Anda di halaman 1dari 25

FUNGSI MANAJEMEN KELAS

Makalah
Disajikan Pada Diskusi Kelas
Dalam Mata Kuliah Manajemen Kelas
Dosen : Syahroni, M.pd

Disusun Oleh Kelompok 4 :


1. Annisa Novianty 198610015
2. Kawekas Sandy 198610041
3. Iin Supriatin 198610039

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) ARRAHMANIYAH DEPOK
PROGRAM STUDI PGSD
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas Rahmat-Nya
serta shalawat dan salam selalu kita kirimkan kepada baginda utusan Allah
Muhammad SAW sebagai nabi pelopor kebenaran dan pembawa cahaya dan
penyempurna akhlak umat manusia sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Fungsi Manajemen Kelas” sebagai tugas dari mata kuliah
Manajemen Kelas yang diampu oleh Dosen Bapak syahroni, M.Pd.
Terima kasih juga kepada teman-teman dan pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini selesai pada waktunya.
Tidak ada sesuatu yang sempurna. Penulis menyadari akan kekurangan baik
pengetahuan ataupun sumber dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca, yang tentunya bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan hadirnya makalah
ini dapat menambah khasanah pengetahuan kita, serta semoga kekurangan-
kekurangan yang ada dalam makalah ini dapat kita benahi bersama, demi
tercapainya tujuan yang kita harapkan bersama dan bermanfaat bagi pembaca.

Depok, 11 Maret 2022

Ttd

Penulis

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar belakang masalah....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kelas ?
2. Apa saja fungsi manajemen kelas ?
3. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam manajemen
kelas ?
4. Apa saja Prosedur dan rancangan manajemen kelas ?
1.3 Tujuan Pembahasan.............................................................................3
1. Memahami apa yang dimaksud dengan manajemen kelas
2. Mengetahui apa saja fungsi manajemen kelas
3. Mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi dalam
manajemen kelas
4. Mengetahui apa saja prosedur dan rancangan manajemen
kelas
BAB II Pembahasan
2.1 Definisi Manajemen kelas................................................................4
2.2 Fungsi Manajemen kelas..................................................................6
2.2.1 Perencanaan Kelas...................................................................6
2.2.2 Perorganisasian Kelas.............................................................8
2.2.3 Menggerakkan.........................................................................8
2.2.4 Memberikan arahan.................................................................9
2.2.5 Pengkoordinasian....................................................................9
2.2.6 Pengendalian Kelas.................................................................9
2.2.7 Inovasi Kelas...........................................................................10
2.3 Permasalahan yang dihadapi dalam manajemen kelas.....................10
2.4 Prosedur dan rancangan manajemen kelas.......................................13
2.4.1 Prosedur Dimensi Pencegahan................................................13

3
2.4.2 Prosedur Dimensi Penyembuhan............................................17
BAB III Penutup..................................................................................................20
3.1 Kesimpulan......................................................................................20
3.2 Saran.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami
komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
didalam kelas.
Keberhasilan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak hanya
menuntut kemampuan menguasai materi pelajaran, strategi dan metode
pembelajaran. Tetapi guru melaksanakan tugas profesionalnya dituntut
kemampuan lainnya yaitu menyediakan atau menciptakan situasi dan kondisi
belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik sesuai perencanaan dan
mencapai tujuan sesuai yang dikehendaki. Pengelolaan kelas adalah
ketrampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu
suasana pembelajaran (Sanjaya, 2008:44). Kondisi kelas yang kondusif dan
menyenangkan dapat terwujud apabila guru mampu mengatur suasana
pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar dan memanfaatkan sarana
pengajaran serta dapat mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pelajaran. Selain itu untuk menjalin hubungan antara
siswa dengan siswa, guru dengan siswa dubutuhkan alat-alat dan implementasi
yang disediakan secara kultural seperti perpustakaan dan internet (Indriana,
2011:135).
Oleh karena itu, guru dituntut untuk paham tentang filosofis dari
belajar dan mengajar tersebut. Mengajar tidak hanya kegiatan mentransfer
ilmu, namun juga sejumlah perilaku yang akan menjadi milik siswa.
Manajemen kelas tidak hanya untuk mengatur belajar, fasilitas fisik dan
rutunitas. Namun juga menyiapkan kondisi kelas dsan lingkungan sekolah
agar tercipta kenyamanan dan suasana belajar yang efektif.

