Anda di halaman 1dari 6

MAKNA ISLAM DALAM AL-QUR'AN

SURAH ASY- SYURA AYAT : 13

SURAH ALI-IMRAN AYAT : 19,67,82 DAN 85

Untuk memenuhi mata kuliah

TAFSIR

Dari dosen pengampu : MUHAMMAD IQBAL,S.Ag.,MA

Disusun oleh:

Kelompok 9

CUT AINUN : 112020023

Jurusan : Tarbiyah

Prodi : PAI

Smester 3 (Ganjil)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI TEUNGKU DI RUNDENG MEULABOH

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah saya yang berjudul “Makna Islam Dalam
Al Qur'an” ini tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam kepada Rasululah SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan
kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Saya ucapkan terimakasih saya kepada bapak Muhammad Iqbal,S.Ag.,MA selaku dosen
pengampu mata kuliah Tafsir yang telah memberikan tugas ini kepada saya sehingga dapat
menambahkan pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni pada saat
ini.

Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Tafsir Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambahkan wawasan tentang penafsiran
ayat-ayat Al Qur'an bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya juga menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang dapat membangunkan saya nanti demi kesempurnaan makalah ini.

MEULABOH, 21 November 2021

penulis
QS. Asy-Syura ayat 13

‫ص ْينَا بِ ٖۤه اِب ْٰر ِه ْي َم َو ُموْ ٰسى‬ َّ ‫صى بِ ٖه نُوْ حًا َّوا لَّ ِذ ۤيْ اَوْ َح ْين َۤا اِلَ ْيكَ َو َما َو‬ ّ ٰ ‫َش َر َع لَـ ُك ْم ِّمنَ ال ِّدي ِْن َما َو‬
‫َو ِعي ْٰۤسى اَ ْن اَقِ ْي ُموا ال ِّد ْينَ َو اَل تَتَفَ َّرقُوْ ا فِ ْي ِه ۗ  َكبُـ َر َعلَى ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َما تَ ْد ُعوْ هُ ْم اِلَ ْي ِه ۗ هّٰللَا ُ يَجْ تَبِ ۤ ْي اِلَ ْي ِه‬
ُ‫َم ْن يَّ َشٓا ُء َويَ ْه ِد ۤيْ اِلَ ْي ِه َم ْن يُّنِيْب‬
Artinya:

“Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan
apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan
janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk
mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki
kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali
(kepada-Nya).”

Tafsiran Surah Asy-Syura 13

Kemenag RI:

Ayat-ayat yang lalu menjelaskan bahwa Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
segala perbendaharaannya adalah milik-Nya. Ayat ini menjelaskan bahwa Dia, Allah, telah
mensyariatkan atau menetapkan kepadamu, wahai umat Nabi Muhammad, dari agama, yaitu
prinsip-prinsip serupa yang telah diwasiatkan-Nya, yaitu diwahyukan kepada Nuh dan serupa
pula dengan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, wahai Nabi Muhammad, dan apa yang
telah Kami wasiatkan kepada nabi-nabi sebelummu, yaitu Ibrahim, Musa, dan Isa. Syariat yang
telah diwasiatkan dan diwahyukan itu adalah tegakkanlah tuntunan dan ajaran agama, berupa
keimanan dan ketakwaan dengan baik, konsisten, dan terus-menerus, dan janganlah kamu
berselisih paham dan berbeda pendapat tentang suatu persoalan yang dapat menimbulkan kamu
berpecah belah di dalamnya, yakni di dalam prinsip dan ajaran agama itu. Sangat berat, besar,
dan sulit bagi orang-orang musyrik untuk mengikuti prinsip-prinsip dan tuntunan-tuntunan
agama dari Tuhanmu yang kamu serukan kepada mereka untuk mengikutinya karena mereka
menolaknya. Allah meyakinkan Nabi Muhammad dengan mengatakan bahwa Allah memilih
orang-orang yang Dia kehendaki untuk mengikuti dan meyakini prinsip-prinsip dan tuntunan-
tuntunan agama tauhid yang diajarkan dan disampaikannya. Dia pula memberi petunjuk untuk
kembali kepada agama-Nya bagi orang yang kembali kepada-Nya setelah bertobat atas kekafiran
dan kesalahan mereka.
QS. Ali 'Imran 3: Ayat 19

