Oleh :
Resky Apriyani Simamora (RRA1C415001)
M.SABKI (RRA1C415009)
Chintia Pertiwi (RRA1C415022)
Rita Anggarini (RRA1C415030)
Aldi Irham (RRA1C415032)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat ramhat-
Nya lah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang sudah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyelesaian masalah ini.
Secara khusus, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata
kuliah Pengelolaan Pendidikan, yaitu Ibu MIA AINA, S.Pd., M.Pd Dan tentunya teman-
teman dari prodi biologi.
Makalah ini berjudul Pengelolaan Kelas.Oleh karena itu, diharapkan setelah
membaca makalah ini dapat menambah wawasan dalam pengelolaan kelas yang efektif dan
bagaimana peranan guru dalam pengelolaan kelas.
Penulis menyadari pada makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penulis senantiasa mengharapan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................
Rumusan Masalah.......................................................................................
Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan...............................................................................................
3.2. Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi
dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal.
Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran
serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.
Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala
kemampuannya, murid dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala
komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi
serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu dan berinteraksi di dalam
kelas. Oleh karena itu, selayaknya kelas dimanajemeni secara baik dan professional.
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola
kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan
seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran
kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-
contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan
mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara
efektif dan-efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik
antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah
contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih
optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta
didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh
peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya
Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru
dengan tujuan meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagai terjadinya proses
belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan
sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan
mengkontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan danmemelihara aturan kelas
melalui penerapan disiplin secara ketat (Weber). Bagi sekolah atau guru yang menganut
pendekatan otoriter, maka dalam mengelola kelas guru atau sekolah tersebut menciptakan
iklim sekolah dengan berbagai aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh warga
dirumuskan tentu saja tidak hanya didasarkan pada kemauan sepihak dari pengelola
sekolah /kelas saja, melainkan dengan memasukan aspirasi dari siswa. Hal ini penting
mengingat aturan yang dibuat diperuntukan bagi kepentingan bersama, yaitu untuk
menunjang terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kedua pendekatan
permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk
memberi kebebasan untuk siswa melekukan berbagai aktivitas sesuai dengan zang mereka
inginkan.
Pengertian kedua ini tentu saja bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut
pandangan permisif, fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman
untuk melakukan aktivitas di dalam kelas, tanpa harus merasa takut dan tertekan.
kegiatan proses belajar mengejar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada
penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar,
mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga
proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kulikuler dapat tercapai (Udin S.
guru, karena gurulah yang bertugas mengelola kelas. Guru harus mengetahui kondisi
dan kekhususan kelasnya, baik yang menyangkut siswa maupun lingkungan fisik kelas.
dikuasai oleh bagian seorang guru yang profesional, selain harus menguasai pengetahuan
atau ilmu yang akan diajarkannya secara prima, juga harus menguasai cara menyampaikan
materi dan penguasaan ruang belajar sehingga akan tercapai proses belajar mengajar yang
efektif. Bila hal tersebut tidak tercapai, maka besar kemungkinan proses belajar mengajar
guru menghiasi dirinya dengan prilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik, baik itu
dalam pergaulan di sekolah maupun ketika berinteraksi di luar sekolah. Tauladan yang
diberikan oleh guru mungkin akan lebih memberikan bekas kepada kehidupan siswa ke
depan daripada sekedar memberikan ceramah di depan kelas. Sikap dan tindak laku seorang
Tugas guru sebagaimana dikemukakan Crow and Crow hendaknya memiliki sifat
pendidikan. Siswa sebagai subyek didik tentunya memiliki banyak kekurangan dan
kelemahan yang merupakan tugas pokok gurulah untuk mengisinya. Apabila guru
memberikan perhatian kepada siswa, maka siswa akan merasa bahwa dia tidak belajar
sendiri, siswa akan lebih termotivasi dan akan lebih belajar dengan baik lagi.
