MAKALAH
I’JAZ AL QUR’AN
Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I.
Disusun Oleh:
AHMAD FAUZI YUSRI
NIM: 80300222020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
“I’JAZ AL QUR’AN ” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Kami juga berterima kasih pada dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapatkesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
3
DAFTAR ISI
B. Rumusan masalah.................................................................... 2
KESIMPULAN ................................................................................. 12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur`an yang diyakini oleh umat islam sebagai firman Allah, harus dapat
membuktikan diri sebagai wahyu dari Allah, bukan buatan Nabi Muhammad,
sebagaimana yang dituduhkan oleh orang-orang kafir qurays. Hanya dengan
kekuatannya sendiri, Al-qur`an akan menandinginya, bahkan akan mampu
mempertahankan keasliannya sepanjang zaman.
Pembuktian ini sangat penting agar manusia yang meyakini kebenaran
Alqur`an, akan semakin mantap imannya dan tidak meragukan sedikit pun
kebenaran Alqur`an. Bagi yang meragukan kebenaran Alqur`an, tentu akan
berusaha menantangnya dengan berbagai cara dan usaha. Namun demikian,
dengan kemukjizatan Alqur`an, usaha apapun yang dilakukan oleh orang-orang
yang meragukan kebenarannya, akan berakhir dengan kegagalan.
Apabila dikatakan bahwa Alqur`an memiliki kemukjizatan atau Alqur`an
itu sendiri adalah mukjizat, tentu tidak dapat diterima begitu saja sebelum diteliti
dan dikaji kemukjizatannya. Sebagai kitab suci, peryataan-pernyataan Alqur`an
sangat menakjubkan karena pernyataan-pernyatannya ada yang di luar jangkauan
pikiran manusia.
Alqur`an sebagai pegangan hidup umat Islam, tidak berlaku untuk satu
zaman tertentu saja, melainkan beralaku untuk sepanjang zaman. Inilah antara lain
kemukjizatan Alqur`an yang selalu dapat dipertahankan keasliannya dan
kesesuaiannya dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, jika tidak mampu
menunjukkan kemukjizatannya, pada akhirnya Alqur`an akan ditinggalkan oleh
penganutnya.
Mengkaji masalah kemukjizatan alqur`an merupakan suatuhal yang cukup
sulit, karena hakikat mukjizat itu sendiri tidak dapat dipahami melalui pendekatan
ilmiah, dan hanya dapat difahami serta diterima melalui pendekanan iman,
dismping Alqur`an secara terus menerus menantang semua ahli kesusastraan Arab
supaya mencoba menandinginya. Namun tidak seorang pun yang mampu
menjawab tantangan Alqur`an. Mereka bahkan tidak sanggup menirunya, karena
5
Alqur`an memang berada diatas puncak yang tidak mungkin diunggulu. Dan
Alqur`an memang bukan kalimat manusia. Namun demikian, usaha untuk
memahami kemukjizatan Alqur`an itu adalah satu cara untuk memahami
keagungan dan keistimewaan Alqur`an, bahkan keotentikannya.
Dalam konteks itulah, maka kemukjizatan Alqur`an tidak perlu
diperdebatkan lagi. Namun demikian, apa sajakah aspek-aspek kemukjizatan
Alqur`an dan apakah kemukjizatan Alqur`an meliputi seluruh bagian dari
Alqur`an atau sebagiannya saja dan apa sajakah jalan-jalan kemukjizatan Alqur`an
itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan I`jaz Al-Qur’an?
2. Apa sajakah aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menyebutkan definisi I`jaz Al-Qur’an
2. Menyebutkan aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi I`jaz Al-qur`an
Kata i`jaz adalah bentuk masdar dari kata kerja a`jaza-yu`jizu-i`jaz yang
berarti menjadikan seseorang atau sesuatu lemah dan tidak berdaya. Untuk
menjadikan manusia lemah, Alqur`an adalah mu`jiz atau mu`jizah.
Penambahan al-ta’ al-marbutah pada kata mu’jizah sebagai maksud
mubalagah atau penekanan walaupun dalam Alqur`an sendiri, tidak
ditemukan ayat yang menyatakan bahwa Alqur’an adalah mu`jiz. Alqur’an
adalah ayah, burhan, dan sulthan. Unsure-unsur ini merupakan bagian dari
pengertian I’jaz Alqur’an, karena I’jaz Alqur`an adalah tanda, dan bukti dari
prediksi bahwa manusia tak dapat menirunya.1
Menurut Quraish Shihab, mukjizat adalah suatu hal atau peristiwa luar
biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti
kenabiannya yang ditantangkan kepada orang yang ragu, untuk melakukan
atau mendatangkan hal yang serupa, namun mereka tidak mampu melayani
tantangan tersebut.2
Menurut syaikh Manna’ al-Qaththan, mukjizat adalah suatu kejadian yang
keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, serta tidak akan dapat
ditandingi. 3
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi mukjizat ialah
keistimewaan yang diberikan Allah kepada nabi-Nya untuk membuktikan
kebenaran risalah-Nya sekaligus melemahkan para pendusta dan musuh-
musuh Allah.
Berdasarkan definisi diatas dalam konteks kemukjizatan al-Qur`an, I’jaz
al-Qur’an berarti mukjizat (bukti kebenaran) yang dimiliki atau yang terdapat
dalam al-Qur’an. Atau dengan memakai istilah lainnya dengan menjadikan
1
Moh. Arsyad Ba`asyin, Beberapa segi Kemukjizatan Alqur’an, didalam Jurnal Hunafa.
(Vol. 5, No. 1, April 2008). 119.
2
Masbukin, Kemukjizatan Al-qur’an, didalam Jurnal Pemikiran Islam, (Vol. 37, No. 2,
Juli-Desember 2012)
3
Manna’ Al-Qaththan, Mabahits Fi Ulum Al-Qur’an ,(Pustaka Wahbah: Kairo, 250.
7
4
Prof. Dr. Achmad Satori, Kemu`jizatan Alqur’an, 2
5
Prof. Dr. Achmad Satori, Ibid, 2
9
6
Manna’ Al-Qaththan, Mabahits Fi Ulum Al-Qur’an, (Pustaka Wahbah: Kairo, 250.
10
7
Fazlurrahman, Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992). 62.
11
8
Said Agil Husin Al-Munawwar, Al-Qur’an membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,
(Jakarta: Ciputat Press, 2002). 32.
12
3. Sesuai akal dan perasaan, dimana al-Qur’an memberikan doktrin pada akal
dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.
4. Keindahan dalam al-Qur’an serta susunan bahasanya, seolah-olah
merupakan suatu bingkai yang dapat memukau akal dan memusatkan
tanggapan serta perhatian.
5. Keindahan dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beraneka ragam dalam
bentuknya, dalam arti bahwa satu makna diungkapkan dalam beberapa lafaz
dan susunan yang bermacam-macam yang semuanya indah dan halus.
6. Al-Qur’an mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk global dan
bentuk terperinci.
7. Dapat mengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat.9
b. Kemukjizatan Al-Qur`an dari Aspek Ilmiah.
Mukjizat yang diberikan Alah kepada setiap rosul disesuaikan dengan
keistimewaan kaum di mana rasul itu diutus. Nabi Musa a.s. diberi mukjizat
tongkat untuk mengungguli kehebatan sihir yang berkembang saat itu, Nabi Isa
a.s. deberi mukjizat bisa menghidupkan orang mati untuk menantang kemajuan
ilmu kedokteran saat itu. Kalau kita amati semua mukjizat terdahulu bersifat
indrawi yang bisa dirasakan atau dilihat. Yang sudah barang tentu pengaruhnya
terbatas pada waktu tertentu dan terbatas pada risalah tertentu juga. Ketika risalah
dipungkasi dengan Islam, Allah memberikan mukjizat yang abadi sampai akhir
zaman demi memelihara agama islam mendukung kenabian rasulullah.
Kemukjiatan yang paling cocok bagi risalah akhir zaman yang menjadi
pemungkas risalah samawiyah dan paling cocok untuk menghadapi berbagai level
masyarakat adalah kemukjizatan ilmiyah. Allah berfirman dalam S. Al An’am
ayat 19 yang artinya:
“Katakanlah: siapakah yang lebih kuat persaksiannya? Katakanlah: “Allah”
Dia menjadi saksi antara aku dan kamu dan al-Qur’an itu diwahyukan yang
sampai al-Qur’an kepadanya.” Di antara persaksian itu adalah dengan
mukjizat ilmiah yang terkandung dalam al-Qur’an.
Allah berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 166 yang artinya:
9
Al-Munawwar, Ibid. 32.
13
“Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu tetapi Allah
mengakui al-Qur’an yang diturunkannya kepadamu Allah menurunkannya
dengan Ilmu-Nya”.
Dalam ayat yang diturunkan untuk membantah orang-orang kafir di atas
terdapat penjelasan watak kemukjiatan Ilmiah al-Qur’an akan dikenali oleh
manusia pada setiap zaman. Rasulullah SAW pernah menyatakan dalam haditsnya
yang artinya:
“Tiadalah seorang nabi yang diutus kecuali diberikannya ayat atau
mukjizat yang mendorong manusia beriman kepadanya. Akan tetapi yang
diberikan kepadaku adalah wahyu yaitu al-Qur’an yang diwahyukan kepadaku,
maka aku berharap pengikutku adalah yang terbanyak diantara pengikut para nabi
lainnya pada hari kiamat kelak”.10 (HR. al-Bukhari dan Muslim).11
Al-Zakarny menyebutkan lima bentuk kemukjizatan al-Qur’an dari aspek Ilmu,
yaitu:
1. Ilmu kauniyah tunduk kepada undang-undang yang telah ditetapkan. Al-Qur’an
adalah kitab hidayah dan I’jaz. Dengan demikian al-Qur’an tidak membicarakan
hakikat ilmu alam, bintang dan kimia.