 ۗ ‫ب اِاَّل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َجٓا َءهُ ُم ْال ِع ْل ُم بَ ْغي ًۢا بَ ْينَهُ ْم‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫اختَلَفَ الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬ َ  ‫اِ َّن ال ِّد ْينَ ِع ْن َد ِ ااْل ِ ْساَل ُم‬
ْ ‫ۗ و َما‬
‫هّٰللا‬ ‫وم ْن يَّ ْكفُرْ ب ٰا ٰي هّٰللا‬
ِ ‫ت ِ فَا ِ َّن َ َس ِر ْي ُع ْال ِح َسا‬
‫ب‬ ِ ِ َ َ
Artinya:

"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah
diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka.
Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-
Nya."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 19)

Tafsir surah Ali Imran ayat 19

Agama yang diakui Allah hanyalah agama Islam, agama tauhid, agama yang mengesakan Allah.
Dia menerangkan bahwasanya agama yang sah di sisi Allah hanyalah Islam. Semua agama dan
syariat yang dibawa nabi-nabi terdahulu intinya satu, ialah"Islam", yaitu tu berserah diri kepada
Allah yang maha esa, menjunjung tinggi perintah-perintahnya dan berendah diri kepadanya,
walaupun syariat-syariat itu berbeda di dalam beberapa kewajiban ibadah dan lain-lain. Allah
mensyariatkan agama untuk dua macam tujuan:

1. Membersihkan jiwa manusia dan akalnya dari kepercayaan yang tidak benar.

2. Memperbaiki jiwa manusia dengan amal perbuatan yang tidak baik dan memurnikan
keikhlasan kepada Allah.

Kemudian Allah menggambarkan perselisihan para ahli kitab tentang agama yang sebenarnya.
Sebenarnya mereka tidaklah keluar dari agama Islam, agama tauhid yang dibawa oleh para nabi,
seandainya pemimpin-pemimpin mereka tidak berbuat aniaya dan melampaui batas sehingga
mereka berpecah belah menjadi sekian sekte serta membunuh nabi-nabi. Perpecahan dan
peperangan diantara mereka tidak patut terjadi karena mereka adalah satu agama. Tetapi karena
kedengkian di antara pemimpin-pemimpin mereka, dan dukungan mereka terhadap satu mazhab
untuk mengalahkan mazhab yang lain, timbullah perpecahan itu. perpecahan itu bertambah
sengit setelah pemimpin-pemimpin itu menyesatkan lawannya dengan jalan menafsirkan nash-
nash agama menurut hawa nafsu mereka.

Di akhir ayat ini, dikemukakan peringatan kepada orang-orang yang fakir terhadap ayat-ayat
Allah dengan menandaskan hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka
QS. Ali 'Imran 3: Ayat 67

‫َما َكا نَ اِب ْٰر ِه ْي ُم يَهُوْ ِديًّا َّواَل نَصْ َرا نِيًّا َّو ٰل ِك ْن َكا نَ َحنِ ْيفًا ُّم ْسلِ ًما ۗ  َو َما َكا نَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك َْي‬
Artinya:

"Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang
yang lurus, muslim, dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 67)

Tafsirannya:

