Makalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan Kelas
PENGELOLAAN KELAS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan
Kelompok :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul pengelolaan kelas ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dalam makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah pengelolaan pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pengelolaan kelas bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dina Rahmi Darman M.pd, selaku dosen
mata kuliah pengelolaan pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1. Latar Belakang...................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah................................................................................. 1
3. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Konsep Pengelolaan Kelas................................................................... 2
B. Strategi Guru dalam Mengelola Kelas.................................................. 7
C. Masalah dan Pemecahannya dalam Pengelolaan Kelas........................ 10
D. Usaha Pencegahan Masalah dalam Pengelolaan Kelas........................ 12
E. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengelolaan Kelas........................ 14
Pengeloaan kelas merupakan salah satu masalah yang rumit, dan guru menggunakan
pengelolaan kelas untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga
anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien serta memungkinkan mereka
dapat belajar dengan baik. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi
pengajaran yang efektif. Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas, karena
tidak ada satupun pendekatan yang dikatakan paling baik.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar.Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya poroses belajar mengajar.Yang termasuk kedalam hal ini misalnya adalah,
ii
penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah bagi
ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pengelolaan Kelas
1. Definisi Pengelolaan Kelas
iv
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang
dapat mengganggu suasana pembelajaran.(Wina Sanjaya, 2005)
Oleh karena itu penting bagi seorang guru untuk menguasai sebuah
keterampilan, salah satunya keterampilan dalam mengelola kelas. Maka, kami
membahas tentang definisi keterampilan mengelola kelas, tujuan pengelolaan kelas,
komponen keterampilan mengelola kelas, prinsip penggunaan keterampilan
mengelola kelas dan keterampilan mengelola kelas yang baik, dengan tujuan untuk
mendorong siswa dalam mengembangkan tanggungjawab individu maupun klasikal
dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang
berlangsung, menyadari kebutuhan siswa, dan memberikan respon yang efektif
terhadap perilaku siswa dengan tujuan supaya kondisi belajar yang optimal dapat
v
tercapai dan guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Adapun tujuan dari pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja
dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Pengelolaan kelas tersebut dimaksudkan untuk menciptakan suatu kondisi dalam kelompok
kelas yang baik, kondusif dan terarah yang memungkinkan siswa untuk berbuat dan
beraktifitas sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.(Suharsimi, 1996)
vi
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal.
2) Memperlihatkan sikap yang tanggap dengan melihat secara jeli dan seksama,
mendekatkan diri, memberikan sebuah pernyataan, atau memberi reaksi terhadap
gangguan kelas.
3) Membagi perhatian secara visual dan verbal.
4) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dan menuntut
tanggungjawab siswa.
5) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.
6) Menegur secara bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas, bukan berupa peringatan atau
ocehan, serta membuat aturan.
7) Memberikan penguatan seperlunya.
8) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Modifikasi tingkah laku. Dalam strategi ini, hal pokok yang harus dikuasai seorang
guru adalah mengajarkan tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara memberikan contoh,
bimbingan dan meningkatkan munculnya tingkah laku siswa yang baik dengan memberikan
penguatan.
1) Kehangatan dan keantusiasan dalm mengajar, yang dapat menciptakan iklim kelas
yang menyenangkan.
2) Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berfikir.
3) Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
4) Keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas.
5) Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif.
6) Penanaman disiplin diri sendiri.(Wardani, 2005)
vii
Sedangkan prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh (Usman, 2013)
adalah sebagai berikut:
1. Anak-anak itu suka mengikuti aturan karena mereka itu mengerti dan menerimanya.
2. Masalah disiplin kelas berkurang dengan murid terlibat secara teratur dalam aktivitas
(belajar) yang bermakna.
