Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGELOLAAN KELAS
pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Kelas


Yang diampu oleh Ibu Septiana Wulandari,M.Pd

Oleh Kelompok 4 :
Khusnul Qori’ah (52.17.2121)
Devi Suci Dwi Ludvita Sari (52.17.2125)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
BANYUWANGI
2019
Kata pengantar

Puji syukur kami  ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan 
anugerahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah  yang berjudul
pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas yaitu pendekatan permisif, pendekatan
instruksional, pendekatan proses kelompok, pedekatan sosio-emosioanal. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di
masa akan datang.Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan kami
selaku penyusun dan bagi pembaca kami minta maaf jika terjadi kesalahan.Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pendekatan permisif dalam Pengelolaan Kelas......................................5
2.2 Pengertian pendekatan instruksional dalam Pengelolaan Kelas...............................6
2.3 Pengertian pendekatan proses kelompok dalam Pengelolaan Kelas........................7
2.4 Pengertian pedekatan sosioemosioanal dalam Pengelolaan Kelas...........................13
2.5 Kelebihan dan kekurangan Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas...........................14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan
kegiatan mengelola kelas. Kegiatan pengelolaan kelas dikenal sebagai manajemen kelas.
Manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi
kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan
ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar
siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Oleh sebab itu,
guru profesional harus mampu memahami dan terampil menggunakan pendekatan dalam
manajemen kelas.

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Bagaimanakah pendekatan permisif dalam manajemen kelas?
1.1.2 Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan permisif dalam manajemen kelas?
1.1.3 Bagaimanakah pendekatan instruksional dalam manajemen kelas?
1.1.4 Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan instruksional dalam manajemen kelas?
1.1.5 Bagaimana pendekatan proses kelompok dalam menejemen kelas ?
1.1.6 Bagaimna pedekatan sosioemosioanal dalam menejemen kelas ?

TUJUAN
1.1.1 Untuk memahami pendekatan permisif,intruksional, kerja kelompok kelompok dan
pendekatan sosioemosional dalam menejemn kelas.
1.1.2 Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pendekatan permisif,
intruksional, proses kelompok dan pendekatan sosioemosional dalam menejemn
kelas.

4
BAB II PEMBAHASAN

Pendekatan Dalam Manajemen Kelas


2.1 Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif merupakan Pendekatan yang menekankan perlunya
memaksimalkan kebebasan siswa. Tema sentral dari pendekatan ini adalah: apa, kapan, dan
dimana juga guru hendaknya membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang
diinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu
akan membantu pertumbuhan secara wajar.
Berbagai bentuk pendekatan dalam pelaksanaan pengelolaan kelas ini banyak menyerahkan
segala inisiatif dan tindakan pada diri pembelajar, yaitu:
Tindakan pendekatan pengalihan dan pemasa bodohan merupakan tindakan yang bersifat
premisif.
Dari tindakan pendekatan ini muncul hal-hal yang kurang disadari oleh pembelajar
diantaranya:
1) Meremehkan sesuatu kejadian,atau tidak melakukan apa-apa sama sekali,
2) Memberi peluang kemalasan dan menunda pekerjaan,
3) Menukar dan mengganti susunan kelompok tanpa melalui prosedur yang sebenarnya,
4) Menukar kegiatan salah satu pembelajar, digantikan oleh orang lain,
5) Mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada seorang anggota.

Pendekatan membiarkan dan memberi kebebasan.


Pengajar memandang pembelajar telah mampu memikrkan sesuatu dengan
prosedur yang benar. “Biarlah mereka bekerja sendiri dengan bebas”, demikian pegangan
pengajar dalam mengelola kelas. Lebih kurang menguntungkan lagi kalau selama pembeiajar
bekerja sendiri, pengajar juga aktif mengerjakan tugas sendiri dan pada saat waktu habis baru
ditanyakan atau disusun.
 Kelebihan pendekatan permisif
Siswa diberi kebebasan didalam suatu proses agar mereka dapat mengembangkan
setiap potensi yang ada dalam dirinya.
 Kelemahan pendekatan permisif
Kurang menguntungkan dan tanpa kontrol yang memandang ringan terhadapgejala-
gejala yang munculseperti: mengalihkan, membiarkan dan memberi kebebasan

5
terhadap peserta didik. Pihak pengajar dan pembelajar tampak bebas, kurang
memikat.

2.2 Pendekatan Instruksional


Pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang
dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebahagian besar masalah
manajemen kelas.Manajemen kelas melalui pendekatan ini mengacu pada tujuan
pembelajaran yang dirumuskan. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan
dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan setiap siswa.
Pendekatan instruksional dalam manajemen kelas memandang perilaku instruksional
guru agar mempunyai potensi untuk mencapai tujuan utama manajemen kelas, yaitu
mencegah timbulnya masalah manajerial dan memecahkan masalah manajerial kelas. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan strategi manajemen kelas dalam pendekatan
ini antara lain:
1) Menyampaikan kurikulum dan pelajaran dengan cara yang menarik, relevan, dan
sesuai secara empiris dianggap sebagai penangkal perilaku menyimpang siswa di
dalam kelas
2) Menerapkan kegiatan yang efektif adalah kemampuan guru mengatur arus dan tempo
kegiatan kelas oleh banyak orang sehingga mencegah siswa melalaikan tugasnya.
3) Menyiapkan kegiatan rutin kelas adalah kegiatan sehari-hari yang perlu dipahami dan
dilakukan siswa.
4) Memberikan pengarahan yang jelas adalah kegiatan mengomunikasikan harapan-
harapan yang diinginkan guru.
5) Memberikan dorongan yang bermakna adalah suatu proses usaha guru dalam
menunjukkan minat yang sungguh-sungguh terhadap perilaku siswa yang
menunjukkan tanda-tanda kebosanan dan keresahan.
6) Memberikan bantuan mengatasi rintangan adalah bentuk pertolongan yang diberikan
oleh guru untuk membantu siswa menghadapi persoalan yang mematahkan semangat,
pada saat mereka benar-benar memerlukannya.
7) Merencanakan perubahan lingkungan dalah proses mempersiapkan kelas atau
lingkungan dalam menghadapi perubahan-perubahan situasi.
8) Mengatur kembali struktur situasi adalah strategi manajerial kelas dalam memulai
suatu kegiatan atau mengerjakan tugas dengan cara yang berbeda.

6
 Kelebihan pendekatan instruksional
1. Mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang
baik.
2. Mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas.
Tujuan itu adalah:
Mencegah timbulnya masalah manajerial Memecahkan masalah manajerial kelas.

 Kelemahan pendekatan intruksional


Anggapan bahwa dalam suatu perencanaan danpelaksanaan akan mencegah muncul
nyamasalah tingkah laku anak didik dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah,
namun masing – masing peserta didik memiliki permasalahan yang berbeda.

2.3 Pendekatan Proses Kelompok


2.3.1 Pengertian Pendekatan Proses kelompok dalam manajemen.
Pendekatan proses kelompok (group process approach) disebut juga pendekatan sosio-
psikologis merupakan pendekatan yang mengutamakan pengaturan dan pengoptimalan
interaksi antar peserta didik dalam suatu kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. Pendekatan
ini dipilih berdasarkan prinsip psikologi sosial dan dinamika kelompok. Pendekatan proses
kelompok memiliki beberapa latar belakang antara lain sebagai berikut.
 Kenyataan bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung dalam kelompok yang berbasis
kelas.
 Salah satu tugas guru adalah menciptakan dan mempertahankan situasi kelompok
kelas agar tetap efektif, efisien, dan produktif.
 Kelompok kelas merupakan sistem sosial yang memiliki prinsip-prinsip pengelolaan
yang berlandaskan pendekatan kelompok.
Hasibuan dan Moedjiono (1995:177), mengungkapkan bahwa pendekatan kelompok agar
memiliki suatu ikatan yang kuat memerlukan beberapa unsur yaitu tujuan kelompok, aturan,
dan pemimpin.
1) Tujuan kelompok
Tujuan kelompok dalam hal adalah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Setiap
kelompok dalam kelas harus mengetahui tujuan dari dilakukannya suatu kegiatan kelompok.
Dengan begitu, siswa akan lebih memahami dan tertarik untuk mengikuti proses

7
pembelajaran. Ketidaktahuan akan menimbulkan ketidakpedulian yang berakibat munculnya
masalah manajemen kelas. Dalam hal ini, guru memiliki peran merumuskan dan
mengkomunikasikan kepada peserta didik tentang tujuan atau goal yang hendak dicapai.
2) Aturan
Aturan dapat berarti batasan perilaku yang diperbolehkan untuk dilakukan oleh anggota
kelas, baik guru maupun peserta didik. Dalam membuat peraturan, guru hendaknya bersikap
demokratis. Aturan harus merupakan suatu kesepakatan antara guru dengan peserta didik.
Aturan yang dibuat secara bersama-sama biasanya akan lebih dipatuhi dibanding guru
membuat kebijaksanaan secara otoriter.
3) Pemimpin
Guru merupakan pemimpin utama dalam kelas. Sebagai pemimpin, hal utama yang harus
dilakukan adalah menjelaskan tujuan kelompok. Selain itu dalam rangka menciptakan dan
memelihara suasana kerja kelompok yang sehat, tugas lain adalah mendorong dan
memeratakan partisipasi, mengusahakan kerjasama, mengurangi ketegangan, dan
memperjelas partisipasi serta menerapkan sanksi. Guru dapat memberikan tanggung jawab
pemimpin kepada peserta didik untuk memimpin kelompoknya, baik baik kelompok besar
maupun kelompok kecil.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa di dalam
pendekatan proses kelompok ini, peserta didik diarahkan untuk saling berinteraksi dalam
kegiatan kelompok yang secara sengaja diatur oleh guru dengan menerapkan aturan yang
telah disepakati untuk menciptakan kondisi kelas optimal dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Richard A. Schmuck dan Patricia A. Schmuck (dalam Mulyadi, 2009:56), mengemukakan
bahwa ada enam unsur yang menyangkut manajemen kelas proses kelompok, yaitu harapan,
kepemimpinan, kemenarikan, norma, komunikasi, dan keeratan.
1. Harapan (expectation)
Harapan berhubungan dengan tingkah laku anggota kelompok, dalam hal ini adalah
peserta didik yang mempengaruhi hubungan antar anggota kelompok, baik guru dengan
peserta didik maupun antarpeserta didik. Kelompok kelas yang efektif terjadi apabila harapan
yang ada pada diri guru dan siswa berjalan searah dan menciptakan sikap saling pengertian
akan harapan masing-masing.
2. Kepemimpinan (leadership)
Dalam proses kelompok, kepemimpinan  merupakan salah satu unsur yang menentukan
keberhasilan pembelajaran maupun manajemen kelas. Guru merupakan pemimpin utama

8
dalam kelompok kelas. Melalui pembelajaran kelompok, tugas kepemimpinan diberikan
kepada seluruh anggota kelompok. Dengan begitu, setiap peserta didik memiliki tanggung
jawab untuk mengatur dan memposisikan dirinya dalam suatu kelompok. Melalui
kepemimpinan, akan terjadi saling koreksi antar siswa sehingga pelaksanaan manajemen
kelas tidak sepenuhnya dari guru semata, melainkan melalui interaksi antarpeserta didik.
Guru yang efektif adalah guru yang mampu mengembangkan mutu interaksi tersebut dengan
menciptakan situasi yang sesuai agar peserta didik melalui sikap kepemimpinan tetap
berorientasi pada tujuan belajar.
3. Kemenarikan (attraction)
Kemenarikan berkaitan erat dengan pola keakraban dalam hubungan kelompok kelas.
Tingkat kemenarikan ini tergantung pada hubungan interpersonal yang positif. Untuk itu
usaha guru adalah meningkatkan sikap menerima dari para anggota kelompok terhadap
situasi dan perubahan ataupun hadirnya orang lain dalam kelompok yang akan akan
membantu efektivitas manajemen kelas melalui pendekatan proses kelompok.
4. Norma (norm)
Norma merupakan aturan bertingkah laku yang telah disepakati dalam suatu kelompok.
Norma kelompok yang efektif adalah yang menjamin produktifitas kelompok dan sebaliknya.
Tugas guru adalah membantu kelompok untuk memahami, mengembangkan, serta
mempertahankan norma-norma yang sesuai untuk mencapai tujuan.
5. Komunikasi (communication)
Komunikasi merupakan syarat utama terjadnya interaksi kelompok di dalam kelas yang
memungkinkan terjadinya proses kelompok yang efektif. Melalui komunikasi, dapat terjadi
hubungan timbal balik dan saling bertukar pendapat antarpeserta didik. Tugas guru adalah
menumbuhkan interaksi dan komunikasi yang sehat dimana selain siswa diberi hak untuk
mengungkapkan gagasan, siswa juga harus bersedia menerima pendapat orang lain, sehingga
tumbuh situasi kelas yang kondusif.
6. Keeratan (cohesiveness)
Keeratan dalam proses kelompok dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adanya
perasaan suka dan nyaman dengan anggota kelompoknya, minat yang besar terhadap
pembelajaran, dan adanya penghargaan terhadap perannya dalam kelompok. Keeratan
kelompok juga dapat tumbuh karena tuntutan kebutuhan individu yang dapat dipenuhi
dengan jalan menjadi anggota kelompok itu. Guru dapat mengelola kelas secara efektif
apabila ia mampu menciptakan kelompok yang erat dan saling bersinergi.

9
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam manajemen kelas proses
kelompok guru harus memperhatikan harapan peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran serta berusaha menciptakan suasana yang lebih mendukung melalui interaksi
dan komunikasi yang terarah dalam situasi kelompok sehingga pembelajaran menjadi lebih
menarik dan menantang.

2.3.2 Pelaksanaan pendekatan Proses Kelompok dalam manajemen kelas


Dalam melaksanakan manajemen kelas, tersapat empat langkah yang harus ditempuh
seorang guru. Pertama, guru harus merumuskaan kondisi kelas yang dikehendaki. Kemudian,
guru perlu menganalisis kondisi kelas yang ada pada saat ini untuk membandingkan
kenyataan di kelas dengan kondisi yang diharapkan. Setelah itu, guru dapat memilih dan
menggunakan strategi yang tepat untuk melakukan manajerial. Dan yang terakhir, guru perlu
menilai efektivitas manajerial agar selanjutnya dapat dilakukan umpan balik. Louis V.
Johnson dan Mary A. Bany (dalam Mulyadi, 2009:65), menggolongkan manajemen kelas
melalui pendekatan proses kelompok menjadi dua jenis, yaitu pemudahan (fasilitation) dan
mempertahankan (main essence). Pemudahan merupakan tingkah laku pengelolaan yang
mengembangkan/mempermudah perkembangan kondisi-kondisi positif di dalam kelas
sedangkan pempertahanan merupakan tingkah laku pengelolaan untuk memperbaiki /
mempertahankan kondisi – kondisi efektif di dalam kelas.
1) Pemudahan (fasilitation)
Terdapat empat kegiatan pemudahan yang dikaitkan dengan pelaksanaan pendekatan proses
kelompok di kelas, yaitu sebagai berikut.
1. Mengusahakan terbinanya kesatuan dan kerjasama
Dalam suatu kegiatan kelompok, adanya kesatuan dan kerjasama merupakan hal
pokok yang harus ditanamkan dan dikembangkan. Melalui persatuan, akan ada rasa saling
menghargai perbedaan pendapat antar sesama angota kelompok maupun antar kelompok.
Selain itu, kerjasama yang baik dan terorganisasi menjadi faktor penentu keberhasilan
kegiatan kelompok. Dalam pendekatan proses kelompok, guru harus membantu peserta didik
menciptakan kesatuan dan kerjasama ini dengan menyediakan kesempatan untuk saling
berdiskusi, saling membantu menyelesaikan suatu persoalan, menanamkan pada peserta didik
perlunya kerjasama dalam mencapai tujuan, dan membantu menciptakan kondisi kelompok
yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran.
2. Mengembangkan aturan dan prosedur kerja

10
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh guru adalah cara mengembangkan aturan dan
prosedur kerja. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa aturan merupakan
pedoman dan batasan untuk bertingkah laku khususnya dalam suatu kelompok sosial.
Sedangkan prosedur kerja menekankan pada alur atau tahapan yang harus dilaksanakan
dalam suatu kegiatan. Dalam pendekatan proses kelompok, aturan dibuat melalui persetujuan
bersama seluruh anggota kelompok kelas. Sedangkan dalam menetapkan prosedur kerja, guru
hendaknya memberikan pengertian yang mudah dipahami peserta didik. Hal ini sebagai
langkah agar aturan dan prosedur yang telah ditetapkan dapat terus ditaati dan dilaksanakan
oleh peserta didik.
3. Menerapkan cara-cara pemecahan masalah
Menerapkan cara-cara pemecahan masalah dilakukan dengan cara yang hampir sama
dengan pemecahan masalah pada umumnya. Langkah yang dilakukan meliputi identifikasi
masalah, menganalisis masalah, mencari dan mempertimbangkan alternatif pemecahan
masalah, melakukan penilaian hasil, dan umpan balik. Jika hal itu terus dilakukan, maka guru
akan memiliki banyak pengalaman dalam manajemen kelas yang nantinya akan berdampak
positif pada pengelolaan kelas selanjutnya.
4. Menyesuaikan pola tingkah laku kelompok (yang kurang diinginkan) yang selama ini
ada di dalam kelompok kelas
Menyesuaikan pola tingkah laku kelompok agar tetap sesuai dengan tujuan
pembelajaan bukan merupakan hal yang mudah. Itu karena setiap kelompok telah memiliki
pola tersendiri. Terlebih lagi, jika kelompok tersebut juga merupakan kelompok diluar kelas
yang kedudukannya sulit untuk diubah. Pengubahan pola tingkah laku kelompok ini dapat
dilakukan dengan melakukan pendekatan terencana. Guru dapat menciptakan kegiatan-
kegiatan baru yang dapat mengurangi dan bahkan menghilangkan pola tingkah laku yang
selama ini dianggap menimbulkan masalah manajemen kelas. Guru juga dapat menetapkan
pola baru dalam kegiatan kelompok agar tidak terjadi suatu pengelompokan yang kurang
sehat dalam kelas.
2) Mempertahankan (main essence)
Terdapat tiga cara untuk pemertahanan serta memperbaiki kondisi efektif di dalam kelompok
kelas, yaitu sebagai berikut.
1. Mempertahankan dan memperbaiki semangat
Tindakan mempertahankan dan memperbaiki semangat diperlukan sebab tinggi
rendahnya semangat suatu kelompok akan mempengaruhi produktivitas kelompok tersebut.
jika semangat kelompok tinggi, maka hasil yang diperoleh juga tinggi, begitu juga

11
sebaliknya. Semangat yang muncul dalam suatu kelompok dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain keeratan kelompok,interaksi dan komunikasi yang terjadi baik di dalam maupun di
luar kelompok, serta pemahaman dan kepedualian terhadap kepentingan kelompok dalam
mencapai satu tujuan yang dihahrapkan. Dalam hal ini, guru dalam melakukan proses
kelompok perlu mempertimbangkan penyebaran kepemimpinan, menciptakan suasana yang
santai tetapi terarah, serta meningkatkan kerjasama antar anggota yang bukan merupakan
persaingan.
2. Mengatasi konflik
Suatu konflik atau pertentangan merupakan hal yang wajar dalam suatu proses
kelompok. Terjadinya konflik tidak mungkin dapat dihindari mengingat setiap individu
memiliki pemikiran dan kepentingan awal yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sudah
menjadi kewajiban guru untuk menjadi mediator saat terjadi konflik dalam kelompok kelas.
Guru harus bersikap bijaksana dan tidak memihak salah satu pihak agar proses penyelesaian
dapat diterima pihak yang bertentangan. Tujuan dari mengatasi konflik ini adalah agar pihak
yang bertentangan dapat saling mengurangi perbedaan dan secara bersama-sama menyatukan
pikiran untuk menyelesaikan masalah kelompok. Konflik juga dapat terjadi antar kelompok,
sehingga guru harus menjaga agar persaingan antar kelompok berlangsung dengan sehat.
Untuk mencegah terjadinya konflik, guru dianjurkan untuk menguraikan sebanyak mungkin
frustasi peserta didik dengan jalan memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
merumuskan dan mengusahakan pencapaian tujuan-tujuan yang mereka benar-benar sanggup
mencapainya.
3. Mengurangi masalah-masalah manajemen kelas
Dalam cara ini, guru harus menguasai dengan benar cara pemudahan dan
mempertahankan yang telah dipaparkan sebelumnya. Tujuan dari pendekatan proses
kelompok sendiri adalah menciptakan kondisi yangoptimal dengan mengurangi kemungkinan
munculnya masalah-masalah manajemen kelas. Mengurangi masalah manajemen kelas
dilakukan baik dalam dimensi preventif maupun dimensi kuratif, sebab manajemen kelas
harus terus dilaksanakan selama proses pembelajaran.
Manajemen kelas kelas merupakan proses penciptaan kondisi yang memungkinkan
peserta didik untuk belajar optimal serta cara untuk mempertahankan kondisi tersebut agar
tetap kondusif. Kedua cara yang telah disebutkan di atas, baik cara pemudahan maupun cara
mempertahankan dimaksudkan untuk mencapai tujuan manajemen tersebut. oleh karena itu,
selain mengetahui langkah pemudahan, guru harus benar-benar memahami cara

12
mempertahankan semangat, mengatasi konflik, dan juga mengurangi masalah manajemen
agar kelas selalu dalam kondisi optimal.

2.4 Pengertian Pendekatan Sosio Emosional


Kata pendekatan sering di sinonimkan dengan kata approach yang berasal dari bahasa
Inggris. Pendekatan sendiri secara bahasa berasal dari kata dekat yang berarti pendek, tidak
jauh, hamper, akrab, dan menjelang. Sementara pendekatan secara bahasa dapat diartikan
sebagai proses atau cara perbuatan mendekati. Memang secara bahasa, pendekatan
merupakan proses atau cara perbuatan mendekati. Tetapi secara istilah, pendekatan bersifat
aksiomatis dan menyatakan suatu pendirian, filsafat, keyakinan atau paradigm terhadap
subject matter. Jadi, pada dasarnya dapat dikatakan bahwa pendekatan merupakan cara
pandang seseorang terhadap suatu subjek. Sosio merupakan proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri
menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerjasama. Sedangkan emosi
merupakan hasil informasi antara faktor subjektif (proses kognitif), faktor lingkungan (hasil
belajar) dan faktor biologi (proses hormonal).
Sosioe-mosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna
afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Dalam pendekatan sosio
emosional dalam manajemen kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menciptakan iklim sosio emosional yang positif di dalam kelas. Sosio emosional yang positif
berarti ada hubungan yang positif antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan
peserta didik. Dalam pendekatan ini guru menjadi kunci dalam pembentukan hubungan
pribadi dan peranannya adalah menciptakan hubungan pribadi yang sehat.
Dari deskripsi di atas, pendekatan sosio emosional dapat diartikan sebagai cara pandang
yang menganggap bahwa kelas yang kondusif dapat dicapai dengan menciptakan hubungan
yang harmonis antaraguru dengan peserta didik serta antar peserta didik. Jadi, dapat
dikatakan bahwa kondisi kelas yang kondusif dapat tercapai jika hubungan antara guru
dengan peserta didik dan antar peserta didik terjalin dengan baik. Untuk mewujudkan jalinan
tersebut, seorang guru harus mampu membangun komunikasi dan interaksi secara positif
dengan peserta didiknya.
Kelebihan dan Kelemahan dari Pendekatan Sosio Emosional
 Kelebihan Pendekatan Sosio Emosional
1) Siswa merasa nyaman di kelas karena terjalin hubungan yang baik dengan guru.
2) Penyelesaian suatu masalah dipecahkan bersama melalui pertemuan kelas.

13
3) Pelajaran diyakini akan lebih mudah diterima karena siswa merasa nyaman, tentram,
dan aman dengan situasi yang ada.
4) Terbinanya sikap demokratis
5) Selalu ada penghargaan, jadi setiap kegagalan tidak akan membunuh motivasi siswa.
6) Siswa belajar untuk saling menghargai teman ataupun guru.
 Kekurangan Pendekatan Sosio Emosional
1) Apabila hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau guru terlalu baik akan
menimbulkan sikap siswa yang terlalu bebas.
2) Sulit untuk memahami karakter emosi setiap siswa di kelas, maka diperlukan
keterampilan guru yang lebih baik untuk membuat iklim sosio emosional yang
kondusif

14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
dalam proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang bersifat umum. Dengan adanya pendekatan pembelajaran, guru dapat lebih
menguasai kelas dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut. Dalam hal ini
terdapat sepuluh pendekatan yang digunakan yait pendekatan permisif, pendekatan
instruksional, pendekatan iklim sosio-emosional, pendekatan proses kelompok. Dengan
adanya pendekatan pembelajaran, guru dapat lebih menguasai kelas dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut.

15
Daftar Pustaka
 Adzjiotarbiyah. 2012. Pendekatan Proses Kelompok (Group Process Approach).
(Online), (http://adzjiotarbiyah.blogspot.com/2012/03/pendekatan-proses-kelompok-
group.html
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1982. Buku II: Modul Pengelolaan Kelas.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi.
 Ekosiswoyo, Rasdi, Maman Rachman.2002. Manajemen Kelas. CV. IKIP Semarang
Press;Semarang

16

Anda mungkin juga menyukai