Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN KELAS

Disuse Guna Memenuhi


Tugas Mata Kuliah
Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu:
H. Ahmad Munadirin, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Nama : Siti Agustina (20111360)
Semester : V (Ganjil)
Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.

Tak lupa penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “Pengelolaan Kelas”bertujuan untuk memenuhi tugas


mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak
mendapat bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.H.Ahmad Tantowi,M.Si.,M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Islam


Kendal (STIK) dan selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Pengelolaan
Kelas yang telah memberikan bimbingannya serta kesempatan untuk membuat
makalah ini.
2. Semua pihak yang berperan dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis
agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Kendal, 14 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………..…..………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………..…………………………….….
DAFTAR ISI………………………………………………...…………………...…………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………...………………………..……………..

A. Latar Belakang……………..…………..……………………..………………………...

B. Rumusan Masalah……………………..………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan………………………..……………..…..……………………………

D. Manfaat Penulisan……………………………………………………..………………..

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..……….…...
A. Pengertian Istihsan…………………………………………………………...…………
B. Syarat Dan Rukun Istihsan……………………………………………...………………
C. Kehujahan Istihsan……………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP…………………………………………..…….………………………...

A. Simpulan……………………………………...…….…...…………………………………

B. Saran……………..……………………….……....…………………………………..……

DAFTAR PUSTAKA……………………………..…………………………………..………
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Parana guru sebagai manajer dalam kegiatan belajar di kelas sudah lama diakui
sebagai salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru
sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran saja tetapi
juga harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar
yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu sejalan dengan upaya
pemerintah dalam meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan, penerapan strategi
pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat
digunakan untuk memecahkan persoalan yang mendasar dari permasalahan pendidikan di
tanah air. peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru
sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan
fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Mengapa dibutuhkannya strategi pengelolaan kelas?

2. Apa Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas?

3. Bagaimana penerapan sistem dalam pengelolaan kelas?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui strategi pengelolaan kelas.

2. Mengetahui apa saja peran Guru dalam pengelolaan kelas.

3. Mengetahui sistem pengelolaan kelas.


BAB II
PEMBAHASAN

A. PERLUNYA STRATEGI PENGELOLAAN KELAS


Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar
yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai
kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada
dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru
dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan
lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru
sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai
evaluator. Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas
yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya
tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan
kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan
serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas yang efektif
merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”.
Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran
yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalamkelas. Berdasarkan uraian
di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru
dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas,
menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga
keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya
proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.
B. PERAN GURU DALAM STRATEGI PENGELOLAAN KELAS
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru
dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan
lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru
sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai
valuator.
a) Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada
orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa
tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru
adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang
dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator
dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
b) Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena
setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun
kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat
pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain :
- Mengetahui - Mengerti - Mengaplikasikan - Analisis - Sintesis (analisis dalam berbagai
sudut) - Evaluasi

Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil
nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari
kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam
melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan
psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan
proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka
c) Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma
guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru
Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang
tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola
kelas : Merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran
Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi
belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi segala
sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran
d) Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga
media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember
belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa
kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai
dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran.
Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus
dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh
peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya
misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
C. PENGATURAN KELAS
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi
interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan
bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut
menentukan berhasil tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan
intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas. Untuk
menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi
belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan
terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.
Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan
mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :
o Pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran.
o Pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran dikelas agar tercipta suasana yang
menggairahkan dalam belajar.
o Pengelompokan siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa itu
sendiri.
D. PENERAPAN SUATU SISTEM DALAM MENGELOLA KELAS
Mengelola kelas itu merupakan pembuatan keputusan-keputusan yang
direncanakan bukan keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan
darurat jika seorang guru, dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh terhadap
siswa kepada kepala sekolah dan disitu ditegur, mungkin si guru telah tenang kembali
merasa bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah terjadi lagi pelanggaran
serupa oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jika demikian, ia
bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian , ia tidak konsisten biasanya
antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah dikelas akan menolong guru dari
dilema-lema seperti itu. Dasar dari pendekatan yaitu bahwa perilaku yang baik dikelas
sebagian dapat dibentuk dengan cara memberikan ganjaran atau tidak.
1. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya
efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena
itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif , tanpa perlu menegur andai
kata siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat
duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.
2. Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat
memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan
jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek
saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana
baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang
akan terjadi.
4. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak
perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu,
tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5. Teknik yang keras. Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di
hadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya
mengeluarkannya dalam kelas.
6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka. Bila kenakalan di kelas mulai
bertambah, sering guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan
pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan
menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur. Kadang-kadang masalah
kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apbila guru
berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah
yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
8. Mengadakan analisis. Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat
kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi
keresahan siswanya.
9. Mengadakan perubahan kegiatan. Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya,
tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan.
Jika biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk
dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan mereka.
10. Teknik menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”.
Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila
himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Untuk tercapainya apa yang menjadi tujuan pembelajaran dalam proses
pengelolaan kelas kami mengambil kesimpulan bahwa: pertama strategi guru dalam
membuat perencanaan pembelajaran sebelum tahun ajaran baru, dan kepala sekolah
mewajibkan semua guru membuat perencanaan pembelajaran yang meliputi: silabus,
analisa materi pelajaran (AMP), program tahunan, program semester, dan Rencana
program pengajaran. Kedua Membangun Kerjasama dengan Siswa dalam Pembelajaran.
Membangun kerjasama dengan siswa, artinya dalam pembelajaran terjadi interaksi
yang komunikatif antara guru dengan siswa. Upaya-upaya tersebut: (a) menjalin
hubungan baik dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran maupun kegiatan
ekstrakurikuler, (b) berusaha menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah di
pahami siswa, (c) menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, (d)
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Dengan strategi ini suasana
pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga siswa menjadi on task dalam
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.


Popham, W. James. 1992. Teknik mengajar secara sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.
Setiawan, Conny dkk. 1985. Pengelolaan kelas. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai