Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KETERAMPILAN MEGELOLA KELAS”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PPLK I


Dosen Pengampu : Ahmad Saehu S.Ag, S.Pd, M.Pd

Di Susun Oleh :
1. Nur Kasyeti :2117186208041
2. Muikoh : 2117186208028

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) SERANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Keterampilan Mengelola Kelas” ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh
alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas mata kuliah strategi pembelajaran. Disamping itu, saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya selama pembuatan
makalan ini berlangsung sehingga dapat terselesaikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Saya mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat saya perbaiki. Karena penulis sadar, makalah yang di buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Serang, 21 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................
B. Rumusan Masalah. .............................................................

C. Tujuan Makalah ................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ketrampilan mengelola kelas..........................
B. Tujuan keterampilan mengelola kelas..............................
C. Komponen-komponen dalam mengelola kelas. ................
D. Prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas. .................
E. Pendekatan keterampilan mengelola Kelas......................
F. Kelebihan dan kekurangan Mengelola Kelas....................

BAB III PENUTUP


Kesimpulan. ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk memperoleh kualitas sumber daya
manusia dalam menjamin keberlanjutan dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan sangat
mempengaruhi kualitas SDM suatu bangsa (Carolina et al., 2017). Peningkatan SDM
di Indonesia merupakan hal yang penting dan mendesak agarsecepat mungkin
direalisasikan dalam rangka menghadapi era global (Hayati, 2017).

Dalam Keberhasilan pendidikan tercermin dalam pelaksanaan proses belajar


mengajar antara pendidik dan peserta didik, karena pencapaian kerja dan hasil belajar
yang dilakukan dapat diketahui melalui proses belajar mengajar (Hakim et al., 2020).
Pencapaian hasil belajar dapat dilakukan dengan mengoptimalkan potensi-potensi dan
unsur pembelajaran (Lukman et al., 2019). Disisi lain, perpaduan antara minat,
motivasi, metode, model, kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran,
serta lingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan
sosial akan mempengaruhi hasil belajar.

Menurut Winarno (2012) dan Mulyono et al. (2017) bahwa suasana belajar yang
kondusif, inovatif dan menyenangkan dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar
siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai ciri
khas yang digunakan untuk belajar. Belajar memerlukan konsentrasi, oleh karena itu
perlu menciptakan suasana kelas yang dapat menunjang kegiatan belajar yang afektif.

Seorang guru harus menguasai keterampilan dasar dalam melaksanakan


tanggungjawab sebagai pelatih, pengajar dan pendidik (Suyanto & Djihad, 2013).
Keterampilan dasar mengajar guru yang baik dapat mengemas pembelajaran yang
inovatif dan menarik, sehingga dapat meningkatkan semangat dan hasil belajar siswa
(Depdiknas, 2005). Salah satu indikator seorang guru yang berkompeten adalah
mampu terampil dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, termasuk mengelola
kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, dan menyenangkan. Keterampilan
mengajar guru menjadi kunci keberhasilan suatu proses belajar mengajar (Antika &
Haikal, 2019).

Guru sangat berperan dalam pengelolaan kelas, apabila guru terampil mengelola
kelasnya dengan baik maka akan mudah bagi guru untuk mencapai tujuan yang telah
yang dirumuskan. Kelas yang efektif mewujudkan bahwa guru-guru dapat berdampak
pada tingkah laku dan hasil belajar siswa. Untuk itu guru membuat perencanaan
pengelolaan dan pengajaran dengan cara tertentu agar siswa berhasil dan mencapai
tujuan pengajaran.Sebagai persiapan melaksanakan tugas di kelas, guru harus
menguasai keterampilan dasar mengajar. Guruyang baik adalah guru yang mampu
menguasai komponen trilogi profesi, yaitu komponen subtansi profesi, komponen
dasar keilmuan, dan praktis profesi (Sadikin & Hakim, 2019). Guru sebagai tenaga
pendidik dan pejabat profesi, harus dilatih dan dipersiapkan secara khusus agar dapat
menjadi guru yang baik.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud keterampilan mengelola kelas ?

2. Apa tujuan dari keterampilan mengelola kelas ?

3. Apa saja komponen-komponen keterampilan mengelola kelas ?

4. Apa saja prinsip-prinsip dalam keterampilan mengelola kelas ?

5. Apa saja pendekatan yang digunakan dalam keterampilan mengelola kelas ?

6. Apa kelebihan dan kekurangan dalam keterampilan mengelola kelas ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud keterampilan mengelola kelas

2. Untuk mengetahui tujuan mengelola Kelas ?

3. Untuk mengetahui komponen-komponen mengelola Kelas ?

4. Mengetahui prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas ?

5. Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan dalam mengelola kelas ?

6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan keterampilan mengelola kelas ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan


pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Sedangkan pengertian
pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut
weber (1977), yaitu:

1. Berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach), pengelolaan kelas adalah


kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Guru berperan menciptakan dan
memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat.

2. Berdasarkan pendekatan permisif (permissive approach), pengelolaan kelas adalah


upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa dalam
melakukan

B. Tujuan Keterampilan Pengelolaan Kelas

Menurut Ahmad (1995, hlm. 2) tujuan pengelolaan kelas, sebagai berikut:

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan seoptimal mungkin.

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi


belajar mengajar.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual peserta didik.

Adapun tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah, 2006, hlm.
170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan, yakni:
1. Penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.

2. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan peserta didik untuk belajar.


3. Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan
intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada peserta didik.

C. Komponen-Komponen dalam Mengelola Kelas

a. menunjukkan sikap tanggap

Keterampilan ini menggambarkan tingkah laku guru yang telah memperhatikan


siswanya sehingga siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka. Cara yang
dilakukan dalam menunjukkan sikap tanggap ini dengan cara memandang secara
seksama, gerak mendekat.

b. membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi
perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang
sama. Cara yang digunakan dalam membagi perhatian yaitu melalui visual dan
verbal.

c. memusatkan perhatian kelompok


Seorang guru harus mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang
diberikan sehingga siswa tetap terlibat dalam kegiatan belajar. Cara yang
dilakukan yaitu dengan memusatkan pada suatu topik dan menuntut tanggung
jawab siswa untuk memperagakan alat atau melaporkan hasil diskusi.

d. memberikan petunjuk yang jelas


Petunjuk yang jelas sangat diperlukan oleh siswa sehingga siswa tidak
mengalami kebingungan dalam mengerjakan tugas atau perintah.
e. menegur

Siswa yang telah mengganggu proses pembelajaran dapat diberi teguran. Teguran
harus tegas dan jelas namun menghindari perkataan kasar atau menghina.

f. memberikan penguatan

segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan baik itu penguatan positif
maupun negatif dan teguran pada perilaku siswa yang telah menyimpang.
Pada keterampilan represif, berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan
siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan
remedial untuk mengembalikan kodisi belajar yang optimal.

D. Prinsip-Prinsip Keterampilan mengelola Kelas

Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas , perlu


diperhatikan pinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas sebagai berikut:

1. Kehangatan dan keantusiasan

Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang
menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar yang optimal. Guruyang
bersikap hangat dan akrab serta secara ajek menunjukkan antusiasmenya terhadap
tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau siswanya akan lebih mudah melaksanakan
komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas.

2. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan


meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang. Selain itu perhatian dan minat siswa akan
tetap terpelihara. Diusahakan, saat guru memberi tantangan, soal dimulai dari yang
mudah dan semua siswa bisa menjawab sebagai motivasi untuk menjawabselanjutnya.
3. Bervariasi

Penggunaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar mengajar merupakan kunci
pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta pengulangan aktivitas yang
menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika
terdapat banyak variasi maka kejenuhan akan berkurang dan siswa akan cenderung
meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan menunggu temannya.

4. Keluwesan

Selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan munculnya ganggua-gangguan


dari siswa. Untuk mencegah gangguan tersebut diperlukan keluwesan tingkah laku
guru untuk dapat merubah strategi mengajarnya mengajarnya dengan memanipulasi
berbagai komponen keterampilan mengajar yang lain.

5. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif

Cara guru memelihara suasana yang positif diantaranya adalah dengan memberi
aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari celaan terhadap
tingkah laku yang kurang wajar. Menyadari akan kemungkinan kesalahan yang dapat
dibuatnya sehingga akan mengganggu kelancaran dan kecepatan belajar siswa.

6. Penanaman disiplin diri

Siswa dapat mengembangkan diri sendiri merupakan tujuan akhir dari pengelolaan
kelas. Untuk mencapai tujuan ini guru harus selalu mendorong siswa untuk
melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri menjadi
contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.

E. Pendekatan Keterampilan Mengelola Kelas

Dalam mengelola kelas, kita telah dihadapkan pada siswa yang bersifat individual atau
kelompok, sehingga kita perlu berhati-hati dalam menanganinya. Biasanya
teknik yang digunakan antara lain: nasihat, teguran, larangan, ancaman, teladan,
hukuman dan sebagainya.

Menurut James Cooper dkk. mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan


kelas yang didalamnya terdapat teknik-teknik yaitu:

a. Pendekatan Alodifikasi Perilaku

Pendekatan ini bertolak dari psikalogi behavioral dengan anggapan dasar bahwa
tingkah manusia yang baik maupun yang buruk dalam batas-batas tertentu merupakan
hasil belajar. Pendekatan ini memanfaatkan hasil penelitian tentang bagaimana tingkah
laku manusia terbentuk melalui hubungan manusia dengan lingkungan guna
merumuskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membina siswa, yaitu:

1) Penguatan negatif yaitu: pengurangan hingga penghilangan suatu stimulus yang


tidak menyenangkan untuk mendorong terulang kembali suatu tingkah laku yang
timbul sebagai akibat dari pengurangan dan penghilangan tersebut.

Contoh: misalnya guru ingin agar siswa berani mengeluarkan pendapat, guru selalu
menunjuk langsung siswa yang tidak berani mengeluarkan pendapat agar
mengeluarkan pendapat (stimulus yang tidak menyenangkan). Bila suatu saat siswa
berani mengeluarkan pendapat tanpa menunggu ditunjuk guru maka guru mulai
mengurangi secara berangsur-angsur cara menunjuk langsung (penguatan negatif).
Pengurangan itu semakin meningkat sejalan dengan semakin seringnya,siswa
mengeluarkan pendapat tanpa ditunjuk guru hingga akhirnya ditiadakan bila siswa
telah terbiasa mengeluarkan pendapat.

Hal-hal yang perlu dihindarkan dalam penggunaan penguatan negatif:

a) Hindarkan pemberian stimulus yang menyakitkan

b) Sasaranya jelas

c) Pemberian penguatan dengan segera


d) Penyajian stimulus yang bervariasi

e) Keantusiasan.

2) Penghapusan yaitu: usaha mengubah tingkah laku siswa dengan cara


menghentikan pemberian respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang semula
dikuatkan dengan respons tersebut.Sebagai contoh, seorang siswa yang selalu
mengomentari penjelasan guru saat guru sedang menerangkan, misalnya, mungkin
karena setiap kali siswa mengomentari penjelasan guru, guru selalu memberikan
respons yang memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkeberatan dengan
komentar komentar seperti itu (padahal guru sebenarnya tidak mengharapkan komentar
seperti itu). Untuk mengurangi artau menghilangkan kebiasaan seperti tersebut, salah
satu teknik yang dapat digunakan adalah penghapusan, yaitu dengan menghentikan
pemberian respons yang memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkebertaan
terhadap kebiasan siswa tersebut. Contoh lain yaitu pada siswa yang sering menjawab
maka guru berkata “Yang sudah menjawab tolong berikan kesempatan pada yang lain
ya…!” Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan penghapusan, yaitu:

a) Untuk mengurangi kekecewaan siswa sebagai akibat ditiadakannya pengukuh yang


diharapkan, sebaiknya teknik ini dikombinasikan dengan teknik lain, khususnya teknik
penguatan positif, bila ternyata ada hal-hal yang dilakukan oleh siswa.

b) Bila guru sulit menemukan penguatan yang membentuk tingkah laku siswa, lalu
setelah mencoba-coba beberapa pengukuh ternyata gagal, sebaiknya digunakan teknik
lain agar siswa tidak terlalu larut dalam tingkah laku yang hendak dihapus tersebut.

c) Dibutuhkan waktu yang relatif lama dalam menghilangkan tingkah laku siswa yang
menyimpang bila menggunakan teknik penghapusan. Sementara penghapusan
berlangsung dan siswa melakukan tindakan yang sangat mengganggu kelancaranproses
pembelajaran, misal menyebabkan siswa sekelas tertawa berkepanjangan, sebaiknya
teknik ini tidak dilanjutkan pemakaiannya dan diganti dengan teknik lain.
d) Bila suatu penguatan telah ditetapkan untuk tidak diberikan kepada siswa, maka
sedapat mungkin penguatan tersebut tidak diberikan.Untuk itu perlu ada koordinasi
antar staf pengajar agar tidak terjadi ada guru tidak memberikan penguatan, dipihak
lain ada guru yang tetap memberikan.Bila hal demikian terjadi akan semakin sulit
menghapus tingkah laku siswa yang menyimpang tersebut.

3) Hukuman.

Penyajian stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera


tingkah laku siswa yang tidak dikehendaki.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hukuman:

a) Sedapat mungkin aturan hukuman diciptakan bersama antara guru dengan siswa
atau minimal disepakati oleh siswa dan lebih baik dikatakan pada awal pertemuan.
Dengan demikian siswa lebih ikhlas bila dihukum.

b) Hukuman hendaknya diberikan segera setelah pelanggaran terjadi sehingga siswa


memiliki kesan yang kuat tentang kaitan antara pelanggaran dan hukuman.

c) Sedapat mungkin hukuman dikombinasikan dengan teknik lain terutama teknik


penguatan positif, bila ada haI-hal positif pada diri siswa.

d) Setelah menghukum siswa, guru hendaknya bersikap wajar seperti semula agar
hubungan yang mungkin terganggu sebagai akibat pemberian hukuman dapat pulih
kembali.

e) Bentuk-bentuk hukukman yang digunakan bervariasi agar siswa tidak menjadi


jenuh atau kebal dengan sesuatu bentuk hukuman.

b. Pendekatan Sosial Emosional

Pendekatan ini bertolak dari psikologi klinis dan konseling, dengan anggapan dasar
bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien mempersyaratkan hubungansosial
emosional yang baik antara guru dengan siswa dan antarsiswa. Selanjutnya
guru dipandang memegang peranan penting dalam menciptakan hubungan baik
tersebut. Pengalaman dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan pada kita bahwa bila
hubungan kita dengan partner kerja baik, berbagai kegiatan kejasama dapat
berlangsung dengan lancar. Dan bila terjadi kesalahpahaman mudah dicari jalan
keluarnya. Demikian halnya dengan proses pembelajaran di sekolah, bila hubungan
antara guru dengan siswa baik, maka proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
lancar, kesalahpahaman yang timbul dapat diatasi dengan mudah.

Berikut ini adalah sikap-sikap yang diperlukan oleh guru dalam mengatasi kenakalan
siswa:

1) Sikap umum,

Yaitu terbuka, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, empati,


membicarakan situasi pelanggaran dan bukan pelakunya, demokratis (melibatkansiswa
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingannya).

2) Sikap khusus.

Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel mengelompokkan tingkah laku siswa yang biasanya
mengganggu proses pembelajaran menjadi empat macam yaitu:

a) Siswa yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu berusaha memakai
berbagai cara untuk menarik perhatian guru. la mungkin tertawa lebih keras dibanding
dengan teman-temannya, sering menggoda teman disebelahnya, pura-pura sakit, pura-
pura tidak mengerti sehingga bertanya terus dan sebagainya. Hal yang demikian
sebaiknya dibiarkan saja.

b) Siswa yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha mengalahkan
orang lain. Bila tidak dapat secara wajar, ia akan marah dan melakukan tindakan
agresif, atau sebaliknya menarik diri sama sekali dan tidak mau melaksanakan
kewajibannya. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan tugas untuk memimpin yang
membutuhkan keberanian atau kekuatan fisik.
c) Siswa yang memiliki tingkah laku membalas dendam akan selalu melakukan
tindakan yang menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis. Hal ini sebaiknya
diserahkan pada psikolog dan guru hanya membantu pelaksanaanya di kelas.

d) Siswa yang memiliki tingkah laku merasa tidak mampu akan selalu mengatakan
bahwa ia tidak mampu mengerjakan tugas. Karena biasanya ia yakin akan gagal atau
merasa gagal sebelum mulai. Hal ini jangan disalahkan langsung melainkan berikan
dorongan dan bimbingan.

c. Pendekatan Proses kelompok

Pendekatan ini bertolak dari psikologi dan dinamika kelompok, dengan anggapan dasar
bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks
kelompok, yaitu kelompok kelas. Oleh karena itu, peranan guru dalam rangka
pengelolaan kelas adalah menciptakan kelompok kelas yang mempunyai ikatan yang
kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pada awal pelajaran, para siswa
biasanya masih merupakan kerumunan orang dengan tujuan, pikiran, perasaan yang
sangat berbeda. Tugas guru adalah memadu kepentingan-kepentingan perseorangan
tersebut menjadi kepentingan kelompok, kemudian membentuk kerumunan tersebut
menjadi satu kelompok dengan ikatan yang kuat dan mampu bekerja sama secara
produktif. Untuk mengikat kerumunan siswa menjadi satu kelompok yang mempunyai
ikatan yang kuat, ada sejumlah unsur yang diperlukan.Unsur-unsur penting yang amat
diperlukan adalah tujuan, aturan, dan pemimpin.

1) Tujuan Kelompok.

Siswa biasanya hadir di kelas dengan tujuan yang berbeda, maka tugas guru yang
pertama adalah mengarahkan para siswa ke tujuan kelas, khususnya indikator. Tujuan
yang dapat mendorong usaha untuk mencapainnya antara lain adalah tujuan yang jelas
dan realistis. Oleh sebab itu, guru perlu merumuskan tujuan yang realistis serta
mengkomunikasikannya secara jelas kepada siswa.
2) Aturan.

Aturan yang mampu mengikat siswa menjadi kelompok yang padu adalah aturanyang
dapat dibuat bersama antara guru dan siswa atau minimal disetujui oleh siswa. Bila ada
siswa yang tidak menyetujui aturan dalam kelompok akan mengurangi daya ikat aturan
tersebut.

3) Pemimpin.

guru dengan sendirinya akan menjadi pemimpin kelompok siswa di kelas saat
mengajar. Sebagai pemimpin hal pertama yang harus dilaksanakan adalah menjelaskan
tujuan kelompok dan membentuk aturan kelompok. Selain itu dalam menciptakan dan
memelihara suasana kerja kelompok yang sehat ada beberapa hal yang perlu dilakukan,
yaitu mendorong dan memeratakan partisipasi, mengurangi ketegangan, memperjelas
komunikasi, mengatasi pertentangan antarpribadi atau antarkelompok dan
menunjukkan kehadiran serta menerapkan sangsi.

F. Kelebihan dan Kekurangan Mengelola Kelas

Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan muncul
jika seorang guru mampu membawa suasana dan terampil dalam mengelola kelas.
Namun kekuarangan atau kejelekan pengelolaan kelas ini akan muncul atau guru
merasa kewalahan bila belum memahami langkah memahami keterampilan ini.

a. Kekurangan

Susah diterapkan Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atasPerlu


menjaga wibawa dan cara bergaul guru Senantiasa fokus pada kelas dan segala
permasalahannya

b. Kelebihan

Sangat efektif dalam pembelajaran Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses
dilakukanMenjadi pembelajaran yang nyamanSiswa menjadi cepat menanggapi setiap
pembelajaran yang ada guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengelolaan kelas adalah pengadaan kelas oleh guru dengan cara-cara atau
pendekatan-pendekatan tertentu sehingga siswa merasa nyaman dan optimal.
Tujuan kelas menurut (Ahmad) adalah ewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik
sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan
siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin, menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksibelajar mengajar.

Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas yaitu ada menunjukkan sikap


tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan
petunjuk yang jelas, dan menegur. Prinsip-prinsip mengelola kelas Kehangatan dan
keantusiasan, Tantangan, Bervariasi, Keluwesan, Penekanan pada Hal-Hal yang
Positif, dan Penanaman disiplin diri.

pendekatan dalam pengelolaan kelas yaitu pendekatan alodifikasi perilaku,


pendekatan sosial emosional, dan pendekatan proses kelompok. Pendekatan
alodifikasi perilaku menjelaskan bahwa tingkah laku positif maupun negatif dalam
batas-batas tertentu merupakan hasil belajar maka teknik-teknik yang digunakan
untuk membina siswa yaitu melalui penguatan negatif, penghapusan, dan hukuman.
Pada pendekatan sosial emosional menjelaskan bahwa syarat pembelajaran yang
efektif dan efisien adalah hubungan emosional yang baikantara guru dan siswa dan
antarsiswa. Ada dua sikap dalam mengatasinya yaitu sikap umum (terbuka) dan
sikap khusus (menyesuaikan perilaku yang kurang negatif tersebut). Sedangkan
pendekatan terakhir adalah pendekatan proses kelompok. Pendekatan ini
menjelaskan pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks
kelompok besar (kelas). Untuk membentuk suatu
kelompok tersebut diperlukan menyepakati tujuan, aturan, dan pemimpin (guru
bertindak sebagai pemimpin).

Kebihan dan Kekurangan dalam Pengelolaan Kelas, yaitu Kekurangan yaitu Susah
diterapkan Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atasPerlu menjaga
wibawa dan cara bergaul guru Senantiasa fokus pada kelas dan segala
permasalahannya. Sedangkan Kelebihanya adalah Sangat efektif dalam
pembelajaran Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukanMenjadi
pembelajaran yang nyamanSiswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran
yang ada guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, N., Yudiyanto, Hakiki, P.R.L., & Soleha, S. (2020). Analisis keterampilan
dasar mengajar mahasiswa tadris biologi. JPBIO (Jurnal Pendidikan
Biologi), 5 (1), 56-63. DOI: 10.31932/jpbio.v5i1.576

Maarif, Samsul. 2010. 8 Keterampilan Mengelola Kelas, (Online),


(http://pintamins.blogspot.com/2010/06/keterampilan-mengelola-
kelas.html), diakses 20 April 2020

Sadikin, A., & Hakim, N. (2019). Buku Ajar Berbantuan Model Pembelajaran
Everyone is A Teacher Here: Upaya Meningkatkan Keterampilan Dasar
Mengajar Calon Guru Biologi. Assimilation: Indonesian Journal of
Biology Education, 2(2), 47-51. https://doi.org/10.17509/aijbe.v2i2.1924.

Tamwifi, Irfan. 2011. Ketrampilan Mengelola Kelas, (Online),


(http://www.unjabisnis.net/2010/11/8-keterampilan-mengelola-
kelas.html), diakses 20 April 2020

Wahidin, Dadan. 2008. Keterampilan Mengelola Kelas, (Online),


(http://makalahkumakalahmu.wordpress.com), diakses 19 April 2020

Wartono.2003.Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan


Malang.

Anda mungkin juga menyukai