Anda di halaman 1dari 16

Pendekatan dalam Manajement Kelas 3

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajement kelas
Konsentrasi Pendidikan Agama Islam

OLEH :
YONIF RAMA ADITIYA
RANDI
PAI VI B

DOSEN PEMBIMBING
Dr.AHMADONG.S.Pd.M.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TANJUNG REDEB
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban penulis sebagai
mahasiswa, yakni dalam bentuk tugas yang diberikan oleh Bapak dosen dalam rangka
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
agung Muhammad saw, sahabat beserta keluarganya karena dengan perjuangan beliau
kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini.

Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada :


1. Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Tanjung Redeb
Berau,
Dr. Damsuki,M.Pd yang telah membina lembaga (tempat) kami menimba ilmu
pengetahuan selama ini.
2.      Dosen pengampu Mata kuliah Manajement kelas Dr.Ahmadong.S.Pd.M.Pd
yang telah memberikan pengarahan kepada kami dalam  pembuatan makalah ini
sampai selesai.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa
yang akan datang.

Berau, 7 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mengelola kelas merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Guru yang sudah
berpengalaman maupun guru pemula sering sering kali menemukan  berbagai
masalah terkait dengan pengelolaan kelas. Hal seperti itu sangatlah wajar, karena
yang dihadapi oleh guru dalam mengelola kelas bukan hanya sarana fisik, melainkan
pula peserta didik yang multikarakteristik.

Tentunya masalah tersebut tidak dapat dihindari oleh seorang guru, tidak
mungkin pula seorang guru memaksakan kepada peserta didiknya untuk memiliki
pemikiran dan keinginan atas kemauan yang sama. Sehingga  permasalahan pokok
dalam mengelola kelas adalah peserta didik itu sendiri.

Oleh sebab itu, diperlukan berbagai langkah pendekatan yang tepat dalam
kegiatan manajemen kelas dan setiap guru sebagai seorang manajer kelas dituntut
untuk dapat memahami serta menguasai berbagai pendekatan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian pendekatan manajemen kelas


2. Tujuan pendekatan manajemen kelas
3. Macam-macam pendekatan manajemen kelas

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan manajemen kelas


2. Untuk memahami tujuan pendekatan manajemen kelas
3. Untuk mengetahui pendekatan manajemen kelas

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS

Kata pendekatan sering disinonimkan dengan kata Approach  yang  berasal dari
bahasa Inggris. Pendekatan secara bahasa berasal dari kata dekat yang berarti
pendek, tidak jauh atau hampir. Sementara pendekatan secara  bahasa dapat diartikan
sebagai proses atau cara perbuatan mendekati. Tetapi secara istilah, pendekatan
bersifat aksiomatis (dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian) dan
menyatakan suatu pendirian, filsafat, keyakinan atau paradigma terhadap subject
matter.
Makna pendekatan pada dasarnya merupakan cara pandang seseorang terhadap
suatu subjek. Sehingga pendekatan dalam manajemen kelas dapat diartikan sebagai
cara pandang seorang guru dalam kegiatan pengelolaan kelas. Cara pandang tersebut
kemudian menjadi semacam garis pedoman (guideline) bagi seorang guru dalam
mengelola kelas. Adapun pendekatan merupakan unsur penting yang harus dikuasai
pengajar sebelum mempersiapkan perencanaan pembelajaran.
Guru dalam pelaksanaan manajemen kelas tentunya banyak cara atau
pendekatan yang diterapkan dan diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih
ditingkatkan lagi. Oleh karena itu, seorang guru harus cermat dan tepat dalam
memilih dan melaksanakan pendekatan yang ada agar sesuai dengan situasi dan
kondisi kelas.

B.TUJUAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS


Pendekatan peserta didik ada berbagai macam jenis dan pendidik harus mampu
mengaplikasikan pendekatan tersebut di kelas sesuai dengan kondisi, situasi, dan
kebutuhan peserta didik maupun pendidik itu sendiri. Tujuan guru menerapkan
pendekatan manajemen kelas adalah :

2
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar-mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.

C. MACAM-MACAM PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS


Berikut ini akan diuraikan sepuluh pendekatan yang dapat diterapkan oleh guru.
Guru dalam hal ini dituntut untuk terampil memilih atau bahkan memadukan
pendekatan yang dianggapnya meyakinkan untuk menangani kasus manajemen kelas
yang tepat dengan masalah yang dihadapinya. Kemungkinan dari hasil diagnosis
memutuskan menggunakan pendekatan A, tetapi setelah diterapkan ternyata gagal,
kemudian situasi tersebut dianalisis kembali, akhirnya sampai pada kesimpulan guru
harus menerapkan alternatif kedua, ketiga, kombinasi.
Berikut penjelasan tentang sepuluh pendekatan yang akan dibahas :
1. Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku
Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip
psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah
perilaku merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik bagi perilaku
yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang.
Tugas pokok guru dengan demikian adalah menguasai dan menerapkan
keempat proses yang telah terbukti ( bagi kaum behavioris) merupakan
mengontrol tingkah laku manusia, yaitu (1) penguatan positif; (2) penghukuman;
(3) penghilangan; dan (4) penguatan negatif.

