Anda di halaman 1dari 4

A.

Pendekatan Managemen Kelas


Pendekatan adalah usahaa atau upaya dalam rangka aktivitas yang dilakukan untuk
mengadakan hubungan dengan sesuatu yang menjadi objeknya (siswa) melalui interaksi timbal
balik. 1Managemen kelas merupakan sebuah pengelolaan, penyelenggaraan, keterlaksanaan
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan
bersama-sama. Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam managemen kelas akan
sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa, dan situasi kelas
pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan. 2Keharmonisan hubungan guru dan siswa,
tingginya kerjasama di antara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang
optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas
Pendekatan yang dipilih guru senantiasa diselaraskan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
pendekatan pada dasarnya dielompokkan menjadi dua yaitu pendekatan managerial dan
pendekatan psikologikal. Tetapi dalam makalah ini yang dibahas hanya pendekatan dalam
kelompok managerial.
B. Macam-macam Pendekatan Dalam Managemen Kelas
1. Pendekatan manajerial Upaya penyelenggaraan pembelajaran dengan menitikberatkan
pada upaya guru untuk mengatur dan mengorganisasikan sesuai dengan persepsi guru
terhadap siswa, dengan kata lain pendekatan ini dipilih berdasar orientasi guru dan
ketercapaian target kurikulum yang harus diselesaikan, pendektan ini meliputi: 3
 Pendekatan kekuasaan atau otoriter Pendekatan otoriter adalah pendekatan
yang menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara
ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Guru otoriter
bertindak untuk kepentingan siswa dengan menerapkan disiplin yang tegas. Bila
timbul masalah-masalah yang merusak ketertiban atau kedisiplinan kelas, maka
perlu adanya pendekatan dengan:
 Perintah dan larangan Baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas
dasar generalisasi masalah-masalah pengelolaan kelas tertentu. Seorang guru
dalam melaksanakan perintah dan larangan bersikap reaktif, namun
jangkauannya hanya terbatas pada masalah-masalah yang timbul sewaktu-
waktu saja.
 Penekanan dan penguasaan Penekanan dan penguasaan ini banyak
mementingkan pada diri guru, banyak memerintah, menyuruh bahkan
mengomeli. Bila dalam menghadapi masalah pengelolaan kelas menggunakan
pendekatan penguasaan dan penekanan, maka memungkinkan siswa untuk
diam, tertib karena takut dan tertekan hatinya. Meskipun demikian,
pendekatan ini kurang tepat karena kurang toleransi, dan kurang bijaksana.
 Penghukuman dan pengancaman Penghukuman muncul dalam berbagai bentuk
tingkah laku antara lain penghukuman dengan kekerasan, dengan larangan

1
Maman Rachman, “Manajemen Kelas,” Jakarta: Depdiknas, Proyek Pendidikan Guru SD, 1999.
2
Markus Oci, “Manajemen Kelas,” JURNAL TERUNA BHAKTI 1, no. 1 (March 18, 2019): 49–58,
https://doi.org/10.47131/jtb.v1i1.12.
3
“MANAJEMEN KELAS: Pendekatan Dalam Managemen Kelas,” MANAJEMEN KELAS (blog), accessed April
11, 2023, https://greenpendidikan.blogspot.com/2017/04/manajemen-kelas-pendekatan-dalam.html.
bahkan pengusiran, memaksa siswa untuk meminta maaf kepada seseorang
dihadapan siswa lain, memaksa dengan tuntunan tertentu ataupun dengan
ancaman-ancaman lain. Pendekatan semacam ini termasuk penanganan yang
kurang tepat, karena sifat otoriter kurang manusiawi.
2. Pendekatan Intimidasi/ Ancaman Pendekatan intimidasi adalah penekanan pendekatan
yang memandang managemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku siswa.
bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, paksaan, ancaman, serta
menyalahkan. Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan
menggunakan teguran keras. Peran guru disini adalah menggiring peserta didik
berperilaku sesuai dengan keinginan guru sehingga mereka merasa takut untuk
melanggarnya. Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan
menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah yang diberikan pada situasi
tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku peserta didik yang
menyimpang. Sekalalipun pendekatan ini secara luas dan ada manfaatnya, terdapat
banyak kecaman terhadap pendekatan ini. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat
pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala masalahnya, bukan
masalah itu sendiri. Kelemahan yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah
tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan siswa.
3. Pendekatan Permisif Pengelolaan pendekatan permisif disini diartikan sebagai suatu
proses untuk membantu siswa agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan
saja dan dimana saja. Peranan guru adalah untuk meningkatkan kebebasan siswa.
Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin dan guru hendaknya juga berperan
sebagai pendorong untuk mengembangkan potensi siswa secara penuh. Peranan
pendekatan ini bertentangan langsung dengan dengan pendekatan intimidasi. Esensi
pendekatan terletak pada peran guru memaksimalkan kebebasan peserta didik,
membantu peserta didik merasa bebas melakukan apa yang mereka mau. Pendekatan
permisif sedikit penganjurnya. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan
kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial. Banyak pendapat yang
mengatakan bahwa pendekatan permisif dalam bentuknya yang murni tidak produktif
diterapkan dalam situasi atau lingkungan sekolah dan kelas. Para peserta didik
sebaiknya memperoleh kesempatan secara psikologi memikul resiko yang aman,
mengatur kegiatan sekolah sesuai cakupannya, mengembangkan kemampuan
memimpin diri sendiri, dan tanggung jawab sendiri.
4. Pendekatan Resep / Buku masak Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk
rekomendasi berisi daftar hal yang harus dilakuan atau yang harus tidak dilakukan oleh
seorang guru apabila mengahadapi berbagai tipe masalah managemen kelas tanpa
banyak berfikir lagi.
5. Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam
mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan
tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah
mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
6. Pendekatan instruksional Managemen kelas melalui pendekatan ini mengacu pada
tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Dengan demikian peranan guru adalah
merencanakan dengan teliti, cermat dengan pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa. Pendekatan instruksional
dalam managemen kelas memandang perilaku instruksional guru agar mempunyai
potensi untuk mencapai tujuan utama managemen kelas, yaitu mencegah timbulnya
masalah. Cukup banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiatan belajar-mengajar
yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik adalah faktor utama dalam
pencegahan timbulnya masalah managemen kelas. Sebaliknya banyak kenyataan yang
mendukung pendirian bahwa kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dan
dilaksanakan dengan tidak baik adalah penyebab utama timbulnya masalah managemen
kelas. Perilaku instruksional mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama
managemen kelas, yaitu:4
 Mencegah timbulnya masalah managerial
 Memecahkan masalah managerial

Para pengembang pendekatan instruksional menyarankan kepada guru untuk


memperhatikan hal-hal berikut:

 Menyampaikan kurikulum dan pelajaran yang menarik, relevan dan sesuai


agar tidak ada perilaku menyimpang dari siswa
 Menerapkan kegiatan yang efektif, kemampuan guru mengatur arus dan
tempo kelas oleh banyak orang sehingga mencegah siswa melainkan
mengahadapi tugasnya. Kegiatan guru yang tidak efektif, misalnya yang
bertele-tele, meloncat-loncat akan mengundang perilaku siswa untuk
menyimpang.
 Menyajikan kegiatan daftar rutin kelas adalah kegiatan sehari-hari yang
perlu dipahami dan dilakukan oleh siswa di kelas, kegiatan ini disampaikan
oleh guru kepada siswa pada awal pertemuan dikelas.
 Memberikan pengarahan yang jelas adalah kegiatan mengkomunikasikan
harapan-harapan yang diingingkan oleh guru. Misalnya melalui instruksi
yang jelas, sederhana, ringkas sistematis dan tepat sasarann.
 Menggunakan dorongan yang bermakna suatu proses dimana guru
berusaha menunjukkan minat yang sungguh-sungguh terhadap perilaku
siswa yang menunjukkan tanda-tanda kebosanan dan keresahan.
 Memberikan bantuan mengatasi rintangan adalah bentuk pertolongan yang
diberikan oleh guru untuk membantu siswa mengahadapi persoalan yang
mematahkan semangat, pada saat mereka benar-benar memerlukan
 Mengatur kembali struktur situasi atau mengerjakan tugas dengan cara lain.

DAFTAR PUSTAKA
4
Rinja Efendi M.Pd S. Pd I. and Delita Gustriani M.Pd S. Pd, Manajemen Kelas Di Sekolah Dasar (Penerbit Qiara
Media, 2022).
MANAJEMEN KELAS. “MANAJEMEN KELAS: Pendekatan Dalam Managemen Kelas.” Accessed April 11,
2023. https://greenpendidikan.blogspot.com/2017/04/manajemen-kelas-pendekatan-
dalam.html.
M.Pd, Rinja Efendi, S. Pd I., and Delita Gustriani M.Pd S. Pd. Manajemen Kelas Di Sekolah Dasar. Penerbit
Qiara Media, 2022.
Oci, Markus. “Manajemen Kelas.” JURNAL TERUNA BHAKTI 1, no. 1 (March 18, 2019): 49–58.
https://doi.org/10.47131/jtb.v1i1.12.
Rachman, Maman. “Manajemen Kelas.” Jakarta: Depdiknas, Proyek Pendidikan Guru SD, 1999.

Anda mungkin juga menyukai