Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGERTIAN MUKJIZAT

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah I’jazul Qur’an

Disusun Oleh :
Alvin Maulana

DosenPengampu :
Latifah Muawanah, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN AN – NUR


LEMPUING OGAN KOMERING ILIR
SUMATERA SELATAN
2019
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-

Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam

atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul “Pengertian

Mukjizat”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya

kepada mereka. Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua

ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih

baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa

kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak

disadari oleh penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar

makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penulisan 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mukjizat 7

B. Pengertian Mukjizat Menurut Para Ulama 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu objek penting lainnya dalam kajian ‘Ulum Al-Qur’an adalah perbincangan

mengenai mukjizat.Persoalan mukjizat, terutama mukjizat Al-Qur’an, sempat menyeret para

teolog klasik dalam perdebatan yang berkepanjangan. Dengan perantara mukjizat, Allah

mengingatkan manusia bahwa para rasul adalah utusan yang mendapat dukungan dan bantuan

dari langit. Mukjizat yang telah diberikan kepada para nabi mempunyai fungsi yang sama,

yaitu untuk memainkan peranannya dalam mengatasi kepandaian kaumnya, disamping

membuktikan bahwa kekuasaan Allah itu diatas segala-galanya.

Suatu umat yang tinggi pengetahuannya dalam ilmu kedokteran, misalnya, tidak wajar

dituntun dan diarahkan dengan mukjizat dalam ilmu tata bahasa. Begitu pula sebaliknya.

Tuntunan dan pengarahan yang ditujukan kepada suatu umat harus berkaitan dengan yang

mereka ketahui. Tujuannya adalah tuntunan dan pengarahan Allah itu bermakna. Disitulah,

letak nilai mukjizat yang telah diberikan kepada nabi.1

Setiap nabi yang diutus Allah selalu dibekali mukjizat. Diantara fungsi mukjizat

adalah meyakinkan manusia yang ragu dan tidak percaya terhadap apa yang dibawa oleh nabi

tersebut. Mukjizat ini selalu dikaitkan dengan perkembangan dan keahlian masyarakat yang

dihadapi tiap-tiap nabi.2

Pada hakikatnya, setiap mukjizat bersifat menantang, baik secara tegas atau tidak.

Oleh karena itu, tantangan tersebut harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang

ditantangnya. Oleh karena itu pula, jenis mukjizat yang diberikan kepada nabi selalu

1 Syaikh Mutawalli Asy-Sya’rawi, Mukjizat Al-Qur’an, terj., Bungkul Indah, 1995, hlm. 3.
2 Harum Nasution, et. al., Ensiklopedi Islam Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1992, hlm. 794-795.
5

disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang dihadapinya dengan tujuan sebagai pukulan

yang mematikan bagi masyarakat yang ditantang tersebut.3

Menurut Muhammad Al-Ghazâli, telah melakukan kesalahan (menzalimi) terhadap

agamanya dua kali. Pertama, ketika mereka tidak mampu mengaplikasikan ajaran agamanya

dengan baik dan benar, dan kedua, ketika mereka tidak sanggup menyampaikan ajaran

agamanya kepada orang “di luar” mereka.4 Ketika kaum Muslim melakukan kesalahan yang

pertama, ketika itulah mereka mereduksi ajaran serta menampilkannya dalam bentuk yang

dapat mengundang tuduhan “mereka” bahwa Islam berjalan berseberangan dengan fitrah,

kebebasan dan akal. Dan ketika mereka melakukan kesalahan yang kedua, ketika itu mereka

sedang membiarkan penduduk bumi di belahan barat dan timur tidak mengenal Islam.

Adalah kenyataan, masih banyak di kalangan kaum Muslim yang menyikapi dan

memperlakukan Al-Qur’an sebatas kitab keramat penangkal bala. Adapun Al-Qur’an sebagai

mukjizat terbesar Nabi Saw., pilar pokok ajaran Islam, pegangan utama setiap Muslim dalam

segala aspek kehidupannya, masih luput dari pemahaman sebagian kaum Muslim. Intrekasi

sebagian besar kaum Muslim dengan Al-Qur’an tidak melampaui pembacaan lahiriah untuk

mendatangkan keberkahan, pengulangan kata tanpa merasakan makna yang dimuatnya, dan

masih jarang sampai kepada tahap tadabbur.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Mukjizat?

2. Apa pengertian mukjizat menurut para ulama?

3 Quraish Shihab, “Pengantar”, dalam Daud Al-‘Aththar, Perspektif Baru Ilmu Al-Qur’an, Pustaka Hidayah, Bandung, 1994,
hlm. 10
4 Abû Thâlib, Masmû Ahmad, Khulashah al-Bayân fî Mabâhits min ‘Ulûm al-Qur’ân,Cairo: Dâr al-Thibâ’ah al-Muhammadiyah, cet.
I, 1994.
6

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian Mukjizat?

2. Mengetahui pengertian mukjizat menurut para ulama?


7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mukjizat

Pengertian Mukjizat secara lughawi/bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), mukjizat artinya kejadian atau peristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan

akal manusia. Pengertian ini senada dengan pengertian mukjizat jika ditinjau dari bahasa

asalnya, yakni bahasa Arab.5

Mukjizat ( ‫معجزة‬, Mu'jizah) adalah perkara di luar kebiasaan yang dilakukan

oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya untuk membuktikan kebenaran kenabian dan

keabsahan risalahnya.6

Secara Etimologi kata mukjizat berasal dari kata bahasa Arab yang berarti

melemahkan, dari kata ‘ajaza (lemah) yu’jizu i’jazan yang artinya melemahkan,

memperlemah, atau menetapkan kelemahan,7 atau kata ‘ajaza yu’jizu i’jazan yang artinya

melemahkan atau menjadikan tidak mampu.8 Dalam aqidah Islam mukjizat dimaknakan

sebagai suatu peristiwa yang terjadi di luar kebiasaan yang digunakan untuk mendukung

kebenaran kenabian seorang nabi dan/atau kerasulan seorang rasul, sekaligus melemahkan

lawan-lawan/musuh-musuh yang meragukan kebenarannya. Pengertian ini terkait dengan

kehadiran seorang nabi atau rasul. Rasul di dalam menyampaikan ajarannya seringkali

mendapatkan pertentangan dari masyarakatnya. Misalnya, ajarannya dianggap obrolan

bohong (dusta), bahkan seringkali dianggap sebagai tipu daya (sihir).9 Oleh karenanya, untuk

membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulan tersebut sekaligus untuk melemahkan

5 Daryanto,Kamus Besar Bahasa Indonesia Modern,(Surabaya: Apollo, 1994), hal.141


6 Al Irsyad ila Shahih al I’tiqad, karya Syeikh Shalih al Fauzan, hal.205.
7 Usman. ‘Ulumul Qur’an. (Yogyakarta: Teras. 2009). Hlm. 285
8 Anwar, Rosihon. 2008. ‘Ulum Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia, hlm.184
9 "...dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: 'Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang
seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng
dongengan orang-orang purbakala.'" (Al-Anfal 8:31)
8

tuduhan para penentangnya maka para nabi dan rasul diberi kelebihan berupa peristiwa besar

yang luar biasa yang disebut dengan mukjizat.

Menurut istilah Mukjizat adalah peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang
yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya. Dengan redaksi yang
berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah
SWT. melalui para nabi dan rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan
kerasulannya.
Kata I’jaz dalam bahasa Arab berarti menganggap lemah kepada orang lain.
Sebagimana Allah berfirman:
‫س ۡو َءة َ أ َ ِخ ۖي‬
َ ‫ي‬ ِ ‫ع َج ۡزتُ أ َ ۡن أ َ ُكونَ ِم ۡث َل َٰ َهذَا ۡٱلغُ َرا‬
َ ‫ب فَأ ُ َٰ َو ِر‬ َ َ ‫أ‬...
Artinya:“…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku
dapat menguburkan mayat saudaraku ini” (QS. Al Maidah : 31)

Maksud kemukjizatan Al-Qur’an bukan semata mata untuk melemahkan manusia atau
menyadarkan mereka atas kelemahanya untuk mendatangkan semisal Al-Qur’an akan tetapi
tujuan yang sebenarnya adalah untuk menjelaskan kebenaran Al-Qur’an dan Rasul yang
membawanya dan sekaligus menetapkan bahwa sesuatu yang dibawa oleh mereka hanya
sekedar menyampaikan risalah Allah SWT, mengkhabarkan dan menyerukan.

B. Pengertian Mukjizat Menurut Para Ulama

Menurut M. Quraish Shihab, kata mukjizat diambil dari bahasa Arab a’jaza-i’jaz yang

mengandung arti ketidakmampuan atau yang melemahkan musuh apabila ditantang.

Pelakunya (yang melemahkan) dinamakan mukjiz dan pihak yang mampu melemahkan

pihak lain sehingga mampu membumbungkan lawan, dinamakan mukjizat.

Mukjizat didefinisikan, antara lain sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa

yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang

ditantangkan kepada orang-orang yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal

serupa, tetapi mereka tidak mampu menyanggupi tantangan itu.10

kejadian luar bisa yang dimaksud adalah sesuatu yang berada diluar jangkauan sebab

dan akibat yang terdapat secara umum pada hukum-hukum alam (sunatullah) yang diketahui

oleh manusia. Namun demikian penulis lebih berpendapat bahwa semua keajaiban yang

10 M. Quraish Shihab,Mukjizat Al-Qur’an, Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Ghaib
(Bandung: Mizan, 2004), hal.23
9

terjadi di alam termasuk mukjizat semuanya adalah rasional artinya bahwa sebenarnya akal

mampu menerima kebenaran logis terhadap mukjizat.11 Hal ini didasarkan pada beberapa ayat

dalam Al-Qur`an yang menjelaskan tentang peristiwa-peristiwa yang gaib termasuk

konsekuensi dari pahala dan dosa yang akan diterima oleh manusia besok di hari pembalasan

tetapi kenyataannya banyak manusia tidak percaya.

َّ َٰ ُ‫ع ِق َبة‬
َ‫ٱلظ ِل ِمين‬ َ َٰ َ‫ف َكان‬
َ ‫ظ ۡر َك ۡي‬ َ َّ‫طواْ ِب ِع ۡل ِم ِهۦ َولَ َّما َي ۡأتِ ِه ۡم ت َۡأ ِويلُ ۥهُ َك َٰذَلِكَ َكذ‬
ُ ‫ب ٱلَّذِينَ ِمن قَ ۡب ِل ِه ۡۖم فَٱن‬ ُ ‫َب ۡل َكذَّبُواْ ِب َما لَ ۡم ي ُِحي‬

٣٩

Artinya : “Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum

mengetahuinya dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka penjelasannya.

Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Maka

perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim itu.” (Q.S. Yunus : 39)12

Menurut Said Agil Husain Al-Munawwar, mukjizat didefinisikan sebagai sesuatu luar

biasa yang diperlihatkan Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas

kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.13

Menurut Ibnu Khaldun, mukjizat adalah perbuatan-perbuatan yang tidak mampu ditiru

oleh manusia, maka ia dinamakan mukjizat, tidak masuk ke dalam kategori yang mampu

dilakukan oleh hamba dan berada diluar standart kemampuan mereka. 14

Menurut Muhammad ‘Abd al-‘Azhîm al-Zarqâniy, Mukjizat merupakan sesuatu yang

dapat melemahkan manusia baik secara individu maupun kelompok untuk membuat

semisalnya, atau sesuatu yang menyalahi adat kebiasaan dan menyalahi hukum sebab adat,

11 Ibid., hal.24
12 Dalam Al-quran versi ‫ المنورة المدينة الملك مجمع‬diterjemahan . Padahal belum datang kepada mereka penjelasannya , hal ini
mengandung arti bahwa sebenarnya akal manusia mampu menerima kebenaran atas ayat-ayat Allah khususnya yang terkait dengan al-
quran sebagai mukjizat atas isi dan susunan bahasanya. Karena dalam hal ini bahwa keluarbiasaan tersebut berlaku di alam untuk
manusia.
13 Said Agil Husain Al-Munawwar,I’jaz Al-Qur’an dan MetodologiTafsir.(Semarang:Dimas, 1994), hal.1
14 Ibnu Ahmad ‘Alimi,Menyingkap Rahasia Mukjizat Al-Qur’an,(Surabaya: Mashur,2004),hal.31
10

yang diciptakan Allah bagi orang-orang yang menyakiti Nabi, sebagai saksi atas kebenaran

kenabiannya.15

Dari beberapa pendapat di atas, pengertian mukjizat dapat lebih dirincikan bahwa

mukjizat adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang

mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya, yang ditantangkan kepada orang-orang yang ragu

untuk mendatangkan atau melakukan hal yang serupa, namun mereka tidak mampu melayani

tantangan tersebut.

BAB III

15 Muhammad ‘Abd al-‘Azhîm al-Zarqâniy, Manâh al-‘Irfân fi ‘Ulum al-Qur’an, Juz II, ttp: Dâr al-Kutub al-Arabiyah, tt., h. 227
11

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan demikian, mukjizat dinamakan mukjizat (melemahkan) karena manusia lemah

untuk mendatangkan hal yang serupa, sebab mukjizat berupa hal yang bertentangan dengan

adat, keluar dari batas-batas faktor yang telah diketahui. I’jazul Qur’an (kemukjizatan Al-

Qur’an) bukan berarti melemahkan manusia dengan memberikan pengertian melemahkan

yang sebenarnya, artinya memberi pengertian kepada mereka dengan kelemahannya, karena

hal itu telah dimaklumi oleh setiap orang yang berakal, tetapi maksudnya adalah untuk

menjelaskan bahwa kitab ini haq, dan rasul yang membawanya adalah rasul yang benar.

Begitulah semua mukjizat nabi-nabi dimana manusia lemah untuk menandinginya.

DAFTAR PUSTAKA
12

Syaikh Mutawalli Asy-Sya’rawi, Mukjizat Al-Qur’an, terj., Bungkul Indah, 1995,

hlm. 3.

Harum Nasution, et. al., Ensiklopedi Islam Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1992,

hlm. 794-795.

Quraish Shihab, “Pengantar”, dalam Daud Al-‘Aththar, Perspektif Baru Ilmu

Al-Qur’an, Pustaka Hidayah, Bandung, 1994, hlm. 10

Abû Thâlib, Masmû Ahmad, Khulashah al-Bayân fî Mabâhits min ‘Ulûm al-

Qur’ân,Cairo: Dâr al-Thibâ’ah al-Muhammadiyah, cet. I, 1994.

Daryanto,Kamus Besar Bahasa Indonesia Modern,(Surabaya: Apollo, 1994), hal.141

Al Irsyad ila Shahih al I’tiqad, karya Syeikh Shalih al Fauzan, hal.205.

Usman. ‘Ulumul Qur’an. (Yogyakarta: Teras. 2009). Hlm. 285

Anwar, Rosihon. 2008. ‘Ulum Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia, hlm.184

M. Quraish Shihab,Mukjizat Al-Qur’an, Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat

Ilmiah, dan Pemberitaan Ghaib (Bandung: Mizan, 2004), hal.23

Said Agil Husain Al-Munawwar,I’jaz Al-Qur’an dan Metodologi Tafsir. (Semarang

: Dimas, 1994), hal.1

Ibnu Ahmad ‘Alimi,Menyingkap Rahasia Mukjizat Al-Qur’an, (Surabaya : Mashur,

2004), hal.31

Muhammad ‘Abd al-‘Azhîm al-Zarqâniy, Manâh al-‘Irfân fi ‘Ulum al-Qur’an, Juz

II, ttp: Dâr al-Kutub al-Arabiyah, tt., h. 227

https://misbahusurur24.blogspot.com/2018/01/makalah-mukjizat-al-quran.html

http://makalahpelajaran.blogspot.com/2012/08/mukjizat-al-quran-m-quraish-

shihab.html

Anda mungkin juga menyukai