Allah memberikan ketegasan kepada orang yang berdebat siapa nabi Ibrahim yang sebenarnya
(An-Nisa'/4:125) . Ayat ini merupakan jawaban bagi perdebatan orang Yahudi dan Nasrani
mengenai agama Nabi Ibrahim. Mereka masing-masing berpendapat bahwa Ibrahim menganut
agama yang dipeluk mereka. Pendapat mereka itu sebenarnya adalah dusta karena tidak
didasarkan pada bukti-bukti yang nyata. Yang benar ialah keterangan yang didasarkan Wahyu
yang diyakini kaum muslimin, karena umat Islam memeluk agama seperti agama yang dipeluk
oleh Nabi Ibrahim dan Agama Islam mempunyai prinsip-prinsip yang dibawa oleh Nabi Ibrahim.
Maka jelaslah bahwa Nabi Ibrahim itu tidak memeluk agama Nasrani dan tidak pula memeluk
agama Yahudi akan tetapi nabi Ibrahim itu seorang yang taat kepada Allah, tetap berpegang
kepada petunjuk Allah serta tunduk dan taat kepada segala yang diperintahkan-nya.

nabi Ibrahim tidak menganut kepercayaan musyrikin, yaitu kafir Quraisy dan suku Arab lainnya,
yang menganggap diri mereka mengikuti agama Nabi Ibrahim. Dari ayat ini dapat dipahami
bahwa Nabi Ibrahim adalah orang yang dimuliakan oleh segala pihak baik orang-orang Yahudi,
Nasrani ataupun musyrikin. Tetapi sayang pendapat mereka tidak benar, karena nabi Ibrahim itu
tidak beragama seperti agama mereka titik beliau adalah orang muslim yang ikhlas kepada Allah,
sedikitpun tidak pernah mempersekutukan-Nya.

QS. Ali 'Imran 3: Ayat 82

َ ‫ولِٓئ‬
َ‫ك هُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬ َ ِ‫فَ َم ْن ت ََو ٰلّى بَ ْع َد ٰذل‬
ٰ ُ ‫ك فَا‬
Artinya:

"Maka barang siapa berpaling setelah itu, maka mereka itulah orang yang fasik."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 82)

Tafsirannya:

Barangsiapa yang berpaling dari perjanjian yang telah diikrarkan itu, mereka orang-orang yang
fasik. Yang dimaksud dengan orang-orang yang berpaling ialah orang Yahudi yang berada di
masa Rasulullah titik mereka ini tidak mempercayai kenabian Muhammad SAW yang berarti
mereka tidak mempercayai perjanjian yang telah diikrarkan oleh Nabi Musa dan Nabi Isa.
Mereka mengetahui perjanjian yang telah diikrarkan oleh Nabi Musa dan Nabi Isa, dan
mengetahui isinya, akan tetapi mereka tidak melaksanakannya. Karena itulah mereka dinamakan
orang-orang fasik.

QS. Ali 'Imran 3: Ayat 85

َ‫ۚ وهُ َو فِى ااْل ٰ ِخ َر ِة ِمنَ ْال ٰخ ِس ِر ْين‬


َ  ُ‫َو َم ْن يَّ ْبت َِغ َغي َْر ااْل ِ ْساَل ِم ِد ْينًا فَلَ ْن يُّ ْقبَ َل ِم ْنه‬
Artinya:

"Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia
termasuk orang yang rugi."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 85)

Tafsirannya:

Allah menetapkan bahwa barangsiapa mencari agama selain agama Islam, atau tidak mau tunduk
kepada ketentuan-ketentuan Allah, maka imannya tidak akan diterima oleh Allah s sebagai
contoh dikemukakan, orang-orang musyrik dan orang-orang yang mengaku beragama tauhid
padahal mereka mempersekutukan Allah. Seperti ahli kitab menganut agama Nasrani yang tidak
berhasil membawa pemeluk-pemeluknya tunduk di bawah kekuasaan Allah. Agama yang
semacam ini hanyalah merupakan tradisi belaka, yang tidak dapat mendatangkan kemaslahatan
kepada pemeluknya, bahkan menyeret mereka ke lembah kehancuran dan menjadiSumber
permusuhan di antara manusia di dunia, serta menjadi sebab penyelesaian mereka di akhirat.
Orang yang mencari agama selain Islam untuk menjadi agamanya, dan akhirat nanti termasuk
orang yang merugi, sebab ia telah menyia-nyiakan akidah tauhid yang sesuai dengan fitrah
manusia

Anda mungkin juga menyukai