KETERAMPILAN MENGELOLA
KELAS DAN DISIPLIN KELAS
DOSEN : Mastiur Verawati Silalahi S.Pd M.Pd
OLEH:
1. Alfina sihombing ( 2001010245 )
2. Delfia sitinjak ( 2001010242 )
3. Sariance sidauruk ( 2001010234 )
4. Dinda tri ramadhani ( 2001010227 )
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha ESA , yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KETERAMPILAN
MENGELOLA KELAS DAN DISIPLIN KELAS”
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Matematika. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
Pematangsiantar 19 June 2022
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………........................................ i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan masalah……………………………………………………………… .….. 1
C. Tujuan penulisan……………………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………...………………….…………..2
1. Kesimpulan …………………………………………………………………………11
2. Daftar pustaka ……………………………………………………………………… 11
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterampilan dasar dalam mengajar siswa sangat diperlukan oleh guru agar interaksi
antara guru dan siswa bisa berjalan dengan baik dan siswa tidak merasa tertekan saat belajar
sehingga pelajaran dapat ditangkap secara maksimal. Keberhasilan seorang guru dalam
mengajar tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan proses
pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan oleh keterampilan pengelolaan kelas yang
dikuasainya. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal. Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi dua jenis keterampilan
yaitu: Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk melatih
kemampuan seorang guru dalam mengelola kelas dapat melalui dua cara, yaitu melalui
pengalaman dan melalui belajar. Oleh karena itu, makalah ini dibuat agra kita memahami dan
mampu mengelola kelas dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pengelolaan kelas ?
2. Apa tujuan dari pengelolaan kelas ?
3. Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan mengelola kelas?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas?
5. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas ?
6. Bagaimana peran guru dalam pengelolaan kelas ?
7. Apa kelebihan dan kekurangan dari pengelolaan kelas ?
8. Apa itu disiplin kelas ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
2. Mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas.
3. Mengetahui komponen-komponen yang ada dalam keterampilan mengelola kelas.
4. Mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas.
5. Mengetahui macam- macam pendekatan dalam pengelolaan kelas.
6. Mengetahui peran guru dalam pengelolaan kelas.
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pengelolaan kelas.
8. Mengetahui tentang disiplin kelas
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelolaan
Kelas Pengelolaan kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan
pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Sedangkan pengertian
pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977)
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
Berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach), pengelolaan kelas adalah
kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Guru berperan menciptakan dan
memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat. Otoritas guru tidak
sepenuhnya, guru memang mempunyai hak kekuasaan, namun ada pemegang
kekuasaan di atas guru misalnya kepala sekolah, dan lain-lain.
Berdasarkan pendekatan permisif (permissive approach), pengelolaan kelas adalah
upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa dalam
melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Fungsi guru
adalah menciptakan kondisi siswa agar merasa aman untuk melakukan aktifitas di
dalam kelas.
Berdasarkan pendekatan modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelas adalah upaya
untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari
siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki
perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa. Tidak ada pendekatan-pendekatan yang
paling baik, tetapi pendekatan-pendekatan ini akan menjadi pendekatan paling baik
pada saat situasi yang tepat.
B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Ahmad (1995:2), tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
belajar mengajar.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual siswa dalam kelas.
Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya
terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah:
Penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja.
2
Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan
intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan
kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
3
Memberikan penguatan segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan baik itu
penguatan positif maupun negatif dan teguran pada perilaku siswa yang telah
menyimpang.
Pada keterampilan represif, berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kodisi belajar yang optimal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu:
Modifikasi tingkah laku
Guru harus menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan
dan memodivikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian
penguatan secara sistematis.
Pengelolaan kelompok
Guru dapat menggunakan alternatif lain dalam mengatasi masalah pengelolaan kelas
antara lain dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah kelompok. Ada dua
jenis keterampilan yang diperlukan yaitu memperlancar tugas-tugas dan memelihara
kegiatan-kegiatan kelompok.
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Kadang-kadang perilaku siswa yang mengganggu kegiatan di kelas akan
menyebabkan proses pembelajaran yang kurang optimal maka seorang guru harus
mampu meningkatkan kesadaran siswa akan tindakannya dengan cara memindahkan
benda- benda yang bersifat mengganggu, menghilangkan ketegangan dengan humor,
memindahkan penyebab gangguan, pengekangan fisik, dan pengasingan
Menurut James Cooper dkk. mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas yang
didalamnya terdapat teknik-teknik yaitu:
Pendekatan Alodifikasi Perilaku
Pendekatan ini bertolak dari psikalogi behavioral dengan anggapan dasar bahwa
tingkah manusia yang baik maupun yang buruk dalam batas-batas tertentu merupakan
hasil belajar. Pendekatan ini memanfaatkan hasil penelitian tentang bagaimana tingkah
laku manusia terbentuk melalui hubungan manusia dengan lingkungan guna
merumuskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membina siswa, yaitu:
a) Penguatan negatif yaitu: pengurangan hingga penghilangan suatu stimulus
yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulang kembali suatu tingkah
laku yang timbul sebagai akibat dari pengurangan dan penghilangan tersebut.
b) Penghapusan yaitu: usaha mengubah tingkah laku siswa dengan cara
menghentikan pemberian respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang
semula dikuatkan dengan respons tersebut.
Pendekatan Sosial Emosional
5
Pendekatan ini bertolak dari psikologi klinis dan konseling, dengan anggapan dasar
bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien mempersyaratkan hubungan sosial
emosional yang baik antara guru dengan siswa dan antarsiswa. Selanjutnya guru
dipandang memegang peranan penting dalam menciptakan hubungan baik tersebut.
Pengalaman dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan pada kita bahwa bila
hubungan kita dengan partner kerja baik, berbagai kegiatan kejasama dapat
berlangsung dengan lancar. Dan bila terjadi kesalahpahaman mudah dicari jalan
keluarnya. Demikian halnya dengan proses pembelajaran di sekolah, bila hubungan
antara guru dengan siswa baik, maka proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
lancar, kesalahpahaman yang timbul dapat diatasi dengan mudah.
Berikut ini adalah sikap-sikap yang diperlukan oleh guru dalam mengatasi kenakalan
siswa:
1) Sikap umum,
Yaitu terbuka, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, empati,
membicarakan situasi pelanggaran dan bukan pelakunya, demokratis (melibatkan
siswa dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingannya).
2) Sikap khusus.
Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel mengelompokkan tingkah laku siswa yang
biasanya mengganggu proses pembelajaran menjadi empat macam yaitu:
Siswa yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu berusaha
memakai berbagai cara untuk menarik perhatian guru. la mungkin tertawa
lebih keras dibanding dengan teman-temannya, sering menggoda teman
disebelahnya, pura-pura sakit, pura- pura tidak mengerti sehingga bertanya
terus dan sebagainya. Hal yang demikian sebaiknya dibiarkan saja.
Siswa yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha
mengalahkan orang lain. Bila tidak dapat secara wajar, ia akan marah dan
melakukan tindakan agresif, atau sebaliknya menarik diri sama sekali dan tidak
mau melaksanakan kewajibannya. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan
tugas untuk memimpin yang membutuhkan keberanian atau kekuatan fisik.
Siswa yang memiliki tingkah laku membalas dendam akan selalu melakukan
tindakan yang menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis. Hal ini
sebaiknya diserahkan pada psikolog dan guru hanya membantu pelaksanaanya
di kelas.
Siswa yang memiliki tingkah laku merasa tidak mampu akan selalu
mengatakan bahwa ia tidak mampu mengerjakan tugas. Karena biasanya ia
yakin akan gagal atau merasa gagal sebelum mulai. Hal ini jangan disalahkan
langsung melainkan berikan dorongan dan bimbingan.
Pendekatan Proses kelompok
Pendekatan ini bertolak dari psikologi dan dinamika kelompok, dengan anggapan
dasar bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks
6
kelompok, yaitu kelompok kelas. Oleh karena itu, peranan guru dalam rangka
pengelolaan kelas adalah menciptakan kelompok kelas yang mempunyai ikatan yang
kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pada awal pelajaran, para siswa
biasanya masih merupakan kerumunan orang dengan tujuan, pikiran, perasaan yang
sangat berbeda. Tugas guru adalah memadu kepentingan-kepentingan perseorangan
tersebut menjadi kepentingan kelompok, kemudian membentuk kerumunan tersebut
menjadi satu kelompok dengan ikatan yang kuat dan mampu bekerja sama secara
produktif. Untuk mengikat kerumunan siswa menjadi satu kelompok yang mempunyai
ikatan yang kuat, ada sejumlah unsur yangdiperlukan.Unsur-unsur penting yang amat
diperlukan adalah tujuan, aturan, dan pemimpin.
