ia temui adalah
seorang malaikat. Yang sangat ganteng dan rupawan,
dalam sejarah tercatat bahwa malaikat itu menyerupai
Dahyah al-Kalby. 6
Keadaan Jibril menampakkan diri seperti seorang laki-
laki itu tidak mengharuskan ia melepaskan sifat
kerohaniannya. Dan tidak pula bahwa dzatnya telah
5
Hadits bukhari.
6
https://askafi.org/cara-cara-nabi-muhammad-saw-menerima-wahyu/
berubah menjadi seorang laki-laki. Tetapi yanag
dimaksud adalah dia menampakkan diri dalam bentuk
manusia untuk menyenangkan Rasulullah sebagai
menusia. Yang pasti tidak seperti keadaan pertama turun
wahyu dengan dencingan lonceng yang tidak
menyenangkan karena keadaan itu menuntut ketinggian
rohani dari Rasulullah yang seimbang dengan tingkat
kerohanian malaikat. Kata Ibnu Khaldun: “dalam
keadaan yang pertama Rasulullah menjelaskan kodratnya
sebagai manusia yang bersifat jasmani untuk
berhubungan dengan malaikat ynag rohani sifatnya.
Sedangkan dalam keadaan sebaliknya, malaikat berubah
dari yang rohani semata menjadi manusia jasmani.”7

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

7
Drs. Mudzaki AS., Mabahits fi Ulumil Qur’an oleh Manna’ Khalil al-
Qattan(Bogor,Litera,AntarNusa,2016) hlm.47
Qur’an merupakan wahyu Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk
menjadi pedoman hidup umat islam. Banyak riwayat
yang menjelaskan bahwa wahyu yang diterima oleh
Rasulullah seperti ayat-ayat al-Qur’an mayoritas
diterima melalui perantara malaikatnya. Dan sebagian
dengan cara penyampaian langsung dari Allah tanpa
melalui perantara, memiliki pengaruh yanag sangat
besar bagi beliau.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan
dalam tulisan makalah ini. Kami harapkan kepada
semua pihak memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk tugas yang akan
mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Mudzakir AS. Mabahits fi Ulumil Qur’an, oleh Manna’


Khalil al-Qattan, cetakan ke -3, tahun 1937,
diterbitkan oleh Masyurat al-asr al-hadits.
https://askafi.org/cara-cara-nabi-muhammad-saw-menerima-
wahyu/

Anda mungkin juga menyukai