Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MANAJEMEN SEKOLAH

MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF


Dosen Pengampu : Astuti Wijayanti, S.Pd., M.Pd,Si.

Disusun Oleh :

Kelompok 9

1. Fradilah Rustam (2020003063)


2. Vera (2020003021)
3. Julio Saviola N S (2020003037)
4. Ghufron Gilang Z.S (2019003041)
5. La Ode Alif R.S (2019003034)

PRODI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu usaha meningkatkan kualitas hidup manusia melalui
pengembangan potensi yang mereka miliki. Oleh karena itu, Pendidikan memerlukan
manajemen. Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan usaha anggota-onggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Salah satu ruang lingkup manajemen pendidikan yang perlu di kelola adalah kelas karena
ditempat itulah terciptanya proses pembelajaran. Pembelajaran yang efektif disebabkan strategi
pembelajaran yang bagus, kesiapan sarana dan prasaran, suasana kelas yang aman, nyaman,
dan interaksi sosial yang bagus.
Manajemen kelas adalah usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar
secara sistematis. Usaha tersebut mengarah pada penyiapan bahan belajar, sarana prasarana
pembelajaran, pengaturan ruang belajar, yang diarahkan untuk mewujudkan suasan
pembelajaran yang efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian manajemen kelas secara singkat dan secara umum?
2. Adakah pengaruh keterampilan, acuan, prnsip, dan pendekatan dalam keberhasilan
mewujudkan kelas yang efektif?
3. Apa saja tujuan yang akan dicapai jika terwujudnya manajemen kelas yang efektif?
4. Apa saja langkah-langkah kegiatan dalam menejemen kelas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kelas baik secara singkat maupun secara
umum.
2. Untuk mengetahui pengaruh keterampilan, acuan, prinsip, dan pendekatan dalam
keberhasilan untuk mewujudkan kelas yang efektif.
3. Untuk mengetahui tujuan yang akan dicapai jika terwujudnya manajemen kelas yang
efektif.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah kegiatan yang tepat dalam manajemen kelas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kelas


Manajemen kelas berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan kelas. Manajemen berasal dari
kata bahasa Inggris yaitu management, yang diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti
proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sementara yang
dimaksud kelas secara umum diartikan sebagai sebagai sekelompok peserta didik yang ada pada
waktu yang sama menerima pembelajaran yang sama dari pendidik yang sama. Sebagian
pengamat yang lain mengartikan kelas menjadi dua pemaknaan, yaitu: Pertama, kelas dalam arti
sempit, yaitu berupa ruangan khusus, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses
belajar mengajar. Kelas dalam hal ini mengandung sifat-sifat statis, karena sekedar menunjuk
pada adanya pengelompokan siswa berdasarkan batas umur kronologis masing-masing. Kedua,
kelas dalam arti luas, yaitu suatu masyarakat kecil yang secara dinamis menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar secara kreatif untuk mencapai tujuan.
Dari definisi tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa dalam mewujudkan pengelolaan
kelas yang efektif tidak terlepas dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran, serta memanfaatkan sumber daya-sumber daya secara optimal.
Definisi manajemen atau pengelolaan kelas telah mengalami pergeseran secara paradigmatik
meskipun esensi dan tujuannya relatif sama, yaitu terselenggaranya proses pembelajaran secara
efektif dan efisien. Efisien dan efektivitas pembelajaran diukur menurut nilai-nilai pendidikan
yang dianut dewasa ini. Adapun nilai-nilai yang dimaksud bisa nilai-nilai perjuangan, kognitif,
afeksi, solidaritas sosial, moralitas, keagamaan, dan sebagainya yang dikaitkan dengan sumber
daya yang digunakan.

