Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

I’JAZAL AL QUR’AN

Yang Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Mata Kuliah

Studi Quran

Dosen Pengampu :

Dr. H. Mukhlisin Saad, M.Ag

Oleh :

Ghina Mufidah ( E01219015 )

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Serta sholawat serta salam selalu tercurah kepada nabi
Muhammad SAW, karena berkat limpahan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan untuk memenuhi tugas Studi Qur’an. Dan tentunya dalam pembuatan makalah
ini, saya menggunakan berbagai macam data dan fakta dari berbagai sumber untuk
menunjang penulisan karya tulis ini.
Dalam penulisan makalah ini diharapkan kemakluman apabila terdapat kekurangan
dan keterbatasn dikarenakan kemampuan saya sendiri. Dan saya bersedia menerima kritik
dan saran dari dosen pengampu, agar saya dapat memperbaiki makalah yang akan saya buat
untuk kedepannya dan tentunya menjadi makalah yang lebih baik daripada ini. Dan dengan
makalah ini, saya mengharapkan banyak yang dapat dipetik dan diambi dari karya tulis ini.
Demikianlah sebagai pengantar dalam makalah ini, atas semua ini penulis
mengucapkan terima kasih.

Surabaya, 30 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB I: PENDAHULUAN

1. Latar Belakang................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...........................................................................................4
3. Tujuan .............................................................................................................4

BAB II: PEMBAHASAN

1. Pengertian mukjizat.........................................................................................5
2. Tahapan dan kadar mukjizat...........................................................................6
3. Peranan dan fungsi mukjizat...........................................................................7
4. Segi-segi kemukjizatan Al Qur’an..................................................................8

BAB III: PENUTUP

1. Kesimpulan......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Al Qur’an merupakan kitab suci umat muslim yang menjadi sumber ajaran Islam yang
pertama dan utama yang harus kita Imani serta kita aplikasikan dalam kehidupan agar
memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. I’jazul Qur’an merupakan ilmu yang
mempelajari tentang segala sesuatu yang menyangkut kemukjizatan Al Qur’an.
Keistimewaan inilah yang menyebabkan Al Quran memiliki daya tarik tersendiri dari juz,
surah, ayat, kalimat bahkan apa yang ada dalam huruf per huruf Al Quran itu merupakan
anugrah dari Allah SWT.

Kemukjizatan Al Qur’an adalah sesuatu yang diberikan Allah untuk kekasih-Nya,


yakni beliau nabi Muhammad SAW. Kemukjizatan ini tidak diberikan Allah kepada manusia
sebelum maupun sesudah nabi Muhammad SAW. Inilah yang menjadikan mukjizat Al Qur’an
ini sangat istimewa dan merupakan mukjizat rahmatan lil’alamin.

Selain itu Al Qur’an merupakan mukjizat terbesar bagi nabi Muhammad SAW, dan
mukjizat Al Qur’an ini hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan ada satu manusia pun
yang mampu membawa, membuat ataupun menandingi kitab Al Qur’an tersebut. Jadi,
sebagai muslim kita wajib mengimaninya dengan sepenuh hati.

II. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian mukjizat?


2. Apa saja tahapan dan kadar mukjizat?
3. Apa saja peranan dan fungsi mukjizat?
4. Apa saja segi-segi kemukjizatan Al Qur’an?

III. Tujuan

a. Memahami pengertian mukjizat


b. Memahami tahapan dan kadar mukjizat
c. Memahami peranan dan fungsi mukjizat
d. Memahami segi-segi kemukjizatan Al Qur’an

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Mukjizat

Menurut bahasa kata mukjizat berasal dari kata i’jaz yang terambil dari kata kerja
a’jaza-I’jaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang
melemahkan) dinamai mu’jiz. Namun, jika kemampuannya amat menonjol hingga mampu
melemahkan pihak lain sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai mu’jizat.
Sedangkan menurut istilah, mu’jizat adalah peristiwa luar biasa yang terjadi melalui
seseorang yang mengaku nabi, sebagaimana mukjizat tersebut digunakan untuk mebuktikan
kenabian dan kerasulannya.1

Menurut Ar-Razi, definisi mukjizat secara urf (istilah masyarakat) terdapat dalam
kalimat :

‫ سالم عن المعارضة‬،‫ مقرون بالتحدى‬،‫بأنهاأمرخارق للعادة‬

"Kejadian luar biasa yang diiringi dengan tantangan, tanpa ada satupun perlawanan.”

(Lawami’ Al Anwar Al-Bahiyah, 2/289).

Semua mukjizat datangnya dari Allah. Makluk tidak mampu menciptaknnya, murni
pemberian Allah. Hanya saja, jika dilihat dari sebabnya bisa kita simpulkan ada 2 macam:

a. Mukjizat diberikan oleh Allah kepada nabi sebelum sang nabi itu menghadapi
musuhnya. Seperti yang dialami oleh nabi Musa AS. Beliau diberi mukjizat
berupa tongkat yang mampu berubah menjadi ular (untuk menyaingi ular-ular
fir’aun), tangan dimasukkan ke kerah baju ketika dikeluarkan memancar cahaya
putih, dan tongkat yang mampu membelah lautan (untuk menyelamatkan umat
muslim dari kejaran fir’aun).
b. Mukjizat yang diberikan Allah karena permintaan orang-orang kafir yang
menentangnya. Seperti yang dialami oleh nabi Sholeh AS yang ditantang umatnya
untuk menjadikan unta dari batu dan atas kuasa Allah SWT, batu besar itu
merekah dan mengeluarkan unta yang besar sesuai dengan permintaan orang-
orang kafir tersebut. 2

Al Qur’an merupakan mukjizat yang berbeda dengan mukjizat-mukjizat para rasul


sebelum nabi Muhammad SAW, karena mukjizat para rasul sebelum beliau berakhir dengan
wafatnya para rasul tersebut. Sedangkan, Al Qur’an tetap ada dan kekal abadi untuk
selamanya, tidak akan musnah termakan oleh waktu walaupun nabi Muhammad SAW telah
wafat, sebagaimana Al Qur’an berisi kisah tentang keadaan (kondisi) para rasul terdahulu. Al
Quran adalah mukjizat yang memberikan banyak peluang bagi akal fikiran dan hati. Dan juga
memberikan khitab kepada fitrah manusia sepanjang masa dan tempat.

1
Achmad Zuhdi,dkk. Study Al Qur’an, (Surabaya : UINSA Press, 2019),112
2
Ammi Baith, Mukjizat, (https://konsultasisyariah.com ,tanggal akses 30 November 2019, 2019)

5
Rasulullah SAW bersabda, “Tiadalah diantara para nabi seseorang yang diangkat nabi
melainkan ia sungguh dikaruniai bukti-bukti (mukjizat) serupa yang telah dipercayai oleh
manusia, sedangkan yang dikaruniakan kepadaku adalah wahyu yang diwahyukan oleh Allah
SWT kepadaku, dan aku berharap agar aku menjadi seorang diantara mereka yang paling
banyak pengikutnya pada hari kiamat nanti.”3

2. Tahapan dan kadar mukjizat

a. Tahapan-tahapan mukjizat Al Qur’an

Pada masa itu, masyarakat Arab adalah masyarakat yang menyukai karya-karya sastra
ataupun syair berbahasa Arab. Begitu banyak syair dan penyair di kalangan masyarakat Arab
pada masa itu karena mereka mendapatkan tempat tersendiri dan mempunyai kedudukan
tinggi dalam masyarakat. Begitu besar apresiasi sastra dalam masyarakat Arab sehingga
setiap tahun para penyair terkemuka memasang karya mereka di Ka’bah dan nantinya akan
dipilih yang terbaik dari karya-karya tersebut.

Kemukjizatan Al Qur’an nampak pada tantangan Allah kepada orang-orang arab


untuk membuat kitab yang serupa dengan Al Qur’an. Keangkuhan mereka untuk menerima
Al Qur’an, membuat mereka (bangsa arab) menerima tantangan tersebut. Mereka mempunyai
kemampuan melahirkan karya-karya sastra dan merasa unggul dalam bidang kefasihannya.
Mereka adalah ahli bahasa, sastrawan yang mahir, pintar melukiskan keindahan, dan bahasa
Al Qur’an adalah bahasa mereka sehari-hari. Keadaan ini sangat mendukung bagi
terpenuhinya tantangan Al Qur’an. Dalam keadaan inilah Allah mengajukan tantangan secara
bertahap dalam tahapan sebagai berikut :4

1. Tantangan untuk menandingi Al Qur’an secara utuh, sebagaimana disebutkan dalam Al


Qur’an surah At-Thur ayat 33-34 :

٠٣٤٠‫فليأ توا بحد يث مثله إن كانو صدقين‬٠٣٣٠ ‫أم يقولون تقوله بل اليؤمنون‬

Artinya : “ Ataukah mereka berkata “Dia (Muhammad) mereka-rekanya.” Tidak! Merekalah


yang tidak beriman. Maka cobalah mereka membuat yang semisal dengannya (Al Qur’an)
jika mereka orang-orang yang benar.” (Q.S. 52: 33-34)

2. Tantangan untuk menandingi 10 surah Al Qur’an. Tantangan ini diturunkan setelah tidak
ada seorangpun yang mampu melayani tantangan Al Qur’an yang pertama karena terlalu
berat, maka bobot tantangan dikurangi. Sebelumya mereka harus membuat kitab yang besar
dan lengkap, membahas tentang aspek alam nyata dan ghaib, masa lalu dan masa medatang,
serta menyangkut dunia dengan segala isinya dan akhirat dengan seluruh prosesnya. Lalu di
turunkan kadar tantangannya hanya mendatangkan sepuluh surat saja.

3. Tantangan untuk menandingi satu surah Al Qur’an. Manakala sepuluh surat tidak mampu
dibuat oleh bangsa Arab, bobot tantangan kembali menurun. Kali ini mereka ditantang untuk

3
Ibid, 113
4
Baith, Ammi Nur, Mukjizat, (https://konsultasisyariah.com ,tanggal akses 30 November 2019, 2019

6
mendatngkan satu surah saja yang menyerupai Al Qur’an. Tantangan ke tiga ini termaktub
dalam surah Al Baqarah : 22-23 :

Arinya : “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang kami wahyukan
kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surah (saja) yang semisal Al Qur’an itu
dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka
jika kamu tidak dapat membuat(nya), maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan
bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Q.S. Al Baqarah: 22-
23)

b. Kadar mukjizat Al Qur’an

Mukijizat Al Qur’an menurut mu’tazilah terdapat pada setiap surah yang utuh.
Kelemahan bangsa Arab mendatangkan semisal Al Qur’an secara keseluruhan dari awal
sampai akhir adalah bukti mukjizat Al Qur’an. Beberapa ulama mengemukakan ada tiga
macam pendapat tentang kadar mukjizat Al Qur’an, yaitu:

1. Mu’tazilah berpendapat bahwa mukjizat Al Qur’an secar utuh.


2. Ada yang berpendapat bahwa mukjizat Al Qur’an sedikit atau banyak tanpa
mengharuskan satu surah. Hal ini didasari oleh pemahaman mereka terhadap surah At
Thur ayat 34 :
Artinya : “ maka hendaklah mereka mendatangkan kalimt yang semisal Al Qur’an itu
jika mereka orang-orang yang benar”
3. Yang berbeda pendapat bahwa mukjizat Al Qur’an minimal salah satu surah yang
sempurna walaupun pendek, bisa juga satu ayat atau beberapa ayat yang jumlah
hurufnya sama dengan satu surah.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di analisa bahwa, Al Qur’an secara utuh
adalah mukjizat. Kegagalan setiap upaya yang menandinginya sudah terbukti hingga saat
ini. Hanya saja, untuk menentukan kadar mimal mukjizat Al Qur’an haruslah berhati-
hatidan merujuk pada teks Al Qur’an.5

3. Peranan dan fungsi mukjizat

Mukjizat Al Qur’an merupakan kemampuan internal Al Qur’an yang luar biasa dalam
membuktikan kebenaran Al Qur’an sehingga mampu membungkam lawan-lawannya.
Beberapa peranan dan fugsi mukjizat Al Qur’an adalah sebagai berikut :

a. Membenarkan ke-Rasulan Muhammad SAW


b. Membuktikan bahwa Al Qur’an itu benar-benar wahyu Allah
c. Menunujukkan rendahnya mutu sastra makluk dan tingginya (nilai) sastra sang Khalik
d. Menunjukkan lemahnya kemampuan orang-orang sombong yang mengingkari
kebenaran Al Qur’an

5
Achma zuhdi,dkk. Study Al Qur’an, 115

7
4. Segi-segi kemukjizatan Al Qur’an

Mukjizat Al Qur’an dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain sebagai berikut:

1. Dari segi bahasa (balaghah)


Dari segi kebahasaan dan kesastraannya Al Qur’an mempunyai gaya bahasa
yang khas dan sangat berbeda dengan bahasa masyarakat arab, baik pemilihan huruf
dan kalimat yang keduanya mempunyai makna yang dalam. Usman bin Jinni seorang
pakar bahasa arab –sebagaimana dituturkan oleh Qurais Shihab- mengatakan bahwa
pemilihan kosa kata dalam bahasa Arab bukanlah suatu kebetulan melainkan
mempunyai nilai kebahasaan yang tinggi. 6

2. Susunan kalimat
Meskipun Al Qur’an, hadist qudsi, dan hadist nabawi sama-sama berasal dari
lisan nabi, tetapi uslub (style) atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda. Uslub
bahasa Al Qur’an jauh lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan dengan yang
lainnya. Al Qur’an muncul dengan uslub yang begitu indah dan dalam uslub tersebut
terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan pernah ada ucapan manusia yang
sebanding dengannya.
Kehalusan bahasa dan uslub Al Qur’an yang menakjubkan terlihat dari
balagah dan fasahahnya, baik yang konkrit maupun abstrak dalam mengekspresikan
dan mengekplorasi makna yang dituju sehingga terjadi komunikasi antara Author
(Allah) dan reader (pembaca/manusia).
Uslub Al Qur’an menurut al-Zarqani meliputi tata bunyi harakah sukun,mad
dan ghunnah (nasal). Dari paduan ini bacaan Al Qur’an akan menyerupai suatu
alunan music atau irama lagu yang mengagumkan. Keserasian antara ayat-ayat Al
Qur’an melebihi keindahan puisi karena Al Qur’an mempunyai purwakanti beragam
sehingga tidak menjemukan.7

3. Hukum Ilahi
Al Qur’an menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma keutamaan, sopan
santun, undang-undang ekonomi, politik, social, dan kemasyarakatan, serta hokum-
hukum ibadah. Dalam menetapkan hokum, Al Qur’an menggunakan cara-cara sebagai
berikut:
Pertama, secara mujmal. Cara ini digunakan dalam banyak urusan ibadah yaitu
dengan menerangkan pokok-pokok hokum saja. Demikian pula dengan muamalat, Al
Qur’an hanya mengungkapkan kaidah-kaidah secara kuliyah. Sedangkan perinciannya
diserahkan kepada as-Sunah dan ijtihad para mujtahid.
Kedua, hukum yang agak jelas dan terperinci. Misalnya, hokum jihad, undang-
undang perang hubungan umat Islam dengan umat yang lain, hokum tawanan dan
rampasan perang.

6
Ibid, 114
7
Ibid, 116

8
Ketiga, jelas dan terperinci. Diantara hukum-hukum ini adalah masalah
hutang-piutang, yang tetuang dalam Al Qur’an surah Al Baqarah : 282. Tentang
makanan yang halal dan haram, seperti yang tertuang dalam Al Qur’an surah An
Nisa : 29. Tentang sumpah, seperti yang tertuang dalam surah Al Ahzab : 59, dan
tentang perkawinan diantaranya yang tertuang dalam Al Qur’an surah An Nisa : 22-
25.8

4. Ketelitian redaksinya
Ketelitian redaksi ini bergantung pada keseimbangan antara jumlah bilangan
kata dengan antonimnya, jumlah bilangan kata dengan sinonim atau makna yang
dikandungnya, dan lain-lain. Secara ilmiah redaksi Al Qur’an sangan singkat dan
sarat makna, sekaligus tidak terlepas dari ciri umum redaksinya yakni memuaskan
orang awam dan para pemikir. Orang awam memahami redaksi tersebut ala kadarnya,
sedangkan para pemikir melalui renungan dan analisis mendapatkan makna-makna
yang tidak terjangkau oleh orang awam. Dalam Al Qur’an terdapat beberapa
petunujuk ilimiah yang detail mengenai ilmu pengetahuan umum sebelum ditemukan
oleh ilmu pengetahuan modern. Seperti masalah reproduksi manusia, kejadian alam
semesta, awan, gunung, pohon hijau, kalender syamsiyah dan qomariyah,dll.9

5. Aspek pemberitaan alam ghaib


Al Qur’an mengungkapkan banyak hal ghaib. Al Qur’an juga mengungkapkan
kejadian masa lampau yang tidak diketahui oleh manusia, karena masanya telah
demikian lama. Dan Al Qur’an juga menjelaskan peristiwa masa yang akan datang
atau masa kini yang belum diketahui oleh manusia.
Berkaitan dengan hal ini, Al Nazzam sebagaimana dikutip oleh Al Ash’aari
berkata : “ Keajiban Al Qur’an terletak pada berita-berita ghaibnya. Adapun susunan
dan sistematiknya masih dalam batas kemampuan hamba untuk meniru dan
menandinginya, seandainya saja Allah SWT tidak mencegah mereka dengan
menciptakan kelemahan dalam diri mereka.” Beberapa contoh berita ghaib Al Qur’an
antara lain :
a. Berita ghaib tentang masa lampau
Kaum ‘Ad serta kehancuran kota Iran, berita tentang tenggelamnya Fir’aun
dan selamatnya badan Fir’aun, Ashabul Kahfi
b. Prediksi berita ghaib pada masa yang akan dating
Kemenangan Romawi setelah kekalahannya, kasus Al Walid ibn
Mughirah, kasus Abu Jahal, aspek akidah dan syariah.10

6. Isyarat-isyarat Ilmu Pengetahuan


Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al Qur’an, misalnya :
cahaya matahari berasal dari dirinya sendiri dan cahaya bulan merupakan
8
Ibid, 117
9
Ibid, 117
10
Ibid, 119

9
pantulannya,11 kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyebabkan sesak nafas,12
perbedaan sidik jari setiap manusia,13 aroma atau bau manusi berbeda satu sama lain, 14
masa penyusunan yang tepat dan kehamilan minimal, 15 adanya nurani (super ego) dan
bawah sadar manusia,16 dan lain-lain. Semua contoh-contoh tersebut dijelaskan dalam
Al Qur’an walaupun pada saat Al Qur’an turun teknologi masih belum seberkembang
sekarang.

11
Al Qur’an Surah Yunus (10): 5.
12
Al Qur’an Surah al- An’am(6): 25
13
Al Qur’an Surah al-Qiyamah(75): 4
14
Al Qur’an Surah Yusuf (12): 94
15
Al Qur’an Surah al- Baqarah (2): 233
16
Al Qur’an Surah al-Qiyamah (75): 14

10
BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan
Mu’jizat menurut istilah adalah peristiwa luar biasa yang terjadi melalui
seseorang yang mengaku nabi, sebagaimana mukjizat tersebut digunakan untuk
mebuktikan kenabian dan kerasulannya. Kemukjizatan Al Qur’an adalah sesuatu yang
diberikan Allah untuk kekasih-Nya, yakni beliau nabi Muhammad SAW.
Kemukjizatan ini tidak diberikan Allah kepada manusia sebelum maupun sesudah
nabi Muhammad SAW. Inilah yang menjadikan mukjizat Al Qur’an ini sangat
istimewa dan merupakan mukjizat rahmatan lil’alamin.
Kemukjizatan Al Qur’an nampak pada tantangan Allah kepada orang-orang
Arab untuk membuat kitab yang serupa dengan Al Qur’an. Keangkuhan mereka untuk
menerima Al Qur’an, membuat mereka (bangsa Arab) menerima tantangan tersebut.
Dalam keadaan inilah Allah mengajukan tantangan secara bertahap,yakni :
Tantangan untuk menandingi Al Qur’an secara utuh, tantangan untuk menandingi 10
surah Al Qur’an, dan tantangan untuk menandingi satu surah Al Qur’an. Tatkala
menerima tantangan tersebut, mereka tidak sanggup untuk melakukannya.
Mukjizat Al Qur’an merupakan kemampuan internal Al Qur’an yang luar
biasa dalam membuktikan kebenaran Al Qur’an sehingga mampu membungkam
lawan-lawannya. Beberapa peranan dan fugsi mukjizat Al Qur’an adalah sebagai
berikut :
membenarkan ke-Rasulan Muhammad SAW, membuktikan bahwa Al Qur’an itu
benar-benar wahyu Allah, menunujukkan rendahnya mutu sastra makluk dan
tingginya (nilai) sastra sang Khalik, dan menunjukkan lemahnya kemampuan orang-
orang sombong yang mengingkari kebenaran Al Qur’an.
Mukjizat Al Qur’an dapat ditinjau dari berbagai aspek. Diantaranya dari segi
kebahasaan (balaghah), susunan kalimat, hukum Ilahi, ketelitian redaksi, aspek
pemberitaan alam ghaib dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan. Mukjizat Al Qur’an
merupakan kejadian yang amat luar biasa. Kita sebagai umat Islam wajib meyakini
dan mengimani wahyu Allah yang diturunkan lewat nabi Muhammad SAW tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Zuhdi, Achmad,dkk. 2019. Study Al Qur’an. Surabaya : UINSA Press.


https://konsultasisyariah.com

12

Anda mungkin juga menyukai