1
Maman Rachman, “Manajemen Kelas,” Jakarta: Depdiknas, Proyek Pendidikan Guru SD, 1999.
2
Markus Oci, “Manajemen Kelas,” JURNAL TERUNA BHAKTI 1, no. 1 (March 18, 2019): 49–58,
https://doi.org/10.47131/jtb.v1i1.12.
3
“MANAJEMEN KELAS: Pendekatan Dalam Managemen Kelas,” MANAJEMEN KELAS (blog), accessed April
11, 2023, https://greenpendidikan.blogspot.com/2017/04/manajemen-kelas-pendekatan-dalam.html.
bahkan pengusiran, memaksa siswa untuk meminta maaf kepada seseorang
dihadapan siswa lain, memaksa dengan tuntunan tertentu ataupun dengan
ancaman-ancaman lain. Pendekatan semacam ini termasuk penanganan yang
kurang tepat, karena sifat otoriter kurang manusiawi.
2. Pendekatan Intimidasi/ Ancaman Pendekatan intimidasi adalah penekanan pendekatan
yang memandang managemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku siswa.
bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, paksaan, ancaman, serta
menyalahkan. Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan
menggunakan teguran keras. Peran guru disini adalah menggiring peserta didik
berperilaku sesuai dengan keinginan guru sehingga mereka merasa takut untuk
melanggarnya. Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan
menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah yang diberikan pada situasi
tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku peserta didik yang
menyimpang. Sekalalipun pendekatan ini secara luas dan ada manfaatnya, terdapat
banyak kecaman terhadap pendekatan ini. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat
pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala masalahnya, bukan
masalah itu sendiri. Kelemahan yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah
tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan siswa.
3. Pendekatan Permisif Pengelolaan pendekatan permisif disini diartikan sebagai suatu
proses untuk membantu siswa agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan
saja dan dimana saja. Peranan guru adalah untuk meningkatkan kebebasan siswa.
Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin dan guru hendaknya juga berperan
sebagai pendorong untuk mengembangkan potensi siswa secara penuh. Peranan
pendekatan ini bertentangan langsung dengan dengan pendekatan intimidasi. Esensi
pendekatan terletak pada peran guru memaksimalkan kebebasan peserta didik,
membantu peserta didik merasa bebas melakukan apa yang mereka mau. Pendekatan
permisif sedikit penganjurnya. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan
kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial. Banyak pendapat yang
mengatakan bahwa pendekatan permisif dalam bentuknya yang murni tidak produktif
diterapkan dalam situasi atau lingkungan sekolah dan kelas. Para peserta didik
sebaiknya memperoleh kesempatan secara psikologi memikul resiko yang aman,
mengatur kegiatan sekolah sesuai cakupannya, mengembangkan kemampuan
memimpin diri sendiri, dan tanggung jawab sendiri.
4. Pendekatan Resep / Buku masak Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk
rekomendasi berisi daftar hal yang harus dilakuan atau yang harus tidak dilakukan oleh
seorang guru apabila mengahadapi berbagai tipe masalah managemen kelas tanpa
banyak berfikir lagi.
5. Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam
mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan
tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah
mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
6. Pendekatan instruksional Managemen kelas melalui pendekatan ini mengacu pada
tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Dengan demikian peranan guru adalah
merencanakan dengan teliti, cermat dengan pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa. Pendekatan instruksional
dalam managemen kelas memandang perilaku instruksional guru agar mempunyai
potensi untuk mencapai tujuan utama managemen kelas, yaitu mencegah timbulnya
masalah. Cukup banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiatan belajar-mengajar
yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik adalah faktor utama dalam
pencegahan timbulnya masalah managemen kelas. Sebaliknya banyak kenyataan yang
mendukung pendirian bahwa kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dan
dilaksanakan dengan tidak baik adalah penyebab utama timbulnya masalah managemen
kelas. Perilaku instruksional mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama
managemen kelas, yaitu:4
Mencegah timbulnya masalah managerial
Memecahkan masalah managerial
DAFTAR PUSTAKA
4
Rinja Efendi M.Pd S. Pd I. and Delita Gustriani M.Pd S. Pd, Manajemen Kelas Di Sekolah Dasar (Penerbit Qiara
Media, 2022).
MANAJEMEN KELAS. “MANAJEMEN KELAS: Pendekatan Dalam Managemen Kelas.” Accessed April 11,
2023. https://greenpendidikan.blogspot.com/2017/04/manajemen-kelas-pendekatan-
dalam.html.
M.Pd, Rinja Efendi, S. Pd I., and Delita Gustriani M.Pd S. Pd. Manajemen Kelas Di Sekolah Dasar. Penerbit
Qiara Media, 2022.
Oci, Markus. “Manajemen Kelas.” JURNAL TERUNA BHAKTI 1, no. 1 (March 18, 2019): 49–58.
https://doi.org/10.47131/jtb.v1i1.12.
Rachman, Maman. “Manajemen Kelas.” Jakarta: Depdiknas, Proyek Pendidikan Guru SD, 1999.