Anda di halaman 1dari 11

I’JAZ AL-QUR’AN

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Ulumul Qur’an Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab (Pba2) Semester II

Disusun oleh :
Kelompok 2

IRA MULIANA
NIM: 02182029
ALFIANA
NIM: 02182032
AHMAD SYAIFULLAH
NIM: 02182030
SYAMSYUDDIN
NIM: 02182031

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE


(IAIN)
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas hidayah dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, Insyaallah. Shalawat serta salam tercurahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW serta para pengukitnya yang setia hingga akhir zaman.
Makalah yang membahas tentang kemukjizatan Al-Qur’an ini, mudah-mudahan
bisa bermanfaat bagi pembaca, meskipun dalam penyusunannya jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi tanpa mengurangi rasa hormat kami, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun baik dari dosen mata kuliah maupun dari mahasiswa sekalian.
Kesempurnaan dan kebenaran itu hanya dari Allah sedangkan kesalahan dan
kekurangan adalah dari manusia kami pribadi.

Watampone, 24 Mei 2019


Penyusun,

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Pengertian I’jaz Al-Qur’an .................................................................................... 2
B. Macam-Macam Mukjizat Al-Qur’an ..................................................................... 3
C. Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an ....................................................................... 3
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 7
B. Saran dan Kritik ..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8

iii
BAB I
PENADHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu objek penting lainnya dalam kajian ulumul al-qur’an adalah
perbincangan mengenai mukjizat, terutama mukjizat Al-Qur’an. Karena dengan perantara
mukjizat Allah mengingatkan manusia bahwa para rasul itu merupakan utusan yang dapat
dukungan dan bantuan dari langit. Mukjizat yang diberikan para nabi mempunyai fungsi
sama yaitu untuk memainkan perannya dan mengatasi kepandaian kaum disamping
membuktikan bahwa kekuasaan Allah itu berada diatas segala-galanya.
Al-Qur’an adalah mukjizat islam yang kekal dan mukjizatnya diperkuat oleh
kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada rasulullah SAW
untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta
membimibing mereka kejalan yang lurus. Rasulullah SAW menyampaikan Al-Qur’an itu
kepada para sahabatnnya dan orang-orang arab asli sehingga mereka dapat memahaminya
berdasarkan naluri mereka yang kemudian untuk disampaikan kembali kepada seluruh
umat manusia.
Apabila mereka mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, mereka
menanyakan kepada Rasulullah SAW terkait dengan mukjizat yang relevansinya
menunjukkan kehebatan mukjizat al-qur’an
B. Rumasan Masalah
1. Apa Pengertian Dari I’jaz ?
2. Apa Macam-Macam Mukjizat?
3. Apa Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qurana?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Mukjizat.
2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Mukjizat.
3. Untuk Mengetahui Seg-Segi Kemukjizatan Alqur’an.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian I’jaz
Dari segi bahasa kata I’jaz barasal dari kata A’jaz, yu’jizu I’jaz yang berarti
melemahkan atau memperlemah, juga dapat berarti menetapkan kelemhan atau
memperlemah . secara normative I’jaz adalah ketidakmampuan seseorang melakukan
sesuatu yang merupkan lawan dari ketidakberdayaan. Oleh karena itu apabila
kemukjizatan itu telah terbukti,maka nampaklah kemampuan mukjizat. Sedang yang
dimaksdud dengan I’jaz secara terminologi ilmu Al-Qur’an adalah sebagaimana yang
dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a. Menurut manna khalil al-Qatthan I”jaz adalah menampakkan kebenaran Nabi SAW
dalam pengakuan orang lain sebagai rosul utusan Allah SWT dengan menampakkan
b. kelemahan orang orang arab untuk menandinginya atau menghadapi mukjizat yang
abadi,yaitu Al-Qur’an dan kelemahan-kelemahan generasi sesudah mereka.
c. Menurut Ali Al-shabuniy I’jaz ialah menetapkan kelemahan manusia baik secara
kelompok maupun bersama-sama untuk menandingi hal yang serupa denganya , maka
mukjizat merupakan bukti yang datangnya dari Allah SWT. Yang diberikan kepada
hambanya untuk memperkuat kebenaran misi kerasulan dan kenabiannya. Sedangkan
mukjizat adalah perkara yang luar biasa yang disertai dengan tantangan yang tidak
mungkin dapat ditandingi oleh siapapun dan kapanpun.
d. Menurut Muhammad bakar ismail mukjizat adalah perkala luar biasa yang disertai dan
diikuti tantangan yang diberikan Allah SWT, dan bukti yang kuat atas misi dan
kebenaran terhadap apa yang di embanya yang dari Allah SWT.
Dari definisi di atas dapat di pahami antara I’jaz dan Mukjizat itu adalah dapat
dikatakan searti yakni melemahkan. Hanya saja pengertian I’jaz di atas mengesankan
batasan yang lebih spesifik,yang hanya Al-Qur’an. Sedangkan pengertian mukjizat,
menegaskan batasan yang lebih luas, yakni bukan hanya berupa Al-Qur’an, tetapi juga
perkara-perkara lain yang tidak mampu dijangkau manusia secara keseluruhan. Dengan
demikian dalam konteks ini antara pengertian I’jaz dan Mukjisat itu saling melengkapi,

2
3

sehingga nampak jelas keistimewaan dan ketetapan Allah yang khusus diberikan
kepada rasul-rasul pilihanya sebagai bukti kebenaran misi kerasulan yang di bawanya.
Kemukjizatan Al-Qur’an antara lain terletak pada segi fashahah dan balagahnya,
susunan dan gaya bahasanya, serta isinya yang tiada tandingannya Al-Qur’an dibeberapa
ayat yang menentang seluruh manusia dan jin untuk membuat yang serupa dengan Al-
Qur’an, salah satu firman allah SWT :
ARTINYA: Katakanlah, “sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa alquran ini,niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan
dia,sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”(Al-
isra/17:88)1

B. Macam-Macam Kemukjizatan Al-Qur’an


Secara garis besar macam-macam kemukjizatan, yaitu mukjizat yang bersifat
material-inderawi, yang tidak kekal dan mukjizat in-material-logis dan dapat dibuktikan
sepanjang masa.
a. Mukjizat material-inderawi
Mukjizat ini terdapat pada nabi-nabi terdahulu, artinya, bahwa keluarbiasaan tersebut
dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera oleh umat-umat tempat nabi
menyampaikan risalah. Perahu nabi nuh atas petunjuk Allah sehingga mampu
bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat. Tidak
terbakarnya Nabi Ibrahim as dalam kobaran api yang sangat besar, beruba wujudnya
tongkat Nabi Musa as menjadi ular, penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa as
atas izin Allah, dan lain-lain, kemampuannya bersifat material-inderawi, sekaligus
terbatas pada lokasi tempat mereka berasal sampai mereka wafat.
b. Mukjizat in material logis
Yaitu mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW
berupa mkjizat Al-Qur’an yang sifaatnya bukan inderawi atau material tetapi dapat
dipahami akal dan tidak dibatasi suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat Al-Qur’an
dapat dijangkau oleh setipa orang yang menggunakan akalnya dimana dan kapan pun.

1
Sholahuddin Ashani, “Konstruksi Pemahaman Terhadap I’jaz Al-Qur’an”, Analytica Islamica, Vol.
4,No. 2, 2015:217-230
4

Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal pokok :


1. Para nabi sebalum Nabi Muhammad ditugaskan untuk masyarakat dan masa
tertentu. Karena itu, mukjizat mereka hanya berlaku untuk masa dan masyarakat
tersebut, tidak untuk sesudah mereka. Ini berbeda dengan mukjizat Nabi
Muhammad SAW yang diutus untuk seluruh umat manusia akhir zaman.
2. Manusia mengalami perkembangan dalam pemikirannya. Umat para nabi
khususnya sebelum nabi Muhammad saw membutuhkan bukti kebenaran yang
seesuai dengan tingkat pemikiran mereka. Bukti tersebut harus demikian jelas dan
harus terjangkau oleh indera manusia, akan tetapi setelah manusia menanjak
ketahap kedewasaan berfikir, bukti yang bersifat inderawi tidak membutuhkan
lagi.

C. Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an


Para ulama telah menyebutkan aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an. Namun
demikian mereka berbeda pendapat dalam meninjau segi kemukjizatan Al-Qur’an.
Perbedaan itu adalah sebagai berikut.
Abu ishak Ibrahim an-nasham dan pengikutnya dari kaum syiah berpendapat,
bahwa kemukjizatan Al-Qur’an adalah dengan cara shifrah (pemalingan). Artinya shifrah
dalam pandangan an-nasham ialah, Allah memalingkan orang-orang arab untuk
menantang Al-Qur’an, padahal sebenarnya mereka mampu meghadapinya.
Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemukjizatan Al-Qur’an adalah karena ia
mengandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang telah dikenal oleh
orang-orang arab seperti fashila dan maqta’.
Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan Al-Qur’an itu
terkandung balagah tingkat tinggi, redaksinya yang bernilai sastra dan susunannya yang
indah, karena nilai sastra yang terkandung dalam Al-Qur’an itu sangat tinggi dan tidak
ada bandingannya.
Ulama lain berpendapat bahwa kemukjizatan itu karena Al-Qur’an terhindar dari
adanya pertentangan, dan mengandung arti yang lembut dan memuat hal-hal yang gaib
diluar kemampuan manusia dan diluar kekuasaan meraka untuk mengetahuinya.
5

Ada juga ulama yang berpendapat bahwa segi kemukjizatan Al-Qur’an adalah
mengandung bermacam-macam ilmu dan hikmah yang sangat dalam, baik dalam
permulaan, tujuan maupun dalam menutup setiap surat.
Adapun mengenai segi manakah kemukjizatan itu akan menguraikn tiga macam aspek
kemukjizatan Al-Qur’an seperti :
1. Aspek kemukjizatan bahasa
Dalam sejarah mengatakan bahwa pada masa itu bangsa arab adalah para ahli
bahasa dan balagah. Para pakar bahasa arab telah menekuni ilmu ini sejak awal.
Mereka merubah puisi, prosa, kata-kata bijak, dan matsal yang dideskripsikan dalam
redaksi yang memukau para ahli bahasa telah terjun dalam festival bahasa dan mereka
memperoleh kemenangan.
2. Aspek kemukjizatan ilmiah
Kebanyakan manusia keliru ketika mereka beranggapan bahwa Al-Qur’an
mengandung semua teori ilmiah. Sehingga setiap kali muncul teori keilmuan yang
baru, mereka berupaya mencocokkannya dengan Al-Qur’an agar sesuai dengan teori
tersebut.
Sumber kekeliruan dalam hal ini adalah bahwa ilmu pengetahuan selalu
mengalami perkembangan seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman. Sehingga
ilmu itu masih dalam upaya penyempurnaan terus menerus dan terkadang mengalami
kekeliruan. Dan ini terus berlanjut sampai mendekati pada kebenaran dan derajat
yakin. Dan setiap teori akan melewati masa pengkajian, percobaan sampai pada tahap
pembenaran.
3. Aspek kemukjizatan syariat
Al-Qur’an menuntun setiap muslim untuk memegang ketauhidan yang merupakan
landasan pokok dalam beramal. Ketauhidan ini akan manjauhkan dirinya dari
keyakinan terhadap kurafat, keraguan, dan dari menjadi budak nafsu serta
penyembahan terhadap syahwat. Sehingga mereka menjadi seorang hamba yang
bersih keyakinannya pada Allah. Yang hanya patuh dan tunduk pada tuhan yang satu.
Apabila akidah seorang muslim telah lurus dan benar maka hendaklah ia mengambil
konsep hidupnya sesuai dengan tuntutan syariat yang dinyatakan dalam Al-Qur’an.
6

Setiap ibadah farduh yang ditunjukkan terhadap kemaslahatan individu akan tetapi
pada waktu yang sama ia juga bertujuan untuk kemaslahatan hidup bersama.
Ringkasnya Al-Qur’an merupakan dustur tasyri’i (system perundang-undangan)
paripurna yang membangun kehidupan manusia diatas dasar konsep yang paling
tinggi dan mulia. Kemukjizatan tasyri’inya ini tidak bisa dipisahkan dari kemukjizatan
ilmiah dan kemukjizatan bahasanya. Ketiganya akan senantiasa eksis bersama tak
mengingkari bahwa Al-Qur’an memiliki kemukjizatan sebagai bukti kekuasaan
Allah.2

2
Muazzin, S.H.I, “Makalah I’jaz (Kemukjizatan) Al-Qur’an”,
googleweblight.com/i?=http://Makalah2107.blogspot.com/2016/07/Makalah-ijaz-kemukjizatan-al-
quran.html&hl=en-ID, Diakses 17 Juli 2016
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi dengan
tantangan dan tidak bisa dikalahkan. Al-Qur’an menantang orang-orang arab, mereka tidak kuasa
melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena al-qur’an
adalah mukjizat.
Mukjizat terbagi menjadi dua, yaitu mukjizat yang bersifat Material Inderawi yang tidak
kekal dan mukjizat Immaterial Logis. Mukjizat Material Inderawi adalah mukjizat yang dapat di
saksikan dan dijangkau langsung lewat indera dan terdapat pada rasul-rasul terdahulu yang
sifatnya terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir dengan wafatnya rasul tersebut.
Sedangkan mukjizat Immaterial Logis merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir
yaitu nabi Muhammad SAW berupa mukjizat Al-Qur’an yang sifatnya bukan inderawi atau
material tetapi dapat dipahami akan dan tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa tertentu.
Mukjizat Al-Qur’an dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya dimana dan
kapan-pun.
Segi kemukjizatan dilihat dari 3 aspek, yang pertama dari segi bahasanya yang
memperlihatkan kefasihan dan menggunakan kata dan kalimat yang paling lembut, indah, ringan,
serasi, dan kokoh serta melalui sastra paling baik dan mudah dipahami. Kedua, segi ilmiah
dimana Al-Qur’an menuntut manusia untuk berfikir dan membuka pintu-pintu pengetahuan, dan
mengjak untuk berkonstribusi didalamnnya, berkembang dan menerima setiap inovasi yang
dimunculkan dari penemuan-penemuan ilmiah akan tetapi hal ini bukan berarti Al-Qur’an
mengandung semua teori ilmiah. Yang ketiga dari syariat dimana Al-Qur’ann merupakan Dustur
Tasyri’i (sistem perundang-undangan).
B. Saran dan Kritik
Kami hanyalah seorang manusia biasa yang tidak pernah sirna dari kekhilafan, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Karena dalam pembuatan makalah ini, masih jauh dari
kata sempurna. Maka selayaknya kami mengharapkan kritik ataupun saran yang membangun
kepada pembaca atau pendengar agar kami bisa memperbaiki dalam pembuatan makalah
selanjutnya supaya bisa menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.

7
8

DAFTAR PUSTAKA

Sholahuddin Ashani, “Konstruksi Pemahaman Terhadap I’jaz Al-Qur’an”, Analytica Islamica, Vol.
4,No. 2, 2015:217-230

Muazzin, S.H.I, “Makalah I’jaz (Kemukjizatan) Al-Qur’an”,


googleweblight.com/i?=http://Makalah2107.blogspot.com/2016/07/Makalah-ijaz-kemukjizatan-al-
quran.html&hl=en-ID, Diakses 17 Juli 2016

Anda mungkin juga menyukai