5
Kebutuhan terhadap manajemen kelas bukan hanya karena
kebutuhan akan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran melalui
pengoptimalan fungsi kelas, akan tetapi manajemen kelas merupakan respon
terhadap semakin meningkatnya tuntutan kualitas pendidikan yang dimulai
dari ruang kelas. Di ruang kelas, guru dituntut untuk mampu menghasilkan
peserta didik yang utuh, sesuai dengan fungsi pendidikan, yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, silabus.web.id mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Manajemen kelas juga merupakan
sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan kelas, karena dengan
demikian guru yang trampil adalah guru yang mampu mengimplementasikan
fungsi-fungsi manajemen dalam berbagai program kegiatan yang ada di kelas.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam makalah ini
penulis akan menjabarkan tentang apa yang dimaksud dengan manajemen
kelas dan fungsinya
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kelas ?
2. Apa saja fungsi manajemen kelas ?
3. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam manajemen kelas ?
4. Apa saja Prosedur dan rancangan manajemen kelas ?

6
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan pembahasan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami apa yang dimaksud dengan manajemen kelas
2. Mengetahui apa saja fungsi manajemen kelas
3. Mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi dalam
manajemen kelas
4. Mengetahui apa saja Prosedur dan rancangan manajemen kelas

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Manajemen Kelas


Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata manus
yang berarti tangan dan agree berarti melakukan. Kata-kata itu digabung
menjadi kata kerjamanager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggeris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata
benda management, dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen.
Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
manajemen atau pengelolaan (Usman, 2004). Sebagaimana yang diuraikan
oleh Usman, bahwa manajemen menurut Mary Parker, adalah suatu seni untuk
melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari Mary ini
mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu
tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan
apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan
pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen, Manajemen kelas
merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para
calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah berpengalaman.
Manajemen kelas terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan kelas.
Manajemen berasal dari kata bahasa inggris yaitu management. Manajemen
merupakan rangkaian usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan memanfaatkan orang lain, sedangkan yang dimaksud dengan kelas
adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dalam kelas tersebut, guru berperan
sebagi manajer utama dalam merencanakan, mengorganisasikan,
mengaktualisasikan, dan melaksanakan pengawasan atau supervisi kelas.
Sedangkan kelas dalam perspektif pendidikan dapat dipahami sebagai
sekelompok peserta didik yang berada pada waktu yang sama, serta bersumber
dari guru yang sama. Dalam pengertian tersebut terdapat tiga hal penting
terkait dengaan kelas, Pertama, tidak disebut dengan kelas apabila peserta

8
didik memperoleh materi pelajaran dan guru yang sama, namun melakukan
dalam waktu yang berbeda; Kedua, tidak disebut dengan kelas apabila peserta
didik mempelajari materi pelajaran yang berbeda; Ketiga, tidak disebut
dengan kelas apabila peserta didik memperoleh materi pelajaran dari guru
yang berbeda.
Mulyasa (dalam Karwati, 2015:6) mendefinisikan manajemen
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Dalam hal ini, Nawawi (dalam Djamarah, 2006:177) menyatakan
bahwa manajemen kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam
mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-
luasnya pada setiap individu untuk melakukan kegiatan yang kreatif dan
terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara
efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan
kurikulum dan perkembangan murid. Manajemen kelas adalah kegiatan untuk
merencanakan,mengorganisasikan, mengaktualisasikan, serta melaksanakan
pengawasan atau supervisi terhadap program dan kegiatan yang ada di kelas
sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara sistematis, efektif
dan efisien, sehingga segala potensi peserta didik mampu dioptimalkan.
Arikunto (dalam Novan, 2013:11) berpendapat bahwa manajemen
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapainya
kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.
(Djamarah, 2006:13) juga berpendapat bahwa manajemen kelas
adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal
mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif guna mencapai tujuan
pembelajaran.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di
dalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan

9
suasana/kondisi kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan
menciptakan suasana yang menyenangkan dan mempertahankan motivasi
siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pembelajaran
di sekolah.
2.2 Fungsi Manajemen Kelas
Pemahaman mengenai fungsi-fungsi manajemen secara umum
dapat diklasifikasikan menjadi dua fungsi utama, yaitu fungsi organik dan
fungsi pelengkap. Fungsi organik terkait dengan semua fungsi yang mutlak
dijalankan oleh manajemen organisasi, sedangkan fungsi pelengkap terkait
dengan semua fungsi yang mendukung agar pencapaian kinerja organisasi
dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-
fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk
mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya.
2.2.1 Perencanaaan Kelas
Perencanakan adalah proses menentukan apa yang
seharusnya dicapai dan bagaimana mencapainya sehingga harus
membuat suatu target yang ingin dicapai atau diaraih di masa depan.
Perencanaan juga merupakan proses menentukan tujuan dan
menetapkan cara terbaik untuk mencapai tujuan, Robbins (1984) dalam
Nasution dan Syafruddin (2005:71). Dalam kaitannya dengan kelas,
merencanakan merupakan sebuah proses utuk memikirkan dan
menetapkan secara matang tentang arah, tujuan, tindakan, sumber daya,
sekaligus metode atau teknik yang tepat untuk digunakan guru di dalam
kelas.
Perencanaan adalah titik tolak bagi manajer kelas. Fungsi
ini (perencanaan) menentukan lebih awal hasil pembelajaran nama yang
harus dicapai pada dimasa depan. Dalam hal ini, tiga aspek perencanaan
harus disebutkan :
1. Untuk setiap bidang pembelajaran, institusi pendidikan
menentukan hasil yang akan dicapai pada akhir tingkat atau kelas

10
tertentu. Ketika merencanakan, pendidik harus berkerja
mundur/melihat kebelakang ‘ dari hasil ini, membimbing peserta
didik untuk mencapai hasil pada beberapa tingkat di masa depan.
Pada kenyataannya, ini bermuara pada unit-unit yang harus
dipelajari dalam setiap pertemuan, minggu dan pelajaran.
2. Aspek kedua perencanaan melibatkan keputusan yang harus dibuat
yakni bagaimana hasil yang spesifik dapat tercapai dengan efektif.
Hal ini memerlukan renungan dan rancangan metode yang paling
efektif, pendekatan dan sumber daya yang akan digunakan.
3. Dalam contoh ketiga, pendidik harus menyadari perencanaan
dengan perspektif masa depan ada hubungan antara apa yang
peserta didik harus capai sebelumnya (saat ini ) dan apa yang
mereka harus capai di masa depan.
Menurut pretorius dan lemmer (1998: 55) Perencanaan sangat
di perlukan. Mereka memberikan sejumlah pedoman untuk perencanaan
yang efektif:
1. Lakukanlah semua perencanaan secara tertulis.
2. Pelajarilah hasil yang ditetapkan untuk wilayah belajar anda dengan
hati-hati. Fokoslah pada hasil yang kritis dan spesifik.
3. Lakukan perencanaan sebelum awal tahun ajaran, masa tertentu,
minggu, hari atau pelajaran.
4. Rencana harus menspesifikkan sebuah elemen kunci: hasil, metode
alternatif, rincian jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dalam
priode waktu yang diperlukan, alat bantu mengajar, metode penilaian,
dll.
5. Peranan dalam kelompok telah menjadi jauh lebih penting.
Perencanaan harus mengembangkan bidang pelajaran lain dalam kelas
yang sama, serta pendidik lainnya yang mengajar di daerah belajar
yang sama. Perencanaan merupakan dasar untuk tugas mejerial
pendidik, karena memberikan langsung upaya pengelolaan. Tanpa
perencanaan, semua kegiatan akan serampangan dan tanpa arah.

11
2.2.2 Pengorganisasian Kelas
Setelah mendapat kepastian tentang arah, tujuan, tindakan,
sumber daya, sekaligus metode atau teknik yang tepat untuk digunakan,
lebih lanjut lagi guru melakukan upaya pengorganisasian agar rencana
tersebut dapat berlangsung dengan sukses.
Pengorganisasian dapat digambarkan sebagai penciptaan mekanisme
untuk mengimplementasikan perencanaan yang dibahas sebelumnya.
Isu-isu seperti kegiatan yang dimasukan kedalam tindakan, dimana
sumber dayanya, bagaimana itu harus terjadi dan siapa yang harus
bertanggung jawab harus diperhatikan.
Untuk pendidik, fungsi manajemen menciptakan lingkungan
pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Situasi kelas yang tertib dan
teratur harus diciptakan untuk membuat pengajaran yang efektif. Ini
berarti bahwa peserta didik ditempatkan dikelas dimana tugas mengajar
dengan efek yang maksimal, sedangkan pola komunikasi dan ketertiban
haruslah tetap demokratis.
Dalam manajemen atau pengelolaan kelas, ada
pengorganisasian yang meliputi: Organisasi intra dan ekstra kelas,
organisasi kegiatan belajar-mengajar, organisasi personil siswa dan
organisasi fasilitas fisik kelas. Dengan adanya pengorganisasian kelas
diharapkan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan
lancar sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
2.2.3 Menggerakkan
Pergerakan adalah tindakan untuk memulai, memprakarsai,
memotivasi, dan mengarahkan serta mempengaruhi orang lain agar
mengerjakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
Guru juga harus memahami bahwa tantangan dalam bidang
pembelajaran sekarang adalah bagaimana menciptakan lingkungan
sekolah yang membuat siswa belajar.

12
Guru mengatur siswa berdasarkan situasi yang ada ketika
terjadi proses pembelajaran. Guru membangun sikap poisitif melalui
spirit motivasi tinggi kepada siswa, agar tekun belajar
2.2.4 Memberikan Arahan
Memberikan arahan dalam konteks manajemen kelas
adalah usaha seorang guru dalam memberikan petunjuk dan bimbingan
kepada siswa agar terhindar dari hambatan dalam belajar. Hambatan
belajar dapat berasal dari faktor intern dan ekstern siswa.
Arahan yang diberikan guru diharapkan dapat mengurangi
dan/atau menghilangkan rasa takut gagal siswa dalam belajar. Ada
semacam tambahan energy manakala seorang guru memberikan nasihat
dan arahan kepada siswa. Sehingga pendekatan hati menentukan dalam
pemberian arahan siswa
2.2.5 Pengkoordinasian
Melakukan koordinasi dalam konteks manajemen kelas
berarti mengatur baik-baik kegiatan pembelajaran supaya dalam
praktiknya dapat terarah dengan baik. Keefektifan manajemen kelas
dipengaruhi juga oleh keseimbangan yang proporsional dan kesesuaian
antara materi, media, metode, dan alokasi waktu pembelajaran. Guru
dalam penentuan ini dapat melakukan diskusi kolegial dengan guru lain,
atau peristiwaperistiwa yang dialami pada saat mengajar dijadikan dasar
dalam menyelaraskan semua variabel pembelajaran.
2.2.6 Pengendalian Kelas
Mengendalikan kelas bukan merupakan perkara yang
mudah, karena di dalam kelas terdapat berbagai macam peserta didik
yang memiliki karakteristik yang berbeda. Kegiatan di dalam kelas
dimonitor, dicatat, dan kemudian dievaluasi agar dapat dideteksi apa
yang kurang serta dapat direnungkan kira-kira apa yang perlu
diperbaiki. Pengendalian merupakan proses untuk memastikan bahwa
aktivitas yang sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang
direncanakan.Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen,

13
yaitu menetapkan standar penampilan kelas, menyediakan alat ukur
standar penampilaan kelas, membandingkan unjuk kerja dengan standar
yang telah ditetapkan di kelas, serta mengambil tindakan korektif saat
terdeteksi penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan
tujuan kelas.
2.2.7 Inovasi Kelas
Inovasi Pendidikan dalam Lingkup Kelas Inovasi
pendidikan dapat diartikan sebagai suatu perubahan (baru), gagasan,
dan bersifat kualitatif dalam rangka memecahkan masalah pendidikan.
Guru melakukan tindakan-tindakan atau usahausaha yang bersifat
kreatif dan inovatif. Inovasi yang dapat dilakukan guru dalam
manajemen kelas seperti inovasi strategi pembelajaran, media
pembelajaran, dan metode mengajar.

2.3 Permasalahan yang dihadapi dalam manajemen kelas


Masalah pengelolaan kelas dikelompokkan menjadi dua kategori
yaitu masalah individual dan masalah kelompok (meskipun perbedaan
keduanya merupakan tekanan saja). Tindakan pengelolaan kelas yang
dilakukan guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat
hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat
memilih strategi penanggulangan yang tepat pula.
Masalah individu muncul karena dalam individu ada kebutuhan
ingin diterima kelompok dan ingin mencapai harga diri. Apabila kebutuhan-
kebutuhan itu tidak dapat lagi dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah yang
dapat diterima masyarakat (kelas, maka individu yang bersangkutan akan
berusaha mencpainya dengan cara-cara lain. Dengan perkataan lain individu
itu akan berbuat tidak baik. Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan
dengan cara yang tidak baik itu oleh Rodolf Dreikurs dan pearl Cassel yang
dikutip oleh M. Entang dan T. Raka Joni digolongkan menjadi empat yaitu :
1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain (attention getting
behaviors). Misalnya membadut di kelas atau berbuat lamban sehingga

14
perlu mendpat pertolongan ekstra.
2. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking
behaviors), misalnya selalu mendebat, kehilangan kendali emosional
(marahmarah,menangis) atau selalu lupa pada aturan-aturan penting di
kelas.
3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking
behaviors). Misalnya menyakiti orang lain dengan mengata-ngatai,
memukul, menggigit dan sebaginya.
4. Peragaan ketidak mampuan (passive behaviors), yaitu sama sekali
menolak untuk mencoba melakukan apapun karena menganggap bahwa
apapun yang dilakukannya akan mengalami kegagalan.
Masalah pengelolaan dapat diklasifikasikan kedalam tiga ketegori yaitu:
a. Masalah yang ada dalam wewenang guru bidang studi.
Seorang guru bidang studi yang sedang mengelola proses belajar
mengajar dituntut untuk dapat menciptakan, memperhatikan, dan
mengembalikan iklim belajar kepada kondisi belajar mengajar yang
menguntungkan. Pengembalian iklim belajar dilakukan jika dalam proses
pembelajaran terjadi masalah yang mengganggu proses pembelajaran yang
berlangsung. Dengan upaya guru tersebut maka, peserta didik
berkesempatan untuk dapat mengambil manfaat yang optimal dari kegiatan
yang dilakukannya.
Tindakan atau kegiatan yang dilakukan guru tidak keluar dari batas
perannya sebagai guru bidang studi, dan berbeda dengan tindakan yang
dilakukan oleh guru wali kelas dan guru bimbingan konseling. Adapun
kegiatan yang dilakukan guru meliputi, cara mengatur tempat duduk peserta
didik, membina ”raport” yang baik dengan peserta didik, memberi pujian,
memberi hadiah (barang) kepada peserta didik yang menyelesaikan tugas
dengan benar sebelum waktunya, menegur peserta didik yang mengganggu
teman di sebelahnya, mendamaikan peserta didik yang bertengkar pada jam
pelajaran, melaporkan pelanggaran tatatertib yang dilakukan peserta didik
kepada wali kelas, sekolah, maupun orang tua peserta didik.

15
b. Masalah yang ada dalam wewenang sekolah
Dalam menghadapi masalah sehari-hari di kelas terkadang
ditemukan masalah pengelolaan kelas yang lingkup wewenang untuk
mengatasinya berada di luar jangkauan guru bidang studi. Masalah harus
diatasi oleh sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Bahkan mungkin
juga ada masalah pengelolaan yang tidak bisa hanya diatasi oleh satu
lembaga pendidikan akan tetapi menuntut penanganan bersama
antarsekolah.
Masalah yang berada di bawah wewenang sekolah merupakan
masalah yang membutuhkan penanganan bersama oleh pihak-pihak yang
berada di sekolah. Adapun masalah yang ada di bawah wewenang sekolah
antara lain yaitu pembagian ruangan yang adil untuk setiap tingkat atau
jurusan, pengaturan upacara bendera pada setiap hari senin dan bila pada
hari tersebut turun hujan lebat, menegur peserta didik yang selalu terlambat
pada saat apel bendera, mengingatkan peserta didik yang tidak mau
memakai seragam sekolah, menasehati peserta didik yang rambutnya
gondrong, memberi peringatan keras kepada peserta didik yang merokok di
kelas atau sekolah dan minum-minuman keras, sampai kepada
mendamaikan peserta didik jika terjadi perselisihan antarsekolah.
c. Masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah
Dalam mengatasi masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan
guru dan sekolah yang dapat terlibat antara lain yaitu orang tua, lembaga-
lembaga yang ada dalam masyarakat seperti karang taruna, bahkan para
penguasa dan lembaga pemerintahan setempat. Masalah-masalah yang
dapat dikategorikan dalam masalah ini yaitu minum-minuman keras di luar
rumah, nonton film diluar batas umur yang sudah ditentukan, bergerombol
di jalan dan membuat keributan, ngebut dijalan umum sehingga
membahayakan pemakai jasa jalan yang lainnya, perkelahian antarsekolah,
pencurian, penjambretan, penodongan, dan pemerasan.
2.4 Prosedur dan Rancangan manajemen kelas
2.4.1 Prosedur Dimensi Pencegahan

16
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan
sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu
kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran. Keberhasilan dalam
tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan
manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan
langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus merupakan
langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.
Menurut Maman Rahman (dalam Tim Dosen Administrasi
Pendidikan, 2012:119) mengemukakan langkah-langkah pencegahan
sebagai berikut:
(a) Peningkatan kesadaran diri sebagai guru, merupakan langkah yang
strategis dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran diri
akan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksankan
tugasnya. Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan
tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil,
kepribadian yang harmonis dan berwibawa. Penampakan sikap
seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan positif dari
peserta didik.
(b) Peningkatan kesadaran peserta didik, interaksi positif antara guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila dua
kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya
kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah,
mudah tersinggung, yang pada gilirannya memungkinkan peserta
didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dapat
mengganggu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk
meningkatkan kesadaran peserta didik, maka kepada mereka perlu
melaksanakan hal-hal berikut:
(1) Memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta
didik,

17
(2) Memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para
peserta didik,
(3) Menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati
dan rasa keterbukaan guru dan peserta didik.
(c) Sikap polos dan tulus dari guru, sikap ini mengandung makna
bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura,
bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap ini sangat membantu
dalam mengelola kelas. Guru dengan sikap dan kepribadiannya
sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingka laku, cara
menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan
direspon atau diberikan reaksi oleh peserta didik. Sikap hangat,
terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa,
akrab dengan guru, akan membuka kemungkinan terjadinya
interaksi dan komunikasi wajar antar guru dan peserta didik.
(d) Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan, langkah ini
menuntut guru,
1) Melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan
tingkah laku peserta didik yang sifatnya individual maupun
kelompok. Penyimpangan perilaku peserta didik baik
individual maupun kelompoktersebut termasuk penyimpangan
yang disengaja dilakukan peserta didik yang hanya sekedar
untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya,
2) Mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru
hendaknya berusaha menggunakan pendekatan manajemen
yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situasi atau
menggantinya dengan pendekatan yang dipilihnya,
3) Mempelajari pengalaman guru guru lainnya yang gagal atau
berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi
dalam menangani berbagai manajemen kelas.
(e) Menciptakan kontrak sosial, berkaitan dengan standar tingkah laku
yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta

18
keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Standar
tingkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/guru
dan peserta didik. Norma atau nilai yang turunnya dari atas dan
tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu
kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam rangka
mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib) dengan
sangsinya yang mengatur kehidupan di dalam kelas, perumusannya
harus dibicarakan atau disetujui oleh guru dan peserta didik.
Kebiasaan yang terjadi bahwa aturan-aturan sebagai standar tingkah
laku berasal dari atas (sekolah/guru). Para peserta didik menerima
saja apa yang ada.
Menurut Ahmad Rohani (2010:158) mengemukakan adanya
berbagai cara yang dapat ditempuh guru dalam pencegahan pelanggaran
disiplin, sebagai berikut:
1) Pengendalian peserta didik, setiap peserta didik mempunyai daya
atau tenaga untuk mengontrol dirinya. Pengenalan terhadap mereka
dan latar belakangnya merupakan usaha penanggulangannya
pelanggaran disiplin. Beberapa alat yang bisa digunakan misalnya:
a. Interest-inventory, alat ini berupa sejumlah pertanyaan tentang
buku apa yang senang kamu baca, hobby.
b. Sosiogram yang dibuat untuk melihat bagaimana persepsi mereka
dalam rangka hubungan sosial psikologis dengan teman-
temannya.
c. Fredback letter, peserta didik diminta untuk membuat suatu
karangan atau satu surat tentang perasaan mereka terhadap
sekolahnya.

2) Melakukan tindakan korektif, dimensi tindakan merupakan kegiatan


yang seharusnya dilakukan guru bila terjadi masalah pengelolaan.
Cara melakukan dimensi tindakan korektif ini adalah,

19
a. Lakukan tindakan dan bukan ceramah, cara berteriak atau
memberikan ceramah tentang kesalahan yang dibuat peserta
didik pada saat itu akan membuat peserta didik malah menjadi
bimbang. Pesan-pesan nonverbal atau body languange baik
berupa isyarat tangan, bahu, kepala , alis dapat membantu guru
dalam memanajemen kelas.
b. Do not bargain, bila terjadi pelanggran yang dilakukan seorang
peserta didik dan melibatkan atau menyalahkan peserta didik
lainnya guru harus segera melakukan tindakan atau
menghentikan gangguan tersebut.
c. Gunakan “kontrol” kerja, pendekatan pada peserta didik sangat
diperlukan karena kalau mereka merasa dekat dengan guru akan
memperkecil kesempatan mereka untuk berbuat “nakal” dan
melanggar tata tertib sekolah.
d. Nyatakan peraturan dan konsekuensinya, bila ada peserta didik
melanggar peraturan tata tertib sekolah, komunikasikan kembali
apa aturan yang dilanggarnya secara jelas dan kemukakan
akibatnya bila peraturan yang telah dibuat dan disepakati
bersama dilanggar.
Menurut Mulyani Sumantri (dalam Abdul Majid, 2013:119)
dalam mengembangkan keterampilan mengelola siswa yang bersifat
preventif, guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara:
a. Menunjukkan sikap tanggap, dalam tugas mengajarnya guru harus
terlibat secara fisik maupun mental dalam arti guru selalu memiliki
waktu untuk semua perilaku peserta didik, baik peserta didik yang
mempunyai perilaku posesif maupun perilaku yang bersifat negative.
b. Membagi perhatian, guru harus mampu membagi perhatian kepada
semua peserta didik. Perhatian itu dapat bersifat visual maupun
verbal,
c. Memusatkan perhatian kelompok, mempertahankan dan
meningkatkan keterlibatan peserta didik dengan cara memusatkan

20
kelompok kepada tugas-tugasnya dari waktu ke waktu,
d. Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, petunjuk ini dapat dilakukan
untuk materi yang disampaikan,
e. Menegur, tegurlah peserta didik bila mereka menunjukkan perilaku
yang mengganggu atau menyimpang,
f. Memberikan penguatan, perilaku peserta didik baik yang possif
maupun negatif perlu diberi penguatan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa prosedur dimensi
pencegahan itu bisa berupa sikap guru dalam mengatasi masalah peserta
didik seperti menunjukkan siakp tanggap, membagi perhatian,
memusatkan perhatian kelompok, memberi petunjuk-petunjuk yang
jelas, menegur dan memberikan penguatan.
2.4.2 Prosedur Dimensi Penyembuhan
Dalam kegiatan memanajemen kelas, pelanggaran yang
sudah terlanjur dilakukan peserta didik atau sejunmlah peserta didik
perlu ditanggulangi dengan tindakan penyembuhan baik secara
individual maupun secara kelompok.
Menurut Johar Permana (dalam Abdul Majid 2013:122)
mengemukakan kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti
langkah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi masalah, guru mengenal atau mengetahui
masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Guru
mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar
belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan
tersebut.
b) Menganalisis masalah, guru menganalisis penyimpangan peserta
didik dan menyimpulkan latar-belakang dan sumber-sumber dari
penyimpangan itu. Selanjutnya menentukan alternatif-alternatif
penanggulannya.
c) Menilai alternatif-alternatif pemecahan, guru menilai dan memilih
alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam

21
menanggulangi masalah.
d) Mendapatkan balikan, guru melaksanakan monitoring, dengan
maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan
yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai yang
direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksankan dengan
mengadakan pertemuan dengan para peserta didik. Maksud
pertemuan perlu dijelaskan oleh guru sehingga peserta didik
mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan diusahakan dengan
penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk peserta
didik maupun sekolah.
Menurut Ahmad Rohani (2010:162) mengemukakan
langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan
sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi peserta didik yang mendapat kesulitan untuk
menerima dan mengikuti tata tertib atau menerima konsekuensi
dan pelanggaran yang dibuatnya,
b) Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah-
langkah yang akan ditempuh dalam mengadakan kontrak dengan
peserta didik,
c) Menetapkan waktu pertemuan dengan peserta didik tersebut yang
disetujui bersama oleh guru dan peserta didik yang bersangkutan,
d) Bila saatnya pertemuan dengan peserta didik jelaskanlah maksud
diperoleh baik oleh peserta didik maupun oleh sekolah,
e) Tunjukkanlah kepada peserta didik bahwa guru pun bukan orang
yang sempurna dan tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan
dalam berbagai hal. Akan tetapi yang penting antara dan peserta
didik harus ada kesadaran untuk bersama-sama belajar saling
memperbaiki diri, saling mengingatkan bagi kepentingan bersama,
f) Guru berusaha untuk membawa peserta didik kepada masalahnya
yaitu pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di sekolah,

22
g) Bila pertemuan yang diadakan dan ternyata peserta didik responsif
maka guru bisa mengajak peserta didik untuk melaksankan diskusi
pada saat lain tentang masalah yang dihadapinya,
h) Pertemuan guru dan peserta didik harus sampai kepada pemecahan
masalah dan sampai kepada “kontak individual” yang diterima
peserta didik dalam rangka memperbaiki tingkah laku peserta didik
tentang pelanggaran yang dibuatnya,
i) Melakukan kegiatan tindak lanjut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa prosedur dimensi penyembuhan berupa


mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, menilai alternatif-alternatif
pemecahan, dan mendapatkan balikan.

BAB III
PENUTUP

23
3.1 Kesimpulan
1. Manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang
dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana/kondisi kelas
yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan suasana
yang menyenangkan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu
ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pembelajaran di sekolah.
2. Fungsi manajemen kelas adalah sebagai berikut :
a) Perencanaan;
b) Pengorganisasian
c) Menggerakkan.
d) Memberikan arahan.
e) Pengkoordinasian.
f) Pengendalian.
g) Inovasi
3. Permasalahan yang dihadapi dalam manajemen kelas
a. Masalah yang ada dalam wewenang guru bidang studi.
b. Masalah yang ada dalam wewenang sekolah
c. Masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah
4. Prosedur dan Rancangan Manajemen Kelas
a. Prosedur dimensi pencegahan
b. Prosedur dimensi penyembuhan
3.2 Saran
Berdasarkan atas kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan agar fungsi
manajemen kelas dapat berjalan efektif di dalam kelas perlunya kerjasama
antara guru dan murid agar fungsi manajemen kelas dapat berjalan dengan
baik. Perlunya saling berkomunikasi dan bermusyawarah secara mufakat
dalam hal yang rutin dilakukan salah satunya dengan pemilihan ketua kelas,
sekretaris kelas dan bendahara kelas yang merupakan bentuk organisasi di
kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.silabus.web.id/manajemen-kelas/

24
2. https://kurniarrizky.blogspot.com/2019/08/aspek-fungsi-faktor-
manajemen-kelas.html
3. https://greenpendidikan.blogspot.com/2017/04/manajemen-kelas-
pengertian-manajemen.html
4. http://eprints.umm.ac.id/37216/4/jiptummpp-gdl-rizkifebri-53127-3-
bab2.pdf

25

Anda mungkin juga menyukai