Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS

Diajukan guna memenuhi tugas dalam mata kuliah

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu: Asep Irawan, M.Pd

Disusun oleh:

Ahmad Mukhlasin 2012080014

Fitra Kurniawan 2012080048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STIT AL MUBAROK BANDAR MATARAM

LAMPUNG TENGAH

2021/2022
KATAPENGANTAR

Bismillahirrohmannirrahiim

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang “ pendekatan dalam pengelolaan kelas”
dengan sebaik-baiknya.

Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya.Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran
yang berlimpah.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak


menutup kemungkinan masih banyak kekurangan.Oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.

Bandar Mataram, 1 Juni 2022

Penulis

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………………………i

Kata pengantar……………………………………………………………...……ii

Daftar isi………………………………………………………………………....iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………….…………..………1


B. Rumusan Masalah……………………………………….…..…………..2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………..……….……2
BAB II PEMBAHASAN

A. pengertian pendekatan dalam pengelolaan kelas………………………3

B. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan kelas….4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………...…12
Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Managemen atau yang akrab kita dengar adalah pengelolaan,


merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diimplementasikan
dalam kegiatan di dalam kelas.

Managemen sendiri tidak hanya difokuskan pada tingkat efektifitas


dan efisiensi proses pembelajaran melalui pengoptimalan fungsi kelas,
namun lebih dari itu, manajemen di dalam kelas merupakan respon
terhadap semakin meningkatnya tuntutan peningkatan kualitas pendidikan
yang dimulai dari ruang kelas. Di dalam kelas guru dituntut untuk mampu
menghasilkan peserta didik yang utuh, sesuai dengan fungsi pendidikan
dan undang-undang sistem pendidikan nasional, yaitu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak, mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan semua tujuan tersebut kiranya perlu


pemahaman berkaitan dengan berbagai pendekatan dalam pengelolaan
kelas, dengan mem pelajari materi tersebut guru akan lebih mudah
mengelola kelas dengan baik.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendekatan dalam pengelolaan kelas?

2. Apa saja pendekatan pendekatan yang digunakan dalam


pengelolaan kelas?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pendekatan dalam pengelolaan kelas

2. Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan


kelas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pendekatan dalam pengelolaan kelas

Pendekatan secara bahasa berasal dari kata dekat yang berarti


pendek, tidak jauh, hampir, akrab, dan menjelang. Sementara pendekatan
secara bahasa dapat diartikan sebagai proses atau cara perbuatan
mendekati. 1

Sedangkan pendekatan menurut istilah adalah pendekatan bersifat


aksiomatis dan menyatakan suatu pendirian, filsafat, keyakinan, atau
paradigma terhadap subject matter. Jadi pendekatan dalam menajemen
kelas dapat diartikan sebagai cara pandang seorang guru dalam kegiatan
pengelolaan kelas.2

Pengertian pendekatan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1. Gulo (2008: 4), pendekatan adalah titik tolak atau pandang dalam
memandang seluruh masalah yang ada dalam program belajar
mengajar. Sudut pandang tertentu tersebut menggambarkan cara
berfikir dan sikap seorang guru dalam menyelesaikan persoalan
yang dihadapi.

2. Sanjaya (2008: 127), pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau


sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.

3. Burden, P.R. (1999), menyatakan bahwa pendekatan adalah tata


cara pembelajaran yang melibatkan para guru dan siswa mereka

1
Hasan Alwi dkk, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 246.
2
Novan Ardy W, Manajemen Kelas Teori dan plikasi untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), 105.

3
untuk membangun mencapai tujuan dengan informasi mereka telah
didapat secara aktif, mealui kegiatan dan keikut sertaannya.

4. Suparno (2007), pendekatan adalah tata cara pembelajaran yang


melibatkan para guru dan siswa mereka untuk membangun
mencapai tujuan dengan infomasi mereka telah didapat secara aktif,
melalui kegiatan dan keikut sertaannya. 3

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan, pendekatan


adalah titik tolak atau cara pandang seorang guru terhadap proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan dengan informasi yang telah
didapat secara aktif, melalui kegiatan dan keikut sertaan. Sehingga
pendekatan pengeloaan kelas dapat diartikan sudut pandang
seorang guru dalam kegiatan pengelolaan kelas.

B. Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan kelas

Berbagai macam pendekatan dalam manajemen kelas dapat dipelajari


melalui berbagai sumber, di antaranya:

1. Pendekatan kekuasaan

Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk


menyuruh, memerintah, mengatur, menguasi dan sebagainya.
Dalam konteks manajemen kelas, kekuasaan tersebut terwujud
melalui keemampuan guru dalam mengatur peserta didik untuk taat
dan patuh terhadap norma atau aturan-aturan yang terdapat di
dalam kelas.

Dalam penerapan pendekatan kekuasaan ini guru sebagai


seorang manajer kelas memiliki dua peran.Pertama, berperan
sebagai pengontrol (controller).Kedua, berperan sebagai

3
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013), 145-146.

4
pembimbing (konselor).Sebagai pengontrol, guru memiliki
kekuasaan untuk melakukan pengawasan terhadap perilaku peserta
didik di dalam kelas.Jika peserta didik berperilaku sesuai dengan
aturan-aturan di kelas, guru berkuasa untuk memberikan
penghargaan kepadanya.Tetapi sebaliknya, jika guru mendapati
ada perilaku peserta didik yang melanggar aturan-aturan kelas,
dengan kekuasaan guru dapat membimbingnya agar si peserta
didik tidak mengulanginnya.

2. Pendekatan ancaman

Ancaman berarti perbuatan mengancam. Dalam konteks


manajemen kelas, pendekatan ancaman dapat didefinisikan sebagai
cara pandang guru bahwa perbuatan mengancam dapat dijadikan
sebagai metode atau cara untuk menciptakan kelas yang kondusif.
Pendekatan ancaman ini dapat digunakan oleh guru jika kondisi
kelas benar-benar sudah tidak dikendalikan lagi

Memang benar, diakui ataupun tidak ancaman dapat


digunakan oleh guru untuk mengendalikan kelas, tetapi sebagai
sebuah perbuatan yang berstigma negatif, sebaiknya penggunaan
ancaman dihindari.Jika memang seorang guru dengan terpaksa
melakukan pendekatan ancaman kepada peserta didiknya yang
berperilaku kurang sesuai dengan yang diharapkan, ancaman
tersebut harus dilakukan secara wajar dan jangan sampai melukai
hati peserta didik.

3. Pendekatan kebebasan

Bebas berarti lepas sama sekali, tidak terhalang, terganggu


dan sebagainya sehingga dapat bergerak dan berbicara dengan
leluasa. Sementara kebebasan dapat diartikan sebagai keadaan
bebas. Jadi, dalam konteks manajemen kelas, pendekatan
kebebasan dapat didefinisikan sebagai cara pandang guru yang

5
menyatakan bahwa kondisi kelas yang kondusif dapat dicapai jika
guru sebagai seorang manajer di kelas memberikan keleluasaan
kepada semua peserta didiknya untuk bergerak bebas di dalam
kelas.

Dalam pendekatan pembebasan ini, guru membantu peserta


didiknya agar mereka dapat bebas bergerak mengerjakan sesuatu di
dalam kelas, tetapi seorang guru harus mampu mengendalikan
perilaku peserta didik dengan memegang batasan-batasan
kebebasan.Jika guru merasa hal itu tidak dapat dilakukan,
sebaiknya pendekatan kebebasan ini tidak diterapkan. 4

Apabila diterapkanpun berikut batas-batas mengenai


pendekatan kebebasan:

a. Peserta didik dapat bergerak bebas melakukan berbagai


kegiatan didalam kelas yang terkait dengan kegiatan belajar
atau pengalaman belajar yang diekspektasikan guru.

b. Peserta didik diperbolehkan melakukan apa saja didalam


kelas selama apa yang dilakukannya didalam kelas tidak
menyimpang atau pun melanggar peraturan kelas yang
sudah disepakati bersama.

c. Peserta didik boleh berekspresi dengan cara apapun dalam


menerima materi pelajaran dari guru. Selama ekspresi
tersebut tidak mengganggu teman dalam kelasnya dan juga
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar dalam kelas.

