Disusun Oleh :
1. Anwari (105230045)
2. Iyam (105230047)
3. Imas (105230043)
4. Dina Adina Dini (105230050)
SUKABUMI
2024
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhânahû wa Ta`âlâ yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikanpenyusunan Makalah
dengan judul “Hukum Jual Beli/Transaksi Online Dalam Pandangan Fiqih Lima
Madhab”. Makalah ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan tugas dan materi di makalah ini. Tidak sedikit hambatan yang
dihadapi sebagai penulis. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dala penyusunan
materi ini tidak akan terjadi adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan dari orang tua dan
dosen saya. Sehingga kendala yang ada pun jadi tidak berarti.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula
dengan penulisan karya tulis ilmiah ini. Kritik dan saran sangatlah penulis harapkan dan
dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga karya tulis ini
menjadi tambahan khazanah pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Artinya :
“...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
( Al-Maidah : 3 ) .
Pada zaman modern ini manusia gemar sekali melakukan transaksi jual beli
dalam segi apapun. Sebagaimana yang telah diketahui bahwasannya jual beli
merupakan salah satu perbuatan atau kegiatan yang boleh dilakukan dan dihalalkan
dalam islam.
4
Artinya :
( Al-Baqarah : 275 ) .
Pada zaman modern ini, perkembangan teknologi semakin canggih. Hal itu
memudahkan semua orang untuk bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi satu
sama lain dalam jarak jauh salah satunya melalui internet atau yang biasa kita sebut
online. Pengertian dari online sendiri adalah suatu keadaan dimana kita terhubung
atau terkoneksi dengan jaringan internet sehingga kita bisa mengakses apapun dari
internet. Pada masa kini, kita tidak hanya bisa browsing saja melalui internet tetapi
juga bisa melakukan kegiatan transaksi jual beli melalui internet atau yang biasa
disebut jual beli online. Dari pemaparan penulis diatas, maka dari itu penulis ingin
membahas tentang hukum suatu kegiatan transaksi jual beli yang dilakukan secara
online menurut pandangan agama islam sehingga penulis tertarik untuk
mengangkat karya tulis ilmiahnya dengan judul : “Hukum Jual Beli/Transaksi
Online Dalam Pandangan Fiqih Lima Madhab”
1.2 Batasan Masalah
Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, serta untuk menjaga agar penelitian
lebih terarah, maka diperlukan adanya pembatasan masalah berdasarkan
pertimbangan tersebut, serta mengacu pada uraian latar belakang masalah diatas,
maka peneliti membatasi masalah di atas pada transaksi jual beli (tukar-menukar)
barang yang dilakukan secara online dalam pandangan hukum islam.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan transaksi jual beli secara online?
2. Bagaimana cara melakukan transaksi jual beli secara online?
5
3. Bagaimana transaksi jual beli secara online dalam pandangan hukumislam?
1.4 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi transaksi jual beli online.
2. Untuk mengetahui cara melakukan transaksi jual beli online.
3. Untuk mengetahuitransaksi jual beli secara online dalam pandangan hukum
islam.
6
BAB 2
PEMBAHASAN MASALAH
7
2.2 Transaksi Jual Beli Online
Di zaman modern seperti sekarang ini, banyak sekali orang yang melakukan
bisnis. Salah satunya adalah melalui suatu kegiatan transaksi jual beli. Transaksi jual beli
sendiri berarti suatu kegiatan dimana dua orang saling terlibat dalam proses pertukaran
barang karena adanya saling ketergantungan terhadap barang tersebut atau adanya
kebutuhan terhadap barang tersebut dan dilakukan dengan syarat yang telah disepakati.1
Jual beli menurut bahasa artinya pertukaran atau saling menukar. Sedangkan,
menurut ilmu fiqh ialah suatu transaksi tukar menukar harta yang dilakukan secara
sukarela atau proses mengalihkan hak kepemilikan kepada orang lain dengan adanya
kompensansi tertentu dan dilakukandalam koridor syari‟at. Adapun landasan syara‟ atau
landasan hukumnya berasal dari 3 sumber yakni Al-Qur‟an, As-Sunnah dan Ijma‟ ulama.