2. Al-Qur’an menganjurkan umat manusia untuk meneliti, menganalisa dan
mengambil manfaat serta pelajaran dari ilmu kauniyah ini.
3. Al-qur’an menjelaskan bahwa alam tunduk pada kehendaknya.
4. Al-Qur’an menjelaskan bahwa alam adalah ruang lingkup hidayah,
membicarkan rahasia langit dan bumi, apa yang tersembunyi di daratan dan di
bumi dan sebagainya.
5. Uslub yang digunakan Allah SWT dalam mengungkapkan tentang ayat
kauniyah adalah dengan uslub yang indah. 12
Salah satu pembuktian ilmiah adalah kesatuan alam, teori ilmu pengetahuan
modern telah membuktikan bahwa bumi adalah satu dari sekumpulan planet yang telah
memisah darinya dan membeku sehingga cocok untuk dihuni oleh manusia. Teori ini
10
Imam Al-Hafidz Ahmad Bin Ali Bin Hajar Al-Asqalany., Fathul Bari Bisyarhi Shahih
Bukhari, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, T.T.) Jilid 9. 3.
11
Achmad Satori, Kemu`jizatan ..., 4.
12
Muhammad ‘Abd al-Azham al-Zaqarny, Manah al-Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, (ttp: Dar
al-Kutub al-Arabiyah). Juz II, tt., 227.
14
didukung oleh adanya gunung berapi yang memuntahkan lahar panas. Teori ini tepat
sekali dengan firman Allah:13
Artinya: “dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?”(Q.S. Al-
Anbiya’: 30).
c. Kemukjizatan Al-Qur`an dari Aspek Syari’ah.
Al-qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama dan sarat akan hukum
yang mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama
manusia dan semua ciptaan-Nya. Jadi, hukum islam yang mencakup di bidang
aqidah, pokok-pokok akhlak, ibadah dan perbutan dapat dijumpai sumbernya yang
asli di dalam ayat-ayat al-Qur’an.14
Keunggulan dan kemukjizatan al-Qur’an di bidang ini karena syari’at yang
terdapat dalam al-Qur’an adalah syari’at yang sempurna dan tinggi melebihi dari
syari’at-syari’at yang terdapat pada kitab-kitab terdahulu. Al-Qur’an berisi pokok-
pokok aqidah, hukum-hukum ibadah, dasar-dasar utama etika, politik dan sosial
kemasyarakatan. Al-Qur’an mengatur cara bermasyarakat yang baik serta
meletakkan dasar-dasar kemanusiaan yang lebih lurus dan murni.
Hal ini tergambar dari cara al-Qur’an dalam menetapkan hukum, di
antaranya15:
1. Secara Mujmal
Kebanyakan urusan ibadah, diterapkan secara mujmal. Cara yang
dipergunakan al-Qur’an dalam menghadapi soal ibadah ini ialah dengan
menerangkan pokok-pokok hukum saja. Demikian pula halnya tentang
mu’amalat badaniyah, al-Qur’an hanya mengemukakan pokok-pokok dan
kaidah-kaidah saja. Perincian dan penjelasan hukum-hukum itu diserahkan
pada sunnah dan ijtihad para mujtahid.
13
Masbukin, Kemukjizatan Al-Qur’an,didalam Jurnal Pemikiran Islam, vol. 37, No. 2,
Juli-Desember., 176.
14
M. Qurays Syihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1997). 28.
15
Masbukin, Kemukjiatan… 175.
15
16
Arsyad Ba`asyin, Beberapa segi …, didalam Jurnal Hunafa. … 125.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan
antara lain:
1. Al-Qur’an sebagai mukjizat kerasulan nabi Muhammad SAW yang abadi.
Disaksikan orang-orang sezaman beliau dan terus dibuktikan oleh orang-
orang setelahnya sampai hari kiamat.
2. Mukjizat adalah keistimewaan yang diberikan Allah kepada nabiNya untuk
membuktikan kebenaran risalah-Nya sekaligus melemahkan para pendusta
dan musuh-musuh Allah.
3. Mukjizat, dari al-‘Ajz (lemah/tak berdaya), al-I’jaz (melemahkan)
4. Beberapa aspek kemukjizatan al-Qur’an, diantaranya: aspek bahasa, aspek
ilmiah, aspek syari’ah, aspek peristiwa masa lalu, dan aspek peristiwa yang
akan datang.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Imam Al-Hafidz Ahmad Bin Ali Bin Hajar Al-Asqalany., Fathul Bari Bisyarhi
Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, T.T.) Jilid 9. 3.