STUDI ISLAM
OLEH:
KELOMPOK 2
Diana Oktaviani
Elsa Abel Nuine
Febrian Rahmat Suwandi SN
Ismawatty
Mutiara Rahayu
Suci Afrimadhani
Yendhika Ivo Apsectya
Dengan Hormat,
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan
rahmat Nya,sehinggapenulis dapat menyelesaikan tugas ini sesuai jadwal dan waktu yang
telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi penulisan dikemudian hari.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kewajiban Berdakwah.......................................................................................... 3
B. Dakwah adalah Jihad............................................................................................. 5
C. Urgensi Dakwah.................................................................................................... 6
D. Keuntungan Kaum Yang Berdakwah.................................................................... 11
E. Seruan Dakwah...................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat konteks historis agama Islam yang terurai panjang dan selalu menarik untuk
dikaji dan dipelajari secara mendalam, maka akan ditemukan sebuah gambaran perjuangan
gigih oleh baginda nabi besar Muhammad SAW dalam menyebarkan agama yang pada saat
ini oleh Michael Hart dianggap sebagai agama terbesar di dunia, sehingga Michael Hart
menjadikan nabi Muhammad sebagai tokoh pertama di dalam bukunya “100 Tokoh Paling
Hal ini dapat didasarkan dengan keberhasilan nabi Muhammad dalam menyebarkan
agama Islam, selain itu dengan keberadaan Alquran yang merupakan bentuk mukjizat berupa
kitab suci yang diakui kebenaran serta keasliannya.Alquran merupakan sumber pedoman
umat Islam dalam segala aspek kehidupan serta sendi-sendi kebutuhannya yang beragam
serta selalu berubah dengan perputaran roda zaman.Di dalam Alquran banyak ayat yang
menyebutkan tentang kewajiban umat Islam untuk mengajak kepada kebaikan dan saling
Dapat disimpulkan jika agama Islam mengajarkan bahwa interaksi sesama merupakan
sebuah keindahan apabila dihiasi dengan saling mengingatkan dan mengajak kedalam
kebaikan, sehingga pada dasarnya Islam memberikan rasa solidaritas kepada sesama sebagai
bentuk kebersamaan yang menjadi kekuatan dan karakteristik dari ajaran Islam dalam bentuk
aktivitas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewajiban Berdakwah
Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.Sekiranya Ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (TQS. Al-Imran : 110)
2
” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
” Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
ًصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل بَلِّ ُغوا َعنِّي َولَوْ آيَة َّ ِع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْم ٍرو أَ َّن النَّب
َ ي
ِ َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكرًا فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِد ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذلِكَ أَضْ َعفُ اإْل ِ ي َم
ان
dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan
3
tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” [HR.
Muslim]
ص ِة َحتَّى يَ َروْ ا ْال ُم ْن َك َر بَ ْينَ ظَ ْه َرانَ ْي ِه ْم َوهُ ْم قَا ِدرُونَ َعلَى أَ ْن يُ ْن ِكرُوهُ فَاَل يُ ْن ِكرُوهُ فَإ ِ َذا
َّ إِ َّن هَّللا َ َع َّز َو َج َّل اَل يُ َع ِّذبُ ْال َعا َّمةَ بِ َع َم ِل ْال َخا
perbuatan mungkar yang dilakukan oleh seseorang, kecuali mereka melihat kemungkaran
itu di depannya, dan mereka sanggup menolaknya, akan tetapi mereka tidak
melakukan kemungkaran tadi dan semua orang secara menyeluruh.” [HR. Imam Ahmad]
اح ِديثٌ َح َسنٌ َح َّدثَنَا َعلِيُّ ْبنُحُجْ ٍرأَ ْخبَ َرنَاإِ ْس َم ِعيلُ ْب
َ ْال َم ْعرُوفِ َولَتَ ْنهَ ُونَّ َع ْن ْال ُم ْن َك ِرأَوْ لَيُو ِش َكنَّاللَّهُأ َ ْنيَ ْب َعثَ َعلَ ْي ُك ْم ِعقَابًا ِم ْنهُثُ َّمتَ ْدعُونَهُفَاَل يُ ْستَ َجابُلَ ُك ْمقَاأَل َبُو ِعي َسىهَ َذ
“Demi Dzat Yang jiwaku ada di dalam genggaman tanganNya, sungguh kalian
melakukan amar makruf nahi ‘anil mungkar, atau Allah pasti akan menimpakan siksa;
kemudian kalian berdoa memohon kepada Allah, dan doa itu tidak dikabulkan untuk
atas setiap Mukmin dan Muslim. Bahkan, Allah swt mengancam siapa saja yang
meninggalkan dakwah Islam, atau berdiam diri terhadap kemaksiyatan dengan “tidak
terkabulnya doa”. Bahkan, jika di dalam suatu masyarakat, tidak lagi ada orang yang
mencegah kemungkaran, niscaya Allah akan mengadzab semua orang yang ada di
masyarakat tersebut, baik ia ikut berbuat maksiyat maupun tidak. Kenyataan ini
4
menunjukkan dengan sangat jelas, bahwa hukum dakwah adalah wajib, bukan sunnah.
