Disusun Oleh:
Ananda Gilang Fajar Anugrah
Muhammad Dzul Qornain
Muhammad Rizky Fahrezal Amriel
FAKULTAS USHULUDDIN
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)
INSTITUT PERGURUAN TINGGGI ILMU AL-QUR’AN
JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan makalah ini, kami tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi bagi
pembaca dan bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai Riba. Kami
berharap teman-teman dapat memberikan kritik dan saran agar makalah ini
menjadi lebih baik.
Penyusun
BAB I ................................................................................................................. 1
A. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
C. TUJUAN ................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................... 2
PENUTUP ........................................................................................................ 20
A. Latar Belakang
Persoalan riba termasuk topik yang penting dibahas dalam kajian tafsir
maudhu’i ahkam. Hal ini tidak hanya terkait dengan dampaknya yang
menghancurkan sendi-sendi ekonomi bangsa (umat) tetapi juga
disebabkan aspek-aspeknya yang sangat luas; tidak hanya dalam utang
piutang (pinjam meminjam), tetapi juga bisa dalam berbagai bentuk
transaksi yang lain misalnya dalam mudhārabah dan jual beli. Oleh karena
itu tidak heran kalau al-Qur’an dan hadis mengancam pemakan riba seperti
orang yang kemasukan setan, termasuk dosa paling besar (akbar al-
kabāir), dan akan masuk neraka kekal di dalamnya.
Namun riba tak hanya sebatas yang kita ketahui secara umum saja.
Dalam al-Qur’an dijelaskan dengan detail mengenai permasalah riba yang
terlihat sederhana namun sebenarnya sangat kompleks. Meskipun larangan
riba dalam Alquran dan hadits sangat jelas, namun praktek riba begitu sulit
dihilangkan dalam muamalah masyarakat. Seakan menjadi duri dalam
daging dalam kehidupan. Sesuatu yang begitu jelas menjadi penyebab
kerusakan justru terjadi disetiap aspek transaksi kehidupan. Seolah tak ada
jalan keluar lain, sementara sistem ekonomi syariah terus dikembangkan
oleh para praktisi ekonomi syariah baik dari lembanga keuangan bank
maupun non bank.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian riba?
2. Apa saja jenis riba?
3. Apa saja ayat Al-Qur’an yang membahas tentang riba dan
bagaimana penafsirannya?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian riba
2. Mengetahui apa saja jenis riba
3. Mengetahui apa saja ayat al-Qur’an yang membahas tentang riba
dan bagaimana penafsirannya
1
Ahmad Warson Munawir, Kamus Bahasa Arab-Indonesia al-Munawir,
(Jogyakarta: Pustaka Progresif Pondok Pesantren al-Munawir, 1984), h. 504.
2
Syarbani, Syamsudin Muhammad bin Muhammad Khatibi, Mughni al-muhtaj ila
ma'rifati ma'ani alfadz al-minhaj, (Kairo : Dar El Hadith, 2006), jil.6 h.309
س ٰذلِكَ بِاَنَّ ُه ْم ِّۗ ِ شي ْٰطنُ ِمنَ ْال َم َّ طهُ ال ُ َِّي يَتَ َخب ْ الر ٰبوا ََل يَقُ ْو ُم ْونَ ا ََِّل َك َما يَقُ ْو ُم َّالذ ِ َاَ َّل ِذيْنَ يَأْ ُكلُ ْون
ظةٌ ِم ْن َّر ِبه َ وا فَ َم ْن َج ۤا َءه َم ْو ِع ِّۗ الر ٰب ِ ّٰللاُ ْال َب ْي َع َو َح َّر َم وا َواَ َح َّل ه ۘ الر ٰب
ِ قَالُ ْْٓوا ِانَّ َما ْال َب ْي ُع ِمثْ ُل
ۤ ٰ ُ عادَ فَا
َار ۚ هُ ْم فِ ْي َها ٰخ ِلد ُْون ِ َّب الن ُ ٰصح ْ َول ِٕىكَ ا َ ّٰللا ِّۗ َو َم ْن ِ ف َواَ ْم ُرهُْٓ ِا َلى ه َ ِّۗ س َل
َ فَا ْنتَهٰ ى فَ َله َما
َ ا َِّن َّال ِذيْن٢٧٦ ار اَثِيْم ٍ َّّٰللاُ ََل ي ُِحبُّ ُك َّل َكف ت ِّۗ َو ه ِ صدَ ٰق َّ الر ٰبوا َوي ُْر ِبى ال ِ ُّٰللا يَ ْم َح ُق ه٢٧٥
ف ٌ الز ٰكوةَ َل ُه ْم اَج ُْرهُ ْم ِع ْندَ َر ِب ِه ۚ ْم َو ََل خ َْو َّ صلوةَ َو ٰات َُوا ٰ َّ ت َواَقَا ُموا ال ِ ٰص ِلح ع ِملُوا ال ه َ ٰا َمنُ ْوا َو
الر ٰب ْٓوا ا ِْن
ِ َي مِن َ ّٰللا َوذَ ُر ْوا َما بَ ِق َ ٰيااَيُّ َها َّال ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ه٢٧٧ َع َل ْي ِه ْم َو ََل هُ ْم يَحْزَ نُ ْون َ
س ُ س ْو ِل ۚه َوا ِْن ت ُ ْبت ُ ْم فَ َل ُك ْم ُر ُء ْوُ ّٰللا َو َرِ ب ِمنَ ه ْ ُ َّ
ٍ فَا ِْن ل ْم تَ ْف َعل ْوا فَأذَنُ ْوا ِب َح ْر٢٧٨ َُك ْنت ُ ْم ُّمؤْ ِمنِيْن
٢٧٩ َظ َل ُم ْون ْ ُ َظ ِل ُم ْونَ َو ََل ت ْ اَ ْم َوا ِل ُك ۚ ْم ََل ت
4
Az-Zuhaili, Wahbah, Terj. Al-Kattani, Abdul Hayyie, Tafsir al-munir : aqidah,
syariah, manhaj , (Jakarta :: Gema Insani, 2018), h. 112
c. Sabab Nuzul
Al-Wahidi (w. 427 H) dalam bukunya Asbāb al-Nuzūl ayat 278
mengemukakan pendapat ayat tersebut turun sehubungan ada gugatan
Bani ‘Amr dan Bani al-Mughirah. Kedua suku ini tadinya (pada zaman
Jahiliah) melakukan riba kepada penduduk Tsaqif sebelum adanya
larangan riba. Keduanya menuntut (menagih) agar membayar riba.
Gubernur ‘Attab bin Asyad menulis surat kepada Rasulullah saw dan
dijawab oleh Nabi sesuai dengan ayat 278-279.6
d. Munasabah Ayat
Ayat-ayat sebelumnya menjelaskan tentang berinfak atau
bersedekah dengan harta tanpa mengharapkan imbalan atau ganti
karena hanya ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT mencari
ridha-Nya dan meneguhkan jiwa mereka di atas keimanan. Adapun
ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang bertransaksi dengan
riba yang mengambil harta dari orang lain tanpa adanya imbalan atau
ganti. Allah SWT memberkahi sedekah dan memusnahkan harta riba
serta menghilangkan keberkahannya. jadi, persesuaian di antara ayat-
ayat sebelumnya dengan ayat-ayat ini adalah persesuaian yang bersifat
pertentangan. Karena iika menyebutkan sesuatu maka biasanya sesuatu
yang langsung terpetik di dalam pikiran adalah sesuatu yang meniadi
lawan dari apa yang telah disebutkan tersebut.7
e. Tafsir Ayat
Menurut Muhammad Ali ash Shabuni maksud dari kata ya’kuluna
pada surah Al-Baqarah ayat 275 tersebut ialah mengambil dan
5
Muhammad Ali As-shobuni, Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat Al Ahkam Minal Quran,
(Makkah Al Mukaramah : Der Alkutub Alislaniyah, 1999), h. 383-384
6
Abu al-Hasan Ali bin Ahmad al-Wahidi, Asbab al-Nuzul, info@omelketab.net
tanpa halaman.
7
Tafsir Munir II h. 115
8
Muhammad Ali As-shobuni, Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat Al Ahkam Minal Quran,
h. 387
9
Al Hafidz Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur'anil, ( Kairo : Dar el-hadith, 2005)
10
Muhammad Ali As-shobuni, Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat Al Ahkam Minal
Quran, h. 387
11
Al Hafidz Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur'anil, ( Kairo : Dar el-hadith, 2005)
12
Muhammad Ali As-shobuni, Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat Al Ahkam Minal
Quran, h. 388
13
Muhammad Ali As-shobuni, Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat Al Ahkam Minal
Quran, h. 388
14
Muhammad Ali As-shobuni (1999), Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat Al Ahkam Minal
Quran, h. 388
15
Tafsir Munir II h. 416
16
Asbabun Nuzul – K.H.Q Shaleh – H.A.A Dahlan dkk.
17
Tafsir Munir II h. 418
18
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manār, Juz IV, (Mesir: al-Haiah al-
Mishriyyah, 1990), hlm. 101
19
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an,
Lentera Hati, Jakarta, 2002, Jl. 2 hal .217
20
Tafsir Munir III h. 358
21
Tafsir Munir III h. 359
22
Maqatil bin Sulaiman, Tafsir Maqātil bin Sulaiman, Juz I
(http://www.altafsir.com) h. 267
23
Al Hafidz Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur'anil, ( Kairo : Dar el-hadith, 2005)
24
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta:
Gema Insan Press, 2005), h. 77-78.
25
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, h. 79
D. Kontekstual Riba
Dalam kehidupan sehari-hari kita masih banyak di sekitar kita yang
masih terjebak kedalam system ribawi, yang mana system-sistem tersebut
terbungkus dengan rapih atau dengan beralaskan sosial yang justru
menjerumuskan manusia tanpa mereka menyadarinya. Seperti Lembaga-
lembaga keuangan seperti bank yang membungkus praktek ribawinya
dengan beratas namakan syariah juga mengatas namakan kemakmuran
sosial padahal didalamnya masih ada praktek ribawi.
Ribawi berkaitan erat dengan syariat yakni dalam perihal muamalah.
Muamalah adalah hukum yang mengatur hubungan sesama manusia.
Dalam muamalah terdapat kaidah dasar bahwa “segala sesuatu asal
hukumnya adalah boleh sampai ada dalil yang mengharamkannya”. Dalam
hukum muamalah sendiri terbagi menjadi dua, tabarru dan tijari. Karena
riba berhubungan dengan perihal muamalah, maka dalam pembagian tadi,
tabarru dan tijari dapat masuk system-sistem riba didalamnya.
Jadi, garis besar dari pada praktek riba yang terjadi di masyarakat saat
ini adalah sebagai berikut :
26
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, h. 81
27
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, h. 82
28
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013), cet. 1