Anda di halaman 1dari 11

RIBA

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah


Islam Dan Ke-MAan

Disusun oleh:
Ikah Barokah
Siti Aminah

Dosen pengampu:
Ustadz fawad fadlurrahman, MA

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2020/202
Islam dan ke-MAan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyususan
makalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat di pergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar


besarnya kepada dosen mata kuliah Islam dan keMathla’ul Anwaran IV yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa banyak kekurangan baik
dalam penulisan maupun materi, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi menyempurnakan makalah ini.

Malingping,17 april 2022


Tertanda

penulis

i
Islam dan ke-MAan

DAFTAR ISI

Kata pengantar .......................................................................................................i


Daftar isi ..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2


A. Pengertian Riba.............................................................................................2
B. Hukum Riba…..............................................................................................2
C. Dalil dan Bukti Larangan Riba......................................................................3
D. Jenis-jenis Riba dan Contohnya Dalam Kehidupan......................................6
E. Manfaat diharamkannya Riba.......................................................................7
F. Sikap Mengenai Riba....................................................................................7

BAB III PENUTUP ................................................................................................8


A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran .............................................................................................................8

ii
Islam dan ke-MAan

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebagai bagian dari hukum islam yang mana merupakan suatu prinsip
yang sangat besar dan terdapat pijakan berupa keadilan dalam memperhatikan
kemaslahatan manusia seluruhnya.Berdasarkan prinsip prinsip yang di uraikan
dalam makalah ini,dapat di ketahui bahwa muamalah dalam jual beli tidak
dapat di keluarkan dari mubah kepada haram kecuali jika ada sesuatu yang di
peringatkan, misalnya karena menjurus kepada kedzaliman terhadap salah satu
pihak berupa Riba, kedustaan, penipuan dengan berbagai ragamnya.
Uraian dalam makalah ini hanyalah sekedar mengantarkan pada
pemahaman pembaca dan sebagai alat bantu untuk memudahkan pembaca
dalam mendapatkan suatu informasi dan referensi baru terkait permasalahn
tentang muamalah.

B. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Riba
2. Dapat memahami hokum Riba
3. Dapat mengetahui dalil dan bukti larangan Riba
4. Dapat mengetahui jenis-jenis Riba dan contohnya di kehidupan
5. Dapat memahami manfaat di haramkanya Riba
6. Dapat menetahui sikap menghindari Riba

1
Islam dan ke-MAan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Riba
Dianatara akad jual beli yang di larang dengan larangan yang keras adalah
Riba, yang dalam hal ini adalah (az-ziyadah) yang berarti kelebihan atau
tambahan. Secara bahasa bermakna tamabah, tumbuh dan menjadi tinggi.
Sedangkan meurut terminologi syara’ Riba berarti “akad untuk suatu ganti
khusus tanpa di ketahui perbandingannya dalam penilaian syariat ketika
berakad”.
Dalam pengertian lain, secara linguistik Riba juga berarti tumbuh dan
membesar. Sedangkan menurut istilah teknis, Riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Ada beberapa pendapat
dalam menjelaskan Riba, tetapi secara umum terdapat benang merah yang
menegaskan bahwa Riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi
jual-beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan
prinsip muamalat dalam Islam.

B. Hukum Riba
Hukum Riba Pada Al-Qur’an surat Al-Baqarah (2):275, Allah Subhanahu
wata’ala berfirman:
ۗ ‫َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ ٰب‬
‫وا‬
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan Riba.” (QS. Al-
Baqarah [2]: 275).
Riba dalam Islam hukumnya haram. Ada banyak efek negatif dari Riba
yang dipraktikkan selama ini dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, agama
samawi semuanya melarang praktik Riba. Mendapatkan keuntungan dari Riba
dapat menghilangkan sikap tolong menolong, memicu permusuhan, dan sangat
menyusahkan apabila pemberi Riba menentukan bunga yang sangat tinggi.
Dalam salah satu hadits Rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Dari
Jabir Ra. Ia berkata: “Rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam telah melaknat
orang-orang yang memakan Riba, orang yang menjadi wakilnya (orang yang

2
Islam dan ke-MAan

memberi makan hasil Riba), orang yang menuliskan, orang yang


menyaksikannya, (dan selanjutnya), Nabi bersabda, mereka itu semua sama
saja.” (HR. Muttafaq Alaih).
Para ulama sepakat bahwa Riba adalah haram, serta Islam tidak
memperkenankan hal itu dipraktikkan dalam muamalah. Riba adalah usaha
mencari rezeki yang tidak dibenarkan serta dibenci Allah Subhanahu wata’ala