Sebab, tuntutan untuk mengerjakan yang terkandung di dalam nash-nash yang berbicara
tentang dakwah datang dalam bentuk pasti.Indikasi yang menunjukkan bahwa tuntutan
dakwah bersifat pasti adalah, adanya siksa bagi siapa saja yang meninggalkan dakwah.Ini
menyebarkan Islam dapat dipilah dalam dua fase, yaitu fase Makkah dan fase Madinah.
Setiap fase memiliki watak dan bentuk masing-masing. Jihad fase Makkah berfokus
pada cara membentuk pribadi muslim secara utuh dan mengokoh kannya untuk
Chirzin,2004:71-73).
Kedua, memantapkan bahwa al-Qur’an adalah wahyu dari Allah. Ketiga, menegaskan
perlawanan yang dilakukan kaum kafir Quraisy terutama dalalam dimensi teologisini
Untuk memantapkan jihad di fase ini,dakwah Islam menentukan cara- cara yang
meghadapi para tokoh kekufuran. Kedua, memberikan teladan yang baik, dan ketiga,
5
berusaha menampilkan eksistensi dakwah di hadapan musuh dengan cara lapang dada
berakhir, dakwah di Madinah sudah memiliki pendukung inti yaitu para sahabat yang
ikut Bai’at Aqabah II, sehingga jihad pada fase Madinah tidak lagi hanya mengarah pada
peperangan fisik.
Jihad dengan cara ini sudah pasti memerlukan persiapan yang sangat besar,
terutama yang berkaitan dengan pembentukan kekuatan sosial berupa masyarakat Islam
yang kokoh. Dengan begitu, Islam terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada
kaum yang ingin memusuhinya untuk melihat, memperhitungkan dan menentukan sikap
C. Urgensi Dakwah
Dakwah merupakan suatu yang sangat urgen bagi keberlangsungan agama Islam
sebab dakwah Islamiyyah telah dilaksanakan oleh nabi SAW dan diteruskan oleh para
sahabat beliaw wafat, khalifah, dan akhirnya diikuti oleh para ulama yang notabenenya
pewaris nabi.
Berkembangnya Islam sampai saat ini, tidak dapt dipungkiri bahwa itu semua
berkat adanya aktivitas dakwah islamiyyah yang dilakukan oleh para juru dakwah dan
ulama yang dengan semangat dan keiklasan mengembangkan agama isalam kepada
6
Menyiarkan suatu agama harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga
kegiatan dakwah untuk menyiarkan agama tersebut dapat diterima oleh umat manusia
dengan kemauna dan kesadaran hatinya, bukan dengan paksaan dan ikut-ikutan saja.
Suatu agama tak akan tegak tanpa adanya dakwah, sautu ideology atau aliran tidak akan
tersebar dan tersiar tanpa adanya kegiatan untuk menyiarkannya, Rusaknya suatu agama
satunya factor yang sangat penting untuk kehidupan ideology yang disebarluaskan
Sejarah memberikan pelajaran kepada kita bahwa setiap kelompok yang menyeru
atau mengajak orang kepada satu paham niscaya pasti da pengikutnya, walupun paham
itu tidak benar atau batil. Aliran atau paham yang bathil dapat berkembang dengan
penyiaran yang terus menerus, sebaliknya paham yang benar atau ideology yang hak
akan lenyap karena meninggalkan upanya penyiaran dan dakwah. Karena memang yang
hak itu tidak akan tersebar dan tersiar dengan sendirinya melainkan harus ada orang yang
menyiarkan dan mendakwahkan ajarab tersebut. Oleh sebab itulah, Allah SWT mengutus
Nabi Muhammad SAW untuk menyeru dan berdakwah kepada manusia agar masuk
Jelaslah bahwa dengan aktivitas dakwah yang dilakukan oleh umat Islam terutama
Maka urgensi dakwah didalam agama islam begitu amat penting dan menentukan bagi
masa depan agama ini. Islam tidak akan berkembnag dengan baik, tanpa adanya aktivitas
dakwah.
7
1. Urgensi Tujuan Dakwah
Nilai atau cita-cita mulai yang hendak dicapai dalam aktivitas dakwah
adalah tujuan dakwah, harus diketahui oleh setiap juru dakwah atau
Tanpa mengetahui tujuan dari kativitas dakwah tersebut, maka dakwah tidak
rangka mencapai nilai tertentu. Nilai yang ditentukan yang diharapkan dapat
bianya.
rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan memberi arah
atau pedoman bagi gerak langkah keggiatan dakwah. Apabila ditinjau dari
satu unsur dakwah. Di mana antara unsur dakwah yang satu dengan yang lain
obnyek dakwah, metode dan sebaginya. Bahkan lebih dari itu tujuan dakwah
8
sangat menentukan dan pengaruh terhadap penggunaan metode dan media
2. Organisasi Dakwah
Pengertian Organisasi
suatu organisasi dakwah yang kuat dan mapan sehingga gerakan dan aktivitas
dakwah islamiyyah dapat berhasil memenuhi sasaran dan tujuan yang hendak
dicapai.
suatu tujuan.
dapat bekerja baik, baik sebagai bagian tersendiri, maupun dalam hubungna
9
2. Susunan dan bentuk pengurus.
eksistensi formal atau statusnya diakui baik oleh kalangan luar maupun
kalangan dalam.
mempunyai ciri-ciri:
Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa organisasi dakwah yaitu
usaha dan gerakan dakwah yang dilaksanakan oleh orang banyak dan
mempunyai susunan yang teratur unruk mencapai tujuan dengan cara yang
10
Urgensi Organisasi Dakwah
Diketahui bahwa ruang lingkup dakwah sasarannya itu amat lua, sebab
ia meliputi semua aspek kehidupan umat islam, baik kehidupan moral spiritual
kumpulan para da’I dalam suatu wadah organisasi dakwah agar menjadi
11
dibutuhkan.Pengorganisasian tersebut akan mendatangkan keberuntungan
Islamiyyah adalah satu keharusan mutlak karena tanpa adanya organisasi yang
kemungkinan besar akan mandek dama sekali. Berdasarkan jalan ini maka ada
1. Lembaga Politik
12
4. Lembaga Kehakiman Negara
a. Untuk memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih
sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada
khususnya.
b. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana
untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak.
c. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
13
Manfaat lainnya adalah :
1. Menyeru manusia kepada Islam baik dengan ucapan maupun perbuatan. Tuntutan
dakwah ini bersifat fardu kifayah, sebagaimana diperintahkan oleh Allah agar ada
sebagian di antara kaum muslim.
2. Menyeru manusia kepada kebaikan,
3. Menyuruh perbuatan ma’ruf dan melarang perbuatan mungkar, supaya mereka
mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan.
4. Agar kaum muslim bersatu dan menggalang kekuatan di atas dasar pemahaman
yang sama mengenai Alquran dan Assunnah.
E. Seruan Dakwah
dan dunia, kepada perhambaan semata-mata kepada Allah swt Inilah seruan dari zaman
berzaman Nabi Adam as sehinggalah lahirnya Nabi akhir zaman, Muhammad saw.
Seterusnya tugas ini disambung oleh orang-orang yang mengikuti jejak mereka sehingga
mencegah kemungkaran merupakan tugas asasi setiap Muslim. Firman Allah swt:
“Dan hendaklah ada dikalangan kamu satu golongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-
Para penda’wah (da’i) adalah mereka yang terpilih untuk menyambung tugas
keNabian setelah wafatnya Rasulullah saw. Kepada mereka, Allah menjanjikan kelebihan
14
dan ganjaran yang besar, serta digolongkan sebagai orang-orang yang beruntung. Firman
Allah yang bermaksud
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada mereka yang menyeru
kepada (agama) Allah dan melakukan amal soleh, sambil berkata;Sesungguhnya aku
dari kalangan orang-orang yang menyerah diri (Islam).” (QS. Fussilat:33)
Da’i adalah mereka yang berniaga dengan Allah, yang tidak akan rugi selama-
lamanya. Dan pulangan yang dijanjikan oleh Allah ialah syurgaNya. Firman Allah swt
yang bermaksud:
“Wahai org-org yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan satu perniagaan
yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih, (iaitu) kamu beriman kepada
Allah dan RasulNya dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa kamu, itulah yang
lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-
dosa kamu dan memasukkan kamu ke dlm syurga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dlm syurga ‘Adnin. Itulah
keuntungan yang besar.” (QS. As-Saff:10-12)
Jalan da’wah adalah satu jalan kehidupan para da’ie yang menyeru dan mengajak
manusia kepada Allah. Perjalanan ini akan menempuh pelbagai mehnah (ujian) dan
tribulasi, onak duri dan ranjau di sepanjang perjalanannya. Sesungguhnya Allah akan
menguji hakikat diri mereka. Sabda Rasulullah saw :
“Orang yang paling berat diuji ialah para nabi, kemudian yang paling baik
selepasnya, kemudian orang yang paling baik selepas itu.” “Sesungguhnya Allah,
apabila mengasihi sesuatu kaum, diujinya mereka itu (dengan pelbagai ujian),
barangsiapa yang redha dengan ujian itu, maka mereka mendapat keredhaanNya.
Barangsiapa yang benci(marah), maka baginya kemurkaan Allah swt.”
Dalam meniti liku-liku perjalanan ini, kalaulah seorang da’ie tidak berada di
bawah lindungan Allah, tidak berhubung terus denganNya, tidak bertawakal kepadaNya,
tidak berpegang kepada kitabNya dan tidak pula mengikuti sunnah NabiNya, maka
sebenarnya ia sedang berada di ambang bencana dan musibah yang besar.
15
Rasulullah saw telah meramalkan cabaran dan dugaan yang bakal dihadapi oleh
para Mukmin, da’i dan mujahidin(pejuang agama) dijalan Allah.Baginda saw bersabda:
“Orang mukmin sentiasa diambang 5 dugaan yang sukar: mukmin yang dengki
kepadanya, munafik yang benci kepadanya, kafir yang memeranginya, syaitan yang
menyesatkannya dan nafsu yang sering bertarung untuk mengalahkannya.” (Abu Bakar
Ibnu Lal dari Anas)
Dalam medan ini juga, mereka harus berhati-hati dengan tipu daya syaitan dan
nafsu. Kekadang apabila dakwah kita diterima orang atau program yang dianjurkan
berjaya, kita melihat ia datang dari kebijaksanaan diri kita, hasil perancangan yang baik
dan tersusun. Maka hilanglah “Allah” ketika itu, kita nampak diri kita yang hebat.Sifat
“ananiyah” yang menjadikan kita syirik khafi dengan Allah swt.
Syaitan pula akan melakukan tipu dayanya secara yang sangat halus dan sudah
tentu ia memberi perhatian yang serius kepada para da’ie, musuhnya yang paling utama.
Syaitan akan memasukkan perasaan ujub, riya’ dan takabbur ke dalam diri kita. Nafsu
pula mungkin akan menolak kita melakukan ‘kebaikan’ sedangkan dalam ‘kebaikan’ tadi,
ia dipenuhi dengan kehendak hawa nafsu. Sebab itu, kita merasa seronok apabila ramai
yang mendengar ucapan kita dan bersedih apabila sedikit yang memberi perhatian di atas
ucapan kita.
16
Mungkin di malam hari, kita banyak bertahajud dan berzikir sehingga datang
perasaan, merasa dirinya lebih baik daripada orang lain. Dan bila berhadapan dengan
orang yang didakwahkan (mad’u) yang agak longgar dari sudut amalan syariatnya, maka
perasaan yang sama hadir dalam hatinya. Tanpa sedar, ia telah tertipu dengan jarum halus
syaitan. Adakah dia merasa terjamin di saat kematiannya nanti yang mana ia akan mati
dalam keadaan beriman?
Oleh itu para da’i wajib memberi perhatian yang serius terhadap musuh batin ini,
melebihi perhatiannya kepada musuh zahirnya. Kemantapan jiwa perlu dipertingkatkan,
disucikan dengan jalan zikir dan mujahadah yang istiqamah; bukan sekadar untuk ia
merasa sensitif dengan perjalanan hatinya, malah suatu ketika apabila menghadapi ujian
yang hebat dalam dakwah dan jihadnya, maka ketika itulah ketahanan dan kekuatan jiwa
amat diperlukan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna.Maka penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://rumahshintazahaf.wordpress.com/kewajiban-berdakwah/
http://kumpulan-tulisan-rafiqi-mahdi.blogspot.com/2012/03/ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-
islam.html
19