Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Arin Renata Sitinjak 1203111157
Regita Cahyani 1201111006
Soraya Natama Harahap 1203111153
Veronika 1201111007
Wiwid Fahreza 1203111144
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini.
Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah manajemen kelas
bapak Drs.Robenhart Tamba,M.Pd yang telah membimbing penulis agar dapat mengerti
tentang bagaimana cara menyusun laporan ini.Laporan ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang manajemen kelas.Dengan penuh kesabaran tugas ini dapat
terselesaikan.Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pelajar ataupun, umum khususnya
pada penulis dan semua yang membaca laporan ini, Dan mudah-mudahan juga dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Dalam penyelesaian tugas ini kami banyak menerima bantuan dan dukungan dari
banyak pihak, dan kesempatan ini kami berterimakasih kepada Kedua orang tua kami yang
telah memberikan kasih sayang dan dukungan baik Moral maupun Materil sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan akhir ini.
Akhir kata kami sebagai penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Dari kami mungkin masih ada kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 21
B. Saran ...................................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan guru didalam kelas terdapat dua hal pokok diantaranya kegiatan mengajar
dan kegiatan manajerial.Pengajaran dan menajemen dapat dibedakan,tetapi dalam
pelaksanaan Pembelajaran keduanya sulit dipisahkan. Manajemen bermaksud
menegakkan dan memelihara perilaku siswa menuju pembelajaran yang efektif dan
efisien memudahkan pencapaian tujuan manajerial. Pengajaran dan manajemen
keduanya bertujuan menyiapkan atau memproses suatu perilaku-perilaku guru yang
diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada pencapaian tujuan tertentu.
Pengolahan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks oleh karena objek
pengolahan kelas pada dasarnya berkaitan dengan perilaku peserta didik sebagai individu
dengan keunikannya di dalam kegiatan pembelajaran yang sedang diikutinya sementara
situasi dan kondisi kelas yang kondusif sangatlah diperlukan bagi berlangsungnya
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
5. Untuk Mengetahui komponen-komponen keterampilan manajemen kelas
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pembaca, dengan adanya penulisan makalah ini dapat mengetahui dan
memahami informasi terkait dengan apa yang dimaksud dengan manajemen kelas,
sehingga pada proses pembelajaran, baik guru yang akan mengajar dapat berjalan
sebaik mungkin hingga siswa dapat melakukan proses pembelajaran dengan nyaman.
Maka dari itu, pembaca juga dapat menjadikan tulisan makalah ini sebagai bahan
referensi dalam memilih bacaan pada materi manajemen kelas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kalas
Kegiatan guru didalam kelas meliput dua hal pokok yaitu kegiatan mengajar dan
kegiatan managerial Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan peserta
didik mencapai tujuan-tujuan pelajaran Kegiatan mengajar antara lain seperti menelaah
kebutuhan peserta didik, menyutun rencana pembeban menyakan bahan, thengajukan
pertanyaan, mental kemajuan, Kegiatan manajerial kelas berhubungan dengan usan
menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agarkagiatan mengajar dapat berlangsung
secara etek dan efisien. Kegiatan manajerial antara lain seperti mengembangkan hubungan
baik antara guru dan peserta didik, memberi ganjaran dengan segera mengembangkan aturan
permainan dalam kegiatan kelompok, penghentian tingkah laku peserta didik yang
menyimpang atau tidak sesuai dengan tata terbib Dengan demikian, dalam proses belajar
mengajar di seolah dapat dibedakan adanya dua kelompok masalah yaitu masalah pengajaran
dan masalah manajemen kelas.
3
Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks oleh karena objek
pengelolaan kelas pada dasamya berkalan dengan perilaku peserta didik sebagai individu
dengan keunikannya didalam kegiatan pembelajaran yang sedang diikutinya. Sementara
shuasi dan kondisi kelas yang kondusif sangatlah diperlukan bagi berlangsungnya
pembelajaran. Untuk itulah guru wajib melakukan pengelolaan kelas secara pat guna
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa dapat belajar
dengan efekat dan efisien bagi pencapaian tujuan pembelajaran yang lelah digariskan.
