PENGELOLAAN KELAS
pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
Oleh Kelompok 4 :
Khusnul Qori’ah (52.17.2121)
Devi Suci Dwi Ludvita Sari (52.17.2125)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan
anugerahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas yaitu pendekatan permisif, pendekatan
instruksional, pendekatan proses kelompok, pedekatan sosio-emosioanal. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di
masa akan datang.Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan kami
selaku penyusun dan bagi pembaca kami minta maaf jika terjadi kesalahan.Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pendekatan permisif dalam Pengelolaan Kelas......................................5
2.2 Pengertian pendekatan instruksional dalam Pengelolaan Kelas...............................6
2.3 Pengertian pendekatan proses kelompok dalam Pengelolaan Kelas........................7
2.4 Pengertian pedekatan sosioemosioanal dalam Pengelolaan Kelas...........................13
2.5 Kelebihan dan kekurangan Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas...........................14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan
kegiatan mengelola kelas. Kegiatan pengelolaan kelas dikenal sebagai manajemen kelas.
Manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi
kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan
ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar
siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Oleh sebab itu,
guru profesional harus mampu memahami dan terampil menggunakan pendekatan dalam
manajemen kelas.
TUJUAN
1.1.1 Untuk memahami pendekatan permisif,intruksional, kerja kelompok kelompok dan
pendekatan sosioemosional dalam menejemn kelas.
1.1.2 Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pendekatan permisif,
intruksional, proses kelompok dan pendekatan sosioemosional dalam menejemn
kelas.
4
BAB II PEMBAHASAN
5
terhadap peserta didik. Pihak pengajar dan pembelajar tampak bebas, kurang
memikat.
6
Kelebihan pendekatan instruksional
1. Mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang
baik.
2. Mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas.
Tujuan itu adalah:
Mencegah timbulnya masalah manajerial Memecahkan masalah manajerial kelas.
7
pembelajaran. Ketidaktahuan akan menimbulkan ketidakpedulian yang berakibat munculnya
masalah manajemen kelas. Dalam hal ini, guru memiliki peran merumuskan dan
mengkomunikasikan kepada peserta didik tentang tujuan atau goal yang hendak dicapai.
2) Aturan
Aturan dapat berarti batasan perilaku yang diperbolehkan untuk dilakukan oleh anggota
kelas, baik guru maupun peserta didik. Dalam membuat peraturan, guru hendaknya bersikap
demokratis. Aturan harus merupakan suatu kesepakatan antara guru dengan peserta didik.
Aturan yang dibuat secara bersama-sama biasanya akan lebih dipatuhi dibanding guru
membuat kebijaksanaan secara otoriter.
3) Pemimpin
Guru merupakan pemimpin utama dalam kelas. Sebagai pemimpin, hal utama yang harus
dilakukan adalah menjelaskan tujuan kelompok. Selain itu dalam rangka menciptakan dan
memelihara suasana kerja kelompok yang sehat, tugas lain adalah mendorong dan
memeratakan partisipasi, mengusahakan kerjasama, mengurangi ketegangan, dan
memperjelas partisipasi serta menerapkan sanksi. Guru dapat memberikan tanggung jawab
pemimpin kepada peserta didik untuk memimpin kelompoknya, baik baik kelompok besar
maupun kelompok kecil.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa di dalam
pendekatan proses kelompok ini, peserta didik diarahkan untuk saling berinteraksi dalam
kegiatan kelompok yang secara sengaja diatur oleh guru dengan menerapkan aturan yang
telah disepakati untuk menciptakan kondisi kelas optimal dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Richard A. Schmuck dan Patricia A. Schmuck (dalam Mulyadi, 2009:56), mengemukakan
bahwa ada enam unsur yang menyangkut manajemen kelas proses kelompok, yaitu harapan,
kepemimpinan, kemenarikan, norma, komunikasi, dan keeratan.
1. Harapan (expectation)
Harapan berhubungan dengan tingkah laku anggota kelompok, dalam hal ini adalah
peserta didik yang mempengaruhi hubungan antar anggota kelompok, baik guru dengan
peserta didik maupun antarpeserta didik. Kelompok kelas yang efektif terjadi apabila harapan
yang ada pada diri guru dan siswa berjalan searah dan menciptakan sikap saling pengertian
akan harapan masing-masing.
2. Kepemimpinan (leadership)
Dalam proses kelompok, kepemimpinan merupakan salah satu unsur yang menentukan
keberhasilan pembelajaran maupun manajemen kelas. Guru merupakan pemimpin utama
8
dalam kelompok kelas. Melalui pembelajaran kelompok, tugas kepemimpinan diberikan
kepada seluruh anggota kelompok. Dengan begitu, setiap peserta didik memiliki tanggung
jawab untuk mengatur dan memposisikan dirinya dalam suatu kelompok. Melalui
kepemimpinan, akan terjadi saling koreksi antar siswa sehingga pelaksanaan manajemen
kelas tidak sepenuhnya dari guru semata, melainkan melalui interaksi antarpeserta didik.
Guru yang efektif adalah guru yang mampu mengembangkan mutu interaksi tersebut dengan
menciptakan situasi yang sesuai agar peserta didik melalui sikap kepemimpinan tetap
berorientasi pada tujuan belajar.
3. Kemenarikan (attraction)
Kemenarikan berkaitan erat dengan pola keakraban dalam hubungan kelompok kelas.
Tingkat kemenarikan ini tergantung pada hubungan interpersonal yang positif. Untuk itu
usaha guru adalah meningkatkan sikap menerima dari para anggota kelompok terhadap
situasi dan perubahan ataupun hadirnya orang lain dalam kelompok yang akan akan
membantu efektivitas manajemen kelas melalui pendekatan proses kelompok.
4. Norma (norm)
Norma merupakan aturan bertingkah laku yang telah disepakati dalam suatu kelompok.
Norma kelompok yang efektif adalah yang menjamin produktifitas kelompok dan sebaliknya.
Tugas guru adalah membantu kelompok untuk memahami, mengembangkan, serta
mempertahankan norma-norma yang sesuai untuk mencapai tujuan.
5. Komunikasi (communication)
Komunikasi merupakan syarat utama terjadnya interaksi kelompok di dalam kelas yang
memungkinkan terjadinya proses kelompok yang efektif. Melalui komunikasi, dapat terjadi
hubungan timbal balik dan saling bertukar pendapat antarpeserta didik. Tugas guru adalah
menumbuhkan interaksi dan komunikasi yang sehat dimana selain siswa diberi hak untuk
mengungkapkan gagasan, siswa juga harus bersedia menerima pendapat orang lain, sehingga
tumbuh situasi kelas yang kondusif.
6. Keeratan (cohesiveness)
Keeratan dalam proses kelompok dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adanya
perasaan suka dan nyaman dengan anggota kelompoknya, minat yang besar terhadap
pembelajaran, dan adanya penghargaan terhadap perannya dalam kelompok. Keeratan
kelompok juga dapat tumbuh karena tuntutan kebutuhan individu yang dapat dipenuhi
dengan jalan menjadi anggota kelompok itu. Guru dapat mengelola kelas secara efektif
apabila ia mampu menciptakan kelompok yang erat dan saling bersinergi.
9
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam manajemen kelas proses
kelompok guru harus memperhatikan harapan peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran serta berusaha menciptakan suasana yang lebih mendukung melalui interaksi
dan komunikasi yang terarah dalam situasi kelompok sehingga pembelajaran menjadi lebih
menarik dan menantang.
10
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh guru adalah cara mengembangkan aturan dan
prosedur kerja. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa aturan merupakan
pedoman dan batasan untuk bertingkah laku khususnya dalam suatu kelompok sosial.
Sedangkan prosedur kerja menekankan pada alur atau tahapan yang harus dilaksanakan
dalam suatu kegiatan. Dalam pendekatan proses kelompok, aturan dibuat melalui persetujuan
bersama seluruh anggota kelompok kelas. Sedangkan dalam menetapkan prosedur kerja, guru
hendaknya memberikan pengertian yang mudah dipahami peserta didik. Hal ini sebagai
langkah agar aturan dan prosedur yang telah ditetapkan dapat terus ditaati dan dilaksanakan
oleh peserta didik.
3. Menerapkan cara-cara pemecahan masalah
Menerapkan cara-cara pemecahan masalah dilakukan dengan cara yang hampir sama
dengan pemecahan masalah pada umumnya. Langkah yang dilakukan meliputi identifikasi
masalah, menganalisis masalah, mencari dan mempertimbangkan alternatif pemecahan
masalah, melakukan penilaian hasil, dan umpan balik. Jika hal itu terus dilakukan, maka guru
akan memiliki banyak pengalaman dalam manajemen kelas yang nantinya akan berdampak
positif pada pengelolaan kelas selanjutnya.
4. Menyesuaikan pola tingkah laku kelompok (yang kurang diinginkan) yang selama ini
ada di dalam kelompok kelas
Menyesuaikan pola tingkah laku kelompok agar tetap sesuai dengan tujuan
pembelajaan bukan merupakan hal yang mudah. Itu karena setiap kelompok telah memiliki
pola tersendiri. Terlebih lagi, jika kelompok tersebut juga merupakan kelompok diluar kelas
yang kedudukannya sulit untuk diubah. Pengubahan pola tingkah laku kelompok ini dapat
dilakukan dengan melakukan pendekatan terencana. Guru dapat menciptakan kegiatan-
kegiatan baru yang dapat mengurangi dan bahkan menghilangkan pola tingkah laku yang
selama ini dianggap menimbulkan masalah manajemen kelas. Guru juga dapat menetapkan
pola baru dalam kegiatan kelompok agar tidak terjadi suatu pengelompokan yang kurang
sehat dalam kelas.
2) Mempertahankan (main essence)
Terdapat tiga cara untuk pemertahanan serta memperbaiki kondisi efektif di dalam kelompok
kelas, yaitu sebagai berikut.
1. Mempertahankan dan memperbaiki semangat
Tindakan mempertahankan dan memperbaiki semangat diperlukan sebab tinggi
rendahnya semangat suatu kelompok akan mempengaruhi produktivitas kelompok tersebut.
jika semangat kelompok tinggi, maka hasil yang diperoleh juga tinggi, begitu juga
11
sebaliknya. Semangat yang muncul dalam suatu kelompok dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain keeratan kelompok,interaksi dan komunikasi yang terjadi baik di dalam maupun di
luar kelompok, serta pemahaman dan kepedualian terhadap kepentingan kelompok dalam
mencapai satu tujuan yang dihahrapkan. Dalam hal ini, guru dalam melakukan proses
kelompok perlu mempertimbangkan penyebaran kepemimpinan, menciptakan suasana yang
santai tetapi terarah, serta meningkatkan kerjasama antar anggota yang bukan merupakan
persaingan.
2. Mengatasi konflik
Suatu konflik atau pertentangan merupakan hal yang wajar dalam suatu proses
kelompok. Terjadinya konflik tidak mungkin dapat dihindari mengingat setiap individu
memiliki pemikiran dan kepentingan awal yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sudah
menjadi kewajiban guru untuk menjadi mediator saat terjadi konflik dalam kelompok kelas.
Guru harus bersikap bijaksana dan tidak memihak salah satu pihak agar proses penyelesaian
dapat diterima pihak yang bertentangan. Tujuan dari mengatasi konflik ini adalah agar pihak
yang bertentangan dapat saling mengurangi perbedaan dan secara bersama-sama menyatukan
pikiran untuk menyelesaikan masalah kelompok. Konflik juga dapat terjadi antar kelompok,
sehingga guru harus menjaga agar persaingan antar kelompok berlangsung dengan sehat.
Untuk mencegah terjadinya konflik, guru dianjurkan untuk menguraikan sebanyak mungkin
frustasi peserta didik dengan jalan memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
merumuskan dan mengusahakan pencapaian tujuan-tujuan yang mereka benar-benar sanggup
mencapainya.
3. Mengurangi masalah-masalah manajemen kelas
Dalam cara ini, guru harus menguasai dengan benar cara pemudahan dan
mempertahankan yang telah dipaparkan sebelumnya. Tujuan dari pendekatan proses
kelompok sendiri adalah menciptakan kondisi yangoptimal dengan mengurangi kemungkinan
munculnya masalah-masalah manajemen kelas. Mengurangi masalah manajemen kelas
dilakukan baik dalam dimensi preventif maupun dimensi kuratif, sebab manajemen kelas
harus terus dilaksanakan selama proses pembelajaran.
Manajemen kelas kelas merupakan proses penciptaan kondisi yang memungkinkan
peserta didik untuk belajar optimal serta cara untuk mempertahankan kondisi tersebut agar
tetap kondusif. Kedua cara yang telah disebutkan di atas, baik cara pemudahan maupun cara
mempertahankan dimaksudkan untuk mencapai tujuan manajemen tersebut. oleh karena itu,
selain mengetahui langkah pemudahan, guru harus benar-benar memahami cara
12
mempertahankan semangat, mengatasi konflik, dan juga mengurangi masalah manajemen
agar kelas selalu dalam kondisi optimal.
13
3) Pelajaran diyakini akan lebih mudah diterima karena siswa merasa nyaman, tentram,
dan aman dengan situasi yang ada.
4) Terbinanya sikap demokratis
5) Selalu ada penghargaan, jadi setiap kegagalan tidak akan membunuh motivasi siswa.
6) Siswa belajar untuk saling menghargai teman ataupun guru.
Kekurangan Pendekatan Sosio Emosional
1) Apabila hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau guru terlalu baik akan
menimbulkan sikap siswa yang terlalu bebas.
2) Sulit untuk memahami karakter emosi setiap siswa di kelas, maka diperlukan
keterampilan guru yang lebih baik untuk membuat iklim sosio emosional yang
kondusif
14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
dalam proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang bersifat umum. Dengan adanya pendekatan pembelajaran, guru dapat lebih
menguasai kelas dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut. Dalam hal ini
terdapat sepuluh pendekatan yang digunakan yait pendekatan permisif, pendekatan
instruksional, pendekatan iklim sosio-emosional, pendekatan proses kelompok. Dengan
adanya pendekatan pembelajaran, guru dapat lebih menguasai kelas dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut.
15
Daftar Pustaka
Adzjiotarbiyah. 2012. Pendekatan Proses Kelompok (Group Process Approach).
(Online), (http://adzjiotarbiyah.blogspot.com/2012/03/pendekatan-proses-kelompok-
group.html
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1982. Buku II: Modul Pengelolaan Kelas.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi.
Ekosiswoyo, Rasdi, Maman Rachman.2002. Manajemen Kelas. CV. IKIP Semarang
Press;Semarang
16