I’JAZ AL-QUR’AN
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Srirahayu sagala(12220224866)
Tiara (12220220696)
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan Rahmat dan hidayah nya sehingga kami
bisa berkontribusi penuh dalam pengerjaan makalah untuk mata kuliah fikih muamalah tanpa
suatu halangan apa pun.
Untuk kedua kalinya, sholawat beserta salam tak lupa pula tercurah kan untuk junjungan
semesta alam yaitu Nabiyyuna MUHAMMAD SAW putra ABDILLAH Yang mana berkat
kegigihan beliau dalam menegakkan fitrah Islam di atas muka bumi ini, kita bisa merasakan
nikmatnya menuntut ilmu tanpa adanya kesusahan sedikit pun.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Zainal
Arifin, DRS.,M.A pada bidang studi Studi Al-qur’an yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................4
Rumusan Masalah...................................................................................................................5
Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
Kesimpulan...........................................................................................................................14
Saran.....................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur`an yang diyakini oleh umat Islam sebagai firman Allah, harus dapat membuktikan
diri sebagai wahyu dari Allah, bukan buatan Nabi Muhammad, sebagaimana yang dituduhkan
oleh orang-orang kafir qurais. Hanya dengan kekuatannya sendiri, Al-qur`an akan
menandinginya, bahkan akan mampumempertahankan keasliannya sepanjang zaman.
Pembuktian ini sangat penting agar manusia yang meyakini kebenaranAl-qur`an, akan
semakin mantap imannya dan tidak meragukan sedikit punkebenaran Al-qur`an. Bagi yang
meragukan kebenaran Al-Qur`an, tentu akan berusaha menantangnya dengan berbagai cara dan
usaha. Namun demikian,dengan kemukjizatan Al-qur`an, usaha apapun yang dilakukan oleh
orang-orangyang meragukan kebenarannya, akan berakhir dengan kegagalan.
Al-Qur`an sebagai pegangan hidup umat Islam, tidak berlaku untuk satuzaman tertentu
saja, melainkan berlaku untuk sepanjang zaman. Inilah antara lainkemukjizatan Al-Qur`an
yang selalu dapat dipertahankan keasliannya dankesesuaiannya dengan perkembangan zaman.
Oleh karena itu, jika tidak mampu menunjukkan kemukjizatannya, pada akhirnya Al-Qur`an
akan ditinggalkan oleh penganutnya.
C. Tujuan Penulisan
Menurut Quraish Shihab, mukjizat adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi
melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada
orang yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal yang serupa, namun mereka tidak
mampu melayani tantangan tersebut.
Menurut syaikh Manna’al-Qaththan, mukjizat adalah suatu kejadian yang keluar dari
kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, serta tidak akan dapat ditandingi. Berdasarkan
definisi diatas dalam konteks kemukjizatan Al-Qur`an, I’jaz Al-Qur’an berarti mukjizat (bukti
kebenaran) yang dimiliki atau yang terdapat dalam Al-Qur’an. Atau dengan memakai istilah
lainnya dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai mukjizat, maka mukjizat.
Al-Qur’an berarti pemberitahuan tentang kekuatan dan kebenaran dirinya yang tidak
dapat ditandingi oleh manusia. Dengan kekuatan dan keistimewaan Al-Qur’an manusia bahkan
cenderung membenarkan dan mengakui apa yang diinformasikan oleh Al-Qur’an.
Membahas I’jaz Al-Qur’an adalah memaparkan lebih lanjut segala aspek yang berkaitan
dengan keutamaan, kesempurnaan, ketinggian, kebenaran, keajaiban Al-Qur’an serta segenap
sifat-sifa superioritasnya sehingga Al-Qur’an terbukti sebagai mukjizat yang dapat
melemahkan seluruh penantangnya.