3
a) Penguatan positif berupa memberikan stimulus positif, berupa ganjaran atau
pujian terhadap perilaku atau hasil yang memang diharapkan, misalnya
berupa ungkapan seperti:
“ nah seperti ini kalau mengerjakan tugas, tulisannya rapi mudah dibaca”.
b) Penghukuman merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan
untuk menghilangkan dengan segera perilaku peserta didik yang tidak di
kehendaki. Sebagian menganggap bahwa hukuman merupakan alat yang
efektif untuk dengan segera menghentikan tingkah laku yang tidak
dikehendaki, sekaligus merupakan contoh yang tidak dikehendaki bagi
siswa lain.
c) Penguatan negatif adalah berupa peniadaan tingkah laku yang tidak disukai
(biasanya berupa hukuman) yang selalu diberikan kepada siswa, karena
siswa yang bersangkutan telah meninggalkan tingkah laku yang
menyimpang. Dengan penguatan negatif diharapkan tingkah laku siswa
yang lebih baik itu akan ditingkatkan frekuensinya.
d) Penghilangan adalah upaya mengubah perilaku peserta didik dengan cara
menghentikan pemberian respons terhadap suatu perilaku peserta didik yang
semula dilakukan dengan respons tersebut.
2. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan iklim sosio-emosional dalam manajemen kelas berakar pada
psikologi penyuluhan klinik, dan arena itu memberikan arti yang sangat
penting pada hubungan antarpribadi. Pendekatan ini dibangun atas dasar
asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif ( dan pengajaran yang efektif)
sangat tergantung pada hubungan yang positif antarpribadi dan iklim kelas.
Oleh karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun
hubungan antarpribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional
yang positif pula. Hal-hal yang meliputi kondisi sosio-emosional adalah: (1)
tipe kepemimpinan guru; (2) sikap guru; (3) suara guru; dan (4) pembinaan
hubungan baik.
3. Pendekatan Proses Kelompok

4
Premis utama yang mendasari pendekatan proses kelompok adalah Pada
asumsi-asumsi bahwa: (1) kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan
kelompok, yakni kelompok kelas; (2) tugas pokok guru adalah menciptakan
dan membina kelompok kelas yang kurang efektif dan produktif; (3) kelompok
kelas adalah suatu sistem sosial yang mengandung ciri-ciri yang terdapat pada
semua sistem sosial; dan (4) pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan
dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana kelas yang
menguntungkan.
4. Pendekatan Otoriter (Kekuasaan)
Kekuasaan berasal dari kuasa yang berarti kemampuan atau
kesanggupan, kekuatan, wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan,
pengaruh, mampu, kesanggupan, dan orang yang diserahi wewenang.
Sementara kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyuruh,
memerintah, mengatur, menguasai, dan sebagainya.
Kelemahan pendekatan otoriter ialah janganlah dipandang sebagai
strategi yang bersifat mengintimidasi. Guru yang mempraktikan pendekatan
otoriter tidak memaksakan kepatuhan , merendahkan peserta didik, dan tidak
bertindak kasar. Guru otoriter bertindak untuk kepentingan peserta didik
dengan menerapkan disiplin yang tegas. Sedangkan kelebihan pendekatan
otoriter adalah menawarkan lima strategi yang dapat diterapkan dalam
mengatur kelas, yaitu (1) menetapkan dan menegakkan peraturan; (2)
memberikan perintah, pengarahan dan pesan; (3) menggunakan teguran; (4)
menggunakan pengendalian dengan mendekati; dan (5) menggunakan
pemisahan dan pengecualian.
5. Pendekatan Intimidasi (Ancaman)
Ancaman berasal dari kata ancam, kata kerjanya ancaman. Dapat
diartikan sebagai menyatakan maksud, niat, rencana untuk melakukan sesuatu
yang merugikan, menyulitkan, menyusahkan, dan mencelakakan pihak lain
serta memberikan pertanda atau peringatan kemungkinan malapetaka atau
akibat yang terjadi. Sementara dalam konteks pendekatan manajemen kelas

5
ialah cara pandang guru bahwa perbuatan mengancam dapat dijadikan sebagai
metode atau cara untuk menciptakan kelas yang kondusif.
Kelemahan pendekatan ancaman ialah siswa merasa dikucilkan dan takut
terhadap guru, selain itu kelemahan yang timbul dari penerapan ini juga dapat
menumbuhkan sikap bermusuhan dan hubungan antara guru dan peserta didik.
Sedangkan kelebihan pendekatan intimidasi adalah berguna dalam situasi
tertentu dengan menggunakan teguran keras dengan maksud untuk segera
menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannya berat. Guru harus bijak
dalam menerapkan pendekatan ancaman kepada siswanya. Sebaiknya guru
juga tidak terlalu berlebihan dalam memberikan hukuman kepada siswanya.
6. Pendekatan Permisif (Kebebasan)
Pendekatan permisif (kebebasan) adalah pendekatan yang menekankan
perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Bebas berarti lepas sama sekali,
tidak terhalang, terganggu dan sebagainya sehingga dapat bergerak dan
berbicara secara leluasa. Membebaskan yang berarti memberikan keleluasaan
untuk bergerak. Akan tetapi harus ada yang membatasi kebebasan yaitu:
a) Peserta didik dapat bergerak bebas melakukan berbagai kegiatan di
dalam kelas yang terkait dengan kegiatan belajar.
b) Peserta didik dibolehkan melakukan apa saja selama tidak
menyimpang ataupun melanggar aturan kelas yang telah disepakati
bersama.
c) Peserta didik boleh berekspresi dengan cara apapun selama tidak
mengganggu teman sekelasnya pada keberlangsungan belajar-
mengajar di dalam kelas. Dalam penggunaan pendekatan kebebasan,
seorang guru harus mampu mengendalikan perilaku peserta didik
dengan memegang teguh batasan-batasan kebebasan tersebut.
7. Pendekatan Resep
Dalam konteks manajemen kelas, resep dapat diartikan sebagai
keterangan tentang cara bagaimana mengelola suatu kelas, yang terwujud
dalam berbagai aturan-aturan kelas yang dibuat dan disepakati secara

6
bersama-sama. Dengan demikian, pendekatan resep dapat diartikan sebagai
cara pandang guru yang berasumsi bahwa kelas dapat dikelola dengan baik
melalui pembuatan dan penerapan aturan kelas.
Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru
dalam mengatur kelas, biasanya memberikan reaksi terhadap masalah tertentu
dan sering menggunakan dalam jangka pendek. Adapun kelemahan pada
pendekatan ini adalah apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak
dapat memilih alternatif lain, karena pendekatan ini bersifat mutlak.
Sedangkan kelebihan pendekatan resep yaitu memiliki daftar tentang apa yang
harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan.
8. Pendekatan Instruksional (Pengajaran)
Pengajaran berasal dari kata dasar ajar yang berarti petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui dan dituruti. Dalam konteks
manajemen kelas dapat diartikan sebagai cara pandang yang beranggapan
bahwa kelas yang kondusif dapat dicapai dengan kegiatan mengajar itu sendiri.
Untuk itu, sebelum mengajar seorang guru harus membuat perencanaan
pengajaran dan harus melaksanakan kegiatan mengajar sesuai dengan apa yang
telah direncanakannya. Dalam konteks manajemen kelas, perencanaan
pengajaran ini memiliki empat fungsi, yaitu:
a) Dapat dijadikan media untuk menemukan dan memecahkan masalah
belajar di dalam kelas.
b) Dapat mengarahkan kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung di
dalam kelas.
c) Dapat dijadikan dasar dalam memanfaatkan berbagai sarana belajar di
kelas.
d) Dapat dijadikan barometer untuk mengukur dan meramalkan hasil
kegiatan belajar-mengajar yang hendak dicapai. Sebelum guru
membuat perencanaan pengajaran harus melakukan analisis
kemampuan awal dan karakteristik peserta didiknya, sangat perlu
dilakukan mengingat peserta didik yang berada di dalam sebuah kelas

7
memiliki kemampuan dan karakteristik yang beragam walaupun
mungkin dalam hal usia, mereka relatif sama. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh guru sebagai manajer kelas, yaitu:
a. Karakteristik yang terkait dengan kemampuan intelektual,
bersikap, dan psikomotornya.
b. Karakteristik yang terkait dengan latar belakang peserta
didik, baik agamanya, ekonomi, sosial, maupun
budayanya.
c. Karakteristik yang terkait dengan sikap, perasaan, dan
minatnya. Kelemahan pendekatan ini adalah cendrung
memandang perilaku intruksional guru mempunyai
potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas
yaitu mencegah timbulnya masalah manajerial dan
menyelesaikan masalah manajerial kelas. Sedangkan
kelebihan pendekatan intruksional adalah pendekatan
bahwa manajerial yang efektif ialah hasil perencanaan
pengajaran yang bermutu. Guru dapat menggunakan
berbagai cara antara lain :
➢Menyampaikan kurikulum dan pembelajaran yang
menarik, relevan dan sesuai
➢Menerapkan kegiatan yang efektif
➢Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas
➢Memberikan pengarahan yang jelas
9. Pendekatan Eklektik

Istilah pendekatan eklektik (eclectic counseling ) menunjuk pada suatu


sistematika dalam konseling yang berpegang pada pandangan teoretis dan
pendekatan ( approach ), yang merupakan perpaduan dari

8
berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari beberapa konsepsi serta
pendekatan. Konselor yang berpegang pada pola eklektik berpendapat  bahwa
mengikuti satu orientasi teoritis serta menerapkan satu pendekatan saja terlalu
membatasi ruang gerak konselor. Oleh karena itu, konselor menggunakan
variasi dari sudut pandangan, prosedur, dan teknik sehingga melayani masing-
masing konsep sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan ciri khas
dihadapinya.

Hal ini dipertegas oleh Weber (1993) yang menyatakan bahwa


pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari  berbagai
pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau
keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis atau psikologis yang
dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber  pemilihan perilaku
pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik.
Guru harus mampu menyesuaikan dengan kelas yang memiliki sifat
kedinamisan yang tinggi.

10. Pendekatan Analitik Pluralistik


Berbeda dengan pendekatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik
memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas gabungan
beberapa strategi dari berbagai pendekatan. Dengan demikian berupa
pemilihan yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung
kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif
dan efisien.
Ada empat tahap yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
menerapkan pendekatan analitik pluralistik, yaitu:
1. Menentukan kondisi kelas yang diinginkan untuk mengetahui dengan
jelas dan mendalam tentang kondisi-kondisi yang menurut
penilaiannya akan memungkinkan mengajar secara efektif.
2. Menganalisis kondisi kelas yang nyata untuk mengetahui :
a. Kesenjangan antara kondisi sekarang dan yang diharapkan

9
b.Kesenjangan yang timbul jika guru gagal mengambil tindakan
pencegahan.

c.Kondisi sekarang yang perlu dipelihara dan dipertahankan karena


dianggap kurang baik.

3. Memilih dan menggunakan strategi pengelolaan. Guru yang efektif


adalah guru yang menguasai berbagai strategi manajerial yang
tergantung dalam berbagai pendekatan manajemen kelas dan mampu
memilih dan menggunakan strategi yang paling sesuai dalam situasi
tertentu sebelumnya.
4. Menilai keefektifan pengelolaan. Proses penilaian ini memusatkan
perhatian kepada dua perangkat perilaku, yaitu :
a. Perilaku guru, yakni sejauh mana guru telah
menggunakan perilaku manajemen yang direncanakan
dan akan dilakukan.
b. Perilaku peserta didik, yakni sejauh mana peserta didik
berperilaku yang sesuai dengan yang diharapkan untuk
dilakukan.

Contoh pendekatan analitik pluralistik adalah guru bisa menangani


masalah yang terjadi di dalam kelas dengan mudah, seperti anak yang
nakal, berkelahi dan pemalu, karena dalam pendekatan ini guru bisa
memilih strategi manajemen kelas yang dianggapnya paling berpotensi
untuk pembelajaran.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengertian Pendekatan Manajemen Kelas : pada dasarnya merupakan cara


pandang seseorang terhadap suatu subjek, Sehingga pendekatan dalam
manajemen kelas dapat diartikan sebagai cara pandang seorang guru dalam
kegiatan pengelolaan kelas.
2. Tujuan Pendekatan Manajemen Kelas :
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi belajar-mengajar.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar.
d. Membina dan membimbing peserta didik.

3. Macam-Macam Pendekatan Manajemen Kelas :

a. Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku.


b. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
c. Pendekatan Proses Kelompok
d. Pendekatan Otoriter (Kekuasaan)
e. Pendekatan Intimidasi (Ancaman)
f. Pendekatan Permisif (Kebebasan)
g. Pendekatan Resep
h. Pendekatan Intruksional ( Pengajaran)
i. Pendekatan Eklektik
j. Pendekatan Analitik Pluralistik

11
B. SARAN

Demikian makalah yang telah kami rangkai untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajamen Kelas. Semoga makalah ini kelak dapat memberikan manfaat bagi
pembaca. Dan semoga makalah yang telah kami buat, dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Imam. 2019. Manajemen kelas : Teori dan Aplikasinya. Depok :

Rajawali Pers.

Prasetya, Udin Cahya Ari. 2016. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas. Dikutip dari
http://manajemenkelasunikama.blogspot.com/2016/03/pendekatan-dalam-
manajemen-kelas.html?m=1. Pada tanggal 21 September 2019 pukul 20.58.

13

Anda mungkin juga menyukai