4. Pendekatan resep

Resep dapat diartikan sebagai keterangan dokter tentang


obat serta takarannya. Kemudian, jika dikaitkan dengan makanan,

4
Ibid, 106-110

6
resep dapat diartikan sebagai keterangan tentang bahan dan cara
memasak makanan. Jadi dalam konteks manajemen kelas, resep
dapat diartikan sebagai keterangan tentang cara bagaimana
mengelola suatu kelas.

Resep tersebut terwujud dalam berbagai aturan-aturan kelas


yang dibuat dan disepakati secra bersama-sama. Dengan demikian,
pendekatan resep dapat diartikan sebagai cara pandang guru yang
berasumsi bahwa kelas dapat dikelola dengan baik melalui
pembuatan dan penerapan aturan kelas.

5. Pendekatan pengajaran

Pengajaran dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan


mengajar atau mengajarkan. Jadi, dalam konteks manajemen kelas,
pendekatan pengajaran dapat diartikan sebagai cara pandang yang
beranggapan bahwa kelas yang kondusif dapat dicapai dengan
kegiatan mengajar itu sendiri.

Dalam konteks manajemen kelas, perencanaan pengajaran


ini memiliki empat fungsi:

a. Perencanaan pengajaran dapat dijadikan media untuk


menemukan dan memecahkan masalah belajar di dalam
kelas.

b. Perencanaan pengajaran dapat mengarahkan kegiatan


belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas.

c. Perencanaan pengajaran dapat dijadikan dasar dalam


memanfaatkan berbagai sarana belajar di kelas.

7
d. Perencanaan pengajaran dapat dijadikan sebagai barometer
untuk mengukur dan meramalkan hasil kegiatan belajar
mengajar yang hendak dicapai. 5

6. Pendekatan perubahan perilaku

Pendekatan perubahan perilaku ini dapat disinonimkan


dengan behavior modification.Perilaku sendiri dapat diartikan
sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan. Dalam konteks manajemen kelas, pendekatan
perubahan perilaku dapat diartikan sebagi cara pandang guru yang
menyatakan bahwa perilaku peserta didik yang negatif harus
diubah agar tercipta kondisi kelas yang kondusif.

Dalam pendekatan perubahan perilaku ini, untuk membina


perilaku peserta didik yang dikehendaki, seorang guru sebagai
manajer kelas dituntut untuk memberikan penguatan positif atau
memberi dorongan positif sebagai hukuman dan guru juga dituntut
untuk memberikan negatif, yakni menghilangkan hukuman atau
stimulus negatif.

Penguatan ini sendiri ada dua macam yakitu:

a. Penguatan primer (primary or unconditioned reinforces)


yang menjadi penguatan tanpa dipelajari seperti makanan,
air, kehangatan badaniah, dsb.

b. Penguatan sekunder (secondary or conditioned reinforcers)


yang menjadi penguat dari hasil proses belajar. Penguatan
sekunder ada yang dinamakan penguatan sosial (perhatian,
pujian), penguatan simbolik (nilai, pujian, atau tanda-tanda

5
Suwardi, Manajemen Pembelajaran Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi (Surabaya: JP
Book, 2007), 31.

8
penghargaan lainnya), penguatan dalam bentuk kegiatan
(permainan, kuis).

7. Pendekatan Sosio-Emosional

Dalam pendekatan sosio-emosional ini manajemen kelas


merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan
iklim sosio-emosional yang positif dalam kelas. Jadi dalam konteks
manajemen kelas, pendekatan ini dapat diartikan sebagai cara
pandang yang menganggap bahwa kelas yang kondusif dapat
dicapai dengan menciptakan hubungan yang harmonis antara guru
dengan peserta didik serta antar peserta didik.

Pendekatan sosio-emosional ini mendasarkan pada asumsi


sebagai berikut:

a. Kegiatan pengajaran yang efektif mensyaratkan


adanya kondisi sosio-emosional yang baik atau
adanya jalinan hubungan interpersonal yang baik
diantara pihak yang terlibat dengan pengajaran itu.

b. Guru menjadi kunci utama dalam pembentukan


kondisi sosio-emosional yang sehat.

8. Pendekatan kerja kelompok

Menurut pendekatan ini, pengelolaan kelas diartikan


sebagai suatu proses menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial
dan proses kelompok merupakan yang paling utama. Jadi
pendekatan kerja kelompok merupakan cara pandang seorang yang
menyatakan bahwa pengelompokan peserta didik kedalam
beberapa kelompok dapat dijadikan sebagai alternatif dalam
menciptakan kelas yang kondusit. Kegiatan yang sering dilakukan
untuk menerapkan pendekatan kerja kelompok ini adalah resitasi,
yaitu memberikan tugas kepada peserta didik secara berkelompok.

9
Menurut Conny Semiawan dkk (1985: 67), pengelompokan
anak didik dirumuskan sebagai berikut:

a. Pengelompokan menurut kesenangan berkawan

Pada kelompokan ini anak didik dibagi


dalam beberapa kelompok atas dasar perkawanan
atau kesenangan bergaul diantara mereka.

b. Pengelompokan menurut kemampuan

Kenyataan menunjukkan dalam mempelajari


sesuatu ada anak didik yang pandai, sedang,
lambat.Untuk memudahkan pelayanan guru, anak
didik dikelompokkan kelompok cerdas, sedang, dan
lambat.

c. Pengelompokan menurut minat

Ada anak didik yang senangan menulis,


sedang yang lainnya senang matematika, ilmu sosial,
ilmu pendidikan alam. Anak didik yang berniat
melakukan kegiatan belajar yang sama
dikelompokkan, pada situasi seperti ini guru perlu
terus-menerus mengamati anak didik disamping itu
guru perlu memberi dorongan kepada anak didik
untuk berpindah dari satu kegiatan kegiatan yang
lain. Adapun pola dalam membentuk kelompok-
kelompok dapat dilakukan dengan cara berikut:

1) Pembentukan kelompok diserahkan


kepada anak didik.

2) Pembentukan kelompok diatur oleh


guru sendiri.

10
3) Pembentukan kelompok diatur oleh
guru atau usul anak didik. 6

9. Pendekatan elektrik dan pluralistik

Pada pendekatan elektrik atau pluralistik, pengelolaan kelas


dilakukan dengan menggunakan berbagai macam pendekatan yang
dilakukan. Jadi, dalam konteks manajemen kelas, pandangan
elekstrik atau pluralisme dapat didefinisikan sebagai cara pandang
seseorang guru beranggapan bahwa guru dapat memilih dan
memadukan berbagai pendekatan. Setidaknya ada dua syarat yang
harus dipenuhi oleh guru sebagai manajer kelas dalam menerapkan
pendekatan ini.

 Guru harus mengusai pendekatan-pendekatan dalam


manajemen kelas.

 Guru dapat memilih pendekatan yang tepat dan


menerapkannya sesuia dengan masalah manajemen
kelas yang sedang dihadapinya.

6
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Educative (Jakarta: PT. Reneka
Cipta, 2010), 180-182.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan menurut istilah adalah pendekatan bersifat aksiomatis


dan menyatakan suatu pendirian, filsafat, keyakinan, atau paradigma
terhadap subject matter. Jadi pendekatan dalam menajemen kelas dapat
diartikan sebagai cara pandang seorang guru dalam kegiatan pengelolaan
kelas.

Pendekatan dalam pengelolaan kelas ada 9, yaitu: pendekatan


kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan, pendekatan resep,
pendekatan pengajaran, pendekatan perubahan perilaku, perubahan sosio-
emosional, pendekatan kelompok, pendekatan elektrik dan pluralistik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasan Alwi dkk, (2002).Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Novan Ardy W, Manajemen Kelas Teori dan plikasi untuk Menciptakan Kelas
yang Kondusif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media)

Jamil Suprihatiningrum,(2013).Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Suwardi,(2007)Manajemen Pembelajaran Mencipta Guru Kreatif dan


Berkompetensi. Surabaya: JP Book.

Bahri Djamarah, Syaiful.(2010) Guru dan Anak Didik dalam Interaksi


EducativeJakarta: PT. Reneka Cipta.

13

Anda mungkin juga menyukai