Sarana pendidikan meliputi segala sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik, seperti media, kursi, meja dan alat-alat lannya. Bagi guru
yang memiliki kecakapan dalam mengelola sarana dan prasarana, maka proses belajar
mengajar akan berlangsung dengan mudah dan berjalan dengan baik meski sarana yang
tersedia kurang memadai. Namun sebaliknya, meski sarana pembelajaran yang tersedia
memadai akan tetapi tidak didukung oleh kemampauan guru dalam mengelola sarana,
Dengan kata lain pengelolaan ini tujukan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan.
Jika tujuan tersebut dapat dicapai barulah pengelolaan dalam proses belajar mengajar
Pada dasarnya ada dua macam kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap guru atau pelatih
mereka mengelola sumber belajar dan melaksanakan dirinya sebagai sumber belajar. Apabila
seorang guru atau instuktur dengan sengaja menciptakan suatu lingkungan belajar di dalam
kelasnya dengan maksud untuk mewujudkan tujuan yang sudah dirumuskan sebelumnya, maka
ia bertindak sebagai guru-manager. Apabila guru atau instruktur yang sama secara fisik
mengajar di kelas tersebut, maka ia menjadi salah-satu dari sumber belajar yang di kelolanya,
dan dengan demikian ia berperanan sebagai guru pelaksana (teacher-operator). Ia
mengatakan bahwa ia adalah sumber belajar yang paling sesuai, lebih sesuai untuk mewujudkan
tujuan belajar dari pada setiap buku teks, buku kerja, film, pita suara atau piring hitam, yang bisa
diperoleh.
Dalam banyak kesempatan, hal ini mungkin benar sekali, tetapi seringkali guru
memutuskan untuk secara aktif berbicara dan menulis dengan kapur di papan tulis hanya karena
dia senang dan menikmati pekerjaan mengajar. Dengan kata lain, keputusan untuk menjadi
guru pelaksana diambil atas dasar kesenangan atau pilihan pribadi, dan bukan atas dasar
Guru yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan kelas memiliki kemampuan untuk
menempatkan dirinya sebagai guru manager dan guru pelaksana. Dia juga mengetahui waktu
yang tepat untuk memposisikan dirinya sebagai guru manager atau guru pelaksana. Sehingga
dalam setiap proses pembelajaran guru akan senantiasa berganti peran sesuai dengan keperluan
Kelas merupakan salah satu rumah kedua bagi guru yang mengajar di lembaga
pendidikan formal baik SD, SMP, ataupun SMA. Sayangnya banyak guru yang tidak betah
berlama lama di kelas karena mereka beranggapan suasananya tidak kondusif, dan
sebagainya.Sebenarnya ini dapat diatasi dengan berbagai solusi salah satunya adalah dengan
menata kembali ruang kelas.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menata ruang kelas umum Sekolah
Menengah Atas (SMA), dengan peralatan seperti meja guru, bangku siswa, mungkin beberapa
SMA memiliki rak buku ataupun alat elektronik (proyektor yang belum dipasang, Laptop).
a. Untuk Direnungkan
Sebelum kita memulai mengatur kelas, pikiran mengenai pertanyaan yang membantu Anda
dalam memutuskan untuk pengelolaan kelas.
Keputusan yang Anda buat sebagai guru mencerminkan apa yang Anda yakini tentang
pengajaran, Anda akan menjadi lebih berpikir lebih hati-hati daripada secara terburu-buru Anda
melakukannya dengan demikian keputusan Anda akan berdampak bagi kegiatan pengajaran
Anda. Pengaturan ruang yang Anda lakukan mengkomunikasikan kepada para siswa.
Contoh konkret hal kecil yang dapat berdampak besar adalah siswa senang duduk
berkelompok di pojok belakang kelas biasanya akan bercakap sendiri tanpa memperhatikan guru
karena banyak alasan misalnya pelajaran tidak menarik, cara pengajaran membosankan atau
bahkan mereka tidak paham akan mata pelajaran tersebut, kondisi ini diperparah dengan adanya
siswa tinggi duduk didepan sendiri sehingga menutupi teman yang membuat gaduh.
Masalah ini dapat kita pecahkan dengan cara menata kembali posisi duduk siswa dengan
cara :
Siswa pintar yang tinggi normal/ kurang tinggi duduk didepan dengan duduk siswa yang
kurang pintar/ nakal yang berpostur sama tapi usahakan untuk dipencar jangan
berdekatan dengan anak nakal lain
Apabila terdapat murid dengan postur tinggi taruh lah dibagian belakang sendiri dan tetap
untuk tidak di kelompokan dengan anak nakal lain.
Apabila ada siswa yang memiliki kebutuhan khusus ( Rabun dekat/ Jauh/ Silinder)
letakan mereka diposisi yang mereka dapat membaca dengan jelas.
Pastikan Siswa Dapat Dengan Mudah Melihat Presentasi Ataupun Media Pengajaran
Ketika Anda dan siswa sedang presentasi/ diskusi kelas, pastikan bahwa pastikan bahwa
tempat duduk siswa dapat melihat LCD atau media lain tanpa harus memindahkan banyak
bangku, kondisi seperti itu membuat para siswa memperhatikan. Menarapkan tiap-tiap dari
empat kunci tersebut akan membantu Anda merancang ruangan dapat laksanakan.
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan
berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk
meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar
siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan
peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua
yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan
menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru.Guru adalah acuan bagi
peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan
ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi
siswanya dan contoh bagi peserta didik.
Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap
pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif.
Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa
tingkatan antara lain mengetahui, mengerti, mengaplikasikan, analisis, sintesis (analisis dalam
berbagai sudut), evaluasi.
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini
bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di
pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi.
Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan
secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan
berbagai proses instrument harus terbuka.
Manager mengelola kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru
akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola
kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar
di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas: merancang tujuan pembelajaran
mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran dan memotivasi, mendorong, serta menstimulasi
siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan
reaward. Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang
akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus
dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi
berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu
siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran
adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat
diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran di dalam kelas banyak macamnya
misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT.
Dukungan artinya antara guru dan siswa saling mendukung dalam penataan ruang kelas
yang nyaman, dukungan ini memberikan kontribusi yang positif dalam menempatkan sesuatu
pada tempatnya, siswa diusahakan jangan merusak dan memindah-mindahkan tat ruang yang
sudah dianggap baik, begitu juga guru harus mempertimbangkan dengan kesepakatan di antara
guru dan siswanya agar tidak terjadi kesalahpahaman, diusahakan agar memberikan dukungan
yang optimal dari kedua komponen antara siswa dan guru, terlebih lagi kepala sekolah
memberikan dukungan apresiasi kepada guru dan siswa dalam menjaga dan merawat lingkungan
kelas yang berupa piagam, atau piala bergilir kepada kelas dari kepala sekolah untuk kelas-kelas
yang bersih, kelass yang tertib , kelas yang nyaman.
Pengembangan artinya kepala sekolah memberikan pengarahan kepada guru dan siswa
agar menjaga dan merawat kelas secara menyeluruh bukan hanya kepada penjaga sekolah saja
melainkan keepada semua pihak yang ada di dalam sekolah. Pengembangan menjaga kebersihan
dengan memberikan tempat-tempat/tong pembuangan sampah, tempat penataan meja dan kursi
guru yang nyaman, pengembangan tempat buku yang layak di dalam kelas, pengembangan
tempat penggunaan media belajar, tempat lemari buku di dalam kelas. Semua aspek yang
berkaitan dengan kelas di berdayakan dengan baik.
Pengakuan artinya kerja sama antara guru dan siswa betul-betul haruss diakaui
kreativitassnya oleh kepala sekola, ide-ide yang muncul dalam perbaikan kreativitasnya oleh
kepala sekolah, ide-ide yang muncul dalam perbaikan perlu diakui, peningkatan motivasi belajar
dari kenyamanan kelas harus diapresiasi oleh kepala sekolah.
Menafsirkan peristiwa external artinya bahwa guru dan lingkungan sekolah harus
memahai akan sebuah perubahan yang terjadi di masyarakat.Oleh karena itu, kelas yang disusun
dan ditata dengan penataan yang mengarah kepada pemahaman yang mengenal perubahan
globalisasi, perubahan yang terjadi terutama membangun benteng-benteng pendidikan moral,
pendidikan etika dan pendidikan akhlak.
Mengartikan sebuah visi yang menarik artinya bahwa sebuah visi harus dilakukan dengan
setahap demi setahap.Harus dilakuakan dengan tindakan konkret dan nyata. Bahwa visi
memerlukan keteladanan dari guru sebagai orang yang digugu dan ditiru karena ketika guru
masuk dalam ruangan kelas menjadi bagian dari kelas itu sendiri, sehingga perilakunya adalah
perilaku dari sebuah visi sekolah yang ada.
Menawarkan program yang menarik artinya bahwa guru diharapkan mampu memberikan
nilai jual dari program-program mengajarnya kepada siswa dalam ruangan kelas. Guru memiliki
segudang rencana dan cita-cita yang perlu untuk ditindaklanjuti, guru memberikan solusi dari
segala problematika siswa ,sehingga siswa ketika berada dalam kelas tidak merasa sungkan dan
malas untuk ke sekolah apalagi ke kelas bertemu dengan gurunya yang menyenangkan dengan
program-programnya.
Berseru untuk perubahan yang berarti bahwa perubahan bukanlah barang yang basi tapi
betul-betul ada di depan mata, tidak ada yang ditakutkan dalam kenyataan itu jika segalanya
sudah dipersiapkan, jika segalanya sudah matang.Dan yang terpenting dari semuanya itu
bagaaiamana memberdayakan sumber daya manusia secara maksimal.Pengelolaan kelas
diharapkan ada manajemen yang mengarah untuk selalu mengingatkan akan persaingan dunia
yang tanpa batas, dan perlu adanya filter dari individu manusia yang ada.
Berhubungan karena waktu yang tersedia dan kemampuan guru sebagai pengelola
pelaksanaan pekerjaan dengan meniadakan peranannya yang unik dalam organisasi sebagai
mengidentifikasi 4 fungsi umum yang merupakan ciri pekerjaan seorang guru sebagai
manager:
Merencanakan, ini adalah pekerjaan seorang guru untuk menyusun tujuan belajar.
belajar.
Mengawasi, ini adalah pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya
dalam mengorganisasikan dan memimpin di atas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan
yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat diwujudkan, maka guru harus menilai
Walaupun keempat fungsi pengelolaan ini merupakan kegiatan terpisah satu sama
lain, namun mereka harus dipandang sebagai suatu lingkaran atau siklus kegiatan yang
berhubungan secara bersama-sama, hal itu merumuskan kawasan khusus dari kemampuan
dan keahlian professional seorang guru, secara bersama-sama, hal itu merupakan proses
pengelolaan pendidikkan dan latihan. Akan tetapi, ada sisi lain dari peranan pengelola,
karena untuk proses pengelolaan tugas untuk menentukan sama pentingnya dengan tugas
untuk melaksanakan.
Dalam kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas ada beberapa tugas guru yang harus
dengan GBPP pengajaran, yang berupa informasi, fakta serta tugas dan keterampilan
yang harus dikuasai oleh siswa. Untuk itu guru harus menguasai materi pelajaran, metode
karena itu guru harus selalu menambah dan memperluas wawasannya dengan ilmu
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar hal-hal yang perlu dilakukan guru
adalah:
Membut persiapan mengajar dan rencana kegiatan belajar mengajar untuk tiap bahan
ekstra kurikuler.
Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik serta daya
Tugas guru bukan saja mengajar, tetapi lebih dari itu mengantar siswa menjadi
manusia dewasa yang cerdas dan berbudi luhur. Dalam hal ini tugas guru dalam
pembentukan sikap, mental dan watak yang sangat dominant. Dengan demikian system
guru sangatlah sesuai, karena secara psikologis siswa memerlukan guru di sekolah,
siswa.
Tugas ini bukan saja pada saat pelajaran berlangsung tetapi juga sebelum dan
sesudah pelajaran berlangsung. Guru adalah pemimpin dan penanggung jawab utama di
kelasnya. Oleh karena itu yang terjadi di kelas dan yang berkaitan dengan siswa secara
langsung atau tidak langsung menjadi tanggung jawab guru. Sehubungan dengan itu guru
harus banyak tahu latar belakang siswa-siswinya, baik segi sosial, ekonomi, maupun
budaya.
Sebagai pemimpin kelas, guru harus mengadakan hubungan dengan sekolah lain,
masyarakat sekitar sekolah, termasuk dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di
lingkungannya. Oleh kerena itu hal-hal yang menyangkut tata usaha, dan administrasi
kelas termasuk juga dalam lingkup tugas guru sebagai managerial guru. Dalam
menjalankan tugasnya seorang guru setidaknya harus memiliki kemampuan dan sikap
sebagai berikut:
Menguasai kurikulum
yang cukup penting dalam keseluruhan program pendidikan dan pengajaran. Oleh
sebab itu guru harus menguasai benar kurikulum/GBPP yang merupakan pedoman
mengalami kesulitan dan kurang terarah dalam penyampaian materi kepada siswa.
Guru harus tahu batas-batas materi yang harus disajikan dalam kegiatan
belajar mengajar, baik keluasan materi, konsep maupun tingkat kesulitannya sesuai
yang digariskan dalam kurikulum. Guru yang baik adalah guru berhasil dalam
pengajaran, dan mampu mempersiapkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum.
Guru mata pelajaran adalah guru yang dapat mengajarkan mata pelajaran yang
ditetapkan, tetapi guru harus menguasai dan menghayati secara mendalam materi
yang akan diajarkan. Oleh karena itu dalam memberikan materi pelajaran guru
mempunyai peranan dan tugas sebagai pengelola proses belajar mengajar di kelas
yang di tuntut banyak inisiatif dan penuh kreatifitas. Jadi penguasaan terhadap semua
Salah satu kelemahan mendasar yang biasanya terjadi dalam kegiatan belajar
mengajar justrun terletak pada inti aktifitas itu sendiri, yaitu pelaksanan kegitan
mengajar yang melibatkan guru dan siswa serta interaksinya satu sama lainnya.
metode mengajar. Selain menguasai berbagai metode, guru juga harus mamapu
memilih metode yang tepat sesuai materi pelajaran, tingkat kecerdasan siswa serta
lingkumgan dan kondisi setempat, kemudian merancang menjadi satu program
manusia. Segala kegiatan belajar mengajar harus disiapkan secara matang untuk itu
keguruannya. Guru-guru yang berhasil pada dasarnya adalah guru yang mencintai
Pendidikan adalah suatu proses, bersama prose situ anak bertumbuh dan
berkembang dalam belajar. Pendidik dengan sengaja mempengaruhi arah proses itu
sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan diterima serta berlaku dalam
masyarakat. Kuat lemahnya pengaruh itu sangat bergantung pada tata disiplin yang
Masalah pergelolaan kelas dapat di kelompokkan menjadi tiga kategori yaitu masalah
individual, masalah kelompok dan masalah organisasi. Tindakan pengelolaan kelas seorang
guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang
sedang dihadapi, dan dapat memilih strategi penanggulangannya dengan tepat pula.
