Anda di halaman 1dari 14

MATKUL STARTEGI PEMBELAJARAN DI SD

RANGKUMAN MODUL 9
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
RANGKUMAN MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS

LIA LISTRIA
857504091
KELAS E

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
POKJAR SINGAPARNA
2022
MODUL 9

KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN


PENGAYAAN
RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 1

KEGIATAN REMEDIAL

A. Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Kegiatan Remedial


1. Hakikat Kegiatan Remedial
Dalam Random House Webster’s College Dictionary (1991),
Remedial diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified
field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang
tertentu.Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan
remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan
untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang
berhasil.Dari pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan
pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remedial apabila kegiatan
pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang
mengalam kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau dalam
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
Her (ujian ulang) dapat dianggap sebagai remedial, apabila
sebelum her diberikan, guru melaksankan kegiatan pembelajran
yang membantu siswa memahami materi pelajaran yang belum
dikuasainya sehingga siswa menguasai kompetensi yang
diharapkan.Tetapi, apabila guru langsung memberikan ujian ulang
tanpa melakukan pembelajaran tambahan yang membantu siswa
mengatasi kesulitan yang dihadapinya maka pelaksanaan her
tersebut tidaklah termasuk kegiatan remedial.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan
remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai
materi pelajaran.

2. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial


Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan
pembelajran biasa, yaitu membantu siswa mencapai kompetensi
atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan
kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial bertujuan
untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran
melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar, kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang
penting bagi keseluruhan proses pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991)
menyebutkan enam fungsi remedial dalam kaitannya dengan proses
pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut adalah
fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, akselerasi,
dan terapeutik.
a. Fungsi Korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan
remedial mempunyai fungsi korektif bagi kegiatan pembelajaran
karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki cara
mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Misalnya,
guru mengetahui bahwa yang menyebabkan siswa belum
menguasai materi pelajaran adalah karena kurangnya kesempatan
untuk berlatih maka guru harus memperbaiki kegiatan
pembelajarannya dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berlatih.Atau apabila siswa tidak menguasai materi karena
penjelasan guru terlalu abstrak maka guru harus menggunakan
berbagai metode dan media yang mempermudah pemahaman siswa
terhadap konsep yang dibahas.
b. Fungsi Pemahaman
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena
dalam kegiatan remedial akan terjadi proses pemahaman baik pada
diri guru maupun diri siswa. Bagi guru, untuk melaksanakan kegiatan
remedial, guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan
kekurangan kegiatan pembelajaran yanng dilaksanakannya, serta
mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya.
Berdasarkan hasil pemahaman ini, guru memperbaiki kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakannya.
Dengan kegiatan remedial siswa akan lebih memahami kelabihan
dan kelemahan cara belajarnya. Sebelum kegiatan remedial, guru
mengajak siswa mengevaluasi kegiatan belajarnya.Apakah mereka
memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan sungguh-sungguh? Dengan pemahaman ini
siswa diharapkan akan memperbaiki sikap dan cara belajarnya
sehingga dapat menjadi lebih baik.
c. Fungsi Penyesuaian
Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena
pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan dan
karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Karena semua aspek kegiatan remedial disesuaikan dengan
kemampuan dan karakteristik individu siswa, proses pembelajaran
tidak akan menjadi beban bagi siswa melainkan siswa akan
termotivasi belajar dengan giat.
d. Fungsi Pengayaan
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses
pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan
sumber belajar. Dalam kegiatan remedial guru dapat meminta siswa
untuk membaca buku lain yanng ada kaitannya dengan materi yang
belum dipahami. Guru juga menerapkan metode mengajar dan alat
bantu yang bervariasi. Misalnya, membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam menguasai materi, guru dapat meminta siswa untuk
diskusi atau kerja kelompok atau mungkin dengan menggunakan
alat peraga yang bervariasi. Kegiatan tersebut merupakan
pengayaan dalam proses pembelajaran.
e. Fungsi Akselerasi
Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses
pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru dapat
mempercepat penguasan siswa terhadap materi pelajaran dengan
menambah waktu dan frekuensi pembelajaran. Tanpa remedial
siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman akan tertinggal
oleh temannya yang telah menguasai materi pelajaran.
f. Fungsi Terapeutik
Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui
kegiatan remedial guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa
yang berkaitan dengan aspek sosial-pribadi. Biasanya siswa yang
merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa rendah
diri atau terisolasi dalam pergaulan dengan teman-
temannya.Dengan membantu mencapai prestasi belajar yang lebih
baik melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu siswa
meningkatkan rasa percaya diri. Itulah 6 fungsi kegiatan remedial
dalam proses pembelajaran. Dari uraian di atas jelaslah bahwa
kegiatan remedial memiliki fungsi penting dalam membantu
pengembangan kemampuan siswa secara optimal.

3. Perbedaan Kegiatan remedial dari Pembelajaran Biasa


Secara sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan
pembelajaran biasa. Guru harus merumuskan tujuan pembelajaran,
mengembangkan alat evaluasi, memilih dan mengorganisasikan
materi pelajaran, dll. Tetapi kalau kita kaji lebih dalam, kedua bentuk
pembelajran tersebut berbeda.Perbedaan kegiatan remedial dengan
pembelajaran biasa. Agar menjadi lebih jelas, marilah kita kaji
perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa dengan
menganalisis komponen-komponen suatu pembelajaran.
Komponen-komponen tersebut adalah:
a. Tujuan Pembelajaran
Rumusan tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan untuk mencapai kompetensi atau tujuan yang telah
ditetapkan.Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran
yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa.Jadi, bersifat
klasikal.Sementara itu, dalam kegiatan remedial tujuan
pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat individual,
tergantung pada kesulitan siswa. Tujuan pembelajaran yang
harus dikuasai siswa A mungkin berbeda dari tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai siswa B, tergantung pada
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang belum dikuasai.

b. Materi Pembelajaran
Materi sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Materi pelajaran
dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan. Materi yang dibahas dalam remedial
akan berbeda antara materi untuk siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya, sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya.

c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan berbeda
dari kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang
berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan siswa
semua sama. Sementara itu, dalam kegiatan remedial,
pembelajaran hanya diikuti oleh siswa-siswa yang memiliki
kesulitan belajar tertentu.Kegiatan remedial ini dapat dilakukan
secara individu atau kelompok sesuai dengan kesulitan dan
karakteristik siswa yang mengikuti kegiatan remedial.

d. Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi
dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
yang dilaksanakan.Alat evaluasi yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran biasanya bersifat klasikal sedangkan dalam kegiatan
remedial alat evaluasiya bersifat individual atau kelompok.
Dari uraian tersebut dapat disimpulan bahwa pembelajaran
biasa menerapkan pendekatan klasikal, sedangkan kegiatan
remedial menerapkan pendekatan individual atau kelompok.

B. Pendekatan dalam Kegiatan Remedial


Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan
remedial.Ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat
preventif, kuratif, dan pengembangan. Berikut ini akan dibahas ketiga
pendekatan tersebut.
1. Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan
remedial dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga akan
mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat preventif dilaksanakan
sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksankan. Guru yang
sudah berpengalaman, dari keakrabannya dengan siswa, telah
mengetahui kelemahan siswanya. Dari beberapa kegiatan guru
mengetahui bahwa siswa A mempunyai kelemahan dalam
mengerjakan soal-soal matematika sehingga guru memberi
kesempatan untuk berlatihh lebih banyak lagi. Bagi yang belum
banyak pengalaman, anda dapat menggunakan jenis alat evaluasi
pretest.
Pretest adalah salah satu jenis alat evaluasi yang digunakan
guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan
hasil pre-test guru dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga
kelompok, yaitu kelompok yang mampu menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan lebih cepat, kelompok yang sesuai dengan
waktu yang ditetapkan, dan yang tidak akan mampu menguasai
kompetensi sesuai waktu yang ditetapkan. Kegiatan remedial yang
diberikan kepada siswa yang tidak mampu menguasai kompetensi
dengan waktu yang disediakan disebut remedial bersifat preventif.
2. Pendekatan Yang Bersifat Kuratif
Kegiatan remedial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan
kegiatan remedial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan
siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran biasa. Kegiatan
remedial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasarkan
hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa
siswa belum mencapai kriteria keberhasilan atau kompetensi
minimal yang telah ditetapkan.
3. Pendekatan yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan remedial dipandang bersifat pengembangan apabila
kegiatan remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan
pemebelajaran biasa. Melalui kegiatan remedial yang bersifat
pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami
kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan secara
bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

C. Jenis-jenis Kegiatan Remedial


Berikut ini beberapa bentuk kegiatan remedial yang dapat
dilaksanakan guru (Suke, 1991):
1. Mengajarkan Kembali
Melalui bentuk kegiatan ini, guru menjelaskan kembali materi yang
belum dipahami atau dikuasai siswa.Saat menjelaskan materi
tersebut, guru harus berorientasi pada kesulitan yang dihadapi
siswa.
2. Menggunakan Alat Peraga
Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran,
guru sebaiknya menggunakan alat peraga dan memberi
kesempatan siswa untuk menggunakan alat peraga tersebut.
3. Kegiatan Kelompok
Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk
membantu siswa mengalami kesulitan dalam menguasai
kompetensi yang dituntut.Yang perlu diperhatikan guru dalam
menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan remedial ialah dalam
menentukan anggota keompok.
4. Tutorial
Kegiatan tutorial ialah guru meminta bantuan siswa lain yang lebih
pandai untuk membantu siswa menghadapi kesulitan dalam
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau guru dapat juga
meminta siswa dari kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik
kelasnya.
5. Sumber Belajar Yang Relevan
Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok dan
tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain dalam
membantu siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
Guru meminta siswa untuk mengunjungi saatu instansi tertentu
yang berkaitan dengan materi yang belum dikuasainya.

D. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Remedial


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan remedial Menurut
Suke (1991) :
1. Guru harus mengelompokkan siswa yang mengalami remedial sesuai
dengan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
2. Bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi siswa. Tugas atau kegiatan yang diberikan dalam kegiatan
remedial jangan terlalu banyak.
3. Dalam menentukan kegiatan remedial guru hendaknya
mempertimbangkan jenis kesulitan yang dihadapi siswa serta faktor
penyebab kesulitan tersebut.
4. Melalui kegiatan remedial ini, guru tidak hanya mengharapkan siswa
akan mampu menguasai kompetensi yang belum dikuasainya, tetapi
juga timbulnya motivasi pada diri siswa untuk belajar lebih giat dan lebih
tekun sehingga untuk menguasai kompetensi berikutnya siswa
diharapkan tidak akan mengalami kesulitan.

E. Prinsip Pemilihan Kegiatan


Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan
dan metode yang akan diterapkan dalam kegiatan remedial guru perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang
mempunyai daya tangkap lemah.
2. Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dengan
memperhatikan kekuatan yang dimiliki siswa diharapkan siswa
akan dapat lebih cepat mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
Dalam hal ini, guru hendaknya lebih mengenal gaya belajar setiap
siswa.
3. Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori.
4. Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi
siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar.

F. Prosedur Kegiatan Remedial


Langkah-langkah kegiatan remedial:
1. Analisis Hasil Diagnosa
Melalui kegiatan diagnosa, guru akan mengetahui para siswa yang
perlu mendapat bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu
yang menjadi sorotan adalah siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya
kriteria keberhasilan belajar.
2. Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu
kita harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam
mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi
pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi oleh
guru karena gejala kesulitan yang sama yang ditunjukkan oleh
siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda.

3. Menyusun rencana Kegiatan Remedial


Setelah kita mengetahui siswa yang perlu mendapatkan kegiatan
remedial dan kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai setiap
siswa serta faktor penyebab kesulitan. Selanjutnya kita menyusun
rencana pembelajaran sebagai berikut :
a. Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
b. Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi
c. Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan
masalah dan faktor penyebab kesulitan serta karakteristik
siswa.
d. Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan remedial
e. Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa.
4. Melaksanakan Kegiatan Remedial
Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam belajar biasa.
Oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan
waktu tambahan di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang
memerlukan.
5. Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah
dilaksanakan, kita harus melaksanakan penilaian.
RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 1

KEGIATAN PENGAYAAN

A. Hakikat Kegiatan Pengayaan


Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada
siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang
dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya
dan keterampilan yang lebih baik. Kegiatan pengayaan ini berkenan
dengan kegiatan pendalaman materi pelajaran yang sedang
dipelajari, bukan pembahasan materi pelajaran baru. Tujuan
kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan
dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai
tingkat perkembangan yang optimal.

B. Jenis Kegiatan Pengayaan


Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan,
guru menerapkan pendekatan individual. Menurut Guskey (1989),
kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar mandiri. Kegiatan
pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan
remedial.Yang penting, kegiatan pengayaan hendaklah merupakan
kegiatan yang menyenangkan dan merangsang kreatifitas siswa.
Kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan guru :
1. Tutor Sebaya
Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap
suatu konsep akan meningkat karena di samping mereka harus
menguasai konsep atau ide yang akan dijelaskan mereka juga harus
mencari teknik untuk menjelaskan konsep atau ide tersebut. Untuk
dapat berperan sebagai tutor yang baik, siswa harus mampu
memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh temannya,
mampu memandang suatu konsep atau ide dari berbagai sudut
pandang. Melalui tutor sebaya, siswa kelompok cepat dapat
meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran di samping
mengembangkan kemampuan kognitif tinggi.
2. Mengembangkan Latihan
Siswa yang cepat dalam belajar dapat diminta untuk membuat
soal-soal latihan untuk dikerjakan oleh teman-temannya.Soal-soal
yang dikembangkan tersebut harus disertai dengan kunci jawaban.
Memberikan kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek.Kegiatan
ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak
latihan.
3. Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan
suatu karya yang berkaitan dengan materi yang dipelajari
merupakan suatu yang menarik bagi siswa kelompok cepat.Hasil
karya tersebut dapat berupa model, permainan atau karya tulis yang
bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
4. Melakukan Proyek
Memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu proyek
atau laporan, melalui kegiatan ini motivasi belajar siswa akan
meningkat. Mereka akan berusaha untuk mempelajari materi
pelajaran berikutnya dengan baik sehingga mereka akan mendapat
kesempatan lagi untuk melakukan proyek
5. Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
Dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas
kepada siswa yang memecahkan suatu masalah atau permainan
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Di samping mereka
berusaha untuk memecahkan masalah atau permainan yang
diberikan, melalui kegiatan ini mereka juga akan belajar satu sama
lain dengan membandingkan strategi atau teknik yang mereka
pergunakan dalam memecahkan permasalahan atau permaian yang
diberikan.

C. Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan


Kegiatan Pengayaan
Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memilih dan melaksanakan kegiatan
pengayaan:
1. Faktor Siswa
Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan minat siswa akan
lebih mendorong siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya,
kegiatan pengayaan yang tidak sesuai dengan minat siswa akan
melemahkan semangat siswa dalam mempelajari sesuatu.
Faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam menentukan
kegiatan pengayaan menurut Arikunto (1986) :
a. Kegiatan di luar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan di
dalam kelas.
b. Kegiatan yang melakukan aktivitas lebih disukai siswa daripada
hanya dilakukan di belakang meja.
c. Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang
minat siswa daripada kegiatan yang sifatnya penjelasan.
d. Kegiatan yang cept menunjukkan hasil lebih disukai siswa
daripada kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama.

2. Faktor Manfaat Edukatif


Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau
keterampilan, bahkan nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin
meningkat.
3. Faktor Waktu
Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan
dengan kebutuhan siwa dan juga dengan waktu yang tersedia.
Apabila waktu pengayaan sudah habis, siswa hendaknya telah
menguasai materi pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat
melihat hasilnya.
MODUL 10

PENGELOLAAN KELASPENGAYAAN
RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 1

HAKIKAT PENELOLAAN KELAS

A. Pengertian pengelolaan kelas


Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan
untuk mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan dan
menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta
menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi
kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang
efektif. Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran

B. Perbedaan pengelolaan kelas dari pembelajaran


Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk
membantu siswa belajar, sedangkan pengelolaan kelas adalah segala
kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
kelas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.

C. Pentingnya pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran


Pengelolaan kelas yang efektif merupakan salah satu aspek penting
dalam proses pembelajaran karena pengelolaan kelas yang efektif
merupakan prasyarat terciptanya pembelajaran yang efektif.

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 2

PENATAAN LINGKUNGAN KELAS

A. Penataan Lingkungan Fisik Kelas


Menurut Winzer (1995) Penataan lingkungan kelas yang tepat
berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran.
1. Prinsip-prinsip penataan lingkungan kelas
a. Keleluasaan pandangan (visibility)
Yaitu penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas
tidak mengganggu pandangan siswa dan guru sehingga siswa
secara leluasa dapat memandang guru atau benda/kegiatan
yang sedang berlangsung.
b. Mudah dicapai (accesibility)
Yaitu siswa mudah menjangkau barang-barang yang mereka
butuhkan dan siswa dapat dengan mudah bergerak dan tidak
mengganggu siswa lainnya yang sedang bekerja.
c. Keluwesan (flexibility)
Yaitu barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah
untuk ditata dan dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa dan guru.
d. Kenyamanan
Yaitu lingkungan kelas yang ditata dapat memberikan
kenyamanan baik bagi siswa maupun guru sendiri. Prinsip
kenyamanan ini berkaitan dengan temperatur ruangan, cahaya,
suara dan kepadatan kelas. Kenyamanan ruangan kelas akan
sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan produktivitas
siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.
e. Keindahan
Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan berpengaruh
positif terhadap sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan. Ruangan kelas yang
menyenangkan juga akan meningkatkan pengembangan nilai
keindahan pada diri siswa karena siswa melihat langsung
model/contoh yang dilakukan guru dalam menata kelas.

2. Penataan tempat duduk


Yaitu guru harus menata tempat duduk siswa sesuai dengan strategi
pembelajaran yang diterapkan untuk memperlancar kegiatan
pembelajaran. Pengaturan tempat duduk yang berjejer menghadap
guru tepat untuk kegiatan klasikal, yaitu untuk menyampaikan
informasi yang harus diketahui oleh seluruh siswa serta
meningkatkan jumlah kerja yang dilakukan siswa.

B. Penataan Lingkungan Psiko-Sosial Kelas


Iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep
diri, rasa harga diri, dan sikap siswa terhadap sekolah. Iklim psiko-sosial
kelas berkenaan dengan hubungan sosial-pribadi antara guru dan siswa
serta antar siswa. Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa serta
antar siswa akan dapat menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang sehat,
dan efektif bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Oleh karena itu
dalam mengelola kelas, guru harus dapat menciptakan hubungan sosio-
emosional yang harmonis baik antara guru dengan siswa maupun
antarsiswa.
1. Karakteristik guru
Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko-sosial kelas, Bandura
(Good dan Brophy) menyatakan bahwa keberhasilan guru dalam
mengelola iklim psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu
sendiri. Berikut ini beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh guru :
a. Disukai oleh siswanya, guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi
siswa yaitu periang, ramah, tulus hati, mendengarkan keluhan siswa,
dan percaya diri.
b. Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya.
c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa
d. Bersikap positif terhadap pertanyaan/respons siswa
e. Sabar, teguh dan tegas

2. Hubungan sosial antarsiswa


Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu
lancarnya kegiatan pembelajaran. Untuk menciptakan hubungan sosial
yang baik antarsiswa dapat dilaksanakan dengan adanya kegiatan
belajar kelompok. Di dalam belajar kelompok siswa dapat saling
mengenal, berkomunikasi dengan jelas, saling bertanya dan
mengemukakan pendapat serta saling membantu. Agar kegiatan
kelompok dapat berhasil dengan baik guru harus memperhatikan hal-hal
berikut :
a. Perilaku yang diharapkan harus dinyatakan dengan jelas, pasti, dan
realistik
b. Fungsi kepemimpinan mengacu pada upaya untuk memperlancar
tercapainya tujuan kegiatan kelompok
c. Pola persahabatan siswa
d. Norma/aturan sebagai pedoman bagi anggota kelompok tentang
apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana Tindakan mereka
terhadap anggota lain.
e. Kemampuan berkomunikasi mengacu pada kemampuan verbal dan
nonverbal dalam menyampaikan ide kepada orang lain dan
menangkap ide orang lain
f. Kebersamaan mengacu pada setiap anggota kelompok harus
merasa tugas kelompok adalah tanggung jawab mereka semua

Anda mungkin juga menyukai