Anda di halaman 1dari 9

NAMA : Ade Nurjanah

NIM : 855795593

TUTOR : Wahyuningsih Rahayu, S.Pd.,M.Pd

MAKUL : Strategi Pembelajaran/PDGK4105

1. Jelaskan perbedaan dari kegiatan pembelajaran biasa dan kegiatan belajar


remedial serta jelaskan mengapa perlu ada kegiatan remedial dan sertakan
contohnya!
Jawaban:
Pembelajaran biasa diberikan dengan tujuan dan pencapaian yang sama, sedangkan
Pembelajaran remedial dilakukan apabila siswa mengalami kesulitan belajar setelah
mengikutiproses kegiatan belajar mengajar dan siswa tersebut belum mampu menguasai
tujuan pembelajaran tertentu.
Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
Komponen Pembelajaran Biasa Keegiatan Remidial
Pembelajaran
Tujuan Berlaku bagi semua siswa (klasikal) Bersifat individual
Materi Sama untuk semua siswa Sesuai dengan kesulitan
siswa
Kegiatan 1. Diikuti semua siswa 1. Diikuti oleh siswa
Pembelajaran 2. Metode dan media bersifat yang bermasalah
klasikal 2. Metode dan media
bersifat individual
atau kelompok
Evaluasi Sama untuk semua siswa Bersifat individual atau
kelompok
Perlu adanya kegiatan remedial karena bertujuan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil belajar
yang lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan
pembelajaran biasa, yaitu membantu siswa siswa mencapai komptensi atau tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku, Secara khusus
, kegiatan remedial bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi
pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan

Fungsi Kegiatan Remedial


 Fungsi korektif : untuk guru memperbaiki cara mengajarnya dan untuk siswa
memperbaiki cara belajar
 Fungsi pemahaman : memahami kelebihan dan kekurangan guru dan siswa
 Fungsi penyesuaian : menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa
 Fungsi pengayaan : menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi
 Fungsi akselerasi : mempercepat penguasaan materi
 Fungsi Terapeutik : membantu mengatasi masalah sosial pribadi
Adapun contoh pembelajaran remedial antara lain

Adapun contoh dari pembelajaran remedial antara lai :


a. Mengajarkan Kembali
Melalui bentuk kegiatan ini, guru menjelaskan kembali materi yang belum
dipahami atau dikuasai siswa.Saat menjelaskan materi tersebut, guru harus
berorientasi pada kesulitan yang dihadapi siswa
b. Menggunakan Alat Peraga
Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran, guru
sebaiknya menggunakan alat peraga dan memberi kesempatan siswa untuk
menggunakan alat peraga tersebut.
c. Kegiatan Kelompok
Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa
mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut.Yang perlu
diperhatikan guru dalam menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan remedial
ialah dalam menentukan anggota keompok.
d. Tutorial
Kegiatan tutorial ialah guru meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai
untuk membantu siswa menghadapi kesulitan dalam menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan atau guru dapat juga meminta siswa dari kelas yang
lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya.
e. Sumber Belajar Yang Relevan
Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok dan tutorial, guru
juga dapat menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Guru meminta siswa untuk
mengunjungi saatu instansi tertentu yang berkaitan dengan materi yang belum
dikuasainya.
Ilustrasi Kegiatan Remidial yang dilakukan oleh guru:
Bu Alya baru saja selesai mengolah hasil evaluasi yang telah dilaksanakannya di
kelas 3. Dari hasil evaluasi tersebut Bu Alya mengetahui ada empat siswa yang
belum menguasai salah satu kompetensi yang telah ditetapkan. Untuk membantu
mereka, Bu Alya memanggil keempat siswa tersebut untuk mengetahui kesulitan
yang mereka hadapi dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau dalam
memahami materi yang telah dibahas. Berdasarkan informasi tersebut bu Alya
merancang kegiatan pelajaran tambahanuntuk keempat siswa tersebu. Pada akhir
pelajaran tambahan, bu Alya kembaali akan memberikan tes untuk mengetahui
penguasaan keempat siswa tersebut terhadap kompetensi yang telah ditetapkan .
2. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan pengelolaan kelas agar dapat mencapai
hasil yang optimal. Salah satunya adalah penataan lingkungan kelas. Apa saja
yang perlu diperhatikan dalam melakukan penataan kelas ?
Jawaban:
Penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Yang harus dperhatikan adalah :
a. Prinsip-prinsip penataan lingkungan kelas.
Yaitu penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu
pandangan siswa dan guru sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru
atau benda/kegiatan yang sedang berlangsung meliputi :
1) Mudah dicapai.
Yaitu siswa mudah menjangkau barang-barang yang mereka butuhkan dan
siswa dapat dengan mudah bergerak dan tidak mengganggu siswa lainnya
yang sedang bekerja.
2) Keluasaan pandangan
Yaitu penempatan ataupenataan barang-barang di dalam kelas tidak
menggangu pandangan siswa dan guru sehingga siswa secara leluasa dapat
memandang guru atau benda/kegiatan yang sedang berlangsung.
3) Keluwesan
Yaitu barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata
dan dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan siswa dan guru.
4) Kenyamanan
Yaitu lingkungan kelas yang ditata dapat memberikan kenyamanan baik bagi
siswa maupun guru sendiri. Prinsip kenyamanan ini berkaitan dengan
temperatur ruangan, cahaya, suara dan kepadatan kelas. Kenyamanan ruangan
kelas akan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan produktivitas siswa
dan guru dalam kegiatan pembelajaran.
5) Keindahan
Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan berpengaruh positif terhadap
sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan. Ruangan kelas yang menyenangkan juga akan meningkatkan
pengembangan nilai keindahan pada diri siswa karena siswa melihat langsung
model/contoh yang dilakukan guru dalam menata kelas.
b. Penataan lingkungan psiko-sosial kelas.
Iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga
diri, dan sikap siswa terhadap sekolah. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan dengan
hubungan sosial-pribadi antara guru dan siswa serta antar siswa. Hubungan yang
harmonis antara guru dan siswa serta antar siswa akan dapat menciptakan iklim
psiko-sosial kelas yang sehat, dan efektif bagi berlangsungnya proses
pembelajaran.
Oleh karena itu dalam mengelola kelas, guru harus dapat menciptakan hubungan
sosio-emosional yang harmonis baik antara guru dengan siswa maupun antar
siswa meliputi :
1) Karakteristik guru
Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko-sosial kelas, Bandura (Good dan
Brophy) menyatakan bahwa keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-
sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Berikut ini
beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh guru :
a) Disukai oleh siswanya
b) Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya.
c) Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa
d) Bersikap positif terhadap pertanyaan/respons siswa
e) Sabar, teguh dan tegas
2) Hubungan sosial antarsiswa
Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu lancarnya
kegiatan pembelajaran. Untuk menciptakan hubungan sosial yang baik
antarsiswa dapat dilaksanakan dengan adanya kegiatan belajar kelompok. Di
dalam belajar kelompok siswa dapat saling mengenal, berkomunikasi dengan
jelas, saling bertanya dan mengemukakan pendapat serta saling membantu.
Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik guru harus
memperhatikan hal-hal berikut :
a) Perilaku yang diharapkan
b) Fungsi kepemimpinan
c) Pola persahabatan siswa
d) Norma/aturan
e) Kemampuan berkomunikasi
f) Kebersamaan

3. Displin merupakan sebuah karakter yang perlu ditanamkan kepada siswa


sejak dini.Jelaskan dan berikan contoh faktor-faktor yang mempengaruhi displin
kelas!
Jawaban:
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kelas antara lain:
c. Faktor Fisik
Disiplin kelas dilandasi oleh interaksi guru-siswa. Dalam konteks ini maka faktor
fisik mencakup guru, siswa dan ruang kelas. Kondisi guru antara lain tampak
dalam penampilannya rapi, sehat, dan tampak semangat akan lebih mudah
mengatur siswanya daripada guru yang tampak lusuh dan lesu.
Kondisi fisik siswa yang prima seperti tampak pada penampilannya serta panca
indera yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Siswa yang
sakit atau panca inderanya ada yang tidak berfungsi dengan baik maka sulit
memusatkan perhatiannya pada pelajaran.
Kondisi ruang kelas yang mencakup keamanan dan susunan peralatan, serta cara
penggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa.
Cara penggunaan alat peraga yang tidak tepat, misalnya menghalangi pandangan
siswa maka akan mendorong siswa melanggar aturan.
d. Faktor Sosial
Kelas merupakan mayarakat kecil untuk bersosialisasi dan bergaul untuk guru dan
siswa. Kualitas hubungan siswa-guru dan latar belakang sosial siswa akan
mempengaruhi disiplin kelas. Siswa yang mudah bergaul akan mudah menerima
aturan kelas daripada mereka yang menutup diri, tidak bergaul denga temannya.
e. Faktor psikologis
Faktor psikologis mencakup perasaan (sedih, senang, benci, dsb) dan kebutuhan
(keinginan untuk dihargai, diakui dan disayangi). Siswa yang perasaanya sedih
mungkin akan berbeda dengan yang senang baik baik di rumah maupun di
sekolah.

4. Guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran. Berikan


penjelasan mengenai bagaimana guru yang efektif disertai dengan contoh
kegiatannya?
Jawaban
Guru yang efektif harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan reviu harian
Guru memulai pembelajaran dengan dengan mereviu materi yang lalu,
mengoreksi pekerjaan rumah dan mereviu pengetahuan awal yang relevan dengan
pembelajaran hari ini.
b. Menyiapkan materi baru
Guru yang efektif berusaha menarik perhatian pembelajar dengan menerangkan
tujuan belajar yang ingin dicapai selama pembelajaran. Setelah itu, guru akan
melanjutkan dengan mengajar pokok bahasan pada suatu waktu. Setiap pokok
bahasan terdiri dari penyajian singkat dan contoh yang banyak. Contoh-contoh
tersebut disajikan dengan pengalaman konkret atau pengetahuan, menjadikan
pembelajar dapat memproses pengetahuan baru tersebut.
c. Melakukan praktik terbimbing
Guru membimbing praktik keterampilan awal pembelajar dan menyediakan
penguatan yang perlu untuk kemajuan belajar baru, dariingatan jangka pendek ke
ingatan jangka panjang. Pembelajar berpartisipasi aktif selama praktik terbimbing
dengan masalah-masalah kerja atau pertanyaan-pertanyaan dari guru.
d. Menyediakan balikan dan koreksi
Guru menyediakan proses balikan kepada pebelajar. Proses balikan dapat berupa
memberikan penjelasan tambahan yang kadang-kadang diperlukan apabila
pebelajar benar, tetapi apabila pebelajar membuat kesalahan, yang tepatadalah
menyederhanakan pertanyaan, kemudian menuntun ke arah jawaban yang benar.
e. Melaksanakan praktik mandiri
Setelah memberikan praktik terbimbing, sangat penting bagi guru memberikan
kesempatan kepada pebelajar untuk praktik mandiri. Praktik mandiri memerlukan
reviu dan penguatan yang diperlukan agar keterampilan menjadi bagus.
f. Reviu mingguan dan bulanan
Guru mereviu pekerjaan seminggu yang lalu setiap hari sabtu dan pekerjaan
bulanan yang lalu setiap sabtu ke empat.
Daftar Pustaka:
Anitah, Ani. 2022. Strategi Pembelajaran.Tanggerang : Universitas Terbuka
Arikunto.1988. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta:Rajawali
R.Ibrahim. Perencanaan Pengajaran. Dirjen Dikti

Anda mungkin juga menyukai