Kondisi kelas yang kondusif dan menyenangkan dapat terwujud jika guru memiliki
keterampilan kemampuan dalam memahami dan mengaplikasikan prinsip pengacaab kelas
dengan baik. Mongorganis susane porcelajaran yang kondusif, mengkondlalkan sawa untuk
belajar dan memanfaatkan certa menggunakan sarana pengajaran dengan mengandalkannnya
dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran Untuk itu gunu
harus morencanakan dan mengusahakan secara sengaja agar dapat dihindarkan kondisi atau
situasi yang merugikan mengganggu (usaha pencegahan dan mengembalikan pada sonds
yang diharapkan. Hasibuan (1966) dalam Sagala (2000) borkata usaha pengaturan dan
penyediaan kondisi belajar yang optimal dikenal dengan istilah pengelolaan kelas.
Sementara, yang dimaksud dengan kelas adalah suatu kelompok manusia yang
melakukan kegiatan belajar bersama dengan mendapat pengajaran dan seorang guru
Selanjutnya oleh (Rasmi 2,19) kelas dalam arti umum) menunjuk kepada pengertian
sekelompoksiswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama pula. Menurut Oemar Hamalak (1987) kelas adalah suatu kelompok orang yang
melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat mengajaran dan guru Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia, djelaskan kalas adakah ruang tempat belajar disekolah. Sementara
Nawawi (dalam Sudirman, 1992 310) menyatakan bahwa kelas adalah ruangan yang dibatasi
oleh empat dinding tempat sejumlahsiswa berkumpul untuk mengiku proses belajar mengajar
Sedangkan Arkunto (1992:17) berkata bahwa kelas adalah sekelompok siswa yang pada
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan guru yang sama Demikian hainya kelas,
bukan hanya kelas ruangan yang dibatasi dinding tempat para siswa berkumpul bersama
untuk mempelajari segala yang disajikan oleh pengajar tetapi lebih dan itu kelas merupakan
suatu unit kecil siswa yang berinterakal dengan guru dalam proses pembelajaran dengan
beragam keunikan yang dimilik Bahkan Rasmi (2018) berkata kelas adalah merupakan suatu
lingkungan belajar yang diciptakan berdasarkan kesadaran kolektif dan suatu komunitas
siswa yang rela memilktujuan yang sama.
4
Kesamaan tujuan merupakan kekuatan potensial pengelolaan kelas dan aktualisasinya
adalah proses pembelajaran yang akseptabel Sehubungan dengan itu maka Suharsimi (1988)
dalam Zain (1995) berkata kelas yang dimaksud memiliki syarat yakni kelompok siswa (1)
bersama-sama menerima pelajaran yang sama, (2) dalam waktu yang sama, (3) dari guru
yang sama. (4) memiliki tujuan yang sama dan (5) memiliki usia yang relatif sama Dan sisi
lain, Hadari Nawawi juga memandang kelas dari dua sudut, yaitu pandangan dari segi fisik
dan pandangan dari segi siswa yaitu Pertama dan segi fisik yakni suatu tempat yang dibentuk
dan atau dibatasi empat dindinptembok sahu atap dan satu lantai yang dapat digunakan
sebagai tempat berkumpulnya sejumlah orang yang mempunyai tujuan bersama untuk belajar
Sebagai tempat berhimpun nya manusia, kelas harus ditata sedemikian rupa sehingga orang
yang ada dan bekerja di dalamnya merasa nyaman dan aman. Kedua kelas dipandang sebagai
kumpulan manusia yang memiliki usia relatif sama dengan tujuan yang sama Kelas adalah
sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama untuk menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama pula (Maman Rachman dalam Depdikbud 1997).
Bertolak dari ulasan manajemen dan kelas tersebut. Danie (2002:145) berkata bahwa:
Manajemen kelas dapat didefinisikan seperti berikut :
A. Manajemen kalas adalah seni atau praksis drakk dan strategik) kerja, yaitu guru
bekerja secara individu, dengan atau melalui orang lain.
B. Manajemen kelas adalah proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang
dilakukan oleh guru, baik individual maupun dengan atau melalu orang lain semisal
dengan sejawat atau siswa sendiri).
C. Manajemen kelas adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
yang dilakukan oleh guru, baik individual maupun dengan atau melalui orang lain
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, dengan cara
memanfaatkan sumber daya yang ada.
1) Usaha guru untuk menciptakan dan mempertahankan suasana kelas yang membantu siswa
untuk berkonsentrasi dalam belajarnya dan memperoleh hasil belajar yang maksimal (Winker
1988)
2) Usaha guru untuk menata kelas, mulai dan perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur
dan sumber belajamya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimumkan efisiensi,
5
memantau kemauan siswa dan mengantisipasi masalah yang timbul (Wijaya & Rusyan,
1991).
1. Untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk tempat berlangsung proses
belajar mengajar. Dengan demikian proses tersebut akan dapat berjalan dengan efektif
dan terarah sehingga cita-cita pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber
daya manusia yang berkualitas.
2. Untuk membantu siswa belajar dan bekerja sesuai dengan potensi dan kemampuan
yang dimilikinya.
3. Untuk menciptakan suasan sosial yang baik didalam kelas sehingga kondisi dapat
memberikan kepuasan, suasana disipin, perkembangan intelektual emosional, sikap
serta apresiasi yang positif bagi para siswa.
4. Untuk membantu para siswa agar dapat bekerja dengan tertib, sehingga tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien dalam kelas dapat dicapai.
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebaga lingkungan belajar maupun sebagai
lingkungan social yang memungkinkan peserta didik mengembangkan potensinya
semaksimal mungkin
3) Menyediakan dan mengatur falisitas atau perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa melakukan proses belajar sesuai denga lingkungan social, emosional
dan intelektualnya di dalam kelas.
6
4) Membina dan membimbing peserta didik sesuai dengan latar belakang social, ekonomi
budaya serta stat-sifat individualnya.
Pengelolaan kelas dapat menjanjikan bagi pengaturan kondisi kelas yang kondusif, bila
dilakukan dengan memodomani azaz pengelolaan berikut :
1. Asas Apersepsi
Apersepsi adalah memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan
yang telah ada. Hal ini diharapkan dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa
terhadap sesuatu.
2. Asas Peragaan.
Peragaan merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif karena sangat menarik
bagi siswa apalagi jika peragaan itu menggambarkan aktivitas yang sebenamya. Asas
peragaan menurut (Nurdin) dapat diwujudkan dalam bentuk: (1) pengalaman
langsung, (2) pengalaman yang diatur, (3)dramatisasi (4) demonstras (5) karyawisata
(6) pameran (7) televisi sebagai alat peraga: (8) fim sebagai alat peraga dan (9)
gambar sebagai alat peraga.
3. Asas Motivasi
Dalam menjalankan tugasnya sebagai edukator, guru juga bertugas sebagai motivator
yang mendorong siswa untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu demi
suksesnya tujuan belajar Beberapa contoh yang dapat diterapkan guru dalam
memotivasi siswa antara lain: a) Mendesain tujuan pembelajaran agar lebih menarik
dan jelas b)Menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan c)Memberikan
reward (penghargaan) bukan sebaliknya memberikan hukuman (punishment), d)
Mendiskusikan hasil evaluasi siswa
4. Asas Belajar Aktif
Siswa harus didorong untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran yang
dilangsungkan guru baik mental maupun fisiknya
5. Asas Kerjasama
Proses belajar mengajar harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk berlatih
bagaimana hidup dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
secara bersama-sama.
6. Asas Mandiri
7
Guru sebagai fasilitator harus dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa agar siswa dapat memaknai pembelajaran
secara mandiri.
7. Asas Penyesuaian dengan Individu Siswa
Kemampuan tiap siswa dalam menguasai suatu materi pelajaran berbeda-
beda,sehingga guru dituntut untuk mampu menyesuaikan iklim pembelajaran dengan
kecepatan masing-masing anak.
8. Asas Korelasi
Asas korelasi adalah mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok
bahasan dalam satu mata pelajaran ataupun dengan pelajaran lain.
9. Asas Evaluasi yang Teratur
Melakukan evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang ditunjukan oleh kinerja
siswa dalam belajar perlu dilakukan secara teratur dan berkesinambungan selama dan
setelah proses belajar mengajar berlangsung.
8
b. Sediakan waktu dan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan persoalan-
persoalan yang mereka hadapi, baik persoalan mengenai pelajaran atau
persoalan lain.
c. Berdoa untuk mereka. Ketika guru secara khusyuk berdoa untuk siswa dan
siswa mengamininya, maka pada saat itu sedang berjalan hubungan emosional
yang kuat antara guru dan siswa.
2. Tips bersikap antusias kepada siswa, antara lain
a. Tidak pelit memberikan pujian kepada siswa
b. Selalu berusaha untuk membantu siswa
c. Sering melakukan sharing pendapat dengan siswa
d. Menghargai setiap pendapat siswa
b) Guru Harus Mampu Memberikan Tantangan
Beberapa langkah yang perlu dilakukan seorang guru, antara lain: (1) Lakukan
evaluasi sederhana secara berkala setiap minggu, (2) Selingi dengan kuis, (3) Kaitkan
dengan dunia luar, (4) Menggunakan metode yang variatif.
c) Guru Harus Mampu Bersikap Luwes
Sikap guru dalam menghadapi dan memperlakukan siswa-siswinya juga
merupakan faktor yang tak kalah penting untuk diperhatikan. Jika kita terlalu kaku
dalam menghadapi siswa, maka akan timbul kesenjangan di antara guru dan siswa.
Siswa akan memandang guru sebagai orang asing yang segala perkataannya harus
diperhatikan. Beberapa langkah yang berangkat diperlukan untuk mewujudkan hal
tersebut antara lain:
1. Memperlakukan siswa lainnya saudara/anak sendiri
2. Sesekali panggil siswa dengan panggilan "nak"
3. Sering menghabiskan waktu bersama siswa.
d) Beri Penekanan pada Hal Positif
Hal-hal yang perlu dilakukan guru untuk dapat menumbuhkan sikap seperti ini
antara lain : (1) Jangan mencela siswa yang berbuat negatif di depan kelas, (2) Selalu
ingatkan mereka terhadap tujuan dan cita-cita belajarnya, serta kemukakan apa saja
hal-hal yang dapat merusak cita-cita itu. (3) Berilah pujian jika ada siswa yang sudah
melakukan tindakan-tindakan positif. Jangan lupa untuk mendorong dan memotivasi
siswa-siswi yang lain untuk melakukan hal serupa.
e) Penanaman Disiplin Diri
9
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah bagaimana agar anak didik dapat
mengembangkan sikap disiplin dengan baik. Begitu halnya dengan guru. Untuk
mewujudkan tujuan itu, tentu saja kita, sebagai guru harus memberikan teladan yang
sesuai. Seorang guru tidak mungkin dapat mengelola kelas dengan baik jika mereka
juga kurang disiplin. Tunjukkan kepada siswa bahwa guru mereka juga menjunjung
tinggi sikap disiplin dengan mempraktikkannya secara langsung.
f) Stabilitas Emosi yang Stabil
Yaitu guru harus bisa menjaga emosi dan sabar dalam melatih peserta didik
g) Optimisme dan Percaya Diri
Yaitu diharapkan guru punya rasa kepercayaan diri yang kuat dalam mengajar
h) Kesederhanaan (penampilan dan pakaian)
i) Adil
Yaitu seorang guru harus menyamakan peserta didik tanpa membedakan gendernya
yang kaya maupun siswa yang miskin, yang pintar maupun yang bodoh, adil dalam
memberikan nilai.
j) Humoris
Yaitu seorang guru harus bisa membawa suasana belajar yang santai tidak kaku,
kadang-kadang ada suatu cerita yang membuat anak tidak tertawa. Strategi
pengelolaan kelas sebagai pola atau siasat yang menggambarkan suatu langkah dan
dapat digunakan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar
tetap kondusif. Maka prinsip-prinsip pengelolaan kelas di atas dapat diimplikasikan
guru dalam proses belajar mengajar dengan strategi:
1. Keteladanan. Merupakan pemberian contoh dari seseorang pada orang lain.
2. Pembiasaan adalah menerapkan sesuatu secara kontinu agar menjadi sebuah
kebiasaan.
3. Melalui cerita atau contoh. Pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh anak
didik ketika seorang guru dapat menerangkan pelajaran dengan memberikan
contoh yang sesuai dengan materi pelajaran.
4. Terapan melalui kurikulum. Dalam menerapkan kurikulum pada setiap mata
pelajaran dapat diterapkan prinsip-prinsip pengelolaan kelas.
10
termotivasi untuk belajar, c) Menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi,
d) Melakukan berbagai percobaan, e) Berusaha memusatkan perhatian pada tugas-tugas
tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran, f) Memberikan motivasi
serta semangat agar siswa tetap aktif dan berminat dalam belajar, g) Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
11
(4) penghentian gangguan; (5) penguatan; (6) kelancaran atas situasi yang
menggembirakan; (7) kecepatan dengan tidak menahan kecepatan siswa
yang secara wajar.
2. Keterampilan menciptakan dan pengembangan kondisi belajar yang optimal
(bersifat kuratif). keterampilan ini adalah untuk mengembalikan kondisi kelas agar
kondusif. Untuk itu guru terampil merespon gangguan siswa yang berkelanjutan.
terampil mengatasi gangguan yang diperkirakan merusak kenyamanan dan
kondusivitas kelas. Respon guru dapat dilakukan dalam bentuk tindakan remedial
bagi kondisi belajar yang optimal agar terciptanya pembelajaran efektif dan
produktif.
Apabila siswa melakukan tingkah laku yang terus-menerus menimbulkan
gangguan kondisi belajar, maka strategi yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
a. Modifikasi tingkah laku dengan memberikan penguatan secara sistematis;
b. Pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara memperlancar
tugas-tugas; dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
dengan cara mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul; mengetahui
penyebab ketidakpatuhan dan bersedia menemukan pemecahannya.
Ketika strategi yang dilakukan oleh guru sesuai masalah yang dihadapi, ternyata
masih terus terulang, maka guru dapat meminta bantuan kepala sekolah, konselor sekolah,
dan atau orang tua siswa untuk membantu mengatasinya.
Berkaitan dengan keterampilan tersebut di atas, menurut Rohani (1990) ada beberapa usaha-
usaha yang perlu dilakukan oleh guru diantaranya:
12
Ketiga usaha guru tersebut di atas, bila diupayakan guru secara maksimal, diharapkan proses
kegiatan dalam konteks manajemen kelas akan berhasil dengan baik sesuai harapan bagi
terlaksananya pembelajaran.
Sebuah lembaga pendidikan yang berkualitas memiliki peluang untuk dapat mencetak
atau melahirkan manusia-manusia berkualitas. Hal ini karena peningkatan kualitas manusia
tidak dapat dilepaskan dari pendidikan itu sendiri. Dengan demikian, masalah kurangnya
kualitas sumber daya manusia di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari berbagai masalah yang
menderai dunia pendidikan kita. Kaitannya dengan dunia pendidikan, ada tiga syarat utama
yang harus diperhatikan untuk dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pertama, tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai (gedung sekolah,
perpustakaan, laboratorium, dan lain sebagainya). Kedua, tersedianya materi pendidikan
berupa buku ajar yang bermutu. Dan ketiga, tersedianya tenaga pengajar atau guru yang
profesional.
Patut kiranya diketahui oleh para guru bahwa hakikat mengajar adalah semua proses
mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa dengan baik. Semua
komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar- mengajar,
metode, alat dan sumber, serta evaluasi harus mampu diperankan secara optimal oleh para
guru guna mencapai tujuan pengajaran yang telah diterapkan. Ada tiga alasan mengapa
manajemen kelas itu menjadi hal yang penting. Pertama, manajemen kelas merupakan faktor
yang dapat menciptakan dan mempertahankan suasana serta kondisi kelas agar selalu tampak
efektif. Terciptanya suasana kelas yang efektif memiliki pengaruh besar terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif. Dengan manajemen kelas yang baik,
tidak ada waktu yang terbuang percuma hanya karena situasi kelas yang tidak terkendali. Jika
situasi kelas konduksi, maka siswa dapat belajar dengan maksimal.
Kedua, dengan manajemen kelas yang baik, maka interaksi antara guru dengan siswa
dapat terjalin dengan baik. Kita tahu bahwa kelas merupakan sarana di mana guru dan siswa
saling bertemu dan berproses bersama. Guru dengan segala kemauannya, sesuai dengan
segala latar belakang dari sifat-sifat individualnya, keduanya saling membantu menjadi satu,
sehingga terciptalah suatu dialektika di dalamnya. Guru itu sendiri sebenarnya merupakan
figur yang kehadiran tidak hanya dibutuhkan untuk menyampaikan materi pelajaran, tetapi
yang lebih penting lagi adalah untuk menanamkan nilai-nilai keteladanan kepada para siswa.
13
Jika guru mampu membangun interaksi dengan baik melalui pengelolaan kelas yang baik,
maka siswa dengan sendirinya akan dapat menilai kualitas kepribadian gurunya. Kualitas
yang positif dalam diri seorang guru akan menjadi panutan dan bagian dari pengalaman yang
akan turut mempengaruhi. Ketiga, kelas juga menjadi tempat di mana kurikulum pendidikan
dengan segala komponennya, materi dengan sumber pelajarannya, serta segala pokok
bahasan mengenai materi itu diajarkan dan ditelaah ulang di dalam kelas. Bahkan, hasil dari
pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Jika kelas dapat
dikelola dengan baik oleh guru, maka siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang
disampaikan. Sebaliknya, apabila guru gagal dalam mengelola kelas, maka siswa tidak akan
dapat memahami mata pelajarannya dengan baik, sehingga proses belajar mengajar menjadi
sia-sia. Oleh sebab itu, sudah sebaiknya jika kelas di kelas secara baik, profesional dan
efektif-efisien.
Terakhir, pengelolaan kelas itu penting dan diperlukan, karena dari hari ke hari,
bahkan dalam waktu ke waktu, tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah-ubah sesuai
dengan pertambahan usia, perkembangan karakter, dan meluasnya pergaulan mereka. Hari ini
mungkin siswa A dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu demikian.
Kemarin bisa saja telah menjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, namun boleh jadi
persaingan itu jadi persaingan itu akan berkembang menjadi pertikaian di masa mendatang.
Kelas adalah ranah yang selalu dinamis dengan berbagai bentuk, sifat dan macamnya.
Perilaku, perbuatan, sikap mental dan emosional para siswa hanyalah beberapa hal yang
menjadikan kelas sebagai suatu tempat yang kompleks. Karena itu, para guru wajib
memahami bagaimana cara atau ke pengelolaan kelas yang baik agar kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung efektif dan terarah.
Manajemen kelas dan pengajaran adalah dua kegiatan yang dilakukan dalam waktu
yang bersamaan. Oleh sebab itu kedua kegiatan ini sangat erat hubungannya sehingga sulit
dibedakan. Meskipun demikian kedua kegiatan tetap mempunyai tujuan-tujuan yang berbeda.
Misalkan kegiatan pengajaran berkaitan dengan proses perubahan perilaku pada siswa,
sedang kegiatan manajemen berkaitan dengan pengaturan situasi dan kondisi kelas agar
kondusif bagi pelaksanaan pembelajaran. Tugas guru yang profesional pada dasarnya terbagi
atas dua kegiatan besar yakni 1) kegiatan mengajar, dan 2) kegiatan manajerial. Kegiatan
mengajar mengacu kepada penyajian sejumlah pengalaman belajar yang dapat membantu
14
peserta didik mencapai tujuan-tujuan pendidikannya. Kegiatan ini dilakukan dengan
menelaah kebutuhan-kebutuhan peserta didik, mempersiapkan rencana pengajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran (menyajikan bahan/ materi pelajaran dengan berbagai
pendekatan dan metode, berbagai keterampilan mengajar, berbagai alat dan sumber belajar,
dan menilai kemajuan hasil belajar peserta didik).
Dilihat dari proses pengembangan kedua kegiatan pokok guru di atas, dapat
dikemukakan perbedaan antara kegiatan mengajar dengan kegiatan menjerial sebagai berikut:
15
d. Mengevaluasi keberhasilan peserta Menilai efektivitas manajerial kelas
didik
Dalam kaitannya dengan kelas, perencanaan megang peranan yang sangat penting.
Aktivitas kelas tidak akan berjalan dengan baik jika tidak diawali dengan perencanaan efektif
kelas akan menemukan kedinamisannya jika perencanaan yang dibuat memenuhi persyaratan
seperti yang telah dikemukakan di atas. Dalam membuat perencanaan ini, manajer kelas
(guru) Harus melihat kelas sebagai suatu sistem yang dalamnya terdapat sejumlah unsur yang
harus diperdayakan sesuai dengan fungsi masing-masing. Sehingga tidak satu unsur pun yang
merasa diperlakukan tidak pada tempatnya.
16
1. Perencanaan Kelas
Perencanaan lokasi ini berkaitan dengan kegiatan kurikulum meliputi:
penyusunan program pengajaran dalam bentuk program tahunan, semester/catur
wulan, program bulanan/ mingguan dan mungkin berupa program harian. Dalam
program ini harus dirumuskan tujuan pembelajaran sesuai PB atau pokok bahasan,
metode, alat pembelajaran, pendekatan, buku sumber, dan evaluasi dan dituangkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Semua perencanaan pengajar ini
harus dikaitkan dengan alokasi waktu yang tersedia setelah terlebih dahulu dilakukan
pemetaan jam pelajaran.
Di samping itu, perencanaan juga dilakukan terhadap program penunjang
berupa kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi kepramukaan olahraga kesenian Bibel
dan kesehatan murid dengan kesehatan lingkungan. Untuk itu diperlukanlah
kerjasama dengan semua anggota kelas, sepanjang kegiatan itu memerlukan pendapat
atau saran dan buah pikiran siswa. Misalnya dengan program disiplin kelas,
kebersihan dan kesehatan kelas.
2. Pengorganisasian kelas
Program kelas sebagai rencana kerja harus bersifat realistis dapat dilaksanakan
dan tujuannya pun harus realistis yaitu terjangkau dan dapat dicapai. Untuk itu
dilakukan pembagian kerja dengan menempatkan personil yang tepat pada tempatnya
sehingga mereka mengetahui posisinya dalam struktur organisasi kelas dengan
susunan sesuai pembagian tugas yang dilakukan. Misalnya sebagai ketua kelas,
bendahara kelas, koordinator kebersihan setiap hari, dan lain-lain.
3. Pengarahan kelas
Setelah program dan organisasi kelas tersusun selanjutnya tahap pelaksanaan
kegiatan. Untuk menghindari penyimpangan, maka wali kelas memberikan instruksi,
petunjuk dan bimbingan kepada anggota kelas yang disebut pengarahan kelas.
4. Koordinasi kelas
Koordinasi pada dasarnya merupakan kegiatan membawa anggota kelas,
material, semua fasilitas, teknik dan tujuan ke dalam suatu hubungan kerja dalam
suatu sistem dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan. Sedangkan
koordinasi kelas diwujudkan dengan menciptakan kerjasama yang mendasari saling
pengertian akan tugas sesuai peranan masing-masing. Dengan koordinasi yang efektif,
akan memungkinkan setiap anggota kelas menyampaikan saran-saran, pendapat,
gagasan, baik dalam bidang kerjanya sendiri maupun dalam bidang kerja yang lain
17
terutama yang terkait dengan bidang kerjanya. Dalam arti lain bahwa koordinasi kelas
pada dasarnya merupakan usaha guru untuk menciptakan hubungan kerja yang
harmonis dari setiap fungsi sehingga pekerjaan menjadi produktif baik untuk
kepentingan siswa maupun kelas.
5. Komunikasi kelas
Untuk melaksanakan kegiatan kelas sejak perencanaan sampai pada kegiatan
kontrol dalam segala aspeknya termasuk kegiatan pembelajaran, semuanya
memerlukan hubungan manusiawi yang harmonis. Sehingga program kelas berjalan
sebagaimana mestinya. Hubungan ini mendasari saling pengertian, tenggang rasa
berupa kesediaan saling membantu dalam melaksanakan tugas kelas. Misalnya
dengan menyampaikan penjelas, keterangan yang diperlukan yang lain untuk
mewujudkan program kelas.
6. Kontrol kelas
Selama dan sesudah kegiatan kelas telah dilaksanakan, maka diperlukan
kegiatan kontrol dan penilaian oleh wali kelas guna mengetahui apakah tujuan telah
tercapai atau sampai di mana tujuan yang digariskan tercapai. Misalnya dengan:
realisasi jadwal, disiplin guru dan disiplin siswa, pelaksanaan tugas murid, partisipasi
siswa melakukan program kelas. Selain itu melalui kontrol dapat ditemukan kebaikan,
atau kekurangan dalam pelaksanaan program kelas setelah dimanfaatkan sebagai
masukkan untuk perencanaan kegiatan kelas selanjutnya.
Kegiatan manajemen kelas tersebut akan efektif dan dapat menimbulkan dinamika
kelas yang dinamis dan produktif adalah bilawa di kelas melakukannya dengan
memperlakukan kelas sebagai kelompok. Wali kelas dalam konteks yang bukan sebagai
seorang personal yang harus ditakuti, melainkan sebagai personil yang dapat menampung
kritik saran dan tanggapan siswa kelak dipertimbangkan untuk mengambil suatu keputusan
secara bersama. Demikian semua anggota kelas mendapat pengakuan dan merasa memiliki
dan bertanggung jawab atas kelas itu sendiri. Jadi dalam pelaksanaan kegiatan itu, wali kelas
adalah sebagai pemimpin yang demokratis dengan rela menarik gagasannya, ide bila kurang
mendapat dukungan dari anggota kelas, sebaliknya bersedia menerima ide, gagasan dari
siswa bila diperkirakan pantas dan tepat untuk dilakukan bagi pengembangan kelas. Secara
operasionalnya, prosedur atau tahap manajemen tersebut di atas, menurut Nawawi (1995)
dapat dimanifestasikan dalam tindakan-tindakan manajemen kelas sebagai berikut:
18
1. Tata Usaha Kelas adalah serangkaian kegiatan pencatatan tentang segala sesuatu
yang terjadi dalam kelas yang digunakan sebagai bahan keterangan dalam
mengambil keputusan. Kegiatan ini mencakup aspek: - Menghimpun keterangan
yang digunakan untuk mengambil keputusan oleh wali kelas, - Mencatat berbagai
informasi, - Mengolah dalam arti mengadakan dan menggandakan, - Mengirimkan
informasi yang diperlukan dari pihak lain
2. Kegiatan perbekalan kelas yaitu kegiatan pengadaan, pengaturan dan
pemeliharaan berbagai alat pembantu yang memungkinkan program kelas
berlangsung secara efektif
3. Kegiatan keuangan kelas
4. Kegiatan pembinaan siswa secara penuh
5. Hubungan masyarakat dilingkungan kelas
Dalam kaitannya dengan kelas, perencanaan memegang peranan yang sangat penting.
Aktivitas kelas tidak akan berjalan dengan baik jika tidak di awal dengan perencanaan yang
efektif kelas akan menemukan kedinamisannya jika perencanaan yang dibuat memenuhi
persyaratan seperti yang telah dikemukakan di atas. Dalam pembuatan perencanaan ini,
manajer kelas (guru) harus melihat kelas berbagai suatu sistem yang didalamnya terdapat
sejumlah unsur yang harus diperdayakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sehingga
tidak satu unsur pun yang merasa diperlakukan tidak pada tempatnya.
19
memerlukan keterlibatan pendapat, saran dan buah pikiran mereka, seperti merencanakan
program pembinaan disiplin kelas, kebersihan kelas dan kesehatan kelas.
20
BAB III
A. Kesimpulan
Manajemen kelas adalah keterampilan guru sebagai leader sekaligus manajer dalam
menciptakan ikim kelas yang kondusif untuk meraih keberhasilan kegiatan belajar-
mengajar. Fungsi dari manajemen kelas adalah memberi dan melengkapi fasilitas untuk
segala macam tugas serta Memelihara agar tugas itu dapat berjalan lancar. Sedangkan
tujuan manajemen kelas adalah untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif, baik,
dan berjalan dengan lancar, tanpa hambatan apapun.
B. Saran
Penulis berharap melalui makalah ini para pembaca dapat lebih memahami mengenai
materi “Manajemen Kelas” dan menambah wawasan dan pengetahuan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jaug dari kata sempurna, oleh karena itu dimohon
kepada para pembaca untuk memberi/mengajukan kritik dan saran yang membangun,
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semuanya
21
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen. (2023). Bahan Ajar Manajemen Kelas. Medan:UNIMED Press.
22