C. Dalil dan bukti larangan Riba


a. Al Qur’an
‫اس َفاَل َيرْ ُب ْوا عِ ْن دَ هّٰللا ِ َۚو َم ٓا ٰا َت ْي ُت ْم مِّنْ َز ٰك و ٍة‬ ِ ‫َو َم ٓا ٰا َت ْي ُت ْم مِّنْ رِّ ًب ا لِّ َيرْ ُب َو ۟ا ف ِْٓي اَمْ َو‬
ِ ‫ال ال َّن‬
ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
‫ك ُه ُم ْالمُضْ ِعفُ ْو َن‬َ ‫ول ِٕى‬ ‫ُت ِر ْي ُد ْو َن َوجْ َه ِ َفا‬
Artinya :
“Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia
bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh
keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya)”.(QS Ar-rum :39)

‫اس بِ ْالبَا ِط ِل َۗواَ ْعتَ ْدنَا لِ ْل ٰكفِ ِر ْينَ ِم ْنهُ ْم َع َذابًا‬


ِ َّ‫م اَ ْم َوا َل الن‬nْ ‫م الرِّ ٰبوا َوقَ ْد نُهُوْ ا َع ْنهُ َواَ ْكلِ ِه‬nُ ‫َّواَ ْخ ِذ ِه‬
‫اَلِ ْي ًما‬
Artinya :
“Dan karena mereka menjalankan Riba, padahal sungguh mereka telah
dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara
tidak sah (batil). Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara
mereka azab yang pedih”. ( QS Annisa : 161)

َ‫ض َعفَةً ۖ َّواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ۚن‬


ٰ ‫ ُّم‬n‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَْأ ُكلُوا الرِّ ٰب ٓوا اَضْ َعافًا‬
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan Riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
beruntung” (QS Ali’ Imran : 130)

‫ك بِاَنَّهُ ْم‬ ۗ ‫اَلَّ ِذ ْينَ يَْأ ُكلُوْ نَ الرِّ ٰبوا اَل يَقُوْ ُموْ نَ اِاَّل َك َما يَقُوْ ُم الَّ ِذيْ يَتَ َخبَّطُهُ ال َّشي ْٰطنُ ِمنَ ْال َم‬
َ ِ‫سِّ ٰذل‬
‫ةٌ ِّم ْن َّرب ِّٖه‬n‫ظ‬ ۗ n‫ َّر َم الر ِّٰب‬n‫ َع َو َح‬n‫ َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي‬n‫وا َواَ َح‬
َ ‫ا َء ٗه َموْ ِع‬nۤ n‫وا فَ َم ْن َج‬n ۘ ‫قَالُ ْٓوا اِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْث ُل الر ِّٰب‬
ٰۤ ُ
َ‫ار ۚ هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن‬
ِ َّ‫ك اَصْ ٰحبُ الن‬ nَ ‫ول ِٕى‬ ‫فَ َواَ ْمر ٗ ُٓه اِلَى هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن عَا َد فَا‬
ۗ َ‫ فَلَهٗ َما َسل‬n‫فَا ْنتَ ٰهى‬

3
Islam dan ke-MAan

Artinya :
“Orang-orang yang memakan Riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu
karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan Riba. Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan Riba. Barangsiapa
mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang
telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya”.(QS Al Baqarah : 275)

‫ ْم‬nۚ‫ َد َربِّ ِه‬n‫ ُرهُ ْم ِع ْن‬n ْ‫ وةَ لَهُ ْم اَج‬n‫ الص َّٰلوةَ َو ٰاتَ ُوا ال َّز ٰك‬n‫ت َواَقَا ُموا‬ ّ ٰ ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ زَ نُوْ ن‬
ٌ ْ‫َواَل خَ و‬
Artinya :
“Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan,
melaksanakan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di
sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak
bersedih hati”.(QS Al Baqarah : 277)

َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو َذرُوْ ا َما بَقِ َي ِمنَ الرِّ ٰب ٓوا اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّمْؤ ِمنِ ْين‬
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman.”
( QS Al Baqarah : 278)

ْ ‫ب ِّمنَ هّٰللا ِ َو َرسُوْ لِ ٖ ۚه َواِ ْن تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُرءُوْ سُ اَ ْم َوالِ ُك ۚ ْم اَل ت‬


‫َظلِ ُموْ نَ َواَل‬ ٍ ْ‫فَا ِ ْن لَّ ْم تَ ْف َعلُوْ ا فَْأ َذنُوْ ا بِ َحر‬
َ‫ظلَ ُموْ ن‬ْ ُ‫ت‬
Artinya :
“Jika kamu tidak melaksanakannya( meninggalkan sisa Riba), maka
umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat(
dari pengambilan tiba), maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu
tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan).”

b. Hadits

،‫ َح َّدثَنِي َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َم ْسعُو ٍد‬،‫ك‬ َ ُ‫َح َّدثَنَا َأحْ َم ُد بْنُ يُون‬
ٌ ‫ َح َّدثَنَا ِس َما‬،ٌ‫ َح َّدثَنَا ُزهَ ْير‬،‫س‬
ُ‫ َو ُمْؤ ِكلَهُ َو َشا ِه َدهُ َو َكاتِبَه‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم آ ِك َل الرِّ بَا‬ َ َ‫ ق‬،‫ع َْن َأبِي ِه‬
َ ِ ‫ لَ َعنَ َرسُو ُل هَّللا‬:‫ال‬
Artinya:

4
Islam dan ke-MAan

“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menceritakan


kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Simak, telah
menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud, dari
ayahnya, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat
orang yang makan Riba, orang yang memberi makan Riba, saksinya dan
penulisnya.(HR. Abu Dawud).

ِ ‫ا‬nnَ‫ ْب َع ْال ُموبِق‬n‫الس‬


‫ت‬ َّ ‫وا‬nnُ‫ا َل اجْ تَنِب‬nnَ‫لَّ َم ق‬n‫ ِه َو َس‬nْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَي‬ ِ ‫ع َْن َأبِي ه َُري َْرةَ َر‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َع ْن النَّبِ ِّي‬
‫ق‬ ْ nِ‫ َّر َم هَّللا ُ ِإاَّل ب‬n‫س الَّتِي َح‬
ِّ ‫ال َح‬n ِّ ‫ك ِباهَّلل ِ َو‬
ِ ‫ ُل النَّ ْف‬n‫حْ ُر َوقَ ْت‬n‫الس‬ ِّ ‫ال‬n
ُ ْ‫ر‬n‫الش‬ َ nَ‫ا ه َُّن ق‬nn‫ُول هَّللا ِ َو َم‬
َ ‫قَالُوا يَا َرس‬
ِ ‫ت ْالغَافِاَل‬
‫ت‬ ِ ‫ت ْال ُمْؤ ِمنَا‬ َ ْ‫ف َوقَ ْذفُ ْال ُمح‬
ِ ‫صنَا‬ ِ ْ‫ال ْاليَتِ ِيم َوالتَّ َولِّي يَوْ َم ال َّزح‬
ِ ‫َوَأ ْك ُل الرِّ بَا َوَأ ْك ُل َم‬
Artinya:
“Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan”. Para
sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah itu? Beliau bersabda:
“Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah
kecuali dengan haq, memakan Riba, makan harta anak yatim, kabur dari
medan peperangan dan menuduh seorang wanita mu’min yang suci
berbuat zina”. (Bukhari, Bab Ramyul Muhsanat, No. 6351).

ُ‫َأ ْلتُه‬n ‫ت فَ َس‬ ِ ‫َأ َم َر بِ َم َح‬n َ‫ْت َأبِي ا ْشتَ َرى َحجَّا ًما ف‬
ْ ‫ َر‬n ‫ ِه فَ ُك ِس‬n‫اج ِم‬ ُ ‫ال َرَأي‬ َ ‫َأ ْخبَ َرنِي عَوْ نُ بْنُ َأبِي ج‬
َ َ‫ُح ْيفَةَ ق‬
‫ب اَأل َم ِة‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَهَى ع َْن ثَ َم ِن ال َّد ِم َوثَ َم ِن ْال َك ْل‬
ِ ‫ب َو َك ْس‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫ع َْن َذلِكَ قَا َل ِإ َّن َرس‬
َ ‫اش َمةَ َو ْال ُم ْستَوْ ِش َمةَ َوآ ِك َل الرِّ بَا َو ُمو ِكلَهُ َولَ َعنَ ْال ُم‬
‫ص ِّو َر‬ ِ ‫َولَ َعنَ ْال َو‬
Artinya:
“Diriwayatkan oleh Aun bin Abi Juhaifa, “Ayahku membeli seorang
budak yang pekerjaannya membekam (mengeluarkan darah kotor dari
tubuh), ayahku kemudian memusnahkan peralatan bekam si budak
tersebut. Aku bertanya kepada ayah mengapa beliau melakukannya.
Ayahku menjawab, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang untuk menerima uang dari transaksi darah, anjing, dan kasab
budak perempuan, beliau juga melaknat pekerjaan pembuat tato dan yang
minta ditato, menerima dan memberi Riba serta beliau melaknat para
pembuat gambar.” (Shahih al-Bukhari no. 2084).
‫صلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ‫ال نَهَى النَّبِ ُّي‬ َ َ‫ضي هَّللا َع ْنهم ق‬ ِ ‫َح َّدثَنَا َع ْبدُالرَّحْ َم ِن بْنُ َأبِي بَ ْك َرةَ ع َْن َأبِي ِه َر‬
َ‫ف‬n‫ ِة َك ْي‬n‫ض‬ َّ ِ‫َب بِ ْالف‬
َ ‫ َّذه‬n‫ا َع ال‬nَ‫ا َأ ْن نَ ْبت‬nَ‫ب ِإال َس َوا ًء بِ َس َوا ٍء َوَأ َم َرن‬
ِ َ‫ب بِال َّذه‬ َّ ِ‫ض ِة بِ ْالف‬
ِ َ‫ض ِة َوال َّذه‬ َّ ِ‫ع َِن ْالف‬
‫ب َك ْيفَ ِشْئنَا‬
ِ َ‫الذه‬ َّ ِ‫ِشْئنَا َو ْالف‬
َّ ‫ضةَ ِب‬
Artinya:
"Diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abu Bakr bahwa ayahnya berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang penjualan emas
dengan emas dan perak dengan perak kecuali sama beratnya, dan

5
Islam dan ke-MAan

membolehkan kita menjual emas dengan perak dan begitu juga sebaliknya
sesuai dengan keinginan kita.” (Shahih al-Bukhari no. 2034)

D. Jenis-jenis Riba dan Contohnya dikehidupan

1. Riba Fadhl
Riba fadhl merupakan kegiatan tukar menukar barang yang sama
jenisnya dengan kualitas yang berbeda dari syarat penukar. Misalnya,
emas dengan emas, beras dengan beras, perak dengan perak dan lain
sebagainya.
Contoh:
Andi menukarkan seliter beras ketan dengan dua liter beras biasa,
maka penukaran ini adalah Riba. Karena beras harus ditukarkan dengan
beras sejenis dan tidak boleh dilebihkan salah satunya. Jalan keluarnya
adalah menjual beras ketan terlebih dahulu, lalu uangnya digunakan untuk
membeli beras biasa.
2. Riba Yad
Riba yad merupakan penundaan serah terima barang yang ditukarkan
atau diperjual belikan. Unsur penundaan inilah yang membuat terjadinya
Riba.
Contoh:
Ibnu membeli emas pada hari Rabu, akan tetapi menerima barang
tersebut pada hari Jumat. Ini termasuk Riba karena terjadi perubahan
harga dalam rentang waktu yang terjadi. Maka perlu dilakukan jual beli
secara langsung agar tidak terjadi Riba.
3. Riba Nasi’ah
Riba nasi’ah merupakan Riba yang dikenakan kepada orang yang
berhutang karena memperhitungkan waktu yang ditangguhkan.
Contoh:
Azizah meminjam cincin kepada Aisyah, dan diberi syarat untuk
membayarnya tahun depan dengan harga emas sebesar 12 gram. Apabila
terlambat satu tahun maka bertambah 2 gram, menjadi 14 gram dan
seterusnya. Ketentuan menunda pembayaran ini termasuk Riba.Karena
harga emas dapat berubah kapan saja.

6
Islam dan ke-MAan

4. Riba Qardh
Pada jenis qardh, Riba adalah tambahan nilai yang dihasilkan akibat
dilakukannya pengembalian pokok utang dengan beberapa persyaratan
dari pemberi utang.
Contoh
Riba di kehidupan sehari-hari yaitu pemberian utang Rp100 juta oleh
rentenir, namun disertai bunga 20% dalam waktu 6 bulan

E. Manfaat di haramkannya Riba

a. Mafaat bagi rentenir

1. Selamat dari sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan hak
nya

2. Terhindar dari sikap hidup malas karena hanya mengharapkan bunga


uang yang di pinjamkan

3. Terhindar dari perbuatan aniaya karena perbuatan memeras kaum


lemah

4. Selamat dari ancaman Allah SWT

b. Manfaat bagi peminjam

1. Selamat dari pemerasan yang di lakukan rentenir

2. Selamat dari ancaman Allah SWT

3. Memenuhi kebutuhan hidup dengan enang

F. Sikap menghindari Riba

1. mengerti dan memahami bahaya dari perbuatan Riba

2. menggunakan cara yang halal ketika melakukan transaksi

7
Islam dan ke-MAan

3. lakukam transaksi yang di perbolehkan

4. berhutang pada lembaga khusus

5. saling membantu

6. menanamkan sifat qonaah pada diri sendiri

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Riba dalam utang adalah tambahan atas utang baik yang disepakati sejak
awal ataupun yang di tambahkan sebagai denda atas pelunasan yang tertunda.
Riba utang ini bisa terjadi dalam qardh (pinjam / utang piutang) ataupun
selain qardh seperti jual beli kredit. Semua bentuk Riba dalam utang
tergolong Riba Nasi’ah karena muncul akibat tempo (penundaan).

B. Saran

Kepada para pembaca setelah memahami isi dalam makalah ini agar dapat
menghindari Riba dalam kehidupan sehari hari. Menjalankan perintah dan
menjauhi larangan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai