MANAJEMEN KELAS
TENTANG
DISUSUN OLEH
KELAS IVA3
KELOMPOK 2
DOSEN PENGAMPU:
ZULFIRDA, M.Pd
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaiakn makalah yang merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh nilai pada mata kuliah Manajemen Kelas yang berjudul Prinsip
Pengelolaan Kelas.
Pada makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Ibu
Zulfirda, M.Pd yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam membuat makalah
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna.Untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga
makalah ini dapat manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal
sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Pengelolaan kelas
digunakan sebagai acuan guru untuk mengkondisikan kelas agar terciptanya kelas yang
efektif dan menyenangkan sehingga tidak membuat peserta didik menjadi bosan. Tujuan
pelaksanaan pengelolaan kelas adalah sebagai upaya guru untuk mengendalikan tingkah laku
siswa di dalam kelas dengan membina hubungan yang baik antara guru dengan siswa ataupun
siswa dengan siswa agar dapat menciptakan kondisi kelas yang kondusif saat proses
pembelajaran berlangsung.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Kondisi belajar yang hangat, akrab merupakan salah satu kondisi yang diharapkan
oleh guru maupaun siswa, guru yang mengajar dengan hangat dan akrab akan memicu
antusiasme murid untuk belajar dan menyimak apa yang disampaikan oleh gurunya, namun
demikian hangat dan akrabnya antara guru dan siswa sendiri tentunya harus diimbangi
dengan menjaga etika antara guru dan siswa.
Suasana hangat dan antusiasme guru diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru
yang hangat dan penuh keakraban dengan anak didik selalu menunjukkan semangat tanggung
jawab dan keinginannya untuk melaksanakan tugasnya depan guru dengan sebaik-baiknya,
hal ini akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
Adanya tantangan yang terukur dan sesuai dengan kurikulum dapat memunculkan
gairah belajar yang lebih kuat pada diri siswa, dengan adanya tantangan ini pun akan
mematangkan materi yang disampaikan oleh guru kepada siswanya, serta tantangan ini pun
dapat menjadikan seorang siswa jauh lebih matang dalam mengolah pikirannya, namun
tantangan itu sendiri harus terukur dan tidak ngawur serta tentunya sesuai dengan bahasan
dalam pengajaran yang disampaikan.
variasi dalam penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola
interaksi antara guru dan siswa akan dapat mengurangi munculnya gangguan dalam proses
pembelajaran, serta dapat meningkatkan perhatian siswa. Apalagi bila penggunaannya
bervariasi disesuaikan serta situasi dan kondisi yang dibutuhkan. Dengan variasi seperti yang
telah disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif
dan menghindari kejenuhan belajar di kalangan siswa.
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan dari siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang
efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan
siswa,tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya.
Peran serta guru disini menjadi sangat penting, dalam kegiatan mengajar guru harus
dapat mengarahkan siswa pada hal yang positif, baik sikap positif, tindakan positif, maupun
pola fikir yang positif, ketika siswa diprediksi akan berfikir negatif pada satu bahasan materi
maka sudah menjadi kewajiban dari seorang guru untuk mengarahkan siswa baik secara
berfikir, bersikap maupun bertindak pada hal yang positif, sehingga manfaat ilmu yang
mereka dapat merupakan ilmu yang bermanfaat.
Dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan serta mengarahkan siswa
berpikir dan berbuat kepada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak
didik pada hal-hal yang negatif Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian
penguatan yang positif, serta kesadaran guru dalam menghindari kesalahan yang dapat
mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
Penanaman disiplin menjadi salah satu kunci dari pendekatan pengelolaan kelas,
penanaman disiplin harus dimulai dari pengajar terlebih dahulu, seorang guru harus lebih
disiplin daripada siswanya, dengan menunjukan kedisiplinan dari seorang guru maka
siswapun akan menjadi segan, dan setiap ucapan ataupun tindakan dari gurunya akan lebih
berpengaruh dan lebih di dengar oleh siswanya.
Disiplin belajar siswa dan disiplin kelas menjadi tujuan akhir dari pengelolaan kelas.
Dan guru mengupayakan agar siswa dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu,
guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan
guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan
tanggung jawab. Dan menjadi tuntutan kepada guru untuk selalu berdisiplin dalam segala hal
bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam berbagai hal.
Masalah pengelolaan kelas bukan merupakan hal yang ringan, akan ada banyak
tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan kelas, masalah yang muncul dari
dalam maupun dari luar lingkungan kelas, namun demikian pemahaman dan pengelolaan
serta pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan kelas tetaplah menjadi hal yang sangat penting
untuk dilaksanakan karena banyak manfaat didalamnya.
Menurut Thomas Gordon (1990:29), mengatakan bahwa hubungan antara guru dan
siswa dianggap baik apabila memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Keterbukaan.
Dalam hal ini guru dan siswa saling terbuka dalam menyampaikan pendapat maupun
dalam menerima ilmu yang positif.
2. Tanggap
Seorang guru harus tanggap, mau menerima masukan dari siswa selama masukan
tersebut baik dan benar, dan tidak egois.
3. Saling ketergantungan
Guru dan siswa secara langsung maupun tidak langsung akan merasa saling
ketergantungan, dalam hal ini secara sederhana bisa kita lihat, guru tidak mungkin
mengajar apabila tidak ada siswa yang di ajarnya, demikian pula sebaliknya.
4. Kebebasan
Kebebasan disini dalam artian kebebasan yang diatur dengan etika dan tatatertib yang
berlaku dilingkungan sekolah, kebebasan ini meliputi kebebasan berpendapat, kebebasan
berfikir dan kebebasan menyampaikan ide-ide
Pada fase saling memenuhi kebutuhan maka kedua belah pihak baik guru maupun
siswa akan saling menerima keuntungan, kebutuhan guru untuk dapat diterima segala
ilmu yang disampaikannya akan terpenuhi demikian pula kebutuhan siswa akan ilmu
pengetahuan akan tercukupi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Masalah pengelolaan kelas bukan merupakan hal yang ringan, aka nada banyak
tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan kelas, masalah yang muncul dari
dalam maupun dari luar lingkungan kelas, namun demikian pemahaman dan pengelolaan
serta pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan kelas tetaplah menjadi hal yang sangat penting
untuk dilaksanakan karena banyak manfaat didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA