Pendekatan Kekuasaan
Pendekatan Kebebasan/Permisif
Jangan salah kira dengan sebutan untuk pendekatan kebebasan. Pendekatan kebebasan tidak
sama dengan pembiaran. Pengelolaan kelas dengan pendekatan kebebasan tidak berarti lantas
dalam praktiknya membiarkan anak belajar dengan bebas tanpa batas atau melakukan apapun
di dalam kelas dengan bebas. Pendekatan kebebasan lebih berarti memberikan suasana dan
kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdeka, bebas, nyaman, penuh tantangan
dan harapan dalam melakukan belajar.
Memanajemen kelas dengan pendekatan keseimbangan peran dapat dimulai dengan membuat
secara bersama peraturan dan tata tertib pada sebuah kelas antara guru dengan murid. Setelah
disusun dan disepakati bersama, maka tata tertib dan peraturan tersebut dapat diterapkan di
dalam kelas yang bersangkutan. Peraturan yang dibuat bersama guru dan siswa itu adalah
peraturan dan tata tertib yang berkaitan dengan apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah, atau situasi yang terjadi di kelas dan aturan
yang boleh dan tidak boleh dilakukan murid selama belajar.
Pendekatan Pengajaran
Manajemen kelas dengan pendekatan pengajaran, sesuai dengan sebutan dilakukan guru pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Peranan guru sangat dominan di sini sebagai aktor
utama di dalam kelas. Pendekatan memanajemen kelas dengan pendekatan pengajaran
dimaksudkan agar muncul peran guru secara efektif untuk melakukan pencegahan dan atau
penghentian perilaku siswa yang kurang menguntungkan atau bahkan mengganggu proses
pembelajaran di kelas. Pendekatan pengajaran mensyaratkan perencanaan pengajaran yang
baik oleh seorang guru. Selanjutnya, rencana pengajaran yang telah dibuat itu
diimplementasikan sebaik-baiknya di dalam kelas sehingga kelas yang bersangkutan dapat
terkelola dengan baik untuk sebesar-besar manfaat untuk efektivitas pembelajaran siswa.
Jadi, peranan guru dalam kaitannya dengan pendekatan pengajaran adalah merencanakan dan
mengimplementasikan pengajaran yang baik.
Suasana emosional dan sosial di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran siswa. Hal ini telah disampaikan oleh Goleman (1995), bahwa dalam hasil
penelitiannya ditemukan bahwa belajar tanpa keterlibatan emosional dan kegiatan saraf
(mengaktifkan siswa secara mental), tidak akan efektif untuk merekatkan pelajaran dalam
ingatan. Oleh karena itu, menurut pendekatan suasana emosi dan sosial ini pengelolaan kelas
(manajemen kelas) adalah sebuah proses untuk membentuk iklim kelas di mana tercipta
suasana emosional dan hubungan social yang positif. Suasana hati yang saling menghormati,
menghargai, dan mencintai antar guru dan sesama siswa sebagai sebuah komunitas belajar
penting dalam menciptakan hubungan sosial untuk proses pembelajaran.
Bentuk lain pendekatan manajemen kelas adalah pendekatan kerja kelompok. Pada
pendekatan kerja kelompok, guru berperan sebagai pendorong terciptanya kerja sama
kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk
menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang
produktif. Agar kelompok-kelompok siswa menjadi produktif dalam melakukan proses
pembelajarannya maka guru juga dituntut untuk bisa memelihara kondisi itu agar tetap baik.
Kondisi kelas yang baik menurut pendekatan kelompok kerja adalah tampaknya kemampuan
guru dalam mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi
masalah-masalah pengelolaan kelas.
Pendekatan elektis adalah suatu pendekatan pengelolaan atau manajemen kelas yang lebih
menekankan pada potensialitas, kreativitas, dabn inisiatif wali kelas atau guru kelas dalam
memilih berbagai pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan sebelumnya berdasarkan
situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan-pendekatan di atas itu dalam suatu situasi
mungkin cukup dipergunakan salah satunya saja. Akan tetapi pada Situasi yang lain mungkin
harus dilakukan kombinasi dari dua atau tiga pendekatan di atas tersebut sekaligus.
Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistic karena dalam pendekatan manajemen
kelas ini guru berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi
untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar
mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas
pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya
untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar
berjalan secara efektif dan efisien.
Beberapa macam pendekatan pengelolaan kelas,
1. Pendekatan otoriter
Pendekatan ini memandang pengelolaan kelas sebagai suatu proses untuk mengontrol
tingkah laku anak didik.. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik
untuk mentaatinya.
Kelebihan dari pendekatan ini adalah terciptanya suatu disiplin
tinggi dalam bentuk peraturan atau norma-norma yang harus ditaati
sehingga terciptanya suatu ketertiban di kelas.
Kelemahannya adalah pendekatan ini kurang efektif. guru yang
menganut pendekatan ini umumnya menganggap apa yang ia katakan
adalah mutlak benar. Guru dianggap yang paling tahu. siswa kurang diberi
kesempatan untuk mengemukakan dan mengembangkan ide atau buah
pikirannya.
Contohnya: Seorang guru langsung mengusir anak didiknya yang
berbicara di kelas tanpa mempertimbangkan alasan yang diberikan anak
didiknya tersebut. Guru menganggap anak didiknya tersebut tidak
disiplin.
2. Pendekatan permisif
Pendekatan ini menganggap pengelolaan kelas sebagai suatu proses untuk membantu
anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan apa saja yang mereka kehendaki dalam
proses belajar mengajar.
Kelebihan pendekatan ini adalah proses pembelajaran menjadi
santai. Siswa merasa tidak terkekang dan tidak terpaksa dalam belajar.
Siswa diberi banyak kesempatan untuk mengemukakan dan
mengembangkan ide atau buah pikirannya.
Kelemahannya adalah pendekatan ini tidak realistis. Pendekatan
ini dapat menghasilkan anak didik yang serba tidak mamatuhi aturan,
nilai budaya, dan agama baik dilingkungan rumah tangga atau keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
Contohnya: Seorang guru membiarkan anak didiknya makan-makan
selama proses belajar mengajar berlangsung dengan anggapan bahwa
mereka akan lebih konsentrasi lagi dalam belajar mengajar.
8. Pendektan lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha
untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar.
Kelebihan dari Pendekatan Lingkungan adalah: 1) Peserta didik
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman apa-apa yang ada dilingkungan
sekitar, baik dilingkungan rumah tangga maupun dilingkungan sekolah.
2) Peserta didik dapat menanyakan sesuatu yang ingin diketahui kepada orang
lain dilingkungan mereka yang dianggap tahu tentang masalah yang dihadapi.
9. Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning / CTL)
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Kelebihan dari pendekatan ini adalah:
1) Peserta didik mampu menghubungkan dan menetapkan kompetensi hasil
belajar dalam kehidupan sehari-hari.
2) Peserta didik dapat merasakan pentingnya balajar.
3) Peserta didik akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa
yang dipelajari.
4) Proses pembelajaran atau belajar yang tenang dan menyenangkan,
karena pembelajaran secara alamiah.
5) Mendorong peserta didik dapat mempraktekkan secara lansung apa-apa
yang dipelajarinya.
6) Mendorong peserta didik memahami hakekat, makna dan manfaat
belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin dan termotivasi untuk
senantiasa belajar, bahkan kecanduan belajar
Contohnya: Guru memulai pembelajaran yang dimulai atau
dikaitkan dengan dunia nyata yaitu diawali dengan bercerita atau
tanyajawab lisan tentang kondisi aktual dalam kehidupan siswa (daily life).