3. Manajemen atau pengelolaan (kelas) hendaklah lebih didekati dari tujuan
memaksimalkan atau menghabiskan banyaknya waktu anak untuk terlibat dalam
kegiatan produktif
4. Tujuan guru adalah mengembangkan self control dalam diri anak.
1. Bahwa setiap aturan dan prosedur yang mengikat dan ditempuh haruslah
direncanakan terlebih dahulu sebelum hal itu dapat dillangsungkan.
2. Aturan-aturan yang ditetapkan dan prosedur yang ditempuh itu harus jelas dan
dibutuhkan.
3. Biarkan anak mengasumsikan tanggung jawabnya secara independent.
4. Kurangi gangguan dan keterlambatan atau penundaan.
5. Rencanakan kegiatan belajar yang independent atau individual dan juga kegiatan
belajar kelompok.
Menurut (Sartika, 2014) kemampuan dan keterampilan mengelola kelas dalam proses
belajar mengajar yang baik sebagai berikut:
viii
1) Menciptakan situasi yang memungkinkan anak untuk belajar, sehingga merupakan
titik awal keberhasilan pengajaran.
2) Siswa belajar dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dan dalam kondisi yang
merangsang untuk belajar.
Jadi, dalam proses pembelajaran, seorang guru harus mampu menciptakan suatu kondisi
yang memungkinkan sisiwa dapat melakukan pembelajaran, menumbuhkan sikap yang
ramah, memiliki kesiapan demi berjalannya suatu pembelajaran dan seorang siswa mampu
merasakan kenyamanan dalam keadaan ataupun suasana yang sewajarnya, tidak ada tekanan
dari guru dan mampu terangsang untuk belajar dengan baik.
Strategi menyusun rencana pembelajaran adalah sebagai berikut Kepala sekolah melalui
kebijakan yang dituangkan dalam tugas guru, mewajibkan para guru untuk membuat program
mengajar yang berupa: silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program tahunan, Program
Semester, dan Rencana Program Pembelajaran. Pembuatan program pembelajaran disusun
secara bersama-sama melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang ada di
lingkungan sekolah yang selanjutnya dimantabkan melalui pertemuan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran tingkat Kabupaten. Selanjutnya perangkat mengajar diserahkan kepada wakil
kepala sekolah bidang kurikulum untuk dikoreksi dan ditanda tangani oleh kepala sekolah.
Pada saat mengajar, para guru selalu membawa perangkat pembelajaran dengan maksud agar
proses belajar mengajar berjalan dengan terarah, dan tujuan yang dirumuskan dalam program
bisa tercapai. Dan bila selesai mengajar perangkat mengajar disimpan di almari guru masing-
masing yang telah disediakan oleh sekolah, dengan demikian bila diperlukan perangkat
mengajar sudah ada di sekolah dan terjaga keamanannya.
Kedua, bagaimana strategi guru dalam membangun kerjasama dengan siswa dalam
proses belajar mengajar?
Kegiatan guru yang profesional merupakan kegiatan atau tugas guru yang rutin yang
dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan profesionalismenya. Dalam menjalin
kerjasama dengan siswa, strategi yang diterapkan oleh guru SMA adalah sebagai berikut:
ix
2) Berusaha memahami latar belakang siswa,
3) Penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik,
4) Penggunaan model mengajar yang bervariasi dan
5) Memberi pembinaan khusus bagi siswa bermasalah.
Agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung dengan lancar dan efektif, maka
pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru melakukan upaya berupa:
x
Dengan strategi seperti diatas, maka iklim di lingkungan SMA,
memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa
senang dan betah berada di sekolah selama jam efektif kegiatan belajar mengajar,
bahkan hingga sore hari untuk mengikuti kegiatan tambahan.
Karakteristik SMA yang baik adalah semua warganya mulai dari pimpinan sekolah, guru,
karyawan dan siswanya memiliki budaya disiplin yang tinggi. Namun demikian pihak
sekolah tetap mempertahankan serta melestarikan budaya disiplin yang sudah bagus ini untuk
ditingkatkan menjadi menjadi kultur disiplin yang mandiri. Adapun strategi untuk
meningkatkan disiplin, sebagai berikut:
Penilaian terhadap hasil belajar siswa baik dari ulangan harian, ulangan semester, Ujian
Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional menunjukkan hasil yang memuaskan, berdasarkan
data perolehan ulangan semester, perolehan Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional,
penilaian terhadap proses pengajaran, berdasarkan hasil wawancara, observasi peneliti dan
supervisi kepala sekolah, bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas sudah bagus
sekali, bahkan guru senior selalu menularkan etos kerja yang bagus, baik dalam
xi
melaksanakan tugas mengajarnya, tugas mengadministrasi hasil mengajar, maupun tugas
tambahan dari sekolah. Keberhasilan SMA dalam mengukir prestasi juga didukung oleh:
Menurut M. Entang dan T. Raka Joni (1983:12), masalah pengelolaan kelas dibagi
menjadi dua kategori masalah, yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Pengelolaan
kelas yang dilakukan oleh guru akan tepat jika guru tersebut dapat mengidentifikasi masalah
dengan tepat dan dapat menentukan strategi penanggulangan yang tepat pula.
Masalah individu akan muncul karena dalam setiap individu ada kebutuhan untuk
diterima dalam kelompok dan ingin mencapai harga diri. Ketika kebutuhan ini tidak dapat
terpenuhi melalui cara-cara yang wajar maka individu tersebut akan berusaha
mendapatkannya dengan cara-cara yang tidak baik.
Rodolf Dreikurs dan Cassel yang dikutip oleh M. Entang dan T. Raka Joni
mengelompokannya menjadi empat, yaitu:
1. Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain ( attention getting
behaviors).
2. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking behaviors).
3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors).
4. Peragaan ketidakmampuan (passive behaviors).
Sebagai penduga Dreikurs dan Paerl Cassel menyarankan penyikapan sebagai berikut:
xii
1. Apabila seorang guru merasa terganggu oleh perbuatan siswa, maka kemungkinan
siswa tersebut ada pada tahap meminta perhatian.
2. Apabila guru merasa dikalahkan atau terancam oleh perbuatan siswa, maka
kemungkinan siswa tersebut ada pada tahap ingin menunjukkan kekuatan.
3. Apabila guru merasa tersinggung oleh perbuatan siswa, kemungkinan siswa tersebut
ada pada tahap ingin balas dendam.
4. Apabila guru merasa benar-benar tidak mampu berbuat apa-apa lagi dalam
menghadapi ulah siswa, maka besar kemungkinan siswa tersebut ada pada tahap ingin
menunjukan ketidakmampuan.
Dari keempat cara atau tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut mengakibatkan
terbentuknya empat pola tingkah laku yang sering nampak pada anak usia sekolah (Maman
Rahman:1998), yaitu:
1. Pola akatif konstruktif: pola tingkah laku yang ekstrim, ambisius untuk menjadi super
star di kelasnya dan mempunyai daya usaha untuk membantu guru dengan penuh
vitalitas dan sepenuh hati.
2. Pola aktif destruktif: pola tingkah laku yang diwujudkan dalam bentuk membuat
banyolan, suka marah, kasar, dan memberontak.
3. Pola pasif konstruktif: pola yang menunjuk kepada satu bentuk tingkah laku yang
lamban dengan maksud supaya dibantu dan mengharapkan perhatian.
4. Pola pasif destruktif: pola tingkah laku yang menunjuk kemalasan dan keras kepala.
Dari dua macam masalah pengelolaan kelas tersebut, maka memerlukan penangan yang
berbeda. Diagnosis yang keliru akan menimbulkan tindakan korektif yang keliru pula.
xiii
D. Usaha Pencegahan Masalah dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang
optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan tersebut dapat berupa
tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan korektif. Tindakan korektif terbagi menjadi
dua, yaitu dimensi tindakan dan tindakan penyembuhan (kuratif).
Tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang yang
menggaggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran. Keberhasilan dalam tindakan
pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen kelas. Konsekuansinya
guru harus mampu memanaj kelas secara efektif dan efisien dalam jangak pendek amupun
jangka panjang. Menurut Maman Rahman:1998, langkah pencegahannya adalah sebagai
berikut:
Hal ini merupakan langkah yang strategis dan mendasar. Karena dengan
dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki
yang merupakan modal besar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Implikasinya
akan tampak pada sikap guru yang demokratis, stabil, harmonis dan berwibawa.
Penampakan hali seperti ini akan menimbulkan reaksi positif dari peserta didik.
Interaksi positif akan terjalin jika kesadarn guru dan kesadaran peserta didik
sudah tercipta. Kurangnya kesadaran peserta didik akan memicu tindakan yang
mengganggu kondisi optimal kegiatan pembelajaran. Untuk meningkatkan kesadaran
peserta didik, hal yang harus dilakukan adalah memberitahukan akan hak dan
kewajibannya sebagai peserta didik, memperhatikan kebutuhan, keinginan dan
dorongan para peserta didik, menciptakan suasan saling pengertian, saling
menghormati dan rasa keterbukaan antara guru dan peserta didik.
xiv
Seorang guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap peserta didiknya.
Hal ini agar dalam setiap tindakannya guru tidak terkesan berpura-pura. Sikap polos
dan tulus ini sangat membantu dalam mengelola kelas. Guru dan kepribadiannya akan
sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi dan
tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon oleh peserta didik.
1) Mengidentifikasi masalah
xv
2) Menganalisis masalah
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang
dianggap tepat dalam menanggulangi masalah.
4) Mendapatkan balikan
Tahap yang terakhir guru bertindak sebagai monitoring, dengan tujuan untuk
menilai keampuha pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai
sasaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara
melakukan sharing dengan peserta didik.
Oleh karena itu disamping aspek materi pengetahuan diperlukan program kelas
untuk memenuhi perbedaan minat bakat dan kemampuan murid. Program tersebut dapat
dilakukan melalui aspek-aspek kependidikan dibidang kesenian termasuk kesejahteraan
keluarga, tekhnik, olahraga, kepramukaan dan kesehatan.
xvi
berubah. Sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas
dalam mengatur pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum
yang dipergunakan. Dalam konteks ini kepandaian guru dalam pengelolaan kelas sangat
dibutuhkan.
3. Guru
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam memebnatu anak dalam
mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar
berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi
dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam
mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai
orang dewasa.
4. Murid/siswa
xvii
g) Doronglah agar murid secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan kelas dan
berani mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam atau diluar kelas.
5. Dinamika kelas
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap
wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika
kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah
yang dikembangkan melalui kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk
itu setiap wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat,
gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan
yang berguna. Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin dan
membosankan.
6. Lingkungan sekitar
Dalam hal lingkungan sekitar, maka yang dimaksud sendiri adalah masyarakat
kelas yang ada di sekitar kelas, yaitu kelas sebelah.yang harus selalu di perhatikan agar
selalu kondusif, karena kalau kelas sebelah rebut, maka akan menggangu konsentrasi
kelas yan di bombing oleh seorang guru.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setiap guru, baik itu guru kelas maupun guru bidang studi, secara langsung pasti
terlibat dalam kegiatan pengelolaan. Lebih tepatnya dalam pengelolaan kelas. Hal ini
berkaitan dengan kemampuan seorang guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran. Tujuannya adalah agar proses pembelajaran itu sendiri dapat
berjalan efektif dan efisien, sehingga kompetensi yang diharapkan mampu dikuasai oleh
siswa dan dapat tercapai.
xviii
xix
DAFTAR PUSTAKA
Entang, T raka Joni an Prayitno. (1985). Pengelolaan Kelas, Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Sartika, Dewi.(2014). Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas. Jambi: Universitas Jambi.
Suharsimi, Arikunto. (1996). Pengelolaan Kelas Dan Siswa. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Usman, Moh. Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.
iii