Kaum muslimin memandang Al-Qur’an suci dari Allah, baik kandunganmaknanya
maupun bahasa dan bentuknya. Bukti bahwa Al-Qur’an adalah firmanTuhan berada pada Al-
Qur’an sendiri, yakni antara lain terletak pada keindahanteksnya yang tidak dapat ditiru dan
tidak tertandingi sehhingga merupakan mukjizan. Karena itu, Al-Qur’an bukan karya manusia,
melinkan karya Tuhan.Watak al-Qur’an yang demikian disebut I’jaz.
Artinya: Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akandikalahkan (di dunia
ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan Itulahtempat yang seburuk-buruknya".
Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu padadua golongan yang telah bertemu (bertempur).
Segolongan berperang di jalanAllah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala
melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan
dengan bantuan-Nya siapayang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
ituterdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati (Ali Imran 12-13).
Ayat diatas menunjukkan bahwa akhir dari masyarakat di jazirah Arabia dengan
kemenangan umat Islam slam atas orang-orang kafir. Padahal saat diturunkannya ayat tersebut
orang kafir Qurais dalam kondisi kuat luar biasa, baik dari segi kualitas dan kuantitas dan kaum
mukminin berada dalamkelemahan.
B. Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an
Pada umumnya ulama, pengarang dan buku-buku yang berkaitan dengan I’jaz Al-Qur’an
mengemukakan banyak sekali kemukjizatan yang dikandung Al-Qur’an. Al–Qurtuby
mengemukakan sepuluh aspek kemukjizatan Al-Qur’an,yaitu:
Sementara al Baqilani dalam kitabnya I’jazat al Qur’an mengemukakan tiga aspek yaitu:
Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas yang tidak dapat ditiru oleh para
sastrawan Arab sekalipun, karena adanya susunan yang indah yang berlainan dengan setiap
susunan dalam bahasa Arab. Mereka melihat al-Qur’an memakai bahasa dan lafadz mereka,
tetapi ia bukan puisi, prosa atau syair.
I’jaz al-Qur’an di segi bahasa ini, adalah bahwa al-Qur’an tutun dengan bahasa yang
indah lagi menawan yang mengandung ciri khas tinggi yang tidak terdapat pada kalangan
apapun dan sastra manapun di kalangan kafilah Arab. Doktrin kemukjizatan al-Qur’an, tidak
hanya pada isi, melainkan juga pada bentuk kesusastraan, secara umum terdapat pada hampir
semua madzhab-madzhab Islam, dan telah mendapatkan suatu kedudukan dan pengakuan
pentingdalam berbagai bentuk penuturan dengan perhatian khusus terhadap hal itu.
Mukjizat yang diberikan Allah kepada setiap rosul disesuaikan dengan keistimewaan
kaum di mana rasul itu diutus. Nabi Musa a.s. diberi mukjizat tongkat untuk mengungguli
kehebatan sihir yang berkembang saat itu, Nabi Isa a.s. diberi mukjizat bisa menghidupkan
orang mati untuk menantang kemajuan ilmu kedokteran saat itu. Kalau kita amati semua
mukjizat terdahulu bersifatindrawi yang bisa dirasakan atau dilihat. Yang sudah barang tentu
pengaruhnya terbatas pada waktu tertentu dan terbatas pada risalah tertentu juga.
Ketika risalah dipungkasi dengan Islam, Allah memberikan mukjizat yang abadi sampai
akhir zaman demi memelihara agama Islam mendukung ke-Nabian Rasulullah. Kemukjiatan
yang paling cocok bagi risalah akhir zaman yang menjadi pemungkas risalah samawiyah dan
paling cocok untuk menghadapi berbagai level masyarakat adalah kemukjizatan ilmiah.
Allah berfirman dalam Q.S. Al An’am ayat 19 yang artinya: “Katakanlah: siapakah yang
lebih kuat persaksiannya? Katakanlah: “Allah” Dia menjadi saksi antara aku dan kamu dan Al-
Qur'an itu diwahyukan yang sampai Al-Qur’an kepadanya.” Di antara persaksian itu adalah
dengan mukjizat ilmiah yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Dalam ayat yang diturunkan untuk membantah orang-orang kafir di atas terdapat
penjelasan watak kemukjiatan Ilmiah Al-Qur’an akan dikenali oleh manusia pada setiap
zaman. Rasulullah SAW pernah menyatakan dalam hadits-Nya yang artinya: “Tiadalah
seorang nabi yang diutus kecuali diberikannya ayat atau mukjizat yang mendorong manusia
beriman kepadanya. Akan tetapi yangdiberikan kepadaku adalah wahyu yaitu Al-Qur’an yang
diwahyukan kepadaku,maka aku berharap pengikut-Ku adalah yang terbanyak diantara
pengikut para nabi lainnya pada hari kiamat kelak”.(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
1. Ilmu kauniyah tunduk kepada undang-undang yang telah ditetapkan. Al-Qur’an adalah
kitab hidayah dan I’jaz. Dengan demikian al-Qur’an tidak membicarakan hakikat ilmu
alam, bintang dan kimia.
2. Al-Qur’an menganjurkan umat manusia untuk meneliti, menganalisa dan mengambil
manfaat serta pelajaran dari ilmu kauniyah ini.
3. Al-Qur’an menjelaskan bahwa alam tunduk pada kehendaknya.
4. Al-Qur’an menjelaskan bahwa alam adalah ruang lingkup hidayah,membicarkan
rahasia langit dan bumi, apa yang tersembunyi di daratan dan di bumi dan sebagainya.
5. Uslub yang digunakan Allah SWT dalam mengungkapkan tentang ayat kauniyah
adalah dengan uslub yang indah
Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama dan sarat akan hukum yang mengatur
kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan semua ciptaan-
Nya. Jadi, hukum islam yang mencakup di bidang aqidah, pokok-pokok akhlak, ibadah dan
perbutan dapat dijumpai sumbernya yang asli di dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
1. Secara Mujmal
Kebanyakan urusan ibadah, diterapkan secara mujmal. Cara yang dipergunakan Al-
Qur’an dalam menghadapi soal ibadah ini ialah dengan menerangkan pokok-pokok hukum
saja.
I‟jaz Ghaib dibagi menjadi dua macam yaitu Gaib Nisbi (sudah diketahui sebagian orang
tetapi ada sebagian lain tidak mengetahui) dan yang dan Gaib Mutlak (Hanya Allah yang
mengetahuinya, seperti terjadinya hari kiamat, siksa kubur, dan kematian).
Adapun untuk mengetahui kemukjizatan Al-Qur'an dari unsur balaghah, kefasihan dan
keindahan bahasanya, tidaklah mudah kecuali bagi orang-orang yang memiliki pengalaman dan
spesialisasi di dalam pel bagai ilmu sastra Arab dan melakukan perbandingan antara
keistimewaan-keistimewaan Al-Qur'an dan berbagai macam bahasa yang fasih dan baligh, serta
menguji kemampuan mereka dengan melakukan analogi dalam hal itu.
Ke-ummi-an Nabi saw
Kendati ukurannya tidaklah besar, Al-Qur'an adalah kitab suci yang mancakup berbagai
pengetahuan, hukum-hukum dan syariat, baik yang bersifat personal maupun social.
Al-Qur'an mengandung berbagai ilmu pengetahuan yang paling tinggi, paling luhur dan
berharga nilai-nilai akhlaknya, paling adil dan kokoh undang-undang pidana dan perdatanya,
paling bijak tatanan ibadah, hukum-hukum pribadi dan sosialnya, paling berpengaruh dan
bermanfaat nasehat-nasehat dan wejangannya, paling menarik kisah-kisah sejarahnya, dan
paling baik metode pendidikan dan pengajarannya. Singkat kata, Al-Qur'an mengandung
seluruh dasar-dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk merealisasikan kebahagiaan
mereka di dunia dan akhirat.
Yang lebih mengagumkan lagi, selama 40 tahun sebelum diutus menjadi nabi, ia tidak
pernah terdengar ucapan mukjizat semacam itu. Sedangkan ayat-ayat Al-Qur'an dan wahyu
Ilahi yang beliau sampaikan pada masa-masa kenabiannya memiliki metode dan susunan kata
yang khas dan berbeda sama sekali dari seluruh perkataan dan ucapan pribadinya. Perbedaan
yang jelas antara kitab tersebut dengan seluruh ucapan beliau dapat disentuh dan disaksikan
oleh seluruh masyarakat dan umatnya.
Sekaitan dengan ini, Allah SWT berfirman, "Dan kamu tidak pernah membaca sebelum
satu bukupun dan kamu tidak pernah menulis satu buku dengan tanganmu. Karena jika kamu
pernah membaca dan menulis, maka para pengingkar itu betul-betul akan merasa ragu.
Kesimpulannya, barangkali kita berasumsi tentu mustahil bahwa ratusan kelompok yang
terdiri dari para ilmuan yang ahli di bidangnya masing-masing bekerja sama dan saling
membantu itu mampu membuat kitab yang serupa dengan Al-Qur'an. Namun, tidak mungkin
bagi satu orang yang ummi (tidak belajar baca-tulis sama sekali) mampu melakukan hal
tersebut. Dengan demikian, kedatangan Al-Qur'an dengan segenap keistimewaan dan
keunggulannya dari seorang yang ummi merupakan unsur lain dari kemukjizatan kitab suci itu.
Al-Qur'an adalah sebuah kitab suci yang Allah turunkan selama 23 tahun dari kehidupan
Nabi Muhammad saw, yaitu masa-masa yang penuh dengan berbagai tantangan, ujian dan
berbagai peristiwa yang pahit maupun yang manis. Akan tetapi, semua itu sama sekali tidak
mempengaruhi konsistensi dan kepaduan kandungan Al-Qur'an serta keindahan susunan
katanya. Kepaduan dan ketiadaan ketimpangan dari sisi bentuk dan kandungannya merupakan
unsur lain dari kemukjizatan Al-Qur'an.
Allah SWT berfirman, "Apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur'an. Seandainya Al-
Qur'an itu datang dari selain Allah, pasti mereka akan menemukan banyak pertentangan." (QS.
An-Nisa': 82)
Kedua, berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seseorang akan berdampak pada
berbagai kondisi jiwa, emosi dan sensitifitasnya, seperti putus asa, harapan, gembira, sedih,
gelisah, dan tenang. Perbedaan kondisi-kondisi tersebut berpengaruh besar dalam cara pikir
seseorang, baik pada ucapannya maupun pada perbuatannya.
Maka itu, kepaduan, konsistensi dan ketiadaan kontradiksi di dalam kandungan Al-
Qur'an serta ihwal kemukjizatannya ini merupakan bukti lain bahwa kitab tersebut datang dari
sumber ilmu yang tetap dan tidak terbatas, yakni Allah Yangkuasa atas alam semesta, dan tidak
tunduk pada fenomena alam dan perubahan yang beraneka ragam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Al-Qur’an sebagai mukjizat kerasulan nabi Muhammad SAW yang abadi. Disaksikan
orang-orang sezaman beliau dan terus dibuktikan oleh orang-orangsetelahnya sampai
hari kiamat.
2. Mukjizat adalah keistimewaan yang diberikan Allah kepada nabiNya
untukmembuktikan kebenaran risalah-Nya sekaligus melemahkan para pendusta
danmusuh-musuh Allah.
3. Mukjizat, dari al-‘Ajz (lemah/tak berdaya), al-I’jaz (melemahkan)
4. Beberapa aspek kemukjizatan al-Qur’an, diantaranya: aspek bahasa, aspek
ilmiah,aspek syari’ah, aspek peristiwa masa lalu, dan aspek peristiwa yang akan
datang.
B. Saran