Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KELAS

Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Dalam Mengikuti Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Dasar

Dosen Pengampu: Dr. Ridwan, M. Pd. i

Disusun Oleh

Muthia Putri Ramdani

Salsabila Azzahra

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT

KABUPATEN GARUT

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya penyusun
dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen
Pendidikan dengan judul “Manajemen Kelas”. Penyusun sadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun
harapkan, sehingga dapat menjadi lebih baik kedepannya.

Garut, 23 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------ i

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------ ii

BAB I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------------- 1

A. Latar Belakang Masalah ------------------------------------------------------------------ 1


B. Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------------------- 1
C. Tujuan Penilitian --------------------------------------------------------------------------- 1

BAB II PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------------------- 3

A. Pengertian dan Tujuan Manajemen Kelas -------------------------------------------- 3


B. Pendekatan dan Prinsip dalam Manajemen Kelas----------------------------------- 4
C. Hambatan Dalam Manajemen Kelas --------------------------------------------------- 7

BAB III PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------------12

A. Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------------------12
B. Daftar Pustaka ------------------------------------------------------------------------------12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan
tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu
kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa.

Manajemen kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas.
Kegiatan manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana
dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.

Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas. Sebab
manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan
memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan manajemen kelas?
2. Apa saja pendekatan dan prinsip dalam manajemen kelas?
3. Apa saja hambatan manajemen kelas?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian, dan tujuan manajemen kelas.


2. Untuk mengetahui pendekatan dan prinsip dalam manajemen kelas.
3. Untuk mengetahui hambatan manajemen kelas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Manajemen Kelas


1. Pengertian Manajemen Kelas

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. (H. Malayu S.P. Hasibuan,2004:54). Kelas adalah suatu kelompok orang yang
melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapatkan pembelajaran dari guru”. (Syaiful
Bahri, Djamarah,2002 :196). Menurut Suharsimi Arikunto, kelas adalah “sekelompok
siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan guru yang sama”.
(Syaiful Bahri,2002 :196)

Dari kedua pendapat di atas keduanya sejalan karena mengemukakan pengertian kelas
dari segi anak didik. Sedangkan menurut Hadari Nawawi memandang kelas dari dua
sudut yaitu: 1) Kelas dalam arti sempit adalah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding
tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar dan 2) Kelas
dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil merupakan bagian dari masyarakat sekolah,
yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu
tujuan. Berdasarkan dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pada dasarnya kelas
merupakan tempat berkumpulnya beberapa orang dalam melangsungkan proses belajar
mengajar. (Syaiful Bahri, Djamarah, Aswan Zain, 2006: 176) 1
Berdasarkan definisi, dapat dijelaskan bahwa manajemen merupakan usaha dari pihak
guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan
prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan
efisiensi, memantau kemajuan siswa dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin
muncul dalam proses belajar.
2. Tujuan Manajemen Kelas
1
Afriza, Manajemen kelas, 2014, hlm 5-6.
Secara umum manajemen kelas dimanfaatkan untuk menciptakan kondisi dalam
kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang dapat memungkinkan
siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Penerapan manajemen kelas produknya
dinamis sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan manajemen
kelas antara lain:
a. Agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien;
b. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam
pelajarannya;

Menurut Sudirman, tujuan manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi


bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu meningkatkan proses belajar dan
bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi siswa. Sedangkan
Suharsini Arikunto, mengatakan bahwa tujuan manajemen kelas adalah “agar setiap anak
di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien”. (Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, 2006: 178)2
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen kelas adalah
untuk menciptakan kondisi suatu kelas menjadi lingkungan belajar yang baik sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai baik pula. Sedangkan tujuan manajemen kelas itu merupakan
faktor demi tercapainya tujuan pembelajaran.
B. Pendekatan dan Prinsip Manajemen Kelas
1. Pendekatan-Pendekatan Manajemen Kelas
Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkkait dengan
beberapa faktor. Permasalahan siswa adalah faktor utama yang terkait langsung dalam hal
ini. Karena manajemen kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan
belajar siswa baik secara berkelompok maupun secara individual. Adanya interaksi yang
optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan
manajemen kelas. Berikut beberapa pendekatan dalam manajemen kelas:3
a. Pendekatan kekuasaan. Pendekatan kekuasaan dalam manajemen kelas dapat
dipahami sebagai suatu proses untuk mengontrol perilaku peserta didik di dalam
2
Afriza, 2014, Manajemen kelas, hlm 9-10.
3
Toharudin, M, 2020, Buku Ajar Manajemen Kelas, hlm 12-17.
kelas. Peranan guru di sini adalah untuk menciptakan dan mempertahankan situasi
disiplin dalam kelas. Si point anakan menciptakan ketaatan dari peserta didik di
dalam kelas. Kedisiplinan yang diterapkan guru dilandasi oleh kekuasaan dan
norma yang mengikat untuk ditaati oleh seluruh individu yang ada di kelas.
Dengan demikian, fungsi guru sebagai individu yang berkuasa di dalam kelas
perlu dipahami dan diterapkan dengan baik, agar peserta didik dapat mencapai
tujuan belajar dan pembelajaran dengan baik.
b. Pendekatan ancaman. Pendekatan ancaman dan manajemen kelas merupakan
salah satu pendekatan untuk mengontrol perilaku peserta didik di dalam kelas.
Pendekatan ancaman di dalam kelas dapat diimplementasikan melalui papan
larangan, sindiran saat belajar, dan paksaan kepada peserta didik yang
membantah, yang semuanya ditujukan agar peserta didik mengikuti apa yang di
instruksikan oleh guru. Peranan guru dalam pendekatan ancaman di kelas adalah
memberikan kesadaran dan efek jera kepada peserta didik agar ia mampu belajar
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penerapan pendekatan
ancaman di dalam kelas harus dilakukan secara hati-hati dan perlu juga diterapkan
kriteria ancaman yang diperbolehkan oleh peserta didik.
c. Pendekatan kebebasan. Pendekatan kebebasan dalam manajemen kelas dipahami
sebagai salah satu proses untuk membantu peserta didik agar merasa memiliki
kebebasan untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa yang ia inginkan, tanpa
dibatasi oleh waktu dan tempat. Peranan guru adalah mengusahakan dengan
semaksimal mungkin bahwa kebebasan peserta didik merupakan prioritas dalam
proses belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Namun demikian,
pendekatan kebebasan harus dalam arahan yang ketat dari guru agar proses belajar
yang dilalui sesuai dengan apa yang diharapkan dan ditetapkan dalam tujuan
belajar dan pembelajaran. Selain itu, dalam pendekatan kebebasan, belajar dan
pembelajaran dapat dilaksanakan secara fleksibel tanpa harus dibatasi oleh adanya
ruang kelas yang selama ini rutin dipergunakan. Pendekatan resep dalam
manajemen kelas dilaksanakan dengan memberi satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru
dalam me reaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di dalam kelas. Dalam
daftar yang telah tersusun tersebut, dicantumkan tahap demi tahap apa yang harus
dilakukan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk demi petunjuk
yang ada di dalam resep.
d. Pendekatan resep. Pendekatan resep (cook book) dalam manajemen kelas
dilaksanakan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang
harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua
masalah atau situasi yang terjadi di dalam kelas. Dalam daftar yang telah tersusun
tersebut, dicantumkan tahap demi tahap apa yang harus dilakukan oleh guru.
Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk demi petunjuk yang ada di dalam
resep.
e. Pendekatan pengajaran. Pendekatan pengajaran dalam manajemen kelas
didasarkan atas satu anggapan bahwa pengajaran yang baik akan mampu
mencegah munculnya masalah yang disebabkan oleh peserta didik di dalam kelas.
Pendekatan pengajaran akan mampu mendeteksi masalah yang mungkin akan
ditimbulkan oleh perilaku peserta didik di dalam kelas. Pendekatan pengajaran
menganjurkan guru untuk berperilaku sebagai pengajar pembelajaran dalam
rangka mencegah dan menghentikan perilaku peserta didik yang kurang baik di
kelas. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran
yang baik sehingga peserta didik mampu untuk belajar dengan baik di kelas.
f. Pendekatan perubahan perilaku. Pendekatan perubahan perilaku dalam kelas
diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah perilaku peserta didik di dalam
kelas. Peranan guru adalah mengembangkan perilaku peserta didik yang baik, dan
mencegah tingah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan
perilaku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan
psikologi behavior. Pendekatan perilaku yang baik atau positif harus dirangsang
dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau
puas. Sebaliknya, perilaku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas
diberi saksi atau hukuman yang menimbulkan perasaan tidak puas dan pada
gilirannya perilaku tersebut akan dihindari oleh peserta didik.
g. Pendekatan sosio emosional. Pendekatan sosio emosional dalam manajemen kelas
akan tercapai secara optimal apabila hubungan antar pribadi yang baik
berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antar guru
dengan peserta didik, serta hubungan antar peserta didik. Dalam hal ini, guru
merupakan kunci dalam pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu, sudah
seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan
hubungan antar pribadi kelas, baik antara guru dengan peserta didik maupun antar
peserta didik. Untuk terciptanya hubungan guru dengan peserta didik yang positif,
sikap mengerti dan sikap mengayomi dari guru terhadap peserta didik, maka
setiap peserta didik perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya untuk saling
memahami, menghargai, dan saling bekerja sama antar peserta didik. Dalam
tataran yang lebih teknis, hal tersebut bisa dilakukan melalui pembentukan
kelompok belajar yang komposisi anggota peserta didiknya berubah-ubah sesuai
dengan materi pelajaran yang diberikan, sehingga setiap peserta didik memiliki
kesempatan yang sama untuk saling mengenal temannya.
h. Pendekatan kerja kelompok. Pendekatan kerja kelompok dalam manajemen kelas
memandang peran guru sebagai pencipta terbentuknya kelompok belajar yang ada
dikelas. Kelompok belajar tersebut membutuhkan keterampilan guru untuk
menerapkan strategi dalam penciptaan kelompok belajar yang produktif dan
efektif. Selain itu, guru perlu mengembangkan kondisi kelompok belajar tetap
kondusif dalam mengikuti setiap roses belajar dan pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat
mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi
masalah-masalah pengelolaan.
i. Pendekatan elektis atau pluralistik. Pendekatan elektis (electic approach) dalam
manajemen kelas menekankan pada potensi, kreatifitas, dan inisiatif dari wali atau
guru kelas untuk memilih berbagai pendekatan yang tepat dalam berbagai situasi
yang dihadapi di kelas. Pendekatan elektis disebut juga dengan pendekatan
pluralistik, yaitu pengelolaan kelas dengan memanfaatkan berbagai macam
pendekatan dalam rangka menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang
efektif dan efisien. Guru berperan untuk memilih dan menggabungkan secara
bebas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, yang disesuaikan dengan
kemampuan yang dimilikinya dalam manajemen kelas.
j. Pendekatan teknologi dan informasi. Pendekatan teknologi dan informasi dalam
manajemen kelas berasumsi bahwa pembelajaran tidak cukup hanya dengan
kegiatan ceramah dan transfer pengetahuan, bahwa pembelajaran yang modern
perlu memanfaatkan penggunaan teknologi dan informasi di dalam kelas.
Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi sangat dibutuhkan oleh peserta
didik sesuai dengan perkembangan zaman. Pemanfaatan teknologi dan informasi
adalah basis dalam pengembangan pembelajaran di dalam kelas, baik dalam
pengaturan kelas dengan alat teknologi tersebut (praktik), maupun kelas yang
diatur dengan alat teknologi yang memungkinkan peserta didik dapat mempelajari
apa yang diinginkannya dengan bantuan alat teknologi tersebut. Guru perlu
memahami bahwa pembelajaran teknologi dan informasi tidak hanya terfokus
pada teknologi komputer saja. Terdapat alat lainya yang juga bisa dimanfaatkan
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, misalnya teknologi telepon,
faksimile, video berteknologi tinggi, dan berbagai alat lainnya. Guru perlu
memahami bahwa teknologi dapat menyediakan informasi, membangun
pengetahuan dan keterampilan peserta didik, serta menyediakan akses sumber
belajar lainnya. Guru berkepentingan untuk memilih dan menentukan teknologi
dan informasi apa yang dibutuhkan, terutama kaitannya dengan kepentingan
spesifikasi kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik serta hasil
yang ingin dicapai. Pembelajaran berbasis teknologi dan informasi akan
mempermudah proses pembelajaran.
2. Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas
Djamarah menyebutkan bahwa dalam rangka memperkecil gangguan-gangguan
dalam penerapan pengelolaan atau manajemen kelas dapat digunakan prinsip-prinsip
yang dikemukakan Rusydie (2011) yaitu sebagai berikut:4
a. Guru Harus Hangat dan antusias Guru adalah orang tua kedua bagi peserta didik
di lingkungan sekolah, oleh karena itu seorang guru dapat menjalin hubungan
hangat dengan peserta didik, akan mudah menarik simpati peserta didik. Jika
peserta didik sudah merasa akrab dan dekat dengan gurunya, maka proses
pembelajaran pun menjadi semakin mengasyikkan. Untuk dapat memiliki sikap
yang hangat pada peserta didik, guru dapat melakukan beberapa hal: Bertanyalah
tentang kabar siswa-siswi sebelum memulai pelajaran. Cara ini setidaknya dapat
membangun kesan mendalam pada diri peserta didik dan membuat mereka benar-
benar merasa diperhatikan. Dengan demikian sikap guru diharapkan mampu untuk
menciptakan dampak positif bagi peserta didik.
b. Sediakan waktu dan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan persoalan-
persoalan yang mereka hadapi, baik persoalan mengenai pelajaran atau persoalan
lain. Disini, guru berperan sebagai sosok seorang konsultan yang selalu bersedia
memberikan solusi atas persoalan yang dihadapi peserta didik.
c. Berdoalah untuk mereka. Ketika guru secara khusuk berdoa untuk peserta didik
dan dia mengamininya, maka pada saat itu sedang terjalin hubungan emosional

4
Effendi Rinja, dan Delita Gustriani, 2019, Manajemen Kelas Di Sekolah Dasar, hlm 10-12.
yang kuat antara guru dengan peserta didik. Perjelaslah doa yang kita baca
sehingga peserta didik mengerti isi doa tersebut.
Pendapat lain seperti yang dikemuakan Muhaimin (2002:137-144):
a. Prinsip Kesiapan (Readiness)
Kesiapan belajar ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, psikis, inteligensi, latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-
faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
b. Prinsip Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya
tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya motivasi pada peserta didik
makan akan bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan
rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, berusaha keras
dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut serta terus
bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.
c. Prinsip Perhatian
Perhatian merupakan suatu strategi kognitif yang mencakup empat keterampilan
yaitu berorientasi pada suatu masalah, meninjau sepintas isi masalah, memusatkan
diri pada aspek-aspek yang relevan dan mengabaikan stimuli yang tidak relevan.
Dalam proses pembelajaran perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya.
d. Prinsip Persepsi
Prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persepsi adalah (a)
makin baik persepsi mengenai sesuatu makin mudah peserta didik belajar
mengingat sesuatu tersebut. (b) dalam pembelajaran perlu dihindari persepsi yang
salah karena hal ini akan memberikan pengertian yang salah pula pada peserta
didik tentang apa yang dipelajari. (c) dalam pembelajaran perlu diupayakan
berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda sesungguhnya sehingga
peserta didik memperoleh persepsi yang lebih akurat.
e. Prinsip Retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah seseorang
mempelajari sesuatu dengan retensi membuat apa yang dipelajari dapat bertahan
atau tertinggal lebih lama dalam struktur kognitif dan dapat diingatkan kembali
jika diperlukan. Karena itu retensi sangat menentukan hasil yang diperoleh peserta
didik dalam proses pembelajaran.
f. Prinsip Transfer
Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang pernah dipelajari dapat
mempengaruhi proses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Dengan demikian
transfer berarti pengaitan pengetahuan yang sudah dipelajari dengan pengetahuan
yang baru dipelajari. Pengetahuan atau keterampilan yang diajarkan di sekolah
selalu diasumsikan atau diharapkan dapat dipakai untuk memecahkan masalah
yang dialami dalam kehidupan atau dalam pekerjaan yang akan dihadapkan kelak.
C. Hambatan-Hambatan Dalam Manajemen Kelas
Ada beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dalam manajemen kelas, yaitu:5
1. Pengelompokkan, adanya pengelmpokkan siswa berdasarkan kriteria tertentu.
2. Karakteristik individual siswa.
3. Kelompok pandai merasa terhalangi terhadap kelambanan teman-temannya
yang tidak secerdas mereka.
4. Adanya keharusan bagi siswa untuk tenan dan bekerjja selama jam pelajaran
sehingga akan menimbulkan ketegangan dan kecemasan.
5. Adanya organsasi kurikulum tentang team teaching. (Syaiful Bahri Djamarah,
2006: 195)
Timbulnya masalah dalam manajemen kelas dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya: (Mulyadi, 2009: 6-11)6
1. Faktor guru
Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dalam manajemen kelas yang
berasal dari guru diantaranya:
a. Tipe kepemimpinan guru yang otoriter. Tipe kepemimpinan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar yang otoriter dan kurang demokratis akan
menumbuhkan sikap agresif atau pasif dari murid-murid. Kedua sikap murid
ini merupakan sumber masalah manajemen kelas.
b. Format pembelajaran yang monoton. Format belajar mengajar yang monoton
akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Format belajar yang tidak bervariasi
dapat menyebabkan para siswa bosan, kecewa, frustasi dan hal ini merupakan
pelanggaran disiplin.
c. Kepribadian guru. Seorang guru yang berhasil dituntut untuk bersikap adil,
hangat, objektif dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang
5
Afriza, 2014, Manajemen kelas, hlm 103.
6
Afriza, 2014, Manajemen kelas, hlm 103-105.
menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Sikap yang bertentangan
dengan kepribadian tersebut akan menimbulkan masalah manajemen bagi
siswa.
d. Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku siswa dan latar
belakangnya. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru dengan
sengaja memahami siswa dan latar belakangnya. Terbatasnya pengetahuan
guru tentang masalah manajemen dan pendekatan manajemen baik yang
sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis.
e. Kurangnya kedekatan guru dengan semua siswanya di kelas. Untuk
memudahkan dalam memanajemen kelas, seorang guru harus dekat dengan
siswa. Karena dengan dekat kepada siswa guru tersebut akan mudah
memahami setiap karakter siswa dikelas. Selain itu, jika guru dekat dengan
siswa secara otomatis siswa akan memiliki sense of belonging and sense of
responsibilty terhadap gurunya, kelas dan pembelajaran. Sebaliknya, jika rasa
kedekatan seperti diatas tidak terjalin, siswa secara otomatis tidak akan
memiliki rasa bertanggung jawab terhadap dirinya, guru, kelas dan
pelajarannya.
2. Faktor siswa
Kekurang sadaran siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas
dapat merupakan faktor utama penyebab masalah manajemen kelas.
3. Faktor keluarga
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga, seperti tidak patuh pada
disiplin, tidak tertib, kebebasan yang berlebihan ataupun dikekang berlebihan
akan menyebabkan siswa melanggar disiplin di kelas.
4. Faktor fasilitas
Ruang kelas yang kecil dibanding dengan jumlah siswa dan kebutuhan siswa
untuk bergerak dalam kelas merupakan salah satu problem yang terjadi pada
manajemen kelas.
BAB III

KESIMPULAN

Manajemen merupakan usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari
perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan
lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi, memantau kemajuan siswa dan
mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses belajar.

Tujuan manajemen kelas adalah untuk menciptakan kondisi suatu kelas menjadi
lingkungan belajar yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai baik pula.
Sedangkan tujuan manajemen kelas itu merupakan faktor demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Selain itu, ada beberapa pendekatan dan prinsip dalam manajemen kelas serta
adanya hambatan-hambatan yang akan terjadi.
DAFTAR PUSAKA

Afriza. 2014. Manajemen Kelas. Pekanbaru: Kreasi Edukasi.


Effendi Rinja, dan Delita Gustriani. 2019. Manajemen Kelas Di Sekolah Dasar. Jawa Timur:
CV. Penerbit Qiara Media.
Toharudin, M. 2020. Buku Ajar Manajemen Kelas. Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha.

Anda mungkin juga menyukai