Disusun oleh:
Hasrianti (80300220026)
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan Makalah..........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-buruknya hasil dan pemahaman
yang dicapai oleh siswa setelah pembelajaran dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk
mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan1. Taksonomi dapat diartikan
sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu.
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan, dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain,
yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.[2]
Kembali pada taksonomi variable pembelajaran, Banyak upaya yang
dilakukan ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasikan variabel dalam
pembelajaran, misalnya yang dikemukan Regeluth, dkk (1977). Klasifikasi
variabel pembelajaran ini terbagi atas 3 variabel, yaitu : kondisi pembelajaran,
metode pembelajaran dan hasil pembelajaran.[3]
1. Kondisi pembelajaran
Penggunaan variabel metode dipengaruhi oleh variabel kondisi
pembelajaran. Reigeluth dan Merril mengelompokkan variabel kondisi
pembelajaran menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah gambaran tentang hasil pembelajaran
yang diharapkan.
b. Karakteristik bidang studi dan kendalanya
Karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang
memberi landasan penting dalam menentukan strategi pembelajaran.
Kendala adalah keterbatasan sumber-sumber seperti waktu, media,
personalia, dan uang.
5
c. Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek kualitas individu siswa
yang mencakup bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah diperoleh.
2. Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Organizational strategy (strategi pengorganisasian)
Merupakan metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang
telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada
kegiatan pemilihan isi, pembuatan diagram, format, dst. Strategi
pengorganisasian dibedakan menjadi 2 yaitu strategi makro dan
strategi mikro. Strategi makro mengacu pada metode untuk
mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu
konsep, prosedur, atau prinsip. Strategi mikro mengacu metode untuk
mengorganisasi isi pembelajaran yang hanya satu konsep, prosedur,
atau prinsip.
Strategi makro berkaitan erat dengan proses memilih, menata
urutan, membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran. Pemilihan
isi dikaitkan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Pembuatan sintesis mengacu pada menunjukan kaitan antar konsep,
prosedur, atau prinsip. Pembuatan rangkuman mengacu pada cara
melakukan tinjauan ulang konsep, prosedur, atau prinsip, dan
kaitannya.
b. Delivery strategy (strategi penyampaian)
Merupakan metode untuk menyampaiakn pembelajaran kepada
siswa dan untuk menerima serta memberikan respon siswa. Bidang
kajian utama strategi ini adalah media pembelajaran. Dua fungsi
strategi penyampaian adalah (1) menyampaikan isi pembelajaran
kepada siswa, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang
diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja.
6
c. Management strategy (strategi pengelolaan)
Merupakan metode untuk menata interaksi antara peserta didik
dengan variabel pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi
penyampaian yang akan dipilih dan digunakan selama proses
pembelajaran. Ada 3 klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan,
yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan
motivasi.
3. Hasil Pembelajaran
Secara umum, hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Effectiveness (efektivitas)
Efektivitas pembelajaran diukur dengan tingkat pencapaian hasil
belajar peserta didik. 4 aspek yang digunakan sebagai tolak ukur
adalah tingkat kesalahan, kecepatan unjuk kerja, tingkat alih belajar,
tingkat retensi dari materi yang dipelajari.
2. Efficiency (efisiensi)
Efisiensi pembelajaran diukur dengan rasio antara efektivitas dan
jumlah waktu serta jumlah biaya dalam proses pembelajaran.
3. Appeal (daya tarik)
Daya tarik pembelajaran diukur dengan mengamati kecenderungan
siswa untuk tetap belajar. Ini juga erat kaitanya dengan daya tarik
bidang studi.
7
memiliki kelengkapan semua komponen sistem dikatakan efektif. Hal ini sangat
tergantung pada tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan pada masing-
masing komponen, terutama tercapainya output sekolah yaitu menghasilkan
lulusan yang bermutu, sesuai dengan standar kompetensinya. Penekanan
keefektivan sekolah adalah pada proses belajar yang berlangsung secara aktif atau
ada keterlibatan berbagai pihak terutama siswa dan guru sebagai subjek belajar.
David A. Squires, eLal. (1983) cir-ciri sekolah efektif yaitu: (a) adanya
standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan
di sekolah; (b) memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas;
(c) mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi; (d) siswa
diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan; (e) siswa
diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik; (f adanya
penghargaan bagi siswa yang berprestasi; (g) siswa kerja keras dalam meraih
prestasi: (h) para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab.
8
2. Karakteristik Sekolah Efektlf
Dengan demikian dapat disimpulkan pendekatan guru adalah proses, cara atau
perbuatan mendekati yang dilakukan seorang guru kepada peserta didik untuk
menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien, dalam mengajar, guru
harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, pandangan guru
terhadap siswa akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu
mempunyai pandangan yang sama dalam menilai siswa, hal ini akan
mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.
9
lainnya. E. Mulyasa mengungkapkan lima pendekatan pembelajaran yang perlu
dipahami guru untuk dapat mengajar dengan baik, yaitu: [4]
1. Pendekatan kompetensi
Kompetensi menunjukkan kepada kemampuan melaksanakan
sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan. Dalam
hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjukkan
kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu
dalam proses belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan kompetensi
merupakan indikator yang menunjukkan kepada perbuatan yang bisa
diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap, serta tahap-tahap pelaksanaanya secara
utuh.
2. Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, kreativitas
siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap,
serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian
tersebut termasuk di antaranya keterlibatan fisik, mental, dan sosial siswa
dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan.
Pendekatan keterampilan proses bertolak dari suatu pandangan
bahwa setiap siswa memiliki potensi yang berbeda, dan dalam situasi yang
normal, mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Oleh
karena itu tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada siswa dengan
menciptakan lingkungan yang kondusif agar semua siswa dapat
berkembang secara optimal. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
untuk mendorong aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam
pembelajaran antara lain: diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum,
tanya jawab, karya wisata, studi kasus, bermain peran, dan kegiatan-
kegiatan lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
10
3. Pendekatan lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui
pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini
berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian jika apa
yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari
berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan.
Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti siswa mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa
yang ada di lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah maupun di
lingkungan sekolah. Dalam hal ini siswa dapat menanyakan sesuatu yang
ingin diketahui kepada orang lain di lingkungan mereka yang dianggap
tahu tentang masalah yang dihadapi.
4. Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia
kehidupan siswa secara nyata, sehingga para siswa mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran kontekstual ini tugas guru adalah memberikan
kemudahan belajar pada siswa, dengan menyediakan berbagai sumber
belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi
pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan
strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar. Lingkungan
belajar yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran
kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.
5. Pendekatan tematik
Pendekatan tematik merupakan pendekatan pembelajaran untuk
mengadakan hubungan yang erat dan serasi antara berbagai aspek yang
mempengaruhi siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu pendekatan
11
tematik sering juga disebut pendekatan terpadu. Pendekatan tematik atau
pendekatan terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menyatupadukan serangakaian pengalaman belajar, sehingga terjadi saling
berhubungan satu dengan yang lainnya.
6. Pendekatan individu
Dalam sebuah ruangan kelas terdapat berbagai macam jenis
kepribadian peserta didik yang berbeda-beda, hal ini mesti diperhatikan
oleh seorang guru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Perbedaan individu siswa memberikan wawasan kepada guru bahwa
strategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan siswa pada aspek
individul ini.
Pendekatan indvidual ini mempunyai arti yang sangat penting bagi
kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan
individual ini. Dalam pemilihan metode juga seorang guru tidak bisa
sembarangan dalam pendekatan individu, sehingga seorang guru dalam
proses kegiatan pembelajaran harus memperhatikan individual yang
dihadapinya.
7. Pendekatan kelompok
Dalam kegiatan pembelajaran terkadang guru juga memerlukan
pendekatan kelompok, pendekatan kelompok ini diperlukan sewaktu
membina dan mengembangkan sikap sosial siswa. Dengan pendekatan
kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi
pada diri setiap siswa.
Ketika guru ingin menggunakan pendekatan kelompok, maka guru
harus mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan,
fasilitas, metode dan bahan yang diberikan. Dalam pengelolaan kelas
terutama berhubungan dengan penempatan siswa pendekatan kelompok
sangat diperlukan. Perbedaan individual siswa dijadikan sebagai pijakan
dalam melakukan pendekatan kelompok.
8. Pendekatan bervariasi
12
Dalam belajar siswa mempunyai motivasi yang berbeda-beda, pada
satu sisi siswa mempunyai motivasi yang rendah, tapi pada saat yang lain
siswa mempunyai motivasi yang tinggi. Dalam mengajar, guru yang hanya
menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang
kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana
kelas, sulit menormalkannya kembali.
Pendekatan bervariasi ini bertolak dari konsepsi bahwa
permasalahan yang dihadapi oleh setiap siswa dalam belajar bermacam-
macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai
motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus.
9. Pendekatan edukatif
Apapun yang dilakukan guru dalam pendidikan dan pengajaran
dengan tujuan mendidik, bukan karena motif-motif lain. Dalam
pendekatan edukatif ini tujuannya adalah untuk membina watak siswa
dengan pendidikan yang bersifat positif.
Sementara pembelajaran merupakan kata yang berasal dari kata dasar belajar
yang berarti sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.[6]
13
Dengan demikian pembelajaran sendiri merupakan proses dalam melakukan
perubahan yang dilakukan oleh perubah dan yang akan dirubah. Dengan kata lain
pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan
peserta didik. Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat
penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu
proses pembelajaran.[7]
1. Perencanaan Evaluasi.
2. Pelaksanaan Evaluasi.
4. Pengolahan Data.
15
penilaian yang bermanfaat bagi perkembangan peserta didik; (c) menjamin
orang tua akan informasi permasalahan peserta didik dalam belajar; (d)
mengandung berbagai cara dan strategi berkomunikasi; (d) memberikan
informasi yang benar, jelas, komprehensif dan akurat.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Bloom, B.S. et.al. (1981). Evaluation to Improve Learning. New York: McGraw-
Hill
http://alisadikinwear.wordpress.com/2011/10/20/prosedur-pengembangan-
evaluasi-pembelajaran/
Mavin, Sharon dkk. (2010). The Evaluation of Learning and Development in the
Workplace: A Review of the Literature
18
19