Anda di halaman 1dari 15

RESUM

DIMENSI-DIMENSI MANAJEMEN KELAS DAN APLIKASINYA


PADA SEKOLAH DASAR

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas yang dibina oleh Prof.
Dr. H. M. Sulthon Masyhud, M.Pd dan Fajar Surya Hutama, S.Pd, M.Pd

Oleh:

Kelompok 03 / Kelas C

1. Widhy erlangga 170210204094


2. Elsy alifia pratiwi 170210204115
3. Sri wahyuni 170210204039
4. Ilma fajriah 170210204119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN 3
4.1 Latar Belakang 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Dimensi-dimensi Manajemen Kelas 4
2.1.1 Ragam Manajemen Kelas 4
2.1.2 Prinsip Manajemen Kelas 6
2.1.3 Ragam Dimensi-dimensi Manajemen Kelas 7
2.2 Aplikasi Dimensi-dimensi Manajemen Kelas pada Sekolah Dasar (SD) 8
BAB I PENDAHULUAN

4.1 Latar Belakang


Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas khusus nya siswa SD sangat
membutuhkan perhatian dari seorang guru. Karena di jaman yang modern ini
siswa SD banyak yang mengikuti era zaman seperti siswa SD sudah memiliki
gadget sehingga dalam proses belajar mengajar biasanya siswa memainkan
gadget nya. Oleh karena itu di sinilah peran guru yakni untuk mendidik siswa
dan mengarahkan pada hal-hal yang berdampak positif. Disini biasanya guru
juga akan kuwalahan untuk menarik perhatian saat menjelaskan materi oleh
karena itu guru perlu memiliki kemampuan untuk menyampaikan pelajaran
dengan cara yang bervariatif dan seorang guru harus memiliki juga memahami
prinsip-prinsip manajemen pengolahan kelas agar kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dimensi-dimensi Manajemen Kelas

2.1.1 Ragam Manajemen Kelas


2.1.1 Ragam Manajemen Kelas

A. Manajemen kelas spatial learning (penataan ruang belajar)

Pada dasarnya, manajemen kelas bisa memiliki arti sebagai beberapa usaha
pengelolaan kelas yang dapat membuat ruangan pada kelas menjadi ruangan atau
tempat bagi siswa yang tidak berantakan, nyaman, dan rapi. Secara khusus, manajemen
kelas ini juga bisa memiliki arti yakni usaha untuk membuat suasana kelas atau
mengelola kelas menjadi tempat yang nyaman untuk belajar dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran siswa.

Manajemen kelas spatial learning memiliki tujuan sebagai berikut

1. Untuk mendukung terwujudnya tujuan pembelajaran di kelas yang tertuju pada


kompetensi dasar dan juga agar tidak melenceng dari target yang sudah
ditentukan

2. Mewujudkan suasana kelas yang kondusif saat pembelajaran seperti suasana


tenang, nyaman, menyenangkan, kreatif dan aktif

3. membentuk siswa-siswa yang hebat dan bisa bersaing dengan siswa-siswa dari
sekolah yang berbeda walaupun tingkat akreditasi sekolah lainya lebih bagus,

4. Supaya siswa mampu menguasai dan memahami semua materi pembelajaran


yang diberikan oleh guru

5. Supaya siswa antusias di kelas saat pembelajaran, walaupun materi yang


dipelajari adalah materi yamg tidak disukai

B. Manajemen kelas determination of regulation in the room

Pada dasarnya, manajemen kelas determinatikn of regulation in the room bisa memiliki
arti sebagai beberapa usaha pengelolaan kelas yang terfokus pada penetapan peraturan
didalam ruangan. Secara khusus manajemen kelas ini bisa diartikan sebagai beberapa
usaha yang bertujuan untuk mengatur perilaku siswa didalam kelas setiap harinya.

Tujuan penerapan manajemen kelas determination od regulation in the room yakni


sebagai berikut.

1. Menjamin beserta menjaga suasana belajar kondusif, yang jauh dari


ketidaknyamanan dan ketidaktenangan

2. Membentuk dan melatih siswa agar meniliki kepribadian yang disiplib dan
tabggungjawab

3. Proses pengajaran dan pembelajaran didalam kelas tidak terhambat

4. Membiasakan siswa untuk hidup berdemokrasi dengan baik yang mampu


mentaati peraturan-peraturan yang telah ditentukan

C. Manajemen kelas beginning of effective teaching (permulaan pengajaran yang


efektif)

Manajemen kelas beginning of effective teaching pada dasarnya bisa


didefinisikan sebagai beberapa usaha pengelolaan kelas yang terfokus pada pmbelajaran
yang efektif pada awal tahun ajaran baru, yang bertujuan untuk meyakinkan siswa jika
kesuksesan belajar itu harus benar-benar dikejar

Tujuan penerapan Manajemen kelas beginning of effective teaching sebagai beeikut.

1. Memantau semangat siswa dalam mencapai kesuksesan dalam pembelajaran

2. Untuk media pengakraban antara siswa dan guru

3. Membentuk kebiasaan, perilaku dan sikap siswa yang tertuju pada rambu-rambu
yang berlaku dikelas

D. Manajemen kelas study groups

Manajemen kelas study groups bisa didefinisikan sebagai beberapa usaha


pengelolaan kelas yang terfokus pada pengelompokan dalam belajar. Manajemen ini
membahas cara membentuk kelompok belajar yang baik, sehingga bisa menguntungkan
siswa dan guru. Menguntungkan siswa, karena kelompok belajar ini dapat membantu
siswa bersosialisasi dengan baik dan bekerja sama dengan baik. Menguntungkan guru,
karena guru memberikan serta menanamkan pemahaman terhadap materi pembelajaran
pada siswa

Tujuan penerapan manajemen kelas study groups adalah sebagai berikut.

1. Membiasakan siswa agar lebih aktif dalam proses berfikir didalam kelas

1. membiasakan siswa agar menjadi orang yang teguh dengan pendapatnya dan
pendiriannya

2. membiasakan siswa supaya tidak malu dan takut saat ingin menyampaikan
pendapat

2.1.2 Prinsip Manajemen Kelas


Pembelajarran harus dikelola secara baik serta di kembangkan berdasarkan prinsip
mengajar. Pengelolahan pembelajaran di rancang secara realistik, sistematik, fleksibel,
bersifat konseptual tetapi tetap praktis, maupun yang menyangkut interaksi
pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar, pengelolahan kelas ataupun evaluasi
pembelajaran. Dengan mengelola prinsip kelas dapat meminimalisir masalah ataupun
gangguan pengelolahan kelas. Terdapat beberapa prinsip pengelolahan kelas diantara
nya .

a. Hangat dan antusisas. hal ini di butuhkan dalam berlangsungnya proses


pembelajaran. Ketika seorang guru bersifat hangat kepada muridnyahal ini
menunjukan keantusiasan guru dalam menjalankan tugasnya. Sehingga aktifitas
pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik.
b. Tantangan. Untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik seorang guru
harus memimikirkan penggunaan kata, cara kerja, tindakan ataupun
menggunakan sesuatu yang menyenangkan. Jika seorang guru mendapatkan
perhatian dari siswa hal ini meminimalisir kemungkinan munculnya sikap atau
perilaku siswa yang tidak di inginkan.
c. Bervariasi. Media ataupun alat dan cara guru mengajar harus bervariasi. Jika
dalam mengajar seorang guru menggunakan alat atau media dan cara mengajar
yang bervariatif siswa tidak akan mudah jenuh sehingga waktu belajar mengajar
dalam berjalan efektif.
d. Keluwesan. Seorang guru yang memiliki sikap dan tingkah laku yang luwes
dapat menciptakan suasana belajar yang efektif karena keluwesan seorang guru
akan mengurangi keributan peserta didik, tidak adanya perhatian peserta didik,
tidak mengerjakan tugasnya dan lain lain.
e. Penekanan pada hal yang positif. Biasanya perhatian peserta didik mudah
teralihkan mungkin dengan memainkan hp ataupun melihat suasana luar kelas
yang mungkin tampak lebihmenyenangkan. Dalam hal ini seorang guru harus
mengajar, mendidik serta menekankan hal-hal yang positif kepada siswa.
f. Penanaman disiplin diri. Pengolahan kelas ini di maksutkan agar peserta didik
dapat mengembangkan sikap disiplin diri.

2.1.3 Ragam Dimensi-dimensi Manajemen Kelas


Manajemen kelas adalah bentuk usaha dasar untuk mengatur aktivitas belajar
mengajar secara sistematis. Tindakan guru untuk melakukan manajemen kelas
dilaksanakan secara sistematis berdasarkan langkah-langkah yang ditentukan. Apabila
guru sudah melakukan kegiatan manajemen kelas melalui langkah-langkah tertentu
berarti seorang guru sudah melakukan kegiatan manajemen kelas. Berikut serangkaian
kegiatan manajemen kelas mengacu pada : (1) Tindakan pencegahan atau preventif
tujuannya menciptakan situasi pembelajaraan yang menguntungkan; dan (2) Tindakan
korektif adalah tindakan koreksi pada perilaku yang menyimpang dan dapat
mengganggu situasi optimal dari proses kegiatan belajar mengajar.

Tindakan korektif dibagi menjadi dua yaitu: (1) Tindakan seharusnya segera
diambil guru saat gangguan terjadi pada situasi optimal pembelajaran (dimensi
tindakan); dan (2) Tindakan kuratif adalah tindakan pada perilaku menyimpang yang
terlanjur terjadi agar penyimpangan tidak terjadi lagi.

Tindakan manajemen kelas dapat menjurus pada dua tindakan yaitu manajemen
dimensi pencegahan dan tindakan manajemen kuratif. Berikut penjelasannya:
a. Dimensi preventif (pencegahan), adalah tindakan guru untuk mengatur peserta
didik, peralatan dan format pembelajaran dengan tepat, sehingga menumbuhkan
kondisi pembelajaran yang efektif, efisien dan menguntungkan.
Langkah- langkah pencegahan antara lain cara yang diambil oleh guru untuk
mengatur peserta didik dan format pembelajaran, guna mendukung
kelangsungan proses kegiatan belajar mengajar. Disimpulkan bahwa prosedur
dimensi pencegahan yaitu cara yang dilaksanakan oleh guru untuk
menumbuhkan situasi yang fleksibel, baik untuk rentan waktu yang singkat
maupun rentan waktu yang lama. Langkah-langkah tindakan pencegahan dapat
ditujukan pada perkembangan tuntutan dan kebutuhan peserta didik individual
ataupun kelompok dapat berupa kegiatan atau contoh-contoh seperti informasi.
b. Dimensi kuratif (penyembuhan) adalah tindakan pada perilaku menyimpang
yang terlanjur terjadi agar penyimpangan tidak terjadi lagi. Guru berupaya
menumbuhkan kesadaran terhadap penyimpangan yang dibuat dan akhirnya
menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab untuk memperbaiki diri melalui
kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dipertanggungjawabkan.

2.2 Aplikasi Dimensi-dimensi Manajemen Kelas pada Sekolah Dasar (SD)


Melihat pada dimensi tindakan kelas yang sudah dijelaskan di atas, maka
implementasi managemen kelas juga merujuk kepada dimensi dimensi tersebut. Yaitu
dimensi preventif dan dimensi kuratif.
a. Langkah langkah dimensi preventif (pencegahan)
Pencegahan marupakan suatu tindakan yang dilakukan sebagai upaya agar tidak
terjadi hal buruk yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, perilaku menyimpang oleh
peserta didik merupakan hal buruk yang dapat mengganggu optimalisasi pembelajaran
di kelas. Parameter keberhasilan upaya tersebut adalah keberhasilan itu sendiri. oleh
sebab itu maka diperlukan adanya langkah langkah efektif tindakan pencegahan yang
dapat diterapkan pada jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun langkah langkah
dimensi preventif adalah sebagai berikut.
1) Eskalasi keasadaran sebagai guru
Eskalasi atau peningkatan kesadaran sebagai seorng guru merupakan langkah
yang mendasar. Hal tersebut dikarenakan peningkatan kesadaran dapat menambah
rasa tanggung jawab sehingga guru akan lebih maksimal dalam menjalankan
tugasnya. Ketika guru bersikap demikian maka akan tampak sikap guru yang
harmonis, demokratis, berwibawa, serta stabil dalam pembelajaran. Sikap yang
demikian akan menambah frekuensi aksi reaksi antara guru dan murid sehingga
pembelajaran berjalan dengan baik.
2) Eskalasi kesadaran sebagai peserta didik
Interaksi yang baik antara guru dan murid akan terjadi jika terdapat sua
kesadaran, yaitu kesagaran guru sebagai guru dan kesadaran murid sebagai murid.
Kesadaran sebagai murid yang kurang maka akan menimbulkan kesan guru pemarah,
guru killer, guru membosankan, dsb. Maka untuk meningkatkan kesadaran murid
langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut; 1) memberitahu hak dan
kewajibannya sebagai seorang murid; 2) merespon kebutuhan, dan keinginan murid;
3) menciptakan suasana belajar yang harmonis, menyenangkan, serta saling
pengertian.
3) Sikap tulus dan lugu dari guru
Guru hendaknya bersikap tulus dan lugu dikarenakan peran guru sangat
berpengaruh besar dalam menciptakan kondisi kelas. Sikap tersebut memiliki makna
bahwa dalam bertindak dikelas guru harus dengan apa adanya. Artinya ketulusan dan
keluguan guru tidak boleh dibuat buat dan harus apa adanya. Kepribadian seorang
guru sangat menentukan bagaimana managemen kelas saat pembelajaran.
Sebagaimana stimulus dan respon, jika stimulus yang diberikan positif maka respon
yang muncul juga akan positif. Sebaliknya, jika stimulus yang diberikan negatif
maka respon yang muncul juga akan negatif. Sekalipun guru dalam keprofesionalan
dalam mengajar sebagian besar adalah bermain peran di depan kelas, namun
ketulusan dan keluguan seorang guru tidaklah boleh dibuat buat dan harus apa
adanya.
4) Membuat langkah alternatif
Membuat langkah alternative yang lebih efektif guru dapat melakukan langkah
langkah sebagai berikut; 1) Guru melakukan identifikasi permasalahan yang terjadi
pada siswa, permasalahan meliputi penyimpangan perilaku yang dilakukan siswa
baik secara kelompok maupun individu. Kemudian guru juga mengidentifikasi
mengapa siswa melakukan penyimpangan perilaku tersebut; 2) Guru memilih dan
melakukan berbagai pendekatan managemen kelas yang dianggap sesuai dengan
situasi dan kondisi lingkungan kelas. Pendekatan yang dipilih diupayakan dapat
mengatasi permasalahan kelas; 3) Guru mengevaluasi pengalaman sebelumnya agar
dapat diperbaiki dan diaplikasikan dalam kelas. Pengalaman dapat berupa
pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, dengan demikian guru dapat
menentukan alternatif pembelajaran yang bervariasi.
5) Menciptakan kontrak sosial
Tujuan dari pembentukan kontrak sosial tidak lain adalah untuk membatasi ruang
gerak yang melampaui standart tingkah laku. Adanya kontrak sosial diharapkan dapat
mengontrol tingkah laku dengan cara memberi gambaran perihal keterbatasan fasilitas
dalam memenuhi kebutuhan siswa. Pemenuhan kebutuhan dimaksudkan untuk
kebutuhan secara individu maupun kelompok. Norma atau aturan diciptakan untuk
mengatur dan tidak untuk dilanggar, namun pada kenyataannya aturan atau norma
sedikit banyak pasti dilanggar. Norma jika dibuat dari atas maka cenderung untuk tidak
dihormati, berbeda jika dibuat dari bawah (kesadaran) maka akan cenderung untuk tidak
dilanggar. Norma dalam konteks ini merupakan kontrak sosial yang disepakati bersama
di kelas beserta sankinya apabila melanggar. Sebagai seorang guru tentunya tidak akan
luput dari pembuatan kontrak sosial dengan siswa, pembuatan kontrak sosial dari atas
(guru) maka cenderung untuk dilanggar oleh siswa. Oleh karenanya guru harus
menentukan strategi yang baik dalam hal kontrak sosial maupun pendekatan terhadap
siswa.
b. Langkah langkah dimensi kuratif (penyembuhan)
Adapun yang menjadi dasar langkah langkah dimensi kuratif adalah sebagai
berikut.
1. Identifikasi permasalahan
Sebelum memutuskan tindakan guru harus mengetahui terlebih dahulu terdapat
masalah apa di kelas. Berdasarkan masalah yang diketahui guru dapat
mengetahui penyimpangan apa saja yang terjadi. Dengannya guru mengetahui
penyimpangan yang dilakukan siswa, maka guru juga secara otomatis dapat
mengidentifikasi apa yang menjadi latar belakang serta dapat memperkirakan
penyembuhan seperti apa yang tepat.
2. Analisis permasalahan
Guru pada langkah ini berupaya menyimpulkan apa yang menjadi latarbelakang
penyimpangan yang dilakukan siswa. Setelah menemukan berbagai faktor yang
menjadi latar belakang maka selanjutnya guru melakukan langkah lanjutan
berupa menentukan alternatif permasalahan.
3. Menentukan alternatif penyelesaian
Setelah menyimpulkan apa yang menjadi latar belakang penyimpangan
selanjutnya guru menentukan alternatif penyelesaian yang dianggap sesuai
dengan penyimpangan. Selanjutnya, guru harus melaksanakan alternatif
penyelesaian yang telah ditentukan agar langkah kuratif terhadap penyimpagan
perilaku siswa dapat teratasi dengan baik.
4. Evaluasi dan refleksi
Langkah ini bertujuan untuk menilai seberapa efektif pelaksanaan dari alternatif
penyelesaian yang telah dilakukan. Langkah ini dilakukan dengan cara
monitoring beserta seluruh siswa. Monitoring tersebut dijelaskan tujuan dan
manfaatnya sehingga siswa menyadari bahwa kegiatan tersebut tulus semata mata
untuk perbaikan perilaku pada diri mereka. Guru juga perlu mengemukakan
bahwa guru adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan sehingga perlu adanya kesadaran bersama untuk memperbaiki diri
masing masing. Informasi yang didapat dalam kegiatan ini memberikan penilaian
refleksi diri dan pada akhirnya menjadi dasar dari perbaikan program.
GLOSARIUM

Sistematis adalah upaya untuk merumuskan atau menguraikan suatu hal secara
Teratur.
Bervariasi adalah sesuatu yang dilakukan dengan berbagai macam bentuk, rupa
Dan jenis
Keluwesan adalah suatu sikap ataupun perilaku yang menunjukan kemampuan
Dalam menggunakan bermacam-macam pendekatam
untuk mengatasi persoalan
Manajemen kelas adalah bentuk usaha dasar untuk mengatur aktivitas belajar
mengajar secara sistematis
Tindakan preventif adalah tindakan guru untuk mengatur peserta didik, peralatan
dan format pembelajaran dengan tepat, sehingga
menumbuhkan kondisi pembelajaran yang efektif, efisien
dan menguntungkan.
Esklasi adalah meningkat atau bertambah nya suatu hal
DAFTAR INDEX
E
P
Eskalasi, 6
pembentukan kontrak sosial, 7
I Pendekatan, 7
Pengelolahan pembelajaran, 4
implementasi managemen, 6
preventif, 5, 6
K prinsip pengelolahan kelas, 4

kegiatan manajemen kelas, 5 S

L sistematis, 5

langkah alternative, 7 T

M Tindakan korektif, 5

manajemen dimensi, 5
DAFTAR PUSTAKA

Afifi, J. 2015. Manajemen Kelas dan Pengajaran Efektif. Jogjakarta: DIVA Press.

Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Entang, M & Joni, R. .... Manajemen Pendidikan. Depdikbud.


GLOSARIUM
Sistematis adalah upaya untuk merumuskan atau menguraikan suatu hal secara
Teratur.
Bervariasi adalah sesuatu yang dilakukan dengan berbagai macam bentuk, rupa
Dan jenis
Keluwesan adalah suatu sikap ataupun perilaku yang menunjukan kemampuan
Dalam menggunakan bermacam-macam pendekatam
untuk mengatasi persoalan
Manajemen kelas adalah bentuk usaha dasar untuk mengatur aktivitas belajar
mengajar secara sistematis
Tindakan preventif adalah
Esklasi adalah suatu penambahan atau kenaikan

Anda mungkin juga menyukai