Masalah Individu/Perorangan
tingkah taku individual merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan kebutuhan untuk
diterima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Akibat tidak terpenuhinya
kebutuhan, kemungkinan akan terjadi beberapa tindakan siswa yang dapat digolongkan
menjadi:
behavior), misalnya membadut di dalam kelas (aktif), atau dengan berbuat serba
sebagainya (kelompok ini nampaknya kebanyakan dalam bentuk aktif atau pasif).
menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin bahwa hanya kegagalanlah
Keempat tindakan yang dilakukan individu tersebut di atas dapat diistilahkan menjadi:
Masalah Kelompok
Masalah ini merupakan yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas. Masalah
tidak puas dan belajarnya terganggu. Apabila kebutuhan kelompok ini terpenuhi,
anggotanya akan aktif, puas, bergairah dan belajar dengan baik. Lois V Johnson dan
Kesatuan kelompok
dengan interaksi membahas, pendapat tersebut, yang sering disertai dengan emosi
Struktur kelompok
Struktur informal dalam kelompok dapat mempengaruhi struktur formal, bila selalu
ditempatkan pada posisi yang tinggi hal ini dapat merusak keakraban kelompok.
Tujuan-tujuan kelompok.
produktif menyelesaikan tugasnya. Dengan kata lain siswa akan bekerja dengan baik
Kontrol
Hukum-hukum yang diciptakan bersama bagi siswa yang melanggar, mungkin dapat
memperkecil pelanggaran, akan tetapi beberapa soal tetap atau tidak tetap akan tidak
Iklim Kelompok
Iklim Kelompok adalah hasil dari aspek-aspek yang saling berhubungan dalam
Masalah organisasi
Sekolah sebagai organisasi sosial dan sebagai sub sistem dari sistem sosial yang lebih
cukup menentukan dalam pengarahan peri/aku siswa. Dengan kata lain guru dan siswa
Kebijaksanaan dan peraturan sekolah memberi refleksi kepada sikap nilai, organisasi,
tujuan dan peri/aku siswa dalam kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara
jelas dan dikomunikasikan kepada seluruh siswa secara terbuka, maka akan
menyebabkan tertanam pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik dan keteraturan
tingkah laku.
Adapun kegiatan-kegiatan rutin yang sudah diatur tersebut antara lain berupa:
Penggantian pelajaran, hal rutin semacam ini hendaknya diatur secara tertib.
Guru yang berhalangan hadir oleh satu atau lain hal maka siswa harus sudah
Upacara bendera
Dan kegiatan lainnya yang harus diatur secara jelas tidak kaku dan harus fleksibel.
pengelolaan kelas yang ideal dilakukan oleh para guru. Namun tentunya berhasil atau
tidaknya pengelolaan kelas tetap saja bergantunga kepada kemampuan guru dalam
berhasil, yaitu:
Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi contohnya
cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan dan lain-lain ) dan
rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke
Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan disiplin bisa
dipelajari
Ada dua hal yang membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak :
1.Guru yang kurang berhasil menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran dengan langsung
mengajarkan subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplinkan siswa selama setahun
penuh.
2.Guru yang efektif menghabiskan dua minggu pertama ditahun ajaran dengan meneguhkan
prosedur.
Gardon D.yden & Jeanette vos ( 200: 108 ) menyatakan bahwa Dalam sejarah dunia
sekolah dengan ruang-ruang kelasnya adalah sebuah konsep yang sanagat baru dan inilah
saatnya untuk mempertanyakan apakah ia merupakan yang terbaik dan tetap di pertaruhkan
menjadi forum utama pembelajaran kami berpendapat bahwa sekolah diubah menjadi pusat
kesehatan dan pendidikan orangtua . pemanfaatan sekolah selama kurang 200 hari setahun dan
beberapa jam sehari adalah sebuah penyia-nyian besar atas asset berharga dan menggunakan
sekitar 15% dari seluruh waktu yang tersedia dan menggunakan bagian waktu tersebut untuk
pengajaran satu arah adalah kemubaziran yang lebih besar dari yang 15% tadi .
Konsep ini memberikan gambaran bahwa tampatnya ada kejenuhan dari proses belajar dalam
ruangan tertutup .Tidak ada sebuah peningkatan sikap dan keterampilan yang ada lebih
dominan cinderung kepada peningkatan pengetahuan saja . padahal diperlukan praktik-praktik
yang nyata dalam konsep-konsep yang ada untuk menjabarkan pengetahuan yang selama ini
sepertinya terpenjara dibalik dinding sekolah
Gordon.D & Jeannette vos ( 2004; 24) menyatakan bahwa gunakan swluruh dunia sebagi
ruang kelas. Artinya bahwa anda dapat menunjukan kepada anak anda, maka sebentar
kemudian dia akan menunjukannya kepada anda seperti bentuk-bentuk lingkaran,seperti roda,
balon, matahari,bulan kaca mata,mangkok dan lain-lain . dengan mengenalkan anak kepada
benda-benda yang berkaitan dengan benda-benda yang memberikan pengetahuan yang
lengkap karena bukan hanya sekedar menunggu nanti kalo anaknya sekolah pasti juga akan tahu
nama-nama benda tersebut. Pendidikan bukan harus berada pada satu tempatdan satu waktu
yang sma Tetapi sebenarnya pendidikan merupakan berada dalam ruang dan waktu yang bebas
dan dimana saja.
Gordon Drayden & jeanntte vos ( 2000; 245) menyatakan bahwa Ada cara yang
mempermudah anak dalam menghafal kata-kata seperti , jika ada sebuah bola dilempar ke atas
pasti akan jatuh ke bawah, lampu nyala pasti padam, pintu terbuka pasti tertutup , dan malam
berganti siang.
Startegi yang digunakan hanyalah membolak balikan kata atau lawan dari kata yang sebelumnya
agar anak terbiasa dalam berfikir. Dengan kemampuan berfikir yang diasah secara terus
menerus memberikan suatu ketajaman intelektual , ketajaman berfikir, ketajaman
menggunakan logika, sehingga, anak cepat tanggap dalam menggapi respon-respon yang ada
dengan cepat dan tepat karena menggunakan strategi berfikir yang digunakan dari sejak anak
mulai belajar berkata-kata.
Gordon D & Jeannette V . ( 200; 245 ) menyatakan bahwa Belanja ke mall sebuah perjalanan
belajar hal ini dapat dilakukan untuk menyuruh anak mengecek seperti kulkas atau dan lemari
makanan untuk keperluan yang dibutuhkan. Jadikan setiapm kunjungan kesuatu tempat sebagai
sebuah permainan sehingga anak akan merasa menjadi teman bermain dalam setiap
kunjungannya.
Dalam pengelolaan kelas ini terdapat tiga unsur kunci dalam belajar terintegrasi ( terpadu ).
1. Kegiatan proyek diluar kelas yang menarik dengan memadukan riset dan eksplorasi,
2. Penggunaan computer oleh murid sebagai sarana pemroses informasi dan analisis dan,
3. Sejarah geografis, ilmu alam , matematika,ekonomi, menulis,computer, dan mata
pelajaran lain disatu padukan tidak diajarkan secara terpisah
Kegiatan proyek di luar kelas yang menarik dengan memadukan riset dan eksplorasi, artinya
diluar dinding sekolah menjadikan kenyataan bahwa sekolah tidak harus berada dalam ruang
tertutup . Bahwa kelas yang nyata adalah kelas yang terdapat riset dan eksplorasi-eksplorasinya.
Penelitian yang terus dibiasakan memberikan warna yang nyata dalam tindakan-tindakan yang
sistematis.penelitisn ysng sistematis memberikan jalan bagi seseorang untuk sesuai dengan
aturan-aturan tata kehidupan seperti sesui dengan prosedur yang ada.
Penggunaan computer oleh murid sebagai srana pemrosesan onformasi dan analisis, kemajuan
teknologi telah membawa peradapan manusia modern menjadi lebih praktis dan cepat
informasi yang diperoleh juga sangat cepat sehinggu mudah menganalisis informasi tersebut.
Informasi dan analisis yang dikembangkan sesuai dengan harapan pendidikan. Kelas moderen
menjadikan setiap sudutnya dalah computer sehingga peserta didik menjadi tahu akan
pengetahuan abad modern . ruang kelas menjadikan komputerisasi dengan mudah untuk
diakses dan dengan mudah untuk memberikan peluang-peluang beajar kepada peserta didik.
Hal ini sesuai dengan kurikuum 2013 yang menjadikan Teknlogi informasi dan Komunikai (TIK)
Sebagai media beajar atau alat peraga bagi mata peajaran yang lain.
Sejarah, gegrafis, imu alam, matematika ,ekonomi, menulis,computer dan mata pelajaran lain
disatu padukan tidak diajarkan secara terpisah, konsep ini memberikan secara jelas dan
gambling bahwa pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum terpadu dari mualai kelas 1-6
SD . hal ini memberikan keutuhan pembelajaran yang total, tidak memberikan mata pelajaran
yang setengah-setengah,tidak main-main. Karena pembelajaran terintegratif ini , adanya mata
pelajaran yang utuh dan terpadu sehingga tidak sia-sia dalam system pembelajarannya
Kelas juga akan lebih hidup dan dapat merasakan semua pelajaran sebagai satu kesatuan yang
memungkinkan untuk dapat dipelajari secara universal, meskipun bahwa kapasitas dan daya
tangkap seorang murid dalam menggali informasi dan komunikasi, karena dengan keterpaduan
kurikulum yang diembannya dan menjadi sebuah kemudahan belajar secara menyeluruh.
Dari kurikulum yang dipersiapkanakan membawa perubahan yang lebih baik, perubahan
bukanlah sesuatu yang harus ditakuti akan tetapi merupakan sebuah tantangan kedepan dalam
menghadapi kenyataan-kenyataan yang ada. Bukan merupakan serangan ideology dan ekonomi
tapi saling menerima dan menghargai sehingga mental-mental bangsa bukan lagi menjdi
mental-mental kalah bersaing yang selalu menghargai perbedaan yang ada dan menghormati
perbedaan tersebut sebagai sebuah kekayaan yang saling mendukung dan saling menunjang
untuk keberlangsunagn semua pihak
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Beberapa hal penting yang dapat kami jadikan sebagai kesimpulan dalam makalah ini
mengejar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan
belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan
dikuasai oleh bagian seorang guru yang profesional, selain harus menguasai pengetahuan
atau ilmu yang akan diajarkannya secara prima, juga harus menguasai cara
menyampaikan materi dan penguasaan ruang belajar sehingga akan tercapai proses
Empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerjaan guru sebagai manager:
Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi
dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi, dan dapat memilih strategi
penanggulangannya dengan tepat pula. Secara umum masalah dalam pengelolaan kelas
dibagi dalam tiga kelompok, yaitu masalah individu, masalah kelompok dan masalah
organisasi.
Indikator dari keberhasilan pengelolaan kelas antara lain guru mengerti perbedaan antara
mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas, guru mengetahui perbedaan antara prosedur
kelas dan rutinitas kelas, guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir
konsekuensi serta guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu,
Saran
Apa yang kita bayangkan dalam pengelolaan kelas dapat menjadi tindakan nyata
ketika berdiri di depan kelas untuk memulai proses belajar mengajar. Mengelola kelas
dengan baik menjadikan suasana belajar mengajar terasa menjadi kondusif dan
Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, (2001), Ilmu Pendidikan, :Jakarta: Rineka Cipta
Peter Salim & Yeni Salim, (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern
English
Sodik.A . Kuncoro, Dkk, (1981), Pendidikan Ditinjau Kembali, Jogjakarta: CV Nur Cahaya
Udin. S. Winata Putra, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Usman, Moh. Uzer. (1996). Menjadi guru profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.