B. Manajemen Kelas yang Efektif dan Efisien


1. Keterampilan Manajemen Kelas
Ketrampilan manajemen kelas menduduki posisi primer dalam menentukan keberhasilan
proses pembelajaran. Lingkungan belajar yang efektif cenderung lebih sukses dari pada guru
memerankan diri sebagai otoritas atau penegak disiplin belaka. Kinerja manajemen kelas yang
efektif memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi penciptaan pemahaman diri, evaluasi diri,
dan internalisasi kontrol diri pada peserta didik.
Hampir seluruh survei mengenai keefektifan guru (teacher effectivnes) melaporkan bahwa
ketrampilan manajemen kelas menduduki posisi primer dalam menentukan keberhasilan proses
pembelajaran. Lingkungan belajar yang efektif cenderung lebih sukses, dari pada guru-guru
yang memerankan diri sebagai figur otoritas atau penegak disiplin belaka. Kinerja manajemen
kelas yang efektif memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi penciptaan pemahaman diri,
evaluasi diri, dan internalisasi kontrol diri pada kalangan siswa.
Mempersiapkan manajemen kelas yang efektif, itu dapat diorganisasikan diseputar 3 topik
utama:
a. Menetapkan peraturan dan prosedur
Pikirkan sejenak tentang apa yang terjadi bila prosedur atau aturan tiba-tiba rusak atau
tidak ada lagi, misalnya ketika listrik padam maka lampu-lampu lalu lintas juga akan
berhenti beroperasi atau padam.
b. Menjaga aturan dan prosedur
Pengelolaan kelas yang efektif pada umumnya hanya menetapkan beberapa aturan
prosedur saja, mengajarkanya dengan cermat kepada siswa, dan mrnjadikannya sesuatu
yang rutin dengan menggunakannya secara konsisten.
c. Menjaga konsistensi
Manajemen kelas yang efektif dan konsisten dalam menegakkan aturan dan menetapkan
prosedur, bila tidak ada aturan serta prosedur akan buyar dengan cepat.

2. Acuan Mewujudkan Manajemen Kelas yang Efektif


Ada beberapa acuan untuk mewujudkan manajemen kelas yang efektif yaitu:
a. Mengkaji bahan ajar/materi pembelajaran yang akan disampaikan.
b. Mengakaji bentuk-bentuk pengelolaan kelas.
c. Memperhatikan hal-hal pengelolaan kelas terkait dengan pemberian danmembangkitkan
perhatian dan motivasi peserta didik, mengembangkankeaktifan dalam pembelajaran,
keterlibatan langsung peserta didik,pemberian pengulangan, pemberian tantangan belajar,
pemberian balikandan penguatan, serta perbedaan individual siswa.
d. Mengidentifikasikan permasalahan dan hambatan.
e. Membahas dengan kepala sekolah dan rekan guru lain untuk mencarialternatif
pemecahannya.
f. Menyusun rencana kerja. Agung (2010: 57)

3. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas


Prinsip-prinsip dasar sangat dibutuhkan guna memperkecil timbulnya masalah atau gangguan
dalam mengelola atau memanajemen kelas. Beberapa prinsip manajemen kelas tersebut, antara
lain sebagai berikut:
1) Guru Harus Hangat dan Antusias
Agar kelas dapat dikelola dengan baik, seorang guru harus bersikap hangat dan
antusias kepada siswa. Untuk dapat memiliki sikap yang hangat kepada siswa guru dapat
melakukan hal-hal berikut:
a) Bertanyalah tentang kabar siswa-siswi sebelum memulai pelajaran. Cara ini
setidaknya dapat membangun kesan mendalam pada diri siswa dan membuat mereka
benar-benar merasa diperhatikan.
b) Sediakan waktu dan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan persoalan-
persoalan yang mereka hadapi, baik mengenai persoalan pelajaran atau persoalan
lain.
c) Berdoalah untuk mereka. Ketika guru secara khusyuk berdoa untuk siswa dan siswa
mengamininya, maka pada saat itu terjalin hubungan emosional yang kuat antara
guru dengan siswa.

2) Guru Harus Mampu Memberikan Tantangan


Biasanya setiap siswa sangat menyukai beberapa tantangan yang mengusik rasa ingin
tahu mereka. Karena itu, guru harus mampu memberikan tantangan yang dapat
memancing antusiasme siswa dalam mengikuti mata pelajarannya. Beberapa langkah
yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan tantangan, yaitu:
a) Lakukan evaluasi sederhana secara berkala setiap minggu. Apabila hari ini guru
menyampaikan materi suatu pelajaran, maka evaluasi dapat dilakukan pada minggu
yang akan datang.
b) Selingi dengan kuis, misalnya guru membuat teka-teki yang bahan bahannya
diambil dari materi pelajaran. Atau ajaklah siswa untuk belajar di luar kelas sebagai
sarana untuk refreshing.

3) Guru Harus Mampu bersikap Luwes


Setiap guru harus mampu bersikap luwes kepada siswanya. Artinya, di dalam kelas
seorang guru tidak harus memosisikan diri sebagai orang yang serba tahu. Sesekali dalam
waktu tertentu, guru juga harus mampu menempatkan dirinya sebagai orang “saudara”,
“orang tua”, maupun “sahabat’ bagi siswa-siswinya. Pergaulan yang luwes antara seorang
guru dengan siswa dapat menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai. Untuk
mewujudkan hal tersebut, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru,
yaitu:
a) Memperlakukan siswa layaknya saudara/anak sendiri. Sebagai seorang saudara, tentu
kita tidak canggung apabila henda meminta bantuan atau diminta bantuan oleh
mereka.
b) Sesekali panggil siswa dengan panggilan “nak”. Panggilan akrab semacam ini dapat
menimbulkan kesan mendalam dalam diri siswa, semacam perasaan kalau siswa
adalah anak-anaknya sendiri

4) Beri Penekanan pada Hal Positif


Perlu diketahui bahwa dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada
hal-hal yang positif dan menghindari terlalu fokus pada hal-hal negatif. Dalam kelas,
pandangan dan sikap guru terhadap suatu hal dapat memberikan pengaruh besar bagi
siswa. Hal-hal yang perlu dilakukan guru untuk dapat menumbuhkan sikap seperti ini
antara lain:
a) Jangan mencela siswa yang berbuat negatif di dalam kelas. Atur waktu di mana guru
bisa berbicara dan menasehati siswa yang bersangkutan tanpa harus
mempermalukannya di depan teman-teman.
b) Selalu ingatkan mereka terhadap tujuan dan cita-cita belajarnya, serta kemukakan
apa saja hal-hal yang dapat merusak cita-cita itu.
c) Berilah pujian jika ada siswa yang sudah melakukan tindakan-tindakan positif.
Jangan lupa untuk mendorong dan memotivasi siswa-siswi yang lain untuk
melakukan hal serupa.

4. Pendekatan dalam Manajemen Kelas


Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam manajemen kelas, yaitu sebagai
berikut:
1) Pendekatan Kekuasaan
Pendekatan kekuasaan disini memiliki pengertian sebagai sikap konsistensi dari
seorang guru untuk menjadikan norma atau aturan-aturan dalam kelas sebagai acuan
untuk menegakkan kedisiplinan. Dalam proses itu, peranan guru adalah menciptakan
dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas, sehingga suasana belajar mengajar
dapat berlangsung dengan efektif.

2) Pendekatan Ancaman
Ancaman juga dapat dijadikan pendekatan yang perlu dilakukan guru untuk
me manage kelas yang baik. Namun, ancaman disini sepatutnya tidak dilakukan
sesering mungkin dan hanya diterapkan manakala kondisi sudah benar-benar tidak
dapat dikendalikan. Selama guru masih mampu melakukan pendekatan lain di luar
ancaman, maka akan lebih baik jika pendekatan dengan ancaman ini ditangguhkan.

3) Pendekatan Kebebasan
Pendekatan ini juga perlu dilakukan oleh guru untuk dapat memanajemen kelas
dengan baik adalah dengan melakukan pendekatan kebebasan. Artinya, guru harus
membantu para siswa agar mereka bebas mengerjakan sesuatu dalam kelas, selama
hal itu tidak menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan dan disepakati
bersama. Terkadang, siswa tidak nyaman apabila ada seorang guru yang terlalu over-
protektif sehingga siswa tidak leluasa melakukan eksperimennya

4) Pendekatan Resep
Pendekatan resep sangat cocok dilakukan oleh guru sendiri. Dalam hal ini, kita
perlu mencatat beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama mengajar
di kelas. Ketentuan itu dibuat tidak semata-mata untuk kepentingan guru, melainkan
juga untuk kepentingan pengaturan kelas. Oleh sebab itu, cobalah ingat kembali apa
yang tidak disukai siswa pada saat kita mengajar, sehingga ketidaksukaan itu dapat
menyebabkan situasi kelas menjadi tidak efektif.
5) Pendekatan Pengajaran
Kemampuan guru dalam membuat perencanaan pengajaran sekaligus
mengimplementasikannya dalam kelas, merupakan pendekatan yang sangat efektif
untuk dapat mengelola kelas yang baik. Karena itu, buatlah perencanaan pengajaran
yang matang sebelum kita masuk kelas dan patuhilah tahapan-tahapan yang sudah
kita buat sebelumnya.

6) Pendekatan Perubahan Tingkah Laku


Sebagaimana prinsipnya, pengelolaan kelas dilakukan sebagai upaya untuk
mengubah tingkah laku siswa di dalam kelas dari kurang baik menjadi baik. Oleh
sebab itu, kita harus mampu melakukan pendekatan berdasarkan perubahan tingkah
laku agar tujuan pengelolaan kelas dapat tercapai dengan baik.

7) Pendekatan Sosio-Emosional
Sebuah kelas dapat dikelola secara efisien selama guru mampu membina
hubungan yang baik dengan siswa-siswanya. Pendekatan yang berdasarkan kepada
terjalinnya hubungan yang baik antara guru dan siswa ini disebut dengan pendekatan
sosio-emosional. Selain itu, suasana kelas juga akan lebih kondusif apabila hubungan
siswa dengan siswa dapat terjalin dengan baik. Namun, untuk dapat mewujudkan hal
ini, guru terlebih dulu harus membangun komunikasi dan interaksi secara positif
dengan para siswa-siswinya.

8) Pendekatan Kerja Kelompok


Pendekatan kerja kelompok dengan model ini membutuhkan kemampuan guru
dalam menciptakan momentum yang mendorong kelompok-kelompok di dalam kelas
menjadi kelompok yang produktif. Di samping itu, pendekatan ini juga
mengharuskan guru untuk mampu menjaga kondisi hubungan antar kelompok agar
dapat selalu berjalan dengan baik.

9) Pendekatan Elektis atau Pluralistis


Pendekatan elektis biasanya menekankan pada potensi, kreativitas, dan inisiatif
wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan berdasarkan situasi yang
dihadapinya. Pendekatan elektis atau disebut juga pendekatan pluralistis, yaitu
pengelolaan kelas dengan menggunakan berbagai pendekatan yang memiliki potensi
menciptakan proses belajar mengajar agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Guru bebas memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan sesuai
kemampuannya untuk menumbuhkan proses proses pengelolaan yang dinamis.
C. Tujuan manajemen kelas
Adapun tujuan manajemen kelas adalah:
a. Memudahkan kegiatan belajar peserta didik.
b. Mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi terwujudnya interaksidalamkegiatan
belajar mengajar.
c. Mengatur berbagai penggunaan fasilitas belajar.
d. Membina dan membimbing peserta didik sesuai dengan berbagai latarbelakang sosial,
ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
e. Membantu peserta didik belajar dan bekerja sesuai dengan potensi dankemampuan yang
dimilikinya.
f. Menciptakan suasana sosial yang baik di dalam kelas.Rusydie (Wiyani, 2013:61)
Apabila tujuan dari manajemen kelas sudah tercapai, maka ada dua kemungkinan yang akan
dialami oleh siswa sebagai indikator keberhasilan dari manajemen tersebut, yaitu:
1) Sebuah manajemen kelas dapat dikatakan berhasil apabila sesudah itu setiap siswa
mampu untuk terus belajar dan bekerja. Siswa tidak mudah menyerah dan pasif
manakala mereka merasa tidak tahu atau kurang memahami tugas yang harus dikerjakan.
Setidaknya, siswa masih menunjukkan semangat dan gairahnya untuk terus mencoba dan
belajar, meski mereka menghadapi hambatan dan problem yang sulit sekalipun.
2) Sebuah manajemen kelas juga dapat dikatakan berhasil apabila setiap siswa mampu
untuk terus melakukan pekerjaan tanpa membuang-buang waktu dengan percuma.
Artinya, setiap siswa akan bekerja secepatnya supaya ia segera dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini akan membuat siswa mampu menggunakan
waktu belajarnya seefektif dan seefisien mungkin.

D. Langkah-langkah Kegiatan Manajemen Kelas


Langkah-langkah kegiatan manajemen kelas adalah penyusunan rangkaian kegiatan yang
dilakukan guru sebagai manajer/pemimpin pembelajaran di kelas. Dalam konteks perencanaan
pembelajaran, adalah berkaitan dengan penyusunan langkah-langkah dalam pencapaian tujuan
belajar siswa yang dilakukan guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan siswa
supaya mau mengikuti kegiatan belajar. Singkatnya dalam perencanaan pembelajaran berkaitan
erat dengan rumusan tujuan yang akan dicapai siswa atau hasil belajar siswa. Hanya saja
masalahnya bagaimana implikasinya dalam perencanaan pembelajaran yang harus dibuat oleh
guru sebelum mengajar dalam bentuk persiapan mengajar atau dengan sebutan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Langkah-langkah guru dalam manjemen kelas yang berorientasi terhadap karakteristik dan
kebutuhan siswa untuk membangkitkan motivasi kegiatan belajar meliputi :

a. Membuat perencanaan pembelajaran dengan cara :


Merumuskan Tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara jelas dengan bentuk-
bentuk tingakah laku siswa yang dibuat berdasarkan analisis terhadap karakteristik
dan kebutuhan sesuai dengan harapan.
Menentukan materi pokok pembelajaran yang dapat menghantarkan siswa sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Memilih dan menentukan metode/media pembelajaran yang disesuaikan dengan
karakteristik dan kebutuhan siswa.
Menentukan dan membuat prosedur evaluasi untuk mengukur dan menilai atau
mengetahui hasil belajar siswa yang telah dicapai.

b. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran


yang telah dibuat dan berorientasikan pada karakteritik siswa sebagai berikut :
Kegiatan awal, pertama menciptakan kondisi belajar yang nyaman dan kondusif,
kedua membuka materi pembelajaran.
Kegiatan inti/pokok, pertama dengan cara eksplorasi, yaitu menjajaki dan
memberikan penguatan terhadap kemampuan siswa dengan materi pokok yang
disajikan. Kedua dengan cara elaborasi, yaitu menggerakan siswa dalam belajar
untuk dapat menemukan masalah pada materi yang disajikan. Ketiga, dengan cara
konfirmasi, yaitu mengadakan umpan balik setelah melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan akhir/penutup, pertama mengadakan penyimpilan atau resume terhadap
materi yang telah disajikan. Kedua mengadakan penguatan dan tindak lanjut untuk
informasi materi penyajian berikutnya.

c. Mengadakan evaluasi dengan menentukan prosedur dan teknik evaluasi yang disesuaikan
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi peserta didik dengan
baik. Manajemen kelas terkait perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program manajemen
kelas. Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkanefektivitas dan
efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Manajemen kelas dalam konsep modern dipandang sebagai proses mengorganisasikan
segala sumber daya kelas bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Sumber daya itu diorganisasikan untuk memecahkan beragam masalah yang menjadi kendala
dalam proses pembelajaran sekaligus membangun situasi kelas yang kondusif secara
berkesinambungan. Guru sebagai pemimpin kelas diharapkan mampu menerapkan
pendekatan manajemen kelas berdasarkan situasi dan kondisi yang berlangsung. Sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, A. S. T. U. T. I. (2019). Manajemen Kelas yang Efektif. Adaara: Jurnal


Manajemen Pendidikan Islam, 9(2), 892-907.

Al Yakin, A. (2019, July). Manajemen kelas di era industri 4.0. In Journal Peqguruang:
Conference Series (Vol. 1, No. 2, pp. 9-12).

Suryana, E. (2017). Manajemen Kelas Berkarakteristik Siswa. Edukasi Islami: Jurnal


Pendidikan Islam, 1(02).

Miskreatif.blogsopt.com.(2017, 17 November).Makalah Manajemen Kelas yang Efektif-


Efisien dan Faktor Keberhasilan Kelas. Diakses pada 23 Februari 2022, dari
https://miskreatif.blogspot.com/2017/11/makalah-manajemen-kelas-yang-
efektif.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai