Anda di halaman 1dari 6

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pembinaan Kompetensi Keguruan ( PKM )
Dosen Pembimbing : H. M. Abdul Gofur, Lc., MA

Di Susun Oleh:

Indah Dwi Rahmayanti 20193412026


Kharisma Nur Afifah 20193412029
Neneng Maftuhah 20193412036

JURUSAN PGMI (PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BANI SALEH
2022
Keterampilan Mengelola Kelas

Pengolahan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
atau iklim kegiatan belajar mengajar yang kondusif serta mengembalikarinya bila terjadi gangguan
proses belajar mengajar. Dengan kata lain adalah kegiatan kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas yang kondusif bagi terjadinya proses belajar mengajar. Hal yang
termasuk ke dalam ini adalah penghentian tingkah laku siswa yang mengganggu perhatian kelas,
pemberian ganjaran bagi penyelesaian tugas yang dilakukan dengan tepat waktu, atau penerapan
norma kelompok yang produktif.

Suatu kondisi belajar siswa akan optimal jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran. Keberhasilan pengelolaan kelas juga didukung oleh hubungan interpersonal yang baik
antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan
prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

 Prinsip penggunaan keterampilan mengelola kelas:


1. Kehangatan dan keantusiasan.
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang
menyenangkan serta menarik minat anak untuk belajar. Hangat dan antusias Hangat dan
antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak
didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan
gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang
menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya dan interaksi belajar mengajar yang bervariasi
merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan.
belajar mengajar yang kondusif.
5. Penekanan.
Keluwesan tingkah laku guru mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim.
Pada hal-hal positif, pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik, guru harus
menekankan hal hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal
negatif.
6. Penanaman disiplin diri.
Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari pengelolaan
kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri,
dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan tentang pengendalian din dan pelaksanaan
tanggung jawab.

 Komponen Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar


yang optimal (bersifat preventif) Keterampilan ini bekaitan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan kegiatan yang berhubungan
dengan hal-hal tersebut yang meliputi keterampilan sebagai berikut:

a. Menunjukan sikap tanggap


Tanggap terhadap perhatian, keterlibatan dan ketidaktertibatan siswa dalam tugas-
tugas kelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka
perbuat. Kesan tanggapan ini dapat ditujukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

Memandang secara seksama


Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak
pandang serta interaksi antarpribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan guru
untuk bercakap-cakap, bekerjasama dan menunjukan rasa persahabatan.

Gerak mendekati
Gerakan guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan
kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktifitas siswa.
Gerak mendekati hendaknya dilakukan secara wajar, bukan untuk menakuti nakuti,
mengancam atau meberikan kritikan dan hukuman.

Memberikan pernyataan
Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh siswa sangat diperlukan, baik
berupa tanggapan, komentar ataupun yang lain. Akan tetapi, harus dihindari hal hal
yang menunjukan dominasi guru, misalnya dengan komentar: "ibu tunggu sampai kalian
diam!" "ibu atau kalian yang keluar!" atau "siapa yang tidak senang belajar bersama ibu,
silakan keluar!"

Membert reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan siswa


Apabila ad siswa yang menimbulkan gangguan atau menimbulkan atakacuhan, guru
dapat memberikan reaksi dalam bentuk teguran. Teguran guru merupakan tanda "ada
bersamanya guru". Teguran guru merupakan tanda "ada bersamanya guru". Teguran
haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula sehingga dapat
mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.

b. Memberi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada
beberapa kegiatan yang berlangsung alam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu cara visual dan verbal.
Cara Visual

Mengalihkan pandangan dari sartu kegiatan kepada kegiatan yang lain dengan kontak
pandangan terhadap kelompok siswa atau seorang siswa secara undividual.

Cara Verbal

Guru dapat memberikan komentar, penjelasan pertanyaan dan sebagainya sebagai teradap
aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain.

c. Memusatkan perhatian kelompok


Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan apabila dari waktu ke waktu guru
mampu memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas tugasyang dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara :

Menylagakan siswa,

Memusatkan perhatian siswa kepada suatu hal sebelum uru menyampaikan materi pokok.
Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari penyimpangan perhatian.

Menuntut tanggungjawab siswa.

Hal ini berhubungan memegang teguh kewjiban dan tanggungjawab yang dilakukan oleh
siswa serta keterlibatan siswa dalam melaksanakan tugas tugas, misalnya dengan cara
meminta siswa memperagakan, melaporkan hasil dan memberikan respon atau tanggapan.

d. Memberikan petunjuk - petunjuk yang jelas.


Hal ini berhubungan dengan cara guru dalam meberikan petunjuk agar jelas dan singkat
dalam memberikan pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri siswa.
e. Menegur
Apabila terjadi tingkah laku siswa yang mengganggu kelas atau kelopok kelas,
hendaknya guru menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang efektif ialah yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya
yang menyimpang.
 Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang mengandung
penghinaan.
 Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang menyakitkan.
f. Memberi penguatan, Dalam hal ini guru dapat menggunakan dua macam cara sebagai berikut:

 Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang mengganggu, yaitu dengan jalan
"menangkap" siswa tersebut ketika ia sedang melakukan tingkah laku yang tidak wajar,
kemudian menegurnya..
 Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang bertingkah laku wajar dan dengan
demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku pisitif bagi siswa yang suka
mengganggu.

 Keterampilan yang berhubungan dengan pengambilan kondisi belajar yang optimal.

Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remidial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan
gangguan yang berlang ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respons yang
sesual, guru dapat meminta bantuan kepada sekolah, konselor sekolah atau orang tua siswa.
Bukanlah kesalahan profesional guru apabila la tidak dapat menangani setiap problem siswa
didalam kelas. Namun pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi
untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus menerus menimbulkan
gangguan dan yang tidak mau terlibat tugas dikelas. Strategi tersebut adalah:

I. Modifikasi tingkah laku


Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau
kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasi
pemberian penguatan secara sistematis.
II. Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok, dengan cara
- Memperlancar tugas tugas: mengusahakan terjadinya kerjasama yang baik dalam
pelaksanar a tugas.
- Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok memelihara dan memulihkan semangat
siswa dan menangani konflik yang timbul.
III. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, Guru dapat
menggunakan perangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul dan
ia mengetahui sebab sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laku
tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.

 Hal-hal yang harus dihindari

Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus
dihindari guru yaitu sebagai berikut :

1. Campur tangan yang berlebihan (teachers instruction).


Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asyik berlangsung dengan komentar,
pertanyaan atau petunjuk mendadak, maka kegiatan itu akan terganggu atau terputus. Hal
ini akan memberi kesan kepada siswa bahwa guru tidak memperhatikan keterlibatan dan
kebutuhan anak. Ia hanya ingin memuaskan kehendak sendiri.
2. Kelenyapan (fade away)
Hal ini terjadi bu guru gagal secara teput melengkapi suatu intruksi, penjelasan petunjuk
atau komentar dan kemudian menghentikan penjelasan atau sajian materi tanpa alasan
yang jelas. Juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam yang terlalu lama Kehilangan akal
atau melupakan langkah langkah dalam pengajaran. Akibatnya ialah membiarkan pikiran
siswa mengawang- ngawang, melantur dan mengganggu keefektifan serta kelancaran
pelajaran.
3. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stop and star). Hal ini dapat terjadi bila
guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya, menghentikan
kegiatan pertama, memulai yang kedua, kemudian kembali kembali kepada kegiatan yang
pertama lagi. Dengan demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya
mengganggu kelancaran kegiatan.
4. Penyimpangan (digression).
Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahan tertentu memungkinkan ia dapat
menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.
5. Bertele-tele (overdwelling).
Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulang-ulang hal hal tertentu,
memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah teguran yang sederhana menjadi
ocehan atau kupasan yang panjang.

Anda mungkin juga menyukai