Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH PENGELOLAAN KELAS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan

Oleh :
Resky Apriyani Simamora (RRA1C415001)
M.SABKI (RRA1C415009)
Chintia Pertiwi (RRA1C415022)
Rita Anggarini (RRA1C415030)
Aldi Irham (RRA1C415032)

DOSEN PENGAMPU : MIA AINA, S.Pd.,M.Pd


ALI SADIKIN, S.Pd.i ., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat ramhat-
Nya lah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang sudah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyelesaian masalah ini.
Secara khusus, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata
kuliah Pengelolaan Pendidikan, yaitu Ibu MIA AINA, S.Pd., M.Pd Dan tentunya teman-
teman dari prodi biologi.
Makalah ini berjudul Pengelolaan Kelas.Oleh karena itu, diharapkan setelah
membaca makalah ini dapat menambah wawasan dalam pengelolaan kelas yang efektif dan
bagaimana peranan guru dalam pengelolaan kelas.
Penulis menyadari pada makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penulis senantiasa mengharapan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.

Jambi, 26 Agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................
Rumusan Masalah.......................................................................................
Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengelolaan Kelas........................................................


2.2. Prinsip-prinsip Pengelolaan kelas. ..............................................
2.2.1 Prinsip Pengelolaan Kelas..
2.2.2 Cara Menerapkan Pengelolaan Kelas.
2.3 Tujuan pengelolaan Kelas yang efektif
2.4 Apsek-apsek Pengelolaan Kelas
2.5 Peran dan tugas guru dalam pengelolaan kelas..
2.5.1 Peran guru dalam pengelolaan Kelas
2.5.2 tugas guru dalam pengelolaan Kelas
2.6 Pengelompokkan Masalah Pengelolaan Kelas
2.7 Indikator Pengelolaan Kelas yang Berhasil
2.8 Ruang Kelas Abad ke-21

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan...............................................................................................
3.2. Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi
dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal.
Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran
serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.

Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala
kemampuannya, murid dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala
komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi
serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu dan berinteraksi di dalam
kelas. Oleh karena itu, selayaknya kelas dimanajemeni secara baik dan professional.

Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola
kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan
seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran
kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-
contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan
mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara
efektif dan-efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik
antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah
contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.

Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan


ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar
murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu,
pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Di sini jelas bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif pula. Maka dari itu pentingnya pengelolaan
kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala
potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru
dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kelas yang kondusif
guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk
mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan
suasana kelas yang kondusif.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :


1.2.1 Apakah yang di maksud pengelolaan kelas?
1.2.2 Apakah prinsip-prinsip pengelolaan kelas ?
1.2.3 Apa Tujuan pengelolaan kelas yang efektif ?
1.2.4 Apa Aspek-aspek pengelolaan kelas ?
1.2.5 Bagaimana peranan guru dalam pengelolaan kelas?
1.2.6 Bgaimana pengelompokan masalah dalam pengelolaan kelas?
1.2.7 Apa indikator pengelolaan kelas yang berahsil?
1.2.8 Bagaimana ruang kelas pada abad ke-21 ?

Tujuan

Dari rumuasn masalah di atas maka tujuannya adalah :


Mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
Mengetahui prinsip-prinsippengelolaan kelas .
Mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas yang efektif.
Mengetahui apsek-aspek dari pengelolaan kelas.
Mengetahui peranan guru dalam pegelolaan kelas.
Bgaimana pengelompokan masalah dalam pengelolaan kelas
Apa indikator pengelolaan kelas yang berahsil.
Mengetahui ruang kelas pada abad ke-21.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Pendidikan

Pengelolaan kelas merupakan hal yang berbeda dengan pengelolaan pembelajaran.

Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih

berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang

optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta

didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh

peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya

mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.

Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru

dengan tujuan meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagai terjadinya proses

belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan
sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan

khusus pengajaran. Pengelolaan kelas (classroom management). Berdasarkan pendekatan

menurut Weber diklasifikasikan kedalam dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan

otoriter dan pendekatan permisif.

Berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk

mengkontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan danmemelihara aturan kelas

melalui penerapan disiplin secara ketat (Weber). Bagi sekolah atau guru yang menganut

pendekatan otoriter, maka dalam mengelola kelas guru atau sekolah tersebut menciptakan

iklim sekolah dengan berbagai aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh warga

sekolah/ kelas. Walaupun menggunakan pendekatan otoriter, berbagai aturan yang

dirumuskan tentu saja tidak hanya didasarkan pada kemauan sepihak dari pengelola

sekolah /kelas saja, melainkan dengan memasukan aspirasi dari siswa. Hal ini penting

mengingat aturan yang dibuat diperuntukan bagi kepentingan bersama, yaitu untuk

menunjang terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kedua pendekatan

permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk

memberi kebebasan untuk siswa melekukan berbagai aktivitas sesuai dengan zang mereka

inginkan.

Pengertian kedua ini tentu saja bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut

pandangan permisif, fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman

untuk melakukan aktivitas di dalam kelas, tanpa harus merasa takut dan tertekan.

Dengan demikian, pengelolaan kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur

kegiatan proses belajar mengejar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada

penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar,
mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga

proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kulikuler dapat tercapai (Udin S.

Winataputra, 2001: 165).

Kemampuan dan keterampilan dalam mengelola kelas seharusnya di miliki oleh

guru, karena gurulah yang bertugas mengelola kelas. Guru harus mengetahui kondisi

dan kekhususan kelasnya, baik yang menyangkut siswa maupun lingkungan fisik kelas.

2.2 Prinsip-prinsip dan Cara Menerapkan Prinsip Pengelolaan Kelas

2.2.1 Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

Penguasaan terhadap prinsip mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus

dikuasai oleh bagian seorang guru yang profesional, selain harus menguasai pengetahuan

atau ilmu yang akan diajarkannya secara prima, juga harus menguasai cara menyampaikan

materi dan penguasaan ruang belajar sehingga akan tercapai proses belajar mengajar yang

efektif. Bila hal tersebut tidak tercapai, maka besar kemungkinan proses belajar mengajar

menjadi tidak efektif dan tidak memberikan hasil yang memuaskan.

Penguasaan terhadap prinsip pengelolaan kelas dan pengajaran menghendaki agar

guru menghiasi dirinya dengan prilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik, baik itu

dalam pergaulan di sekolah maupun ketika berinteraksi di luar sekolah. Tauladan yang

diberikan oleh guru mungkin akan lebih memberikan bekas kepada kehidupan siswa ke

depan daripada sekedar memberikan ceramah di depan kelas. Sikap dan tindak laku seorang

guru akan senantiasa diingat dan dikenang oleh para siswanya.

Tugas guru sebagaimana dikemukakan Crow and Crow hendaknya memiliki sifat

kepribadian yang disepakati sebagai syarat seorang pendidik, yaitu:

Perhatian dan kesenangan pada subyek didik.


Memberikan perhatian kepada subyek didik merupakan hal terpenting dalam proses

pendidikan. Siswa sebagai subyek didik tentunya memiliki banyak kekurangan dan

kelemahan yang merupakan tugas pokok gurulah untuk mengisinya. Apabila guru

memberikan perhatian kepada siswa, maka siswa akan merasa bahwa dia tidak belajar

sendiri, siswa akan lebih termotivasi dan akan lebih belajar dengan baik lagi.

Kecakapan pengelolaan sarana pendidikan.

Sarana pendidikan meliputi segala sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran

dapat berlangsung dengan baik, seperti media, kursi, meja dan alat-alat lannya. Bagi guru

yang memiliki kecakapan dalam mengelola sarana dan prasarana, maka proses belajar

mengajar akan berlangsung dengan mudah dan berjalan dengan baik meski sarana yang

tersedia kurang memadai. Namun sebaliknya, meski sarana pembelajaran yang tersedia

memadai akan tetapi tidak didukung oleh kemampauan guru dalam mengelola sarana,

maka ketersediaan sarana tersebut hanya akan menjadi sia-sia.

Dengan kata lain pengelolaan ini tujukan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan.

Jika tujuan tersebut dapat dicapai barulah pengelolaan dalam proses belajar mengajar

dapat dikatakan efektif.

Cara Menerapkan Prinsip-prinsip Mengelola Kelas

Pada dasarnya ada dua macam kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap guru atau pelatih

mereka mengelola sumber belajar dan melaksanakan dirinya sebagai sumber belajar. Apabila

seorang guru atau instuktur dengan sengaja menciptakan suatu lingkungan belajar di dalam

kelasnya dengan maksud untuk mewujudkan tujuan yang sudah dirumuskan sebelumnya, maka

ia bertindak sebagai guru-manager. Apabila guru atau instruktur yang sama secara fisik

mengajar di kelas tersebut, maka ia menjadi salah-satu dari sumber belajar yang di kelolanya,
dan dengan demikian ia berperanan sebagai guru pelaksana (teacher-operator). Ia

mengatakan bahwa ia adalah sumber belajar yang paling sesuai, lebih sesuai untuk mewujudkan

tujuan belajar dari pada setiap buku teks, buku kerja, film, pita suara atau piring hitam, yang bisa

diperoleh.

Dalam banyak kesempatan, hal ini mungkin benar sekali, tetapi seringkali guru

memutuskan untuk secara aktif berbicara dan menulis dengan kapur di papan tulis hanya karena

dia senang dan menikmati pekerjaan mengajar. Dengan kata lain, keputusan untuk menjadi

guru pelaksana diambil atas dasar kesenangan atau pilihan pribadi, dan bukan atas dasar

analisis kebutuhan situasi belajar yang sesungguhnya

Guru yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan kelas memiliki kemampuan untuk

menempatkan dirinya sebagai guru manager dan guru pelaksana. Dia juga mengetahui waktu

yang tepat untuk memposisikan dirinya sebagai guru manager atau guru pelaksana. Sehingga

dalam setiap proses pembelajaran guru akan senantiasa berganti peran sesuai dengan keperluan

dalam proses pengelolaan kelas.

Tujuan Pengelolaan Kelas


Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada
hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan
fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja.
Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan
intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Suharsimi Arikunto
(dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap
anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisian.
Adapun tujuan secara umum dari pengelolaan kelas:
1. Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.
2. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan
pengelolaan kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/perkembangan
yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.
3. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan
dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.
Sedangkan tujuan pengelolaan kelas secara khusus dibagi menjadi dua yaitu:
1. Tujuan untuk siswa:
a. Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkah lakunya dan
kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.
b. Membantu siswa untuk mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan
memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.
c. Membangkitkan rasa tanggungjawab untuk melibatkan diri dalam tugas maupun pada kegiatan
yang diadakan.
2. Tujuan untuk guru:
a. Untuk mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan yang lancar
dan kecepatan yang tepat.
b. Untuk dapat menyadari akan kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan dalam memberi
petunjuk secara jelas kepada siswa.
c. Untuk mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang
mengganggu.
d. Untuk memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan dalam
hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang muncul didalam kelas.
Jadi, pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di dalam kelompok
kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan
kemampuannya. Kemudian, dengan pengelolaan kelas produknya harus sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai dan agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga segera
tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien serta agar setiap guru mampu menguasai
kelas dengan menggunakan berbagai macam pendekatan dengan menyesuaikan permasalahan
yang ada, sehingga tercipta suasana yang kondusif, efektif dan efisien.

Asepk-aspek Pengelolaan Kelas

Menata Ruang Kelas dan Perlengkapan

Kelas merupakan salah satu rumah kedua bagi guru yang mengajar di lembaga
pendidikan formal baik SD, SMP, ataupun SMA. Sayangnya banyak guru yang tidak betah
berlama lama di kelas karena mereka beranggapan suasananya tidak kondusif, dan
sebagainya.Sebenarnya ini dapat diatasi dengan berbagai solusi salah satunya adalah dengan
menata kembali ruang kelas.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menata ruang kelas umum Sekolah
Menengah Atas (SMA), dengan peralatan seperti meja guru, bangku siswa, mungkin beberapa
SMA memiliki rak buku ataupun alat elektronik (proyektor yang belum dipasang, Laptop).
a. Untuk Direnungkan

Sebelum kita memulai mengatur kelas, pikiran mengenai pertanyaan yang membantu Anda
dalam memutuskan untuk pengelolaan kelas.

Apakah siswa akan menggunakan peralatan misalnya LCD, CD/DVD?


Apakah kelas Anda terdiri dari siswa berkebutuhan khusus yang harus di perhatikan?

Keputusan yang Anda buat sebagai guru mencerminkan apa yang Anda yakini tentang
pengajaran, Anda akan menjadi lebih berpikir lebih hati-hati daripada secara terburu-buru Anda
melakukannya dengan demikian keputusan Anda akan berdampak bagi kegiatan pengajaran
Anda. Pengaturan ruang yang Anda lakukan mengkomunikasikan kepada para siswa.

b. Empat Kunci Bagi Pengaturan Ruang yang Baik


Ruang kelas bukan lah sebuah wilayah yang amat luas yang berinteraksi dalam waktu lama
lebih lanjut Anda dan siswa akan berpartisipasi dalam dalam berbagai kegiatan. Apabila Anda
dapat mengatur ruang Anda akan mendapati kemungkinan lancarnya pergerakan, dan
penggunaan kelas menjadi efisien. Oleh sebab itu, empat kunci berikut ini sebagai panduan untuk
mengatur ruang kelas:

Jadikan Wilayah Lalu Lalang Bebas Hambatan


Wilayah dimana banyak para siswa lalu lalang biasanya dapat menjadikan waktu pengajaran
menjadi berubah karena banyak siswa yang harus menghindari beberapa hambatan-
hambatan.Untuk mengatasi kasus tersebut sebaiknya guru mengatur jarak bangku setiap siswa
satu dengan yang lain sama lebar, kemudian melarang tas/ ransel siswa terletak di sisi luar meja
karena itu dapat menganggu siswa yang ingin maju untuk presentasi atau menjawab soal

Pastikan semua murid terpantau dengan mudah oleh guru


Masing-masing kelas memiliki siswa yang beraneka macam entah dari postur tubuh.perilaku
siswa dan sebagainya.Dalam keadaan normal guru banyak yang acuh terhadap point ini mungkin
karena guru telah banyak pikiran jadi malas untuk memikirkan hal-hal kecil.Sayangnya justru hal
yang kecil itulah dapat menyebabkan kondisi pengajaran makin tidak kondusif.

Contoh konkret hal kecil yang dapat berdampak besar adalah siswa senang duduk
berkelompok di pojok belakang kelas biasanya akan bercakap sendiri tanpa memperhatikan guru
karena banyak alasan misalnya pelajaran tidak menarik, cara pengajaran membosankan atau
bahkan mereka tidak paham akan mata pelajaran tersebut, kondisi ini diperparah dengan adanya
siswa tinggi duduk didepan sendiri sehingga menutupi teman yang membuat gaduh.

Masalah ini dapat kita pecahkan dengan cara menata kembali posisi duduk siswa dengan
cara :
Siswa pintar yang tinggi normal/ kurang tinggi duduk didepan dengan duduk siswa yang
kurang pintar/ nakal yang berpostur sama tapi usahakan untuk dipencar jangan
berdekatan dengan anak nakal lain

Apabila terdapat murid dengan postur tinggi taruh lah dibagian belakang sendiri dan tetap
untuk tidak di kelompokan dengan anak nakal lain.

Apabila ada siswa yang memiliki kebutuhan khusus ( Rabun dekat/ Jauh/ Silinder)
letakan mereka diposisi yang mereka dapat membaca dengan jelas.

Jaga Material/ Perlengkapan Yang Sering Digunakan


Menjaga material yang mudah diakses tidak hanya mengurangi waktu yang hanya untuk
menyiapkan perlengkapan saja tapi juga dapat membantu menghindari penundaan pengajaran.
Alasan seperti ini logis karena apabila Anda atau siswa yang menyiapkan peralatan yang
sebenarnya telah memasuki jam pengajaran maka siswa lain akan teralihkan perhatiannya
dengan peristiwa tersebut dan juga jam pengajaran Anda akan berkurang banyak.

Pastikan Siswa Dapat Dengan Mudah Melihat Presentasi Ataupun Media Pengajaran

Ketika Anda dan siswa sedang presentasi/ diskusi kelas, pastikan bahwa pastikan bahwa
tempat duduk siswa dapat melihat LCD atau media lain tanpa harus memindahkan banyak
bangku, kondisi seperti itu membuat para siswa memperhatikan. Menarapkan tiap-tiap dari
empat kunci tersebut akan membantu Anda merancang ruangan dapat laksanakan.

c. Saran-Saran Bagi Pengaturan Ruang Kelas


1. Dinding Kelas
Dinding kelas mempunyai menyediakan area untuk menampilkan pekerjaan siswa, material
yang relevan dengan mata pelajaran, dan lain-lain. Dengan pertimbangan sebagai berikut:

Pada saat sekolah, Anda setidaknya memiliki display untuk dinding:


Peta Indonesia/ dunia
Kalender
Arti sila-sila
Materi mata pelajaran/ kuliah
2.Perlengkapan Guru
Apabila Anda akan mengajar, usahakan perlengkapan disiapkan dari rumah dan diplot
dengan baik supaya gampang untuk diambilnya.

Peranan dan tugas guru dalam pengelolaan kelas


2.5.1 Peranan guru dalam pengelolaan kelas

Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan
berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk
meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar
siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan
peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1. Guru Sebagai Demonstrator

Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua
yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan
menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru.Guru adalah acuan bagi
peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan
ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi
siswanya dan contoh bagi peserta didik.

2. Guru Sebagai Evaluator

Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap
pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif.
Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa
tingkatan antara lain mengetahui, mengerti, mengaplikasikan, analisis, sintesis (analisis dalam
berbagai sudut), evaluasi.

Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini
bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di
pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi.
Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan
secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan
berbagai proses instrument harus terbuka.

3. Guru Sebagai Pengelola Kelas

Manager mengelola kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru
akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola
kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar
di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas: merancang tujuan pembelajaran
mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran dan memotivasi, mendorong, serta menstimulasi
siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan
reaward. Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran

4. Guru Sebagai Fasilitator

Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang
akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus
dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi
berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu
siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran
adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat
diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran di dalam kelas banyak macamnya
misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT.

5.Guru sebagai pemimpin dalam perubahan Lingkungan


Seorang pemimpin mengembnagkan 3 kategori kerangka kerja perikau pemimpin di dalam
lingkungan, sebagai berikut :
Task Oriented (Orientasi Tugas)
Perilaku orientasi tugas mencakup mengklasifikasikan peranan, perencanaan,
melaksanakan organisasi, dan memonitor fungsi-fungsi organisasi. Tindakan ini menekankan
pada pemenuhan tugas-tugas, menggunakan personel dan sumber-sumber yang efisien,
memelihara stabilitas dan proses realibilitas dan menimgkatkan peningkatan
kemajuan.Memelihara stabilitas dan reabilitas yang merupakan orientasi tugas guru tentunya
memelihara lingkungan sekolah yang nyaman dan tentram, tidak ada kegaduhan dan tidak ada
kesemrawutan, semuanya berjalan normal dan wajar. Stabil dapat diartikan seimbang diantara
semua komponen yang ada, tentunya seimbang antara siswa dengan siswa dalam pengajaran,
seimbang antara antara siswa yang belajar di dalam kelas.
Orientasi tugas yang cenderung kepada penataan kelas dan pembelajaran harus berjalan
dengan standar-standar yang ada dengan mekanisme pengajaran yang tentunya sesuai dengan
mekanisme pengajaran yang tentunya sesuai dengan tugas mengajarnya, tapi harus juga dalam
mengajar itu memberikan materi-materi yang bermuatan moral agar stabilitas terjaga dengan
baik, adanya penghormatan dari siswa kepada gurunya karena disampaikan materi-materi yang
bermuatan moral terlebih kepada materi- materi yang bermuatan agama, meskipun tidak
menjadi jaminan untuk pembenahan moral menjadi siswa bermoral baik. Tapi paling tidak ada
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sehingga diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik
oleh siswa karena pengetahuan itu.
Proses realibilitas adalah proses menjaga kepercayaan,tugas guru adalah mengajar
tetapi jugaharus menjaga siswa dan lingkungannya agar dapat dipercaya oleh orangtua siswa.
Melindungi siswa dari bahaya, menengok siswa jika sakit, memotivasisiswa jika malas
belajar,menghargai hasil kerja keras siswa, mendorong dan mendukung setiap kreativitas siswa.
Jangan sampai siswa merasa hilang percaya dirinya baik dalam ruang kelass, lingkungan sekolah
dan lingkungan keluarganya. Realibilitasini bukan hanya menjaga kepecayaan tapi juga
mengebangkannya agar lebih terbangun dan yakin dari kepercayaan yang suudah diperolehnya.
Mengembangkandengan cara memerhatikan dan mengarahkan potensi-potensi yang dimiliki
siswa, memberdayakan kemampuan siswa, memberikan sikap-sikap yang optimis dalam
membangunkepercayaan diri siswa dan ornangtua.
Memelihara stabilitas dan menjaga kepercayaan merupakan satu kesatuan yang
stabilitas kelas tidak kondusif akan berdampak kepada kepecayaan orangtua dan siswa, tentunya
yang berperan besar dalam mengelolanya adalah guru. Begitu juga sebaliknya apabila
kepercayaan orangtua dan siswa sudah tidak ada maka tidak akan menghasilkan stabilitas yang
nyaman dalam proses pembelajaran. Stabilitas lebih berfokus kepada bagaimana guru mengajar
dengan baik di dalam kelas, sdangkan reabilitas berfokus memberikan rasa nyaman kepada guru
dalam mengajar.
Kedua aspek stabilitas dan reabilitas merpakan dominasi sistem yang ada di dalam
sekolah terutama di dalam kelas. Karena kelas merupakan ruang utama dan pertama di mana
berlangsung proses belajar mengajar sedangkan guru merupakan sentral akademik yang utama
dan pertama dalam penyampaian materi mata pelajaran, hanya saja, kenyamanan seorang guru
mengajar akan lebih terkonsentrasi pada satu ruangan khusus yang disebut kelas.
Relations Oriented (Orientasi Hubungan)

Perilaku orientasi hubungan mencakup dukungan pengembangan, pengakuan, konsultasi,


dan manajemen konflik. Aktivitas ini berfokus pada pengembangan dan bantuan manusia,
peningkatan kerja sama dan kelompok kerja, dan membangun komitmen untuk organisasi.

Dukungan artinya antara guru dan siswa saling mendukung dalam penataan ruang kelas
yang nyaman, dukungan ini memberikan kontribusi yang positif dalam menempatkan sesuatu
pada tempatnya, siswa diusahakan jangan merusak dan memindah-mindahkan tat ruang yang
sudah dianggap baik, begitu juga guru harus mempertimbangkan dengan kesepakatan di antara
guru dan siswanya agar tidak terjadi kesalahpahaman, diusahakan agar memberikan dukungan
yang optimal dari kedua komponen antara siswa dan guru, terlebih lagi kepala sekolah
memberikan dukungan apresiasi kepada guru dan siswa dalam menjaga dan merawat lingkungan
kelas yang berupa piagam, atau piala bergilir kepada kelas dari kepala sekolah untuk kelas-kelas
yang bersih, kelass yang tertib , kelas yang nyaman.

Pengembangan artinya kepala sekolah memberikan pengarahan kepada guru dan siswa
agar menjaga dan merawat kelas secara menyeluruh bukan hanya kepada penjaga sekolah saja
melainkan keepada semua pihak yang ada di dalam sekolah. Pengembangan menjaga kebersihan
dengan memberikan tempat-tempat/tong pembuangan sampah, tempat penataan meja dan kursi
guru yang nyaman, pengembangan tempat buku yang layak di dalam kelas, pengembangan
tempat penggunaan media belajar, tempat lemari buku di dalam kelas. Semua aspek yang
berkaitan dengan kelas di berdayakan dengan baik.

Pengakuan artinya kerja sama antara guru dan siswa betul-betul haruss diakaui
kreativitassnya oleh kepala sekola, ide-ide yang muncul dalam perbaikan kreativitasnya oleh
kepala sekolah, ide-ide yang muncul dalam perbaikan perlu diakui, peningkatan motivasi belajar
dari kenyamanan kelas harus diapresiasi oleh kepala sekolah.

Change Oriented (Orientasi Perubahan)

Perilaku orientasi perubahan berkonsisten untuk menafsirkan peristiwa external,


mengartikan sebuah visi yang menarik, menawarkan program-program yang menarik, berseru
untuk perubahan, dan menciptakan persatuan yang mendukung dan mengimplementasikan
perubahan. Tindakan ini berkonsentrasi pada adaptasi perubahan lingkungan, membuat
perubahan tujuan pada mata pelajaran, kebijakan-kebijakan,prosedur dan program-program, dan
mengarahkan komitmen terhadap sebuah perubahan.

Menafsirkan peristiwa external artinya bahwa guru dan lingkungan sekolah harus
memahai akan sebuah perubahan yang terjadi di masyarakat.Oleh karena itu, kelas yang disusun
dan ditata dengan penataan yang mengarah kepada pemahaman yang mengenal perubahan
globalisasi, perubahan yang terjadi terutama membangun benteng-benteng pendidikan moral,
pendidikan etika dan pendidikan akhlak.

Mengartikan sebuah visi yang menarik artinya bahwa sebuah visi harus dilakukan dengan
setahap demi setahap.Harus dilakuakan dengan tindakan konkret dan nyata. Bahwa visi
memerlukan keteladanan dari guru sebagai orang yang digugu dan ditiru karena ketika guru
masuk dalam ruangan kelas menjadi bagian dari kelas itu sendiri, sehingga perilakunya adalah
perilaku dari sebuah visi sekolah yang ada.

Menawarkan program yang menarik artinya bahwa guru diharapkan mampu memberikan
nilai jual dari program-program mengajarnya kepada siswa dalam ruangan kelas. Guru memiliki
segudang rencana dan cita-cita yang perlu untuk ditindaklanjuti, guru memberikan solusi dari
segala problematika siswa ,sehingga siswa ketika berada dalam kelas tidak merasa sungkan dan
malas untuk ke sekolah apalagi ke kelas bertemu dengan gurunya yang menyenangkan dengan
program-programnya.

Berseru untuk perubahan yang berarti bahwa perubahan bukanlah barang yang basi tapi
betul-betul ada di depan mata, tidak ada yang ditakutkan dalam kenyataan itu jika segalanya
sudah dipersiapkan, jika segalanya sudah matang.Dan yang terpenting dari semuanya itu
bagaaiamana memberdayakan sumber daya manusia secara maksimal.Pengelolaan kelas
diharapkan ada manajemen yang mengarah untuk selalu mengingatkan akan persaingan dunia
yang tanpa batas, dan perlu adanya filter dari individu manusia yang ada.

Menciptakan persatuan yang mendukung dan mengimplemtasikan perubahan yang


artinya dukungan dalam membangun kebersamaan itu harus terjalin dengan baik dengan tanpa
membeda-bedakan suku dan bangsa, agama dan adat istadat yang berbeda-beda dengan melihat
kebersamaan dan prsatuan itu akan menjadikan saling melengkapi akan kekurangan dan mengisi
akan kelebihan yang dimiliki masing-masing.

Tugas Guru dalam Mengelola Kelas

Berhubungan karena waktu yang tersedia dan kemampuan guru sebagai pengelola

selalu terbatas, maka mereka harus sedapat mungkin mengkosentrasikan terhadap

pelaksanaan pekerjaan dengan meniadakan peranannya yang unik dalam organisasi sebagai

pengelola sumber belajar. Dengan demikian di mungkinkan untuk mengisolasikan dan

mengidentifikasi 4 fungsi umum yang merupakan ciri pekerjaan seorang guru sebagai

manager:

Merencanakan, ini adalah pekerjaan seorang guru untuk menyusun tujuan belajar.

Mengorganisasikan, ini dalah pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan

menghubungkan sumber-sumber belajar, sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar

dengan cara yang paling efektif, efisien dan ekonomis mungkin.


Memimpin, ini adalah pekerjaan seorang guru untuk memotivasikan, mendorong dan

menstimulasikan murid-muridnya, sehingga mereka akan siap untuk mewujudkan tujuan

belajar.

Mengawasi, ini adalah pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya

dalam mengorganisasikan dan memimpin di atas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan

yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat diwujudkan, maka guru harus menilai

dan mengatur kembali situasinya dan bukannya mengubah tujuannya.

Walaupun keempat fungsi pengelolaan ini merupakan kegiatan terpisah satu sama

lain, namun mereka harus dipandang sebagai suatu lingkaran atau siklus kegiatan yang

berhubungan secara bersama-sama, hal itu merumuskan kawasan khusus dari kemampuan

dan keahlian professional seorang guru, secara bersama-sama, hal itu merupakan proses

pengelolaan pendidikkan dan latihan. Akan tetapi, ada sisi lain dari peranan pengelola,

karena untuk proses pengelolaan tugas untuk menentukan sama pentingnya dengan tugas

untuk melaksanakan.

Dalam kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas ada beberapa tugas guru yang harus

dilakukan sebagai berikut:

Tugas sebagai pengajar atau instruksional

Tugas ini mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi pelajaran sesuai

dengan GBPP pengajaran, yang berupa informasi, fakta serta tugas dan keterampilan

yang harus dikuasai oleh siswa. Untuk itu guru harus menguasai materi pelajaran, metode

mengajar dan teknik-teknik evalauasi.


Dalam tugas ini guru dianggap sumber informasi dan sumber belajar utama. Oleh

karena itu guru harus selalu menambah dan memperluas wawasannya dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang saat ini.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar hal-hal yang perlu dilakukan guru

adalah:

Menyusun program pengajaran selama kurun waktu tertentu secara berkelanjutan.

Membut persiapan mengajar dan rencana kegiatan belajar mengajar untuk tiap bahan

kajian yang akan di ajarkan berkaitan dengan penggunaan metode tertentu.

Menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terlaksananya kegiatan belajar

mengajar yang efektif.

Merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi belajar.

Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang merupakan program

sekolah. Misalnya, program pengajaran perbaikan dan pengajaran pengayaan serta

ekstra kurikuler.

Mengatur ruangan kelas.

Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik serta daya

tangkap siswa terhadap pelajaran.

Tugas sebagai pendidik atau educational

Tugas guru bukan saja mengajar, tetapi lebih dari itu mengantar siswa menjadi

manusia dewasa yang cerdas dan berbudi luhur. Dalam hal ini tugas guru dalam

pembentukan sikap, mental dan watak yang sangat dominant. Dengan demikian system

guru sangatlah sesuai, karena secara psikologis siswa memerlukan guru di sekolah,

sebagai pengganti orang tuanya.


Oleh sebab itu guru harus memperhatikan siswa terutama sikap, tingkah laku,

ketertiban dan kedisiplinannya. Disamping itu guru harus memperhatikan kebiasaan-

kebiasaan, kelainan-kelainan, kekhususan, kelebihan dan kekurangan masing-masing

siswa.

Tugas sebagai pemimpin atau managerial

Tugas ini bukan saja pada saat pelajaran berlangsung tetapi juga sebelum dan

sesudah pelajaran berlangsung. Guru adalah pemimpin dan penanggung jawab utama di

kelasnya. Oleh karena itu yang terjadi di kelas dan yang berkaitan dengan siswa secara

langsung atau tidak langsung menjadi tanggung jawab guru. Sehubungan dengan itu guru

harus banyak tahu latar belakang siswa-siswinya, baik segi sosial, ekonomi, maupun

budaya.

Sebagai pemimpin kelas, guru harus mengadakan hubungan dengan sekolah lain,

masyarakat sekitar sekolah, termasuk dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di

lingkungannya. Oleh kerena itu hal-hal yang menyangkut tata usaha, dan administrasi

kelas termasuk juga dalam lingkup tugas guru sebagai managerial guru. Dalam

menjalankan tugasnya seorang guru setidaknya harus memiliki kemampuan dan sikap

sebagai berikut:

Menguasai kurikulum

Kurikulum sebagai program pendidikan secara utuh, mempunyai kedudukan

yang cukup penting dalam keseluruhan program pendidikan dan pengajaran. Oleh

sebab itu guru harus menguasai benar kurikulum/GBPP yang merupakan pedoman

yang dapat mengarahkan dalam merencanakan program dan belajar mengajar di


kelas. Tanpa pengusaan yang baik terhadap kurikulum yang berlaku guru akan

mengalami kesulitan dan kurang terarah dalam penyampaian materi kepada siswa.

Guru harus tahu batas-batas materi yang harus disajikan dalam kegiatan

belajar mengajar, baik keluasan materi, konsep maupun tingkat kesulitannya sesuai

yang digariskan dalam kurikulum. Guru yang baik adalah guru berhasil dalam

pengajaran, dan mampu mempersiapkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam kurikulum.

Menguasai materi mata pelajaran

Guru mata pelajaran adalah guru yang dapat mengajarkan mata pelajaran yang

dikuasainya. Guru dituntut untuk menyelesaikan bahan pelajaran yang telah

ditetapkan, tetapi guru harus menguasai dan menghayati secara mendalam materi

yang akan diajarkan. Oleh karena itu dalam memberikan materi pelajaran guru

mempunyai peranan dan tugas sebagai pengelola proses belajar mengajar di kelas

yang di tuntut banyak inisiatif dan penuh kreatifitas. Jadi penguasaan terhadap semua

materi pelajaran mutlak dimiliki oleh seorang guru.

Menguasai metode dan evaluasi belajar

Salah satu kelemahan mendasar yang biasanya terjadi dalam kegiatan belajar

mengajar justrun terletak pada inti aktifitas itu sendiri, yaitu pelaksanan kegitan

mengajar yang melibatkan guru dan siswa serta interaksinya satu sama lainnya.

Dalam rangka kegiatan belajar mengajar guru harus menguasai berbagai

metode mengajar. Selain menguasai berbagai metode, guru juga harus mamapu

memilih metode yang tepat sesuai materi pelajaran, tingkat kecerdasan siswa serta
lingkumgan dan kondisi setempat, kemudian merancang menjadi satu program

pengajaran yang baik dan terus diperbaiki dan disempurnakan.

Setia terhadap tugas

Profesi guru sangatlah berlainan dengan propesi lainnya Karena pekerjaan

guru menyangkut pertumbuhan, perkembangan fisik dan intelektual seorang anak

manusia. Segala kegiatan belajar mengajar harus disiapkan secara matang untuk itu

guru harus benar-benar menyatu, menjiwai dan menghayati tugas-tugas

keguruannya. Guru-guru yang berhasil pada dasarnya adalah guru yang mencintai

tugasnya, dan guru yang setia terhadap tugasnya.

Disiplin dalam arti luas

Pendidikan adalah suatu proses, bersama prose situ anak bertumbuh dan

berkembang dalam belajar. Pendidik dengan sengaja mempengaruhi arah proses itu

sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan diterima serta berlaku dalam

masyarakat. Kuat lemahnya pengaruh itu sangat bergantung pada tata disiplin yang

ditetapkan dan dicontohkan oleh guru.

Pengelompokkan Masalah dalam Pengelolaan Kelas

Masalah pergelolaan kelas dapat di kelompokkan menjadi tiga kategori yaitu masalah

individual, masalah kelompok dan masalah organisasi. Tindakan pengelolaan kelas seorang

guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang

sedang dihadapi, dan dapat memilih strategi penanggulangannya dengan tepat pula.

Masalah Individu/Perorangan

Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassell (Noorhadi,1985:5), mengemukakan bahwa semua

tingkah taku individual merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan kebutuhan untuk
diterima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Akibat tidak terpenuhinya

kebutuhan, kemungkinan akan terjadi beberapa tindakan siswa yang dapat digolongkan

menjadi:

Tingkah-Iaku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain (attention getting

behavior), misalnya membadut di dalam kelas (aktif), atau dengan berbuat serba

lamban sehingga perlu mendapat pertolongan ekstra (pasif).

Tingkah-Iaku yang ingin merujukan kekuatan (power seeking behaviours), misalnya

selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional, seperti marah-marah, menangis

atau selalu "Iupa" pada aturan penting di kelas (pasif).

Tingkah-Iaku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors),

misalnya menyakiti orang lain seperti mengata-ngatai, memukul, menggigit dan

sebagainya (kelompok ini nampaknya kebanyakan dalam bentuk aktif atau pasif).

Peragaan ketidakmampuan (displaying indequacy) yaitu dalam bentuk sama sekali

menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin bahwa hanya kegagalanlah

yang menjadi bagiannya.

Keempat tindakan yang dilakukan individu tersebut di atas dapat diistilahkan menjadi:

Pola aktif yang konstruktif

Pola aktif yang distruktif

Pola pasif yang konstruktif

Pola pasif yang distruktif

Masalah Kelompok

Masalah ini merupakan yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas. Masalah

kelompok akan muncul apabila tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan kelompok, kelas


frustasi atau lemas dan akhirnya siswa menjadi anggota kelompok bersifat pasif, acuh,

tidak puas dan belajarnya terganggu. Apabila kebutuhan kelompok ini terpenuhi,

anggotanya akan aktif, puas, bergairah dan belajar dengan baik. Lois V Johnson dan

Mary A Bany mengemukakan ciri-ciri kelompok dalam kelas:

Kesatuan kelompok

Kesatuan kelompok memegang peranan penting dalam mempengaruhi anggota-

anggotanya bertingkah laku.

Interaksi dan komunikasi

Interaksi terjadi dalam komunikasi, kalau beberapa orang anggota mempunyai

pendapat tertentu, maka terjadilah komunikasi dalam kelompok dan diteruskan

dengan interaksi membahas, pendapat tersebut, yang sering disertai dengan emosi

yang mempekuat interaksi.

Struktur kelompok

Struktur informal dalam kelompok dapat mempengaruhi struktur formal, bila selalu

ditempatkan pada posisi yang tinggi hal ini dapat merusak keakraban kelompok.

Tujuan-tujuan kelompok.

Apabila tujuan-tujuan kelompok ditentukan bersama oleh siswa dalam hubungan

dengan tujuan pendidikan maka anggota-anggota kelompok akan bekerja lebih

produktif menyelesaikan tugasnya. Dengan kata lain siswa akan bekerja dengan baik

apabila hal itu berhubungan dengan tujuan-tujuan mereka.

Kontrol
Hukum-hukum yang diciptakan bersama bagi siswa yang melanggar, mungkin dapat

memperkecil pelanggaran, akan tetapi beberapa soal tetap atau tidak tetap akan tidak

dapat belajar dengan baik, hal ini merupakan masalah baru.

Iklim Kelompok

Iklim Kelompok adalah hasil dari aspek-aspek yang saling berhubungan dalam

kelompok. Iklim kelompok ditentukan oleh tingkah keakraban kelompok, sebagai

hasil dari aspek-aspek tersebut di atas.

Masalah organisasi

Sekolah sebagai organisasi sosial dan sebagai sub sistem dari sistem sosial yang lebih

luas termasuk sistem persekolahan nasional. Pengaruh organisasi sekolah dipandang

cukup menentukan dalam pengarahan peri/aku siswa. Dengan kata lain guru dan siswa

dipengaruhi oleh organisasi sekolah secara keseluruhan, termasuk cara pengelompokan,

kurikulum, rencana fisik, peraturan-peraturan, nilai sikap dan tindakan.

Kebijaksanaan dan peraturan sekolah memberi refleksi kepada sikap nilai, organisasi,

tujuan dan peri/aku siswa dalam kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara

jelas dan dikomunikasikan kepada seluruh siswa secara terbuka, maka akan

menyebabkan tertanam pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik dan keteraturan

tingkah laku.

Adapun kegiatan-kegiatan rutin yang sudah diatur tersebut antara lain berupa:

Penggantian pelajaran, hal rutin semacam ini hendaknya diatur secara tertib.

Guru yang berhalangan hadir oleh satu atau lain hal maka siswa harus sudah

mengetahui cara mengatasinya.


Masalah antara siswa, dapat dipecahkan bersama-sama dengan guru (wakil

kelas/ketua kelas/ketua OSIS).

Upacara bendera

Dan kegiatan lainnya yang harus diatur secara jelas tidak kaku dan harus fleksibel.

Indikator Pengelolaan Kelas Yang Berhasil

Uraian di atas memberikan penjelasan mengenai bagaimana teknis penerapan

pengelolaan kelas yang ideal dilakukan oleh para guru. Namun tentunya berhasil atau

tidaknya pengelolaan kelas tetap saja bergantunga kepada kemampuan guru dalam

menerapkannya. Di bawah ini merupakan indicator pengelolaan kelas yang dianggap

berhasil, yaitu:

Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas

Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.

Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi contohnya

cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan dan lain-lain ) dan

rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke

toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.

Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab prosedur

mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.

Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi.(stiker,

penghilangan hak siswa dan lain-lain)

Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan disiplin bisa

dipelajari

Ada dua hal yang membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak :
1.Guru yang kurang berhasil menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran dengan langsung

mengajarkan subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplinkan siswa selama setahun

penuh.

2.Guru yang efektif menghabiskan dua minggu pertama ditahun ajaran dengan meneguhkan

prosedur.

2.8 Ruang Kelas Abad ke- 21

Gardon D.yden & Jeanette vos ( 200: 108 ) menyatakan bahwa Dalam sejarah dunia
sekolah dengan ruang-ruang kelasnya adalah sebuah konsep yang sanagat baru dan inilah
saatnya untuk mempertanyakan apakah ia merupakan yang terbaik dan tetap di pertaruhkan
menjadi forum utama pembelajaran kami berpendapat bahwa sekolah diubah menjadi pusat
kesehatan dan pendidikan orangtua . pemanfaatan sekolah selama kurang 200 hari setahun dan
beberapa jam sehari adalah sebuah penyia-nyian besar atas asset berharga dan menggunakan
sekitar 15% dari seluruh waktu yang tersedia dan menggunakan bagian waktu tersebut untuk
pengajaran satu arah adalah kemubaziran yang lebih besar dari yang 15% tadi .

Konsep ini memberikan gambaran bahwa tampatnya ada kejenuhan dari proses belajar dalam
ruangan tertutup .Tidak ada sebuah peningkatan sikap dan keterampilan yang ada lebih
dominan cinderung kepada peningkatan pengetahuan saja . padahal diperlukan praktik-praktik
yang nyata dalam konsep-konsep yang ada untuk menjabarkan pengetahuan yang selama ini
sepertinya terpenjara dibalik dinding sekolah

Gordon.D & Jeannette vos ( 2004; 24) menyatakan bahwa gunakan swluruh dunia sebagi
ruang kelas. Artinya bahwa anda dapat menunjukan kepada anak anda, maka sebentar
kemudian dia akan menunjukannya kepada anda seperti bentuk-bentuk lingkaran,seperti roda,
balon, matahari,bulan kaca mata,mangkok dan lain-lain . dengan mengenalkan anak kepada
benda-benda yang berkaitan dengan benda-benda yang memberikan pengetahuan yang
lengkap karena bukan hanya sekedar menunggu nanti kalo anaknya sekolah pasti juga akan tahu
nama-nama benda tersebut. Pendidikan bukan harus berada pada satu tempatdan satu waktu
yang sma Tetapi sebenarnya pendidikan merupakan berada dalam ruang dan waktu yang bebas
dan dimana saja.

Gordon Drayden & jeanntte vos ( 2000; 245) menyatakan bahwa Ada cara yang
mempermudah anak dalam menghafal kata-kata seperti , jika ada sebuah bola dilempar ke atas
pasti akan jatuh ke bawah, lampu nyala pasti padam, pintu terbuka pasti tertutup , dan malam
berganti siang.

Startegi yang digunakan hanyalah membolak balikan kata atau lawan dari kata yang sebelumnya
agar anak terbiasa dalam berfikir. Dengan kemampuan berfikir yang diasah secara terus
menerus memberikan suatu ketajaman intelektual , ketajaman berfikir, ketajaman
menggunakan logika, sehingga, anak cepat tanggap dalam menggapi respon-respon yang ada
dengan cepat dan tepat karena menggunakan strategi berfikir yang digunakan dari sejak anak
mulai belajar berkata-kata.

Gordon D & Jeannette V . ( 200; 245 ) menyatakan bahwa Belanja ke mall sebuah perjalanan
belajar hal ini dapat dilakukan untuk menyuruh anak mengecek seperti kulkas atau dan lemari
makanan untuk keperluan yang dibutuhkan. Jadikan setiapm kunjungan kesuatu tempat sebagai
sebuah permainan sehingga anak akan merasa menjadi teman bermain dalam setiap
kunjungannya.

Dalam pengelolaan kelas ini terdapat tiga unsur kunci dalam belajar terintegrasi ( terpadu ).

Gordon D & Jeannette V ( 2000; 414 ) menyatakan yaitu :

1. Kegiatan proyek diluar kelas yang menarik dengan memadukan riset dan eksplorasi,
2. Penggunaan computer oleh murid sebagai sarana pemroses informasi dan analisis dan,
3. Sejarah geografis, ilmu alam , matematika,ekonomi, menulis,computer, dan mata
pelajaran lain disatu padukan tidak diajarkan secara terpisah

Kegiatan proyek di luar kelas yang menarik dengan memadukan riset dan eksplorasi, artinya
diluar dinding sekolah menjadikan kenyataan bahwa sekolah tidak harus berada dalam ruang
tertutup . Bahwa kelas yang nyata adalah kelas yang terdapat riset dan eksplorasi-eksplorasinya.
Penelitian yang terus dibiasakan memberikan warna yang nyata dalam tindakan-tindakan yang
sistematis.penelitisn ysng sistematis memberikan jalan bagi seseorang untuk sesuai dengan
aturan-aturan tata kehidupan seperti sesui dengan prosedur yang ada.

Penggunaan computer oleh murid sebagai srana pemrosesan onformasi dan analisis, kemajuan
teknologi telah membawa peradapan manusia modern menjadi lebih praktis dan cepat
informasi yang diperoleh juga sangat cepat sehinggu mudah menganalisis informasi tersebut.
Informasi dan analisis yang dikembangkan sesuai dengan harapan pendidikan. Kelas moderen
menjadikan setiap sudutnya dalah computer sehingga peserta didik menjadi tahu akan
pengetahuan abad modern . ruang kelas menjadikan komputerisasi dengan mudah untuk
diakses dan dengan mudah untuk memberikan peluang-peluang beajar kepada peserta didik.
Hal ini sesuai dengan kurikuum 2013 yang menjadikan Teknlogi informasi dan Komunikai (TIK)

Sebagai media beajar atau alat peraga bagi mata peajaran yang lain.

Sejarah, gegrafis, imu alam, matematika ,ekonomi, menulis,computer dan mata pelajaran lain
disatu padukan tidak diajarkan secara terpisah, konsep ini memberikan secara jelas dan
gambling bahwa pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum terpadu dari mualai kelas 1-6
SD . hal ini memberikan keutuhan pembelajaran yang total, tidak memberikan mata pelajaran
yang setengah-setengah,tidak main-main. Karena pembelajaran terintegratif ini , adanya mata
pelajaran yang utuh dan terpadu sehingga tidak sia-sia dalam system pembelajarannya

Kelas juga akan lebih hidup dan dapat merasakan semua pelajaran sebagai satu kesatuan yang
memungkinkan untuk dapat dipelajari secara universal, meskipun bahwa kapasitas dan daya
tangkap seorang murid dalam menggali informasi dan komunikasi, karena dengan keterpaduan
kurikulum yang diembannya dan menjadi sebuah kemudahan belajar secara menyeluruh.

Dari kurikulum yang dipersiapkanakan membawa perubahan yang lebih baik, perubahan
bukanlah sesuatu yang harus ditakuti akan tetapi merupakan sebuah tantangan kedepan dalam
menghadapi kenyataan-kenyataan yang ada. Bukan merupakan serangan ideology dan ekonomi
tapi saling menerima dan menghargai sehingga mental-mental bangsa bukan lagi menjdi
mental-mental kalah bersaing yang selalu menghargai perbedaan yang ada dan menghormati
perbedaan tersebut sebagai sebuah kekayaan yang saling mendukung dan saling menunjang
untuk keberlangsunagn semua pihak

BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan

Beberapa hal penting yang dapat kami jadikan sebagai kesimpulan dalam makalah ini

adalah berikut ini:


Pengelolaan kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar

mengejar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan

belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan

situasi atau kondisi proses belajar mengajar.

Penguasaan terhadap prinsip mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus

dikuasai oleh bagian seorang guru yang profesional, selain harus menguasai pengetahuan

atau ilmu yang akan diajarkannya secara prima, juga harus menguasai cara

menyampaikan materi dan penguasaan ruang belajar sehingga akan tercapai proses

belajar mengajar yang efektif.

Empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerjaan guru sebagai manager:

merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,dan mengawasi

Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi

dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi, dan dapat memilih strategi

penanggulangannya dengan tepat pula. Secara umum masalah dalam pengelolaan kelas

dibagi dalam tiga kelompok, yaitu masalah individu, masalah kelompok dan masalah

organisasi.

Indikator dari keberhasilan pengelolaan kelas antara lain guru mengerti perbedaan antara

mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas, guru mengetahui perbedaan antara prosedur

kelas dan rutinitas kelas, guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir

prosedur-prosedur, guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan

konsekuensi serta guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu,

sedangkan disiplin bisa dipelajari.

Saran
Apa yang kita bayangkan dalam pengelolaan kelas dapat menjadi tindakan nyata

ketika berdiri di depan kelas untuk memulai proses belajar mengajar. Mengelola kelas

dengan baik menjadikan suasana belajar mengajar terasa menjadi kondusif dan

menyenangkan, baik bagi murid maupun guru.


DAFTAR PUSTAKA

Abbudin Nata, (2003), Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, (2001), Ilmu Pendidikan, :Jakarta: Rineka Cipta

Depdikbud, Pengelolaan Kelas ,(1996),

Ivor .K. Davies, (1985), Pengelolaan Belajar, Jakarta: CV Rajawali.

Nasution, (1982), Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung: Jemmare.

Peter Salim & Yeni Salim, (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern
English

Sibaweh Imam &Nurdin Diding,2015. Pengelolaan Pendidikan.Jakarta : Rajawali Pers

Sodik.A . Kuncoro, Dkk, (1981), Pendidikan Ditinjau Kembali, Jogjakarta: CV Nur Cahaya

Sotjipto Rapli Kosasi, (1999), Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.

Surya Subrata, (1990), Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Udin. S. Winata Putra, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.

Usman, Moh. Uzer. (1996). Menjadi guru profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai