I'JAZUL QUR'AN
MAKALAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : ULUMUL QUR’AN
Dosen Pengampu : Bpk Abu Ubaidah, MA
Disusun oleh :
1. FASICHATUL MAOLA
2. ISKANDAR DINATA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul penulisan i'jazul
qur'an ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bpk
Abu Ubaidah, MA pada bidang studi Ulumul Quran. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang dan Penulisan I’jazul qur’an bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
A. Simpulan ………………………………………………...10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mukjizat itu adalah hanya diberikan oleh Allah kepada para Nabi atau Rasul Allah
untuk menumbangkan kepercayaan manusia yang telah mempertuhankan selain Allah
SWT. Sebagai contoh tentang mukjizat Nabi Ibrahim AS. Ketika itu kaum Ibrahim adalah
orang-orang yang menyucikan berhala dan menjadikan berhala tu sebagai sesembahan.
Sewaktu mereka akan membakar Nabi Ibrahim, terlebih dahulu mereka menghadap dan
menyembah berhala itu dengan khidmat. Mereka mohon restu untuk melemparkan Ibrahim
ke tengah-tengah kobaran api. Namun ketika itu mukjizat yang dibawa Nabi Ibrahim
memperlihatkan keunggulannya, maka api pun tak mampu membakar kulit Ibrahim.
Dengan mukjizat ini, api menjadi berubah sifatnya yakni berubah menjadi dingin.
Dalam hal ini, mukjizat yang ada pada Nabi Muhammad SAW berupa Al-Qur’an jelas
berbeda dengan mukjizat para Rasul sebelumnya. I’jazul Qur’an (kemukjizatan Al-Qur’an)
melebihi segalanya dibanding dengan apa yang sedang mereka banggakan. Dan keutamaan
mukjizat Al-Qur’an ini bukan hanya di tunjukan kepada bangsa arab, namun Al-Qur’an
dengan keutamaan mukjizatnya itu diperuntukkan kepada seluruh alam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian I’jazul Al-Qur’an?
2. Apa pendapat ulama tentang I’jazul Al- Qur’an?
3. Seberapa besar kadar kemukjizatan Al-Qur’an?
4. Apa saja aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian I’jazul Al-Qur’an
2. Untuk mengetahui pendapat para ulama mebgenai I’jazul Al-Qur’an
3. Untuk mengetahui kadar I’jazul Al-Qur’an
4. Untuk mengetahui aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian I’jazul Al-Qur’an
I’jaz berarti lemah , nama ini dipakai untuk mengakui kelemahan dalam
memperbuat sesuatu. Lawan dari kuasa. Yang dimaksud dengan I’jaz disini adalah
menyatakan kebenaran nabi itu dalam segi dakwah kerasulannya itu dan menyatakan
kelemahan orang arab untuk menentangnya. [1] Mukjizat artinya sesuatu yang luar biasa,
yang ajaib atau yang menakjubkan. Sedangkan menurut istilah mukjizat ialah sesuatu yang
bernilai sangat tinggi dan bisa mengngungguli seluruh masalah yang berkembang,
disamping kedatangannya mukjizat memang sedang dinanti oleh kaum.[2]
Sebagian mukjizat bani israil adalah bersifat kehalusan batiniah (non-indrawi). Hal
ini karena kebodohan mereka dan sedikit ketajaman pandangan mereka. Sedang sebagian
mukjizat umat ini (umat nabi Muhammad SAW) yaitu berupa ketajaman akal. Karena
kelebihan kecerdasan mereka dan kesempurnaan mereka sebab tuntutan syari’at ini berlaku
sepanjang masa hingga akhir zaman atau kiamat.