اض ِم ْن ُك ْم ۗ َو ََل
ٍ ع ْن ت ََر ٰٓ َّ ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ََل تَأ ْ ُكلُ ْٰٓوا ا َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَاطِ ِل ا
َ َِل ا َ ْن ت َ ُك ْونَ تِ َج
َ ً ارة
ّٰللا َكانَ ِب ُك ْم َرحِ ْي ًما َ ُت َ ْقتُلُ ْٰٓوا ا َ ْنف
َ س ُك ْم ۗ ا َِّن ه
Artinya:
( An-Nisaa : 29 )
8
“Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
dzikrullah, dan melaksanakan shalat serta menunaikan zakat. Mereka takut kepada suatu
hari yang (ketika itu) hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).” An-
Nur/24:37
2.3 Macam-macam Jual Beli
Adapun rukun Bai’ salam adalah meliputi muslam atau pembeli, muslam
ilaih atau penjual, modal atau uang, muslam fih atau barang dan shigat
atau ucapan.
Menurut ijma‟ para ulama, rukun jual beli ada empat, yaitu:
1. Bai‟ (Penjual)
2. Musytari (Pembeli)
11
ulama.
Tetapi Nawawi, Mutawali, Bagawi, dan beberapa ulama yang lainberpendapat
bahwa lafaz itu tidak menjadi rukun. Hanya di beberapa tempat ini merupakan adat
kebiasaan. Apabila ini telah menjadi adat kebiasaan dan sudah dipandang sebagai jual
beli, itu saja sudah cukup karena tidak ada dalil yang mewajibkan lafaz.
Online adalah satu kata yang sangat berkaitan sekali dengan dunia maya atau lebih
12
tepatnya internet. Online adalah istilah saat kita terhubung dengan internet atau dunia
maya, baik itu terhubung dengan akun media sosial kita, e-mail dan berbagai jenis akun
lainnya yang kita pakai atau gunakan lewat internet.4
Di zaman yang serba modern ini, segala sesuatunya bisa dilakukan dengan mudah
melalui internet atau online. Tidak hanya saling bertukar informasi atau berkomunikasi
lewat akun media sosial, tapi kita juga bisa bertransaksi lewat internet atau online.
Contohnya, yang sedang marak dilakukan oleh masyarakat kita adalah transaksi jual beli
online. Lewat online transaksi bisa dilakukan dengan mudah dan tidak ribet. Maka dari
itu masyarakat lebih memilih bertransaksi online. Banyak situs yang menawarkan
jual beli secara online contohnya, blibli.com, tokopedia.com, olx.com, dan masih banyak
yang lainnya. Bukan hanya bertransaksi saja, tapi juga proses transportasi pun bisa
dilakukan lewat online. Seperti perusahaan Gojek yang menyediakan transportasi ojek
masyarakat secara online. Dengan itu, semua menjadi mudah dan cepat. Dengan internet
atau online segala sesuatunya terasa lebih mudah dan tidak susah karena internet
membuka dunia dan tidak ada batas.
2.7 Definisi Hukum Islam
Definisi hukum islam pada umumnya disamakan dengan syariat islam, dalam
hal ini disebut syara‟. Syara‟ secara etimologi berarti jalan.Sedangkan dari segi
bahasa, syariat bisa diartikan sebagai aturan yangdibuat oleh Allah swt.
Secara umum, definisi hukum islam berarti hukum yang bersumberdari agama
islam. Hukum islam juga merupakan bagian dari agama islam. Selain itu,definisi
hukum islam dapat dijelaskan sebagai keseluruhan ketentuan yang ditetapkan oleh
allah swt yang harus ditaati seorang muslim. Dasar dan kerangka hukum islam
ditetapkan oleh Allah SWT.
Definisi hukum islam, oleh beberapa ulama memiliki pengertian yang berbeda.
Menurut ulama ushul fiqh, definisi hukum islam adalah doktrin syari‟at yang
bersangkutan dengan perbuatan orang mukallaf5, baikperintah atau diperintahkan memilih
atau berupa ketetapan. Definisi hukum islam menurut ulama fiqh memiliki pengertian
yang agak berbeda.
Menurut ulama fiqh, definisi hukum islam adalah efek (dampak/akibat) yang
dikehendaki oleh kitab syari‟at dalam perbuatan- perbuatan, seperti wajib, sunnah, mubah
dan haram.6
13
2.8 Pembagian Hukum Dalam Islam
1. Wajib (Fardhu) adalah suatu keharusan. Pengertiannya segala perintah Allah SWT yang
harus kita kerjakan.
a. Wajib Syar‟i, adalah suatu ketentuan yang apabila dikerjakan mendatangkan
pahala, sebaliknya jika tidak dikerjakan terhitung dosa.
b. Wajib Aqli, adalah suatu ketetapan hukum yang harus diyakini kebenarannya
karena masuk akal atau rasional.
c. Wajib Aqli dapat dibagi menjadi dua. Pertama, Wajib Aqli Nazari, adalah
mempercayai suatu kebenaran dengan memahami dalil-dalilnya atau dengan
penelitian yang mendalam seperti mempercayai eksistensi Allah SWT. Yang
kedua, Wajib AqliDharuri, adalah kewajiban mempercayai kebenarannya
dengan sendirinya tanpa dibutuhkan dalil-dalil tertentu, seperti orang makan
jadi kenyang.
d. Wajib „Aini, adalah suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap muslim,
antara lain shalat lima waktu, puasa wajib di bulan ramadhan, dan lain
sebagainya.
e. Wajib Kifayah, adalah suatu ketetapan yang apabila sudah dikerjakan oleh
sebagian orang muslim, maka orang muslim lainnya terlepas dari kewajiban
itu. Akan tetapi jika tidak ada yang mengerjakannya, maka berdosalah
semuanya.
f. Wajib Muaiyyan, adalah suatu keharusan yang telah ditetapkan macam
tindakannya, contoh berdiri bagi yang kuasa ketika shalat.
g. Wajib Mukhayyar, adalah suatu kewajiban yang boleh dipilih dari bermacam
pilihan yang telah ditetapkan untuk dikerjakan, misalnyadenda dalam sumpah,
boleh memilih antara memberi makan 10 orang miskin atau memberi pakaian
10 orang miskin.
h. Wajib Mutlaq, suatu kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya,
seperti membayar denda sumpah.
2. Sunnah, adalah perkara yang apabila dikerjakan mendapat pahala, dan
apabila ditinggalkan tidak berdosa.
a. Sunnah Muakkad, adalah sunnah yang sangat dianjurkan, misalnya shalat
14
tarawih dan shalat idul fitri.
b. Sunnah Ghairu Muakkad, adalah sunnah biasa. Misalnya, memberi salam
kepada orang lain atau berpuasa pada hari senin dan kamis.
c. Sunnah Hai‟ah, adalah perkara-perkara dalam shalat yang sebaiknya
dikerjakan, seperti mengangkat kedua tangan ketika takbir, mengucapkan
Allahu Akbar ketika akan ruku‟ dan sujud dansebagainya.
d. Sunnah Ab‟ad, adalah perkara-perkara dalam shalat yang harus dikerjakan
dan kalau terlupakan maka harus melakukan sujud sahwi, seperti membaca
tasyahud awal dan sebagainya.
3. Haram, adalah suatu perkara yang dilarang mengerjakannya, seperti minum
minuman keras, mencuri, judi dan lain sebagainya. Apabila dikerjakan
terhitung dosa. Sebaliknya jika ditinggalkan memperoleh pahala.
4. Makruh, adalah suatu hal yang tidak disukai atau diinginkan. Akan tetapi
apabila dikerjakan tidak berdosa dan jika ditinggalkan berpahala.
5. Mubah, adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan atau ditinggalkan tidak
berpahala dan tidak juga berdosa.7
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Setelah melakukan penelitian transaksi jual beli secara online dalam pandangan
hukum islam,penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian yang terangkum secara
terperinci sebagai berikut:
1. Transaksi jual beli online adalah transaksi jual beli yang
dilakukan melalui internet dimana modal didahulukan
terlebih dahulu melalui bank lalu barang akan datang
dikemudian hari sesuai dengan kesepakatan yang telah
ditentukan.
2. Cara melakukan transaksi jual beli online diantaranya
sebagai berikut: Kunjungi link online shop terlebih dahulu
lalu pilihlah barang-barang yang kita inginkan. Setelah
memilih barang, biasanya akan tertera total harga yang
harus dibayarkan oleh pembeli. Pembeli akan
mengirimkan uangnya melalui rekening bank. Kemudian
barang akan dating beberapa hari kemudian.
3.2 Saran
Dari apa yang telah diuraikan oleh penulis dalam penelitian ini, penulis berharap
kepada para pembaca untuk mencari informasi yang lebih luas dan lengkap mengenai transaksi
jual beli online, karena dalam penelitian ini penulis tidak membahas semua hal tentang transaksi
jual beli online, melainkan hanya membahas hal-hal yang mengenai hukum transaksijual beli
online secara umumnya saja dan hanya dari beberapa referensi dan tidak begitu terperinci.
Sedangkan banyak informasi lain yang membahas tentang hukum transaksi jual beli online itu
sendiri, sehingga dengan mencari informasi yang lebih luas dan lengkap kita dapat mengetahui
serta memahami banyak tentang hukum tarnsaksi jual beli online . Penulis juga menyarankan agar
kita selalu menjalankan segala pekerjaan kita dengan tepat waktu dan untuk tidak menunda-nunda
pekerjaan kita.
16