Makalah
Disajikan Pada Diskusi Kelas
Dalam Mata Kuliah Manajemen Kelas
Dosen : Syahroni, M.pd
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas Rahmat-Nya
serta shalawat dan salam selalu kita kirimkan kepada baginda utusan Allah
Muhammad SAW sebagai nabi pelopor kebenaran dan pembawa cahaya dan
penyempurna akhlak umat manusia sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Fungsi Manajemen Kelas” sebagai tugas dari mata kuliah
Manajemen Kelas yang diampu oleh Dosen Bapak syahroni, M.Pd.
Terima kasih juga kepada teman-teman dan pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini selesai pada waktunya.
Tidak ada sesuatu yang sempurna. Penulis menyadari akan kekurangan baik
pengetahuan ataupun sumber dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca, yang tentunya bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan hadirnya makalah
ini dapat menambah khasanah pengetahuan kita, serta semoga kekurangan-
kekurangan yang ada dalam makalah ini dapat kita benahi bersama, demi
tercapainya tujuan yang kita harapkan bersama dan bermanfaat bagi pembaca.
Ttd
Penulis
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar belakang masalah....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kelas ?
2. Apa saja fungsi manajemen kelas ?
3. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam manajemen
kelas ?
4. Apa saja Prosedur dan rancangan manajemen kelas ?
1.3 Tujuan Pembahasan.............................................................................3
1. Memahami apa yang dimaksud dengan manajemen kelas
2. Mengetahui apa saja fungsi manajemen kelas
3. Mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi dalam
manajemen kelas
4. Mengetahui apa saja prosedur dan rancangan manajemen
kelas
BAB II Pembahasan
2.1 Definisi Manajemen kelas................................................................4
2.2 Fungsi Manajemen kelas..................................................................6
2.2.1 Perencanaan Kelas...................................................................6
2.2.2 Perorganisasian Kelas.............................................................8
2.2.3 Menggerakkan.........................................................................8
2.2.4 Memberikan arahan.................................................................9
2.2.5 Pengkoordinasian....................................................................9
2.2.6 Pengendalian Kelas.................................................................9
2.2.7 Inovasi Kelas...........................................................................10
2.3 Permasalahan yang dihadapi dalam manajemen kelas.....................10
2.4 Prosedur dan rancangan manajemen kelas.......................................13
2.4.1 Prosedur Dimensi Pencegahan................................................13
3
2.4.2 Prosedur Dimensi Penyembuhan............................................17
BAB III Penutup..................................................................................................20
3.1 Kesimpulan......................................................................................20
3.2 Saran.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Kebutuhan terhadap manajemen kelas bukan hanya karena
kebutuhan akan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran melalui
pengoptimalan fungsi kelas, akan tetapi manajemen kelas merupakan respon
terhadap semakin meningkatnya tuntutan kualitas pendidikan yang dimulai
dari ruang kelas. Di ruang kelas, guru dituntut untuk mampu menghasilkan
peserta didik yang utuh, sesuai dengan fungsi pendidikan, yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, silabus.web.id mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Manajemen kelas juga merupakan
sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan kelas, karena dengan
demikian guru yang trampil adalah guru yang mampu mengimplementasikan
fungsi-fungsi manajemen dalam berbagai program kegiatan yang ada di kelas.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam makalah ini
penulis akan menjabarkan tentang apa yang dimaksud dengan manajemen
kelas dan fungsinya
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kelas ?
2. Apa saja fungsi manajemen kelas ?
3. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam manajemen kelas ?
4. Apa saja Prosedur dan rancangan manajemen kelas ?
6
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan pembahasan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami apa yang dimaksud dengan manajemen kelas
2. Mengetahui apa saja fungsi manajemen kelas
3. Mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi dalam
manajemen kelas
4. Mengetahui apa saja Prosedur dan rancangan manajemen kelas
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
didik memperoleh materi pelajaran dan guru yang sama, namun melakukan
dalam waktu yang berbeda; Kedua, tidak disebut dengan kelas apabila peserta
didik mempelajari materi pelajaran yang berbeda; Ketiga, tidak disebut
dengan kelas apabila peserta didik memperoleh materi pelajaran dari guru
yang berbeda.
Mulyasa (dalam Karwati, 2015:6) mendefinisikan manajemen
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Dalam hal ini, Nawawi (dalam Djamarah, 2006:177) menyatakan
bahwa manajemen kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam
mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-
luasnya pada setiap individu untuk melakukan kegiatan yang kreatif dan
terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara
efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan
kurikulum dan perkembangan murid. Manajemen kelas adalah kegiatan untuk
merencanakan,mengorganisasikan, mengaktualisasikan, serta melaksanakan
pengawasan atau supervisi terhadap program dan kegiatan yang ada di kelas
sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara sistematis, efektif
dan efisien, sehingga segala potensi peserta didik mampu dioptimalkan.
Arikunto (dalam Novan, 2013:11) berpendapat bahwa manajemen
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapainya
kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.
(Djamarah, 2006:13) juga berpendapat bahwa manajemen kelas
adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal
mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif guna mencapai tujuan
pembelajaran.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di
dalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan
9
suasana/kondisi kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan
menciptakan suasana yang menyenangkan dan mempertahankan motivasi
siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pembelajaran
di sekolah.
2.2 Fungsi Manajemen Kelas
Pemahaman mengenai fungsi-fungsi manajemen secara umum
dapat diklasifikasikan menjadi dua fungsi utama, yaitu fungsi organik dan
fungsi pelengkap. Fungsi organik terkait dengan semua fungsi yang mutlak
dijalankan oleh manajemen organisasi, sedangkan fungsi pelengkap terkait
dengan semua fungsi yang mendukung agar pencapaian kinerja organisasi
dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-
fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk
mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya.
2.2.1 Perencanaaan Kelas
Perencanakan adalah proses menentukan apa yang
seharusnya dicapai dan bagaimana mencapainya sehingga harus
membuat suatu target yang ingin dicapai atau diaraih di masa depan.
Perencanaan juga merupakan proses menentukan tujuan dan
menetapkan cara terbaik untuk mencapai tujuan, Robbins (1984) dalam
Nasution dan Syafruddin (2005:71). Dalam kaitannya dengan kelas,
merencanakan merupakan sebuah proses utuk memikirkan dan
menetapkan secara matang tentang arah, tujuan, tindakan, sumber daya,
sekaligus metode atau teknik yang tepat untuk digunakan guru di dalam
kelas.
Perencanaan adalah titik tolak bagi manajer kelas. Fungsi
ini (perencanaan) menentukan lebih awal hasil pembelajaran nama yang
harus dicapai pada dimasa depan. Dalam hal ini, tiga aspek perencanaan
harus disebutkan :
1. Untuk setiap bidang pembelajaran, institusi pendidikan
menentukan hasil yang akan dicapai pada akhir tingkat atau kelas
10
tertentu. Ketika merencanakan, pendidik harus berkerja
mundur/melihat kebelakang ‘ dari hasil ini, membimbing peserta
didik untuk mencapai hasil pada beberapa tingkat di masa depan.
Pada kenyataannya, ini bermuara pada unit-unit yang harus
dipelajari dalam setiap pertemuan, minggu dan pelajaran.
2. Aspek kedua perencanaan melibatkan keputusan yang harus dibuat
yakni bagaimana hasil yang spesifik dapat tercapai dengan efektif.
Hal ini memerlukan renungan dan rancangan metode yang paling
efektif, pendekatan dan sumber daya yang akan digunakan.
3. Dalam contoh ketiga, pendidik harus menyadari perencanaan
dengan perspektif masa depan ada hubungan antara apa yang
peserta didik harus capai sebelumnya (saat ini ) dan apa yang
mereka harus capai di masa depan.
Menurut pretorius dan lemmer (1998: 55) Perencanaan sangat
di perlukan. Mereka memberikan sejumlah pedoman untuk perencanaan
yang efektif:
1. Lakukanlah semua perencanaan secara tertulis.
2. Pelajarilah hasil yang ditetapkan untuk wilayah belajar anda dengan
hati-hati. Fokoslah pada hasil yang kritis dan spesifik.
3. Lakukan perencanaan sebelum awal tahun ajaran, masa tertentu,
minggu, hari atau pelajaran.
4. Rencana harus menspesifikkan sebuah elemen kunci: hasil, metode
alternatif, rincian jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dalam
priode waktu yang diperlukan, alat bantu mengajar, metode penilaian,
dll.
5. Peranan dalam kelompok telah menjadi jauh lebih penting.
Perencanaan harus mengembangkan bidang pelajaran lain dalam kelas
yang sama, serta pendidik lainnya yang mengajar di daerah belajar
yang sama. Perencanaan merupakan dasar untuk tugas mejerial
pendidik, karena memberikan langsung upaya pengelolaan. Tanpa
perencanaan, semua kegiatan akan serampangan dan tanpa arah.
11
2.2.2 Pengorganisasian Kelas
Setelah mendapat kepastian tentang arah, tujuan, tindakan,
sumber daya, sekaligus metode atau teknik yang tepat untuk digunakan,
lebih lanjut lagi guru melakukan upaya pengorganisasian agar rencana
tersebut dapat berlangsung dengan sukses.
Pengorganisasian dapat digambarkan sebagai penciptaan mekanisme
untuk mengimplementasikan perencanaan yang dibahas sebelumnya.
Isu-isu seperti kegiatan yang dimasukan kedalam tindakan, dimana
sumber dayanya, bagaimana itu harus terjadi dan siapa yang harus
bertanggung jawab harus diperhatikan.
Untuk pendidik, fungsi manajemen menciptakan lingkungan
pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Situasi kelas yang tertib dan
teratur harus diciptakan untuk membuat pengajaran yang efektif. Ini
berarti bahwa peserta didik ditempatkan dikelas dimana tugas mengajar
dengan efek yang maksimal, sedangkan pola komunikasi dan ketertiban
haruslah tetap demokratis.
Dalam manajemen atau pengelolaan kelas, ada
pengorganisasian yang meliputi: Organisasi intra dan ekstra kelas,
organisasi kegiatan belajar-mengajar, organisasi personil siswa dan
organisasi fasilitas fisik kelas. Dengan adanya pengorganisasian kelas
diharapkan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan
lancar sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
2.2.3 Menggerakkan
Pergerakan adalah tindakan untuk memulai, memprakarsai,
memotivasi, dan mengarahkan serta mempengaruhi orang lain agar
mengerjakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
Guru juga harus memahami bahwa tantangan dalam bidang
pembelajaran sekarang adalah bagaimana menciptakan lingkungan
sekolah yang membuat siswa belajar.
12
Guru mengatur siswa berdasarkan situasi yang ada ketika
terjadi proses pembelajaran. Guru membangun sikap poisitif melalui
spirit motivasi tinggi kepada siswa, agar tekun belajar
2.2.4 Memberikan Arahan
Memberikan arahan dalam konteks manajemen kelas
adalah usaha seorang guru dalam memberikan petunjuk dan bimbingan
kepada siswa agar terhindar dari hambatan dalam belajar. Hambatan
belajar dapat berasal dari faktor intern dan ekstern siswa.
Arahan yang diberikan guru diharapkan dapat mengurangi
dan/atau menghilangkan rasa takut gagal siswa dalam belajar. Ada
semacam tambahan energy manakala seorang guru memberikan nasihat
dan arahan kepada siswa. Sehingga pendekatan hati menentukan dalam
pemberian arahan siswa
2.2.5 Pengkoordinasian
Melakukan koordinasi dalam konteks manajemen kelas
berarti mengatur baik-baik kegiatan pembelajaran supaya dalam
praktiknya dapat terarah dengan baik. Keefektifan manajemen kelas
dipengaruhi juga oleh keseimbangan yang proporsional dan kesesuaian
antara materi, media, metode, dan alokasi waktu pembelajaran. Guru
dalam penentuan ini dapat melakukan diskusi kolegial dengan guru lain,
atau peristiwaperistiwa yang dialami pada saat mengajar dijadikan dasar
dalam menyelaraskan semua variabel pembelajaran.
2.2.6 Pengendalian Kelas
Mengendalikan kelas bukan merupakan perkara yang
mudah, karena di dalam kelas terdapat berbagai macam peserta didik
yang memiliki karakteristik yang berbeda. Kegiatan di dalam kelas
dimonitor, dicatat, dan kemudian dievaluasi agar dapat dideteksi apa
yang kurang serta dapat direnungkan kira-kira apa yang perlu
diperbaiki. Pengendalian merupakan proses untuk memastikan bahwa
aktivitas yang sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang
direncanakan.Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen,
13
yaitu menetapkan standar penampilan kelas, menyediakan alat ukur
standar penampilaan kelas, membandingkan unjuk kerja dengan standar
yang telah ditetapkan di kelas, serta mengambil tindakan korektif saat
terdeteksi penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan
tujuan kelas.
2.2.7 Inovasi Kelas
Inovasi Pendidikan dalam Lingkup Kelas Inovasi
pendidikan dapat diartikan sebagai suatu perubahan (baru), gagasan,
dan bersifat kualitatif dalam rangka memecahkan masalah pendidikan.
Guru melakukan tindakan-tindakan atau usahausaha yang bersifat
kreatif dan inovatif. Inovasi yang dapat dilakukan guru dalam
manajemen kelas seperti inovasi strategi pembelajaran, media
pembelajaran, dan metode mengajar.
14
perlu mendpat pertolongan ekstra.
2. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking
behaviors), misalnya selalu mendebat, kehilangan kendali emosional
(marahmarah,menangis) atau selalu lupa pada aturan-aturan penting di
kelas.
3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking
behaviors). Misalnya menyakiti orang lain dengan mengata-ngatai,
memukul, menggigit dan sebaginya.
4. Peragaan ketidak mampuan (passive behaviors), yaitu sama sekali
menolak untuk mencoba melakukan apapun karena menganggap bahwa
apapun yang dilakukannya akan mengalami kegagalan.
Masalah pengelolaan dapat diklasifikasikan kedalam tiga ketegori yaitu:
a. Masalah yang ada dalam wewenang guru bidang studi.
Seorang guru bidang studi yang sedang mengelola proses belajar
mengajar dituntut untuk dapat menciptakan, memperhatikan, dan
mengembalikan iklim belajar kepada kondisi belajar mengajar yang
menguntungkan. Pengembalian iklim belajar dilakukan jika dalam proses
pembelajaran terjadi masalah yang mengganggu proses pembelajaran yang
berlangsung. Dengan upaya guru tersebut maka, peserta didik
berkesempatan untuk dapat mengambil manfaat yang optimal dari kegiatan
yang dilakukannya.
Tindakan atau kegiatan yang dilakukan guru tidak keluar dari batas
perannya sebagai guru bidang studi, dan berbeda dengan tindakan yang
dilakukan oleh guru wali kelas dan guru bimbingan konseling. Adapun
kegiatan yang dilakukan guru meliputi, cara mengatur tempat duduk peserta
didik, membina ”raport” yang baik dengan peserta didik, memberi pujian,
memberi hadiah (barang) kepada peserta didik yang menyelesaikan tugas
dengan benar sebelum waktunya, menegur peserta didik yang mengganggu
teman di sebelahnya, mendamaikan peserta didik yang bertengkar pada jam
pelajaran, melaporkan pelanggaran tatatertib yang dilakukan peserta didik
kepada wali kelas, sekolah, maupun orang tua peserta didik.
15
b. Masalah yang ada dalam wewenang sekolah
Dalam menghadapi masalah sehari-hari di kelas terkadang
ditemukan masalah pengelolaan kelas yang lingkup wewenang untuk
mengatasinya berada di luar jangkauan guru bidang studi. Masalah harus
diatasi oleh sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Bahkan mungkin
juga ada masalah pengelolaan yang tidak bisa hanya diatasi oleh satu
lembaga pendidikan akan tetapi menuntut penanganan bersama
antarsekolah.
Masalah yang berada di bawah wewenang sekolah merupakan
masalah yang membutuhkan penanganan bersama oleh pihak-pihak yang
berada di sekolah. Adapun masalah yang ada di bawah wewenang sekolah
antara lain yaitu pembagian ruangan yang adil untuk setiap tingkat atau
jurusan, pengaturan upacara bendera pada setiap hari senin dan bila pada
hari tersebut turun hujan lebat, menegur peserta didik yang selalu terlambat
pada saat apel bendera, mengingatkan peserta didik yang tidak mau
memakai seragam sekolah, menasehati peserta didik yang rambutnya
gondrong, memberi peringatan keras kepada peserta didik yang merokok di
kelas atau sekolah dan minum-minuman keras, sampai kepada
mendamaikan peserta didik jika terjadi perselisihan antarsekolah.
c. Masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah
Dalam mengatasi masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan
guru dan sekolah yang dapat terlibat antara lain yaitu orang tua, lembaga-
lembaga yang ada dalam masyarakat seperti karang taruna, bahkan para
penguasa dan lembaga pemerintahan setempat. Masalah-masalah yang
dapat dikategorikan dalam masalah ini yaitu minum-minuman keras di luar
rumah, nonton film diluar batas umur yang sudah ditentukan, bergerombol
di jalan dan membuat keributan, ngebut dijalan umum sehingga
membahayakan pemakai jasa jalan yang lainnya, perkelahian antarsekolah,
pencurian, penjambretan, penodongan, dan pemerasan.
2.4 Prosedur dan Rancangan manajemen kelas
2.4.1 Prosedur Dimensi Pencegahan
16
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan
sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu
kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran. Keberhasilan dalam
tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan
manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan
langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus merupakan
langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.
Menurut Maman Rahman (dalam Tim Dosen Administrasi
Pendidikan, 2012:119) mengemukakan langkah-langkah pencegahan
sebagai berikut:
(a) Peningkatan kesadaran diri sebagai guru, merupakan langkah yang
strategis dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran diri
akan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksankan
tugasnya. Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan
tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil,
kepribadian yang harmonis dan berwibawa. Penampakan sikap
seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan positif dari
peserta didik.
(b) Peningkatan kesadaran peserta didik, interaksi positif antara guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila dua
kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya
kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah,
mudah tersinggung, yang pada gilirannya memungkinkan peserta
didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dapat
mengganggu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk
meningkatkan kesadaran peserta didik, maka kepada mereka perlu
melaksanakan hal-hal berikut:
(1) Memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta
didik,
17
(2) Memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para
peserta didik,
(3) Menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati
dan rasa keterbukaan guru dan peserta didik.
(c) Sikap polos dan tulus dari guru, sikap ini mengandung makna
bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura,
bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap ini sangat membantu
dalam mengelola kelas. Guru dengan sikap dan kepribadiannya
sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingka laku, cara
menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan
direspon atau diberikan reaksi oleh peserta didik. Sikap hangat,
terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa,
akrab dengan guru, akan membuka kemungkinan terjadinya
interaksi dan komunikasi wajar antar guru dan peserta didik.
(d) Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan, langkah ini
menuntut guru,
1) Melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan
tingkah laku peserta didik yang sifatnya individual maupun
kelompok. Penyimpangan perilaku peserta didik baik
individual maupun kelompoktersebut termasuk penyimpangan
yang disengaja dilakukan peserta didik yang hanya sekedar
untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya,
2) Mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru
hendaknya berusaha menggunakan pendekatan manajemen
yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situasi atau
menggantinya dengan pendekatan yang dipilihnya,
3) Mempelajari pengalaman guru guru lainnya yang gagal atau
berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi
dalam menangani berbagai manajemen kelas.
(e) Menciptakan kontrak sosial, berkaitan dengan standar tingkah laku
yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta
18
keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Standar
tingkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/guru
dan peserta didik. Norma atau nilai yang turunnya dari atas dan
tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu
kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam rangka
mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib) dengan
sangsinya yang mengatur kehidupan di dalam kelas, perumusannya
harus dibicarakan atau disetujui oleh guru dan peserta didik.
Kebiasaan yang terjadi bahwa aturan-aturan sebagai standar tingkah
laku berasal dari atas (sekolah/guru). Para peserta didik menerima
saja apa yang ada.
Menurut Ahmad Rohani (2010:158) mengemukakan adanya
berbagai cara yang dapat ditempuh guru dalam pencegahan pelanggaran
disiplin, sebagai berikut:
1) Pengendalian peserta didik, setiap peserta didik mempunyai daya
atau tenaga untuk mengontrol dirinya. Pengenalan terhadap mereka
dan latar belakangnya merupakan usaha penanggulangannya
pelanggaran disiplin. Beberapa alat yang bisa digunakan misalnya:
a. Interest-inventory, alat ini berupa sejumlah pertanyaan tentang
buku apa yang senang kamu baca, hobby.
b. Sosiogram yang dibuat untuk melihat bagaimana persepsi mereka
dalam rangka hubungan sosial psikologis dengan teman-
temannya.
c. Fredback letter, peserta didik diminta untuk membuat suatu
karangan atau satu surat tentang perasaan mereka terhadap
sekolahnya.
19
a. Lakukan tindakan dan bukan ceramah, cara berteriak atau
memberikan ceramah tentang kesalahan yang dibuat peserta
didik pada saat itu akan membuat peserta didik malah menjadi
bimbang. Pesan-pesan nonverbal atau body languange baik
berupa isyarat tangan, bahu, kepala , alis dapat membantu guru
dalam memanajemen kelas.
b. Do not bargain, bila terjadi pelanggran yang dilakukan seorang
peserta didik dan melibatkan atau menyalahkan peserta didik
lainnya guru harus segera melakukan tindakan atau
menghentikan gangguan tersebut.
c. Gunakan “kontrol” kerja, pendekatan pada peserta didik sangat
diperlukan karena kalau mereka merasa dekat dengan guru akan
memperkecil kesempatan mereka untuk berbuat “nakal” dan
melanggar tata tertib sekolah.
d. Nyatakan peraturan dan konsekuensinya, bila ada peserta didik
melanggar peraturan tata tertib sekolah, komunikasikan kembali
apa aturan yang dilanggarnya secara jelas dan kemukakan
akibatnya bila peraturan yang telah dibuat dan disepakati
bersama dilanggar.
Menurut Mulyani Sumantri (dalam Abdul Majid, 2013:119)
dalam mengembangkan keterampilan mengelola siswa yang bersifat
preventif, guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara:
a. Menunjukkan sikap tanggap, dalam tugas mengajarnya guru harus
terlibat secara fisik maupun mental dalam arti guru selalu memiliki
waktu untuk semua perilaku peserta didik, baik peserta didik yang
mempunyai perilaku posesif maupun perilaku yang bersifat negative.
b. Membagi perhatian, guru harus mampu membagi perhatian kepada
semua peserta didik. Perhatian itu dapat bersifat visual maupun
verbal,
c. Memusatkan perhatian kelompok, mempertahankan dan
meningkatkan keterlibatan peserta didik dengan cara memusatkan
20
kelompok kepada tugas-tugasnya dari waktu ke waktu,
d. Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, petunjuk ini dapat dilakukan
untuk materi yang disampaikan,
e. Menegur, tegurlah peserta didik bila mereka menunjukkan perilaku
yang mengganggu atau menyimpang,
f. Memberikan penguatan, perilaku peserta didik baik yang possif
maupun negatif perlu diberi penguatan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa prosedur dimensi
pencegahan itu bisa berupa sikap guru dalam mengatasi masalah peserta
didik seperti menunjukkan siakp tanggap, membagi perhatian,
memusatkan perhatian kelompok, memberi petunjuk-petunjuk yang
jelas, menegur dan memberikan penguatan.
2.4.2 Prosedur Dimensi Penyembuhan
Dalam kegiatan memanajemen kelas, pelanggaran yang
sudah terlanjur dilakukan peserta didik atau sejunmlah peserta didik
perlu ditanggulangi dengan tindakan penyembuhan baik secara
individual maupun secara kelompok.
Menurut Johar Permana (dalam Abdul Majid 2013:122)
mengemukakan kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti
langkah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi masalah, guru mengenal atau mengetahui
masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Guru
mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar
belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan
tersebut.
b) Menganalisis masalah, guru menganalisis penyimpangan peserta
didik dan menyimpulkan latar-belakang dan sumber-sumber dari
penyimpangan itu. Selanjutnya menentukan alternatif-alternatif
penanggulannya.
c) Menilai alternatif-alternatif pemecahan, guru menilai dan memilih
alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam
21
menanggulangi masalah.
d) Mendapatkan balikan, guru melaksanakan monitoring, dengan
maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan
yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai yang
direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksankan dengan
mengadakan pertemuan dengan para peserta didik. Maksud
pertemuan perlu dijelaskan oleh guru sehingga peserta didik
mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan diusahakan dengan
penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk peserta
didik maupun sekolah.
Menurut Ahmad Rohani (2010:162) mengemukakan
langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan
sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi peserta didik yang mendapat kesulitan untuk
menerima dan mengikuti tata tertib atau menerima konsekuensi
dan pelanggaran yang dibuatnya,
b) Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah-
langkah yang akan ditempuh dalam mengadakan kontrak dengan
peserta didik,
c) Menetapkan waktu pertemuan dengan peserta didik tersebut yang
disetujui bersama oleh guru dan peserta didik yang bersangkutan,
d) Bila saatnya pertemuan dengan peserta didik jelaskanlah maksud
diperoleh baik oleh peserta didik maupun oleh sekolah,
e) Tunjukkanlah kepada peserta didik bahwa guru pun bukan orang
yang sempurna dan tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan
dalam berbagai hal. Akan tetapi yang penting antara dan peserta
didik harus ada kesadaran untuk bersama-sama belajar saling
memperbaiki diri, saling mengingatkan bagi kepentingan bersama,
f) Guru berusaha untuk membawa peserta didik kepada masalahnya
yaitu pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di sekolah,
22
g) Bila pertemuan yang diadakan dan ternyata peserta didik responsif
maka guru bisa mengajak peserta didik untuk melaksankan diskusi
pada saat lain tentang masalah yang dihadapinya,
h) Pertemuan guru dan peserta didik harus sampai kepada pemecahan
masalah dan sampai kepada “kontak individual” yang diterima
peserta didik dalam rangka memperbaiki tingkah laku peserta didik
tentang pelanggaran yang dibuatnya,
i) Melakukan kegiatan tindak lanjut.
BAB III
PENUTUP
23
3.1 Kesimpulan
1. Manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang
dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana/kondisi kelas
yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan suasana
yang menyenangkan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu
ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pembelajaran di sekolah.
2. Fungsi manajemen kelas adalah sebagai berikut :
a) Perencanaan;
b) Pengorganisasian
c) Menggerakkan.
d) Memberikan arahan.
e) Pengkoordinasian.
f) Pengendalian.
g) Inovasi
3. Permasalahan yang dihadapi dalam manajemen kelas
a. Masalah yang ada dalam wewenang guru bidang studi.
b. Masalah yang ada dalam wewenang sekolah
c. Masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah
4. Prosedur dan Rancangan Manajemen Kelas
a. Prosedur dimensi pencegahan
b. Prosedur dimensi penyembuhan
3.2 Saran
Berdasarkan atas kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan agar fungsi
manajemen kelas dapat berjalan efektif di dalam kelas perlunya kerjasama
antara guru dan murid agar fungsi manajemen kelas dapat berjalan dengan
baik. Perlunya saling berkomunikasi dan bermusyawarah secara mufakat
dalam hal yang rutin dilakukan salah satunya dengan pemilihan ketua kelas,
sekretaris kelas dan bendahara kelas yang merupakan bentuk organisasi di
kelas.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.silabus.web.id/manajemen-kelas/
24
2. https://kurniarrizky.blogspot.com/2019/08/aspek-fungsi-faktor-
manajemen-kelas.html
3. https://greenpendidikan.blogspot.com/2017/04/manajemen-kelas-
pengertian-manajemen.html
4. http://eprints.umm.ac.id/37216/4/jiptummpp-gdl-rizkifebri-53127-3-
bab2.pdf
25