Terjadi mu’jizat akal itu selalu dikhususkan kepada orang-orang yang memiliki
ketajaman pandangan sebagai mana disabdakan oleh nabi:
مامن النبياء نبي اال اعطي ما مثله ا من عليه البشر و انما كان الذي اوتيته و حيا اوحاه هللا الي فا رجو ان اكون اكثر هم
تابعا
( اخرجه اللبخارى )
Artinya: “Tidak ada diantara para nabi kecuali ada seorang nabi yang dapat dipercaya
manusia, sedangkan aku( nabi Muhammad SAW) telah diberi wahyu dari Allah SWT dan
aku berharap agar sebagian besar mereka menjadi pengikutku”. (H.R. Bukhari)
Sebagian riwayat mngatakan bahwa mukjizat para nabi itu berlaku hanya pada masa
hidupnya para nabi itu, yang disaksikan oleh orang-orang hidup pada waktu itu. Sedangkan
Al-Qur’an, kemukjizatannya terus berlangsung hingga hari kiamat.[3]
Tujuan I’jazul Qur’an:
1. Untuk membuktikan kerasulan nabi Muhammad SAW
2. Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al-Qur’an benar-benar merupakan wahyu dari
Allah.
3. Untuk menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasa manusia.
6
)13ƒ:قل فآ توا بعشرسور بمثله مفتريت وادعوا من استطعتم من دون هللا ان اكنتم صدقين(هود ط ام يقولون افتريه
Artinya: “Bahkan mereka mengatakan Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu.
Katakanlah, (kalaau demikian), maka datangkanlah 10 surat yang dibuat-buat untuk
menyamainya, dan panggilah orang-orang yang kamu anggap sanggup( memanggilnya)
selain Allah, jika kamu memang orang yang benar”.
c. Mendatangkan satu surat
)38:ام يقولون افترىه قل فأتو بسورة مثله وادعوا من استطعتم مندون هللا انكنتم صدقين(يونس
Artinya: “atau (patutkah) mereka mengatakan “Muhammad membuat-buatnya”
katakanlah “(kalau benar yang kamu katakana itu ), maka cobalah datangkan sebuah
surat seumpamanya dan panggilah siapa-siapa yang dapat kamu panggil(untuk membuat-
buatnya) selain Allah, jika kamu orang- orang yang benar”.[6]
Memang banyak diantara pemimpin-pemimpin dan ahli sastra Arab yang mencoba dan
meniru Al-Qur’an bahkan kadang-kadang ada yang mendakwahkan dirinya menjadi nabi
seperti Musailamah Al-Kazzab, Thulaikhah, Habalah Bin Ka’ab dan lain-lain. Tapi mereka
itu semua menemui kegagalan, bahkan mendapat cemooh dan hinaan dari masyarakat.
Semua ini menunjukkan bahwa Al-Qur’
C. Aspek- Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an
1. Bentuk I’jaz bahasa Al-qur’an
Orang yang mempelajari gaya bahasa Al-Qur’an akan menemukan rahasia-rahasia I’jaz
bahasa aAl-Qur’an seperti dalam hal-hal berikut:
a. System bunyi indah yang ditimbulkan oleh ketukan huruf-huruf Al-Qur’an hingga
terdengar keserasian suara harakat, sukun, mad(panjang), ghunnah(dengung), dan bunyi
rima pada ujung-ujung ayat.
b. Lafadh-lafadhnya memberikan makna secara penuh sesuai pada tempatnya tanpa dikurangi
atau dilebihkan
c. Peragaman gaya bicara yang sesuai dengan segala tingkat pemahaman manusia. “dan
sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang
menganmbil pelajaran?” (QS.AL-Qomar:54)
d. Meyakinkan akal dan menyentuh emosi secara berimbang.
2. Bentuk I’jaz Al-Qur’an dalam bidang ilmu pengetahuan
a. Mendorong untuk mendalami ilmu pengetahuan dan melakukan penelitian yang terus
meberus untuk mengungkap rahasia-rahasia alam semesta
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kitab-kitab Allah itu merupakan mu’jizat yang abadi. Kemampuan otak manusia
berfikir tidak sanggup memikirkan mu,jizat itu, apalagi akan mengatasinya. Sekalipun ilmu
pengetahuan orang sekarang ini melonjak tinggi. Hadits tentang I’jaz Al-Qur’an itu dari
segala segi, juga dari sudut yang lain. Belum dapat menyingkapkan rahasia I,jaz itu
sepanjang masa. Al-Qur’an itu dari segi kesempurnaanyya, bentuk kalimat tentang
peraturan alam semesta ini yang telah diselidiki oleh ulama-ulama dari segala pihak.
Mereka telah melakukan pembahasan dan diskusi. Penyelidikan itu selalu mereka
perbaharui disamping berpijak diatas dasar yang lama.
10