1) Tujuan Kelompok. Siswa biasanya hadir di kelas dengan tujuan yang berbeda,
maka tugas guru yang pertama adalah mengarahkan para siswa ke tujuan kelas,
khususnya indikator. Tujuan yang dapat mendorong usaha untuk mencapainnya antara
lain adalah tujuan yang jelas dan realistis. Oleh sebab itu, guru perlu merumuskan
tujuan yang realistis serta mengkomunikasikannya secara jelas kepada siswa.
2) Aturan. Aturan yang mampu mengikat siswa menjadi kelompok yang padu adalah
aturan yang dapat dibuat bersama antara guru dan siswa atau minimal disetujui oleh
siswa. Bila ada siswa yang tidak menyetujui aturan dalam kelompok akan mengurangi
daya ikat aturan tersebut.
3) Pemimpin. Seorang guru dengan sendirinya akan menjadi pemimpin kelompok
siswa di kelas saat mengajar. Sebagai pemimpin hal pertama yang harus dilaksanakan
adalah menjelaskan tujuan kelompok dan membentuk aturan kelompok. Selain itu
dalam menciptakan dan memelihara suasana kerja kelompok yang sehat ada beberapa
hal yang perlu dilakukan, yaitu mendorong dan memeratakan partisipasi, mengurangi
ketegangan, memperjelas komunikasi, mengatasi pertentangan antarpribadi atau
antarkelompok dan menunjukkan kehadiran serta menerapkan sangsi.
F. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas
Secara umum peran guru dalam mengelola kelas yaitu:
Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya
dengan tata tertib kelas.
Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkah laku yang
sesuai dengan aktivitas kelas.
Menurut Darmadi (2010:6-7) ada beberapa peran guru dalam pengelolaan kelas yaitu:
memelihara lingkungan fisik kelas
mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial siswa dalam kelas
mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efektif dan efesien. Dalam mengelola
kelas sering ditemui kendala-kendala yang dapat menghambat terjadinya proses
pembelajaran yang efesien dan efektif.
7
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif selain menerapkan prinsip-prinsip
pengelola juga kiat-kiat untuk mengatasi kendala tersebut yaitu:
guru tidak boleh campur tangan yang berlebihan terhadap siswa
guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang dapat menimbulkan kesenyapan atau
pembicaraan terhenti tiba-tiba
menghindari ketidaktepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan atau guru harus
tepat waktu
guru harus dapat mengelola waktu karena berkaitan dengan disiplin diri siswa.
memberikan penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele.
Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan langkah- langkah
sebagai berikut.
Menetapkan aturan kelas (class routine)
Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak boleh
menyalahkan atau membenci siswa karena kebiasaan mereka karena kebiasaan baik
dan buruk diperoleh dari pengalaman di jenjang pendidikan sebelumnya dan
lingkungan siswa berada. Sehingga untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik
dengan melalui pemberian aturan saat proses pembelajaran terutama pada awal
pertemuan pembelajaran sehingga terjadi kesepakatan antara siswa dan guru.
Memulai kegiatan tepat waktu (getting started)
Dalam memulai suatu materi pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi guru
maupun siswa (masalah keterlambatan telah diatur pada saat menetapkan aturan kelas)
sehingga pembelajaran efektif dan tidak ada waktu yang terbuang banyak.
Mengatur pelajaran (managing the lesson)
Proses pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar proses
kegiatan berjalan lancer dan tidak mengalami gangguan atau hambatan. Guru harus
mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan melakukan, penggunaan peralatan,
serta mengorganisir pembagian kelompok, tidak terlalu banyak ceramah sehingga
siswa tidak jenuh.
Mengelompokkan siswa (grouping the student)
Pada saat meembahas materi tertentu, diperlukan juga siswa harus berkelompok agar
mereka dapat bekerja sama dan tidak individualis. Kadang-kadang diperlukan adanya
ketua kelompok sehingga ketua tersebut dapat memanage dirinya sendiri dan teman-
temannya.
Mengakhiri pelajaran (ending the lesson)
Pada akhir pelajaran diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama kegiatan
berlangsung sehingga siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa pengalaman selama
kegiatan. Maka dari itu, seorang guru harus membuat klimaks naik pada saat
pertemuan sehingga siswa berharap adanya kegiatan lanjut yang lebih menarik pada
pertemuan berikutnya.
8
G. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pengelolaan Kelas
Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan muncul jika
seorang guru mampu membawa suasana dan terampil dalam mengelola kelas. Namun
kekuarangan atau kejelekan pengelolaan kelas ini akan muncul atau guru merasa kewalahan
bila belum memahami langkah memahami keterampilan ini. a.
Kekurangan
Susah diterapkan
Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas
Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya
Kelebihan
Sangat efektif dalam pembelajaran
Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukan
Menjadi pembelajaran yang nyaman
Siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada
Guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya
1. Nilai-nilai Disiplin Sikap disiplin yang dilakukan seseorang sebenarnya adalah suatu
tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut antara lain:
Nilai Keagamaan
Nilai ini diyakini kebenerannya sehingga melahirkan perilaku disiplin yang
tulus dan ikhlas untuk berkorban.
Nilai Tradisional
Nilai tradisional merupakanperilaku pantangan yang umumnya tidak masuk
akal.
Nilai Kekuasaan
Nilai ini bersumber dari penguasa yang melahirkan perilaku disiplin demi
terlaksananya tata kepemimpinanan menurut kehendak penguasa.
Nilai Subjektif
Nilai yang bersumber dari penilaian pribadi yang melahirkan prilaku
egoisentris.
Nilai Rasional
9
Nilai yang memberi penjelasan dan alasan perlu tidaknya prilaku disiplin
terhadap sesuatu hal.
2. Mewujudkan Peraturan dan Prosedur Disiplin Kelas
Peraturan dan prosedur harus diwujudkan sebagai usaha untuk mengurangi terjadinya
permasalahan disiplin kelas yang akan menjadi salah satu dari kegiatan-kegiatan
manajemen kelas yang paling penting. Peraturan dan prosedur mesti dibuat
(dirumuskan) sebelum hari pertama sekolah berjalan, dan mesti menjadi komitmen
guru untuk diterapkan di kelas.
Bentuk peraturan dan prosedur yang berbeda diperlukan untuk kegiatan manajemen
kelas yang efektif. Ada 4 (Empat) hal pokok yang harus diperhatika berkaitan dengan
masalah peraturan dan prosedur, yaitu:
Peraturan dan prosedur harus berkaitan dengan tugas-tugas akademik.
Peraturan dan prosedur harus berkaitan dengan pengendalian kelas.
Peraturan dan prosedur harus dikomunikasikan pada hari pertama mengajar.
Peraturan dan prosedur dapat dikomunikasikan kemudian pada kesempatan
yang cocok.
3. Hak Siswa Kaitannya dengan Disiplin Hak-hak siswa yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan disiplin antara lain:
Hak menyelesaikan pendidikan dengan sebaik-baiknya.
Hak persamaan kedudukan dari perlakuan diskriminasi dalam kelompok.
Hak berekspresi secara pribadi.
Hak keleluasaan pribadi.
Hak menyelesaikan studi secara tepat.
4. Tahapan Memelihara Disiplin Kelas Berikut adalah tahapan dalam memelihara disiplin
kelas:
Pencegahan.
Pemeliharaaan.
Campur tangan.
Pengaturan.
5. Pencegahan Gangguan Disiplin Kelas Upaya yang dapat dilakukan guru dalam rangka
pencegahan gangguan disiplin kelas:
Sajian kegiatan yang menarik
Penampilan yang menarik
Ketepatan menangani gangguan
Belajar dari kesalahan
Penggunaan hukuman.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah pengadaan kelas oleh guru dengan cara-cara atau
pendekatan- pendekatan tertentu sehingga siswa merasa nyaman dan optimal selama
pembelajaran.
Pengelolaan kelas bertujuan untuk:
mengembangkan kemampuan siswa semaksimal mungkin baik secara individual
maupun kelompok
membantu mengatasi hambatan siswa
membantu siswa belajar sesuai dengan tingkat emosional dan intelektualnya di
dalam kelas dengan penyediaan fasilitas sebaik mungkin
membina dan membimbing siswa sesuai dengan keadaan dan latar belakang siswa
menciptakan suasana sosial yang berimbang, disiplin, tertib, perkembangan
intelektual, emosional, sikap, dan apresiasi siswa sehingga tercapai tujuan
pengajaran secara efektif.
Sebagai guru memang perlu mengerti bagaimana cara mengelola kelas. Mengasah
kemampuan dalam mengelola kelas dapat melalui dua cara yaitu melalui pengalaman dan
melalui belajar. Maksud dari melalui belajar yaitu menyadari kekurangan dalam mengelola
kelas dan merasa untuk belajar kembali, misalnya belajar dari guru lain, membaca referensi
mengenai kiat-kiat mengajar, mengikuti pelatihan, dan mengembangkan keterampilan.
Ada tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas yaitu pendekatan alodifikasi perilaku,
pendekatan sosial emosional, dan pendekatan proses kelompok. Pendekatan alodifikasi
perilaku menjelaskan bahwa tingkah laku positif maupun negatif dalam batas-batas tertentu
merupakan hasil belajar maka teknik-teknik yang digunakan untuk membina siswa yaitu
melalui penguatan negatif, penghapusan, dan hukuman. Pada pendekatan sosial emosional
menjelaskan bahwa syarat pembelajaran yang efektif dan efisien adalah hubungan emosional
yang baik antara guru dan siswa dan antarsiswa. Ada dua sikap dalam mengatasinya yaitu
sikap umum (terbuka) dan sikap khusus (menyesuaikan perilaku yang kurang negatif
tersebut). Sedangkan pendekatan terakhir adalah pendekatan proses kelompok. Pendekatan ini
menjelaskan pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok
besar (kelas). Untuk membentuk suatu kelompok tersebut diperlukan menyepakati tujuan,
aturan, dan pemimpin (guru bertindak sebagai pemimpin).
Ada beberapa langkah dalam mengelola kelas misalnya menetapkan aturan kelas,
memulai kegiatan tepat waktu, mengatur pelajaran, mengelompokkan siswa, dan mengakhiri
pelajaran.
11
Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari keterampilan
ini adalah sangat efektif dalam pembelajaran, siswa menjadi sangat nyaman bila sukses
dilakukan, menjadi pembelajaran yang nyaman, siswa menjadi cepat menanggapi setiap
pembelajaran yang ada, guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya. Sementara
kekurangan dari keterampilan ini adalah susah diterapkan, biasanya hanya diterapkan pada
tingkat SMP ke atas, perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru, dan senantiasa fokus pada
kelas dan segala permasalahannya.
Namun pada kenyataannya tetap saja akan terjadi beberapa masalah maupun hambatan
dan setiap kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, sebaikan diberlakukannya disiplin kelas
yang ketat untuk mencegah dan meminimalisir segala hambatan dan masalah yang
memungkinkan akan terjadi. Disiplin kelas ini harus dipatuhi oleh setiap elemen yang
mendukung terjadinya kegiatan pembelajaran.
B. DAFTAR PUSTAKA
Maarif, Samsul. 2010. 8 Keterampilan Mengelola Kelas, (Online),
(http://pintamins.blogspot.com/2010/06/keterampilan- mengelola-kelas.html), diakses 14
Agustus 2011.
Tamwifi, Irfan. 2011. Ketrampilan Mengelola Kelas, (Online),
(http://www.unjabisnis.net/2010/11/8-keterampilan- mengelola-kelas.html), diakses 14
Agustus 2011. Wahidin, Dadan. 2008. Keterampilan Mengelola Kelas, (Online),
(http://makalahkumakalahmu.wordpress.com), diakses 14 Agustus 2011.
Wartono.2003.Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang.
Diktat Perkuliahan Pengelolaan Kelas. (2015). Disusun Oleh : Drs. Djedjen Al Rasyid,
M.Ed dan Dra. Nunu Nuchiyah, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.
12