DOSEN PENGAMPU:
ZAHARAH.M,Ed,PhD
DISUSUN OLEH:
Untuk kita semua dan terutama bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat- nya
dapat kami menyelesaikan tugas mata kuliah STRATEGI PEMBELAJARAN
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita yakni Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta kepada para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman.
Dan tidak lupa pula kami ucap kan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi untuk membantu tersusunnya makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.semoga dengan adanya
makalah ini dapat bermanfaat
Penulis
1.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
2.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru dituntut memiliki kemampuan mengelola komponen-komponen pembelajaran,
yang dapat membuat suasana proses belajar mengajar efektif.Ketertiban dalam proses
belajar mengajar didambakan oleh setiap para pendidik dan peserta didik, untuk itu
guru harus mampu merubah suasana kelas yang dapatmembuat siswa dalam proses
belajar bersemangat, mempunyai tantangan dan berkeleluasaan.Seorang guru
idealnya menguasai teknik-teknik pengelolaan kelas. Guruyang dapat menerapkan
prinsip kehangatan dan keantusiasan dalam proses belajar mengajar akan lebih
disenangi oleh para peserta didik. Selain itu guru harus dapatmenerapkan prinsip
tantangan dalam proses belajar sebagai bahan motivasi bagisiswa untuk belajar lebih
giat.Inti kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah proses belajar mengajar (PBM).
Kualitas belajar siswa serta para lulusan banyak ditentukan olehkeberhasilan
pelaksanaan PBM tersebut atau dengan kata lain banyak ditentukanoleh fungsi dan
peran guru. Pada dewasa ini masih banyak permasalahan yang berkaitan dengan
PBM. Seringkali muncul berbagai keluhan atau kritikan parasiswa, orang tua siswa
ataupun guru berkaitan dengan pelaksanaan PBM tersebut.Keluhan-keluhan itu
sebenarnya tidak perlu terjadi atau setidak-tidaknya dapat diminimalisasikan, apabila
semua pihak dapat berperan, terutama guru sebagai pengelola kelas dalam fungsi
yang tepat.
3.
Sementara ini pemahaman mengenai pengelolaan kelas nampaknya masihkeliru.
Seringkali pengelolaan kelas dipahami sebagai pengaturan ruangan kelasyang
berkaitan dengan sarana seperti tempat duduk, lemari buku, dan alat-alatmengajar.
Padahal pengaturan sarana belajar mengajar di kelas hanyalah sebagiankecil saja,
yang terutama adalah pengkondisian kelas, artinya bagaimana gurumerencanakan,
mengatur, melakukan berbagai kegiatan di kelas, sehingga proses belajar mengajar
dapat berjalan dan berhasil dengan baik.Sejauh pengamatan penulis jarang sekali ada
sekolah di Indonesia yangmelaksanakan pengelolaan kelas dengan tepat, meskipun
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sudah memberikan dan
mensosialisasikan pengelolaankelas yang seharusnya dilakukan. Depdiknas pernah
melakukan pelatihan bagiguru dan kepala sekolah mengenai pengelolaan kelas,
namun hasilnya belumterlihat secara nyata dalam pengelolaan kelas.Dalam
pengelolaan kelas ada dua subjek yang memegang peranan yaituguru dan siswa. Guru
sebagai pengelola, sebagai pemimpin mempunyai perananyang lebih dominan dari
siswa. Motivasi kerja guru dan gaya kepemimpinan gurumerupakan komponen yang
akan ikut menentukan sejauhmana keberhasilan gurudalam mengelola kelas. Namun
pada kenyataannya tidak semua guru mempunyai keterampilankelas yang memadai
dalam proses belajar mengajar. Banyak di antaranya yang2melaksanakan proses
belajar mengajar apa adanya saja. Proses belajar mengajar hanya berupa penyampaian
informasi dari guru kepada perserta didik. Terkadangguru tidak memperhatikan hal-
hal yang menunjang terlaksanakanya proses belajar mengajar dengan baik dan
efesien. Misalnya dengan tidak pernah menciptakan keakraban dengan siswa,
mengabaikan prinsip bervariasi belajar dan sebagainya
B. Rumusan makalah
1.Pengertian pengolaan kelas
2.Prinsip Prinsip Mengelola Kelas
3.Cara Menerapkan Prinsip-Prinsip Mengelola Kelas
4.Funsi Pengelolaan Kelas
5. Tujuan Pengelolaan
6.Penerapan suatu sistem Dalam Mengelola Kelas
4.
C. Tujuan Masalah
1.Mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
2.Mengetahui prinsip-prinsip mengelola kelas
3.Mengetahui cara menerapkan prinsip-prinsip mengelola kelas.
4.Mengetahui tugas guru dalam mengelola kelas
5.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Latar Belakang
Pengelolaan kelas merupakan hal yang berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan
pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak
lanjut dalam suatu pembelajaran.Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-
upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yangmenyelewengkan perhatian
kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan
norma kelompok yang produktif),didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan
fasilitas.Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan olehguru dengan
tujuan meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagaiterjadinya proses belajar
mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita
lakukan dan secara langsungdimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus pengajaran.
Pengelolaankelas (classroom management).
6.
Kedua pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upayayang dilakukan oleh
guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melekukan berbagai aktivitas sesuai dengan zang
mereka inginkan.Pengertian kedua ini tentu saja bertolak belakang dengan pendapat pertama.
Menurut pandangan permisif, fungsi guru adalah bagaimanamenciptakan kondisi siswa merasa
aman untuk melakukan aktivitas di dalamkelas, tanpa harus merasa takut dan tertekan.Dengan
demikian, pengelolaan kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar
mengejar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan
sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar
mengajar dan pengaturan waktu sehingga proses belajar mengajar berjalandengan baik dan
tujuan kulikuler dapat tercapai Kemampuan dan keterampilan dalam mengelola kelas seharusnya
dimiliki oleh guru, karena gurulah yang bertugas mengelola kelas. Guruharus mengetahui
kondisi dan kekhususan kelasnya, baik yang menyangkutsiswa maupun lingkungan fisik kelas.
Penguasaan terhadap prinsip mengelola kelas merupakan keterampilanyang harus dikuasai oleh
bagian seorang guru yang profesional, selain harusmenguasai pengetahuan atau ilmu yang akan
diajarkannya secara prima, jugaharus menguasai cara menyampaikan materi dan penguasaan
ruang belajar sehingga akan tercapai proses belajar mengajar yang efektif. Bila hal tersebuttidak
tercapai, maka besar kemungkinan proses belajar mengajar menjadi tidak efektif dan tidak
memberikan hasil yang memuaskan.Penguasaan terhadap prinsip pengelolaan kelas dan
pengajaranmenghendaki agar guru menghiasi dirinya dengan prilaku yang dapat diteladanioleh
peserta didik, baik itu dalam pergaulan di sekolah maupun ketika berinteraksi di luar sekolah.
Tauladan yang diberikan oleh guru mungkin akanlebih memberikan bekas kepada kehidupan
siswa ke depan daripada sekedar memberikan ceramah di depan kelas.Sikap dan tindak laku
seorang guru akansenantiasa diingat dan dikenang oleh para siswanya.
Tugas guru sebagaimana dikemukakan Crow and Crow hendaknyamemiliki sifat kepribadian
yang disepakati sebagai syarat seorang pendidik,yaitu:
1. Perhatian dan kesenangan pada subyek didik.Memberikan perhatian kepada subyek didik
merupakan hal terpenting dalam proses pendidikan. Siswa sebagai subyek didik tentunya
memiliki banyak kekurangan dan kelemahan yang merupakan tugas pokok gurulah untuk
mengisinya. Apabila guru memberikan perhatian kepada siswa, maka siswaakan merasa bahwa
dia tidak belajar sendiri, siswa akan lebih termotivasi danakan lebih belajar dengan baik lagi.
7.
2.Kecakapan pengelolaan sarana pendidikan.Sarana pendidikan meliputi segala sesuatu yang
dapat menunjang proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, seperti media, kursi, meja
danalat-alat lannya. Bagi guru yang memiliki kecakapan dalam mengelola saranadan prasarana,
maka proses belajar mengajar akan berlangsung dengan mudahdan berjalan dengan baik meski
sarana yang tersedia kurang memadi. Namunsebaliknya, meski sarana pembelajaran yang
tersedia memadai akan tetapitidak didukung oleh kemampauan guru dalam mengelola sarana,
makaketersediaan sarana tersebut hanya akan menjadi sia-sia.
Dari uraian di atas, dapatlah kita pahami bahwa pengelolaan kelasdimaksudkan agar
proses pendidikan dapat berlangsung dengan efektif. Dengankata lain pengelolaan ini
tujukan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan. Jikatujuan tersebut dapat dicapai barulah
pengelolaan dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan efektif.
C. Cara Menerapkan Prinsip-prinsip Mengelola Kelas
Pada dasarnya ada dua macam kegiatan yang dilaksanakan oleh setiapguru atau pelatih
mereka mengelola sumber belajar dan melaksanakan dirinyasebagai sumber
belajar.Apabila seorang guru atau instuktur dengan sengaja menciptakan suatulingkungan
belajar di dalam kelasnya dengan maksud untuk mewujudkan tujuanyang sudah
dirumuskan sebelumnya, maka ia bertindak sebagai “guru-manager”.Apabila guru atau
instruktur yang sama secara fisik mengajar di kelas tersebut,maka ia menjadi salah-satu
dari sumber belajar yang di kelolanya, dan dengandemikian ia berperanan sebagai “guru
pelaksana”(“teacher-operator”).
Iamengatakan bahwa ia adalah sumber belajar yang paling sesuai, lebih sesuaiuntuk
mewujudkan tujuan belajar dari pada setiap buku teks, buku kerja, film, pitasuara atau
piring hitam, yang bisa diperoleh.Dalam banyak kesempatan, hal ini mungkin benar
sekali, tetapi seringkaliguru memutuskan untuk secara aktif berbicara dan menulis
dengan kapur di papantulis hanya karena dia senang dan menikmati pekerjaan mengajar.
Dengan kata lain, keputusan untuk menjadi “guru pelaksana” diambil atas dasar
kesenanganatau pilihan pribadi, dan bukan atas dasar analisis kebutuhan situasi belajar
yangsesungguhnyaGuru yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan kelas
memilikikemampuan untuk menempatkan dirinya sebagai guru manager dan guru
pelaksana.
Dia juga manager atau guru pelaksana. Sehingga dalam setiap proses pembelajaran
mengetahui waktu yang tepat untuk memposisikan dirinyasebagai guru guru akan
senantiasa berganti peran sesuai dengan keperluan dalam proses pengelolaan kelas
8.
D. Fungsi Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas sangat erat kaitannya dengan pengaturan kelas untuk keberhasilan
proses pembelajaran. Dengan demikian, salah satu tugas guru adalah menciptakan
suasana yang dapat menimbulkan gairah belajar, meningkatkan proses belajar peserta
didik, meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran, serta memberikan bimbingan pada
peserta didik.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara
umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta
apresiasi pada siswa
Tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikutAgar pengajaran dapat dilakukan secara
maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya.
Dengan Manajemen Kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/
perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.
Sedangkan menurut Mudasir (2011:20), tujuan manajemen kelas atau pengelolaan adalah
sebagai berikut:
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual
siswa di kelas.
Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya
serta sifat individual.
10.
3. Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek
saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana
baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang
akan terjadi.
4. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak
perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu,
tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5. Teknik yang keras. Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di
hadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya
mengeluarkannya dalam kelas.
6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka. Bila kenakalan di kelas mulai
bertambah, sering guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan
pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan
menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur. Kadang-kadang masalah
kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apbila guru
berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah yang
hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
8. Mengadakan analisis. Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat
kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi
keresahan siswanya.
9. Mengadakan perubahan kegiatan. Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya,
tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika
biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca
atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan mereka.
10. Teknik menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”.
Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila
himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya
11.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
.
Pengelolaan kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh guru, meliputi perencanaan,pengaturan,
dan pengoptimalan berbagai sumber, bahan, serta sarana pembelajaran yang ada di kelas guna
menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan berkualitas bagi peserta didik.Ruang
Lingkup Pengelolaan Kelas terbagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu bersifat fisik dan non fisik.
Pengelolaan kelas berfungsi untuk membuat perubahan-perubahan dalam kelas, sehingga peserta
didik dapat bekerja sama dan mengembangkan kontrol diri,Secara umum tujuan pengelolaan
kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
2. Saran
mengajar berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Guru
mengelola kelas agar siswa lebih termotivasi lagi dalam mengikuti proses
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru-guru untuk lebih aktif,
didik.
12.
3. Bagi pihak sekolah atau kepala sekolah harus selalu membimbing dan
memberikan dukungan kepada guru-gurunya agar mereka selalu
pengelolaan kelas sehingga keefektifan mengajar guru juga sesuai dengan apa
13.
DAFTAR PUSTAKA
Popham, W. James. 1992. Teknik mengajar secara sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.
14.