Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN KELAS DI SD

“Masalah- masalah Manajemen Kelas”

Dosen pengampuh :

Dra. Satriani DH, M. Pd.

Kelompok 4 :

Firman Daud

Nur Aisyah Ananda

Bulan

Mirna

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang MahaEsa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Manajemen kelas SD tentang masalah-masalah Manajemen Kelas ini dengan tepat
waktu.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Manajemen kelas SD. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaa tuntuk
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Bone, 08 April 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Manajemen Kelas Dan Masalah Manajemen Kelas................................................3
B. Masalah -Masalah Dalam Manajemen Kelas.............................................................................3
C. Pengelompokkan masalah dalam pengelompokkan kelas..........................................................6
1) Masalah Perorangan...............................................................................................................6
2) Masalah Kelompok................................................................................................................8
D. Faktor-Faktor Penyebab Masalah Manajemen Kelas...............................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................11
B. SARAN...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen kelas merupakan berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja
dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya
proses belajar mengajar di kelas. Manajemen kelas sangat berkaitan dengan upaya-
upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses belajar (penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian
kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu,
penetapan norma kelompok yang produktif, di dalamnya mencakup pengaturan orang
(peserta didik) dan fasilitas yang ada.
Kegiatan guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan
mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan
siswa mencapai tujuan-tujuan seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan siswa,
menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan
pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan
mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan
suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif
dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik
antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok
adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.

Agar kondisi kelas memberikan kontribusi yang positif bagi keefektifan proses
pembelajaran, maka guru harus mampu menciptakan dan  merekayasa  kondisi  kelas
yang dihadapinya dengan sedemikian rupa. Usaha ini akan efektif manakala guru
memahami secara tepat faktor-faktor yang mendukung terciptanya kondisi belajar
yang menguntungkan, seperti menginventarisasi masalah-masalah yang diperkirakan
mungkin timbul sehingga dapat merusak iklim proses belajar mengajar, menguasai
berbagai pendekatan manajemen kelas, mencari solusi dan alternatif yang terbaik bagi
penyelesaian masalah yang dihadapinya saat berlangsungnya proses belajar mengajar,
merencanakan apa yang seharusnya dilakukan dalam proses belajar mengajar.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian masalah- masalah dalam manajemen kelas?


2. Masalah-masalah apa saja yang ada pada manajemen kelas?
3. Apa faktor-faktor masalah dalam manajemen kelas?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian masalah dalam manajemen kelas


2. Mengetahui masalah-masalah manajemen kelas
3. Mengetahui faktor-faktor masalah manajemen kelas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kelas Dan Masalah Manajemen Kelas


Berbagai definisi tentang pengelolaan kelas yang dapat diterima oleh para ahli
pendidikan, yaitu :

a.       Perangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang


diinginkan dan mengurangkan tingkah laku yang tidak diinginkan.
b.      Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang
baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif.
c.       Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan
organisasi kelas yang efektif.
Dari ketiga definisi diatas, masing-masing mempunyai asumsi yang berbeda-
beda.Para ahli menggabungkan ketiga dimensi itu menjadi definisi yang bersifat
pluralistik, yaitu bahwa pengelolaan kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk
mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan, menghubungkan interpersonal
dan iklim sosio emosional yang positif serta mengembangkan dan mempertahankan

organisasi kelas yang efektif. Manajemen kelas adalah rentetan kegiatan guru untuk
menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yaitu pengaturan
tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruangan dan peralatan dan
pengelompokan siswa. Untuk menumbuhkan, mempertahankan serta meningkatkan
manajemen kelas maka perlu didukung beberapa komponen antara lain; guru, siswa,
lingkungan kelas dan materi.

Menurutt Marzano dan Pickering masalah manajemen kelas merupakan


situasi-situasi dalam kelas yang dapat mengurangi intensitas pembelajaran atau
situasi-situasi yang dapat menyebabkan kesedihan, baik pada siswa maupun guru
(Jacobsen, 2009:62).

B. Masalah -Masalah Dalam Manajemen Kelas

Kegiatan guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan
mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan

3
siswa mencapai tujuan-tujuan seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan siswa,
menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan
pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan
mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan
suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif
dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik
antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok
adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.

Dari semua masalah-masalah yang ada maka guru yang baik dalam mengelola
kelas, harus dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dalam kelas tersebut.
Menurut Mudasir masalah-masalah dalam manajemen kelas terbagi dua yaitu, kasus
yang terjadi di dalam kelas dan pengelompokkan masalah dalam pengelolaan kelas.13
Masalah-masalah manajemen kelas dan cara mengatasi masalah tersebut ialah sebagai
berikut: Kasus yang terjadi di dalam kelas

1) Tingkat penguasaan materi oleh siswa di dalam kelas.


Guru dalam mengatasi masalah materi ini hendaknya memperhatikan materi
atau bahan ajar yang akan disampaikan apakah relevan dengan tujuan yang hendak
dicapai dan guru hendaknya mengulang penjelasan untuk memperkuat materi yang
telah disampaikan.
2) Fasilitas yang diperlukan.
Fasilitas ini meliputi media, tempat, biaya dan yang dapat memungkinkan
siswa belajar dengan baik. Fasilitas menjadi masalah yang cenderung tidak
diperhatikan guru dalam memanajemen kelasnya, dan inilah yang dapat memunculkan
adanya masalah dalam proses belajar mengajar Dalam mengatasi masalah tersebut
guru harus menggunakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, seperti media dan tempat
yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa juga menjadi persoalan penting di dalam kelas. Karena kondisi
peserta didik inilah yang akan membuat proses belajar mengajar di dalam kelas
menjadi berhasil atau sebaliknya. Dapat dicontohkan jika siswa bergairah dalam
belajar, cenderung proses belajar mengajar di dalam kelas menjadi kondusif,
sebaliknya jika siswa tidak bergairah dalam menerima pelajaran maka cenderung

4
proses belajar mengajar tidak efektif dan membuat siswa gaduh serta kurang
memperhatikan materi yang diajarkan atau bahan ajar, metode, media, dan strategi
pembelajaran

4) Teknik mengajar guru.


Masalah teknik mengajar yang digunakan oleh guru inilah menjadi masalah
yang penting, dikarenakan jika guru pandai memilih dan menggunakan teknik atau
model-model strategi pembelajaran yang baik, cenderung membuat kelas menjadi
menarik. Untuk itu guru dituntut agar dapat menjadi pendidik yang berkompetensi
dalam bidangnya.

Dalam kenyataan sehari-hari kedua jenis kegiatan itu menyatu dalam kegiatan
atau tingkah laku guru sehingga sukar dibedakan. Namun demikian, pembedaan
seperti itu amat perlu, terutama apabila kita ingin menanggulangi secara tepat
permasalahan yang berkaitan dengan kelas.

Dalam menangani tugasnya, guru-guru sering menghadapi permasalahan


dengan kegiatan-kegiatan didalam kelasnya. Permasalahan ini meliputi dua jenis juga,
yaitu yang menyangkut pengajaran dan yang menyangkut pengelolaan kelas. Guru-
guru harus mampu membedakan kedua permasalahan itu dan menemukan
pemecahannya secara tepat. Amat sering terjadi guru-guru menangani masalah yang
bersifat pengajaran dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan dan sebaliknya.
Misalnya, seorang guru berusaha membuat penyajian pelajaran lebih menarik agar
siswa yang sering tidak masuk menjadi lebih tertarik untuk menghadiri pelajaran itu,
padahal siswa tersebut tidak senang berada di kelas itu karena dia merasa tidak
diterima oleh kawan-kawannya. Pemecahan seperti ini tentu saja tidak tepat.
“Membuat pelajaran lebih menarik” adalah permasalahan pengajaran, sedangkan
“diterima atau tidak diterima oleh kawan” adalah permasalahan pengelolaan. Masalah
pengajaran harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengajaran dan masalah
pengelolaan harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan.Untuk
dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus
mampu:

5
1. Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang
bersifat perorangan maupun kelompok;
2. Memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah
tertentu.
3. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan
masalah yang dimaksud.

C. Pengelompokkan masalah dalam pengelompokkan kelas

Ada dua jenis masalah pengelolaan kelas, yaitu yang bersifat perorangan dan yang
bersifat kelompok. Disadari bahwa masalah perorangan dan masalah kelompok
seringkali menyatu dan amat sukar dipisahkan yang satu dari yang lain. Namun
demikian, pembedaan antara kedua jenis masalah itu akan bermanfaat, terutama
apabila guru ingin mengenali dan menangani permasalahan yang ada dalam kelas
yang menjadi tanggungjawabnya.

1) Masalah Perorangan

Penggolongan masalah perorangan ini didasarkan atas anggapan dasar bahwa


tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu
memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan untuk merasa dirinya berguna. Jika
seorang individu gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga
maka dia akan bertingkah laku menyimpang. Ada empat jenis penyimpangan
tingkah laku, yaitu tingkah laku menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan,
menuntut balas dan memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini
diurutkan makin lama makin berat. Misalnya, seorang anak yang gagal menarik
perhatian orang lain boleh jadi menjadi anak yang mengejar kekuasaan.

Seorang siswa yang gagak menemukan kedudukan dirinya secara wajar dalam
suasana hubungan sosial yang saling menerima biasanya (secara aktif ataupun
pasif) bertingkah laku mencari perhatian orang lain. Tingkah laku destruktif
pencari perhatian yang aktif dapat dijumpai pada anak-anak yang suka pamer,
melawak (memperolok), membikin onar, memperlihatkan kenakalan, terus
menerus bertanya; singkatnya, tukang rewel. Tingkah laku destruktif pencari

6
perhatian yang pasif dapat dijumpai pada anak-anak yang malas atau anak-anak
yang terus meminta bantuan orang lain.

Tingkah laku mencari kekuasaan sama dengan perhatian yang destruktif, tetapi
lebih mendalam. Pencari kekuasaan yang aktif suka mendekat, berbohong,
menampilkan adanya pertentangan pendapat, tidak mau melakukan yang
diperintahkan orang lain dan menunjukkan sikap tidak patuh secara terbuka.
Pencari kekuasaan yang pasif tampak pada anak-anak yang amat menonjolkan
kemalasannya sehingga tidak melakukan apa-apa sama sekali. Anak-anak ini amat
pelupa, keras kepala, dan secara pasif memperlihatkan ketidakpatuhan.

Siswa yang menuntut balas mengalami frustasi yang amat dalam dan tidak
menyadari bahwa dia sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti orang
lain. Keganasan, penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit, menendang)
terhadap sesama siswa, petugas atau pengusaha, ataupun terhadap binatang sering
dilakukan anak-anak ini. Anak-anak seperti ini akan merasa sakit kalau
dikalahkan, dan mereka bukan pemain-pemain yang baik (misalnya dalam
pertandingan). Anak-anak yang suka menuntut balas ini biasanya lebih suka
bertindak secara aktif daripada pasif. Anak-anak penuntut balas yang aktif sering
dikenal sebagai anak-anak yang ganas dan kejam, sedang yang pasif dikenal
sebagai anak-anak pencemberut dan tidak patuh (suka menetang.

Siswa yang memperlihatkan ketidakmampuan pada dasarnya merasa amat tidak


mampu berusaha mencari sesuatu yang dikehendakinya (yaitu rasa memiliki) yang
bersikap menyerah terhadap tantangan yang menghadangnya; bahkan siswa ini
menganggap bahwa yang ada dihadapannya hanyalah kegagalan yang terus
menerus. Perasaan tanpa harapan dan tidak tertolong lagi ini biasanya diikuti
dengan tingkah laku mengundurkan atau memencilkan diri. Sikap yang
memperlihatkan ketidakmampuan ini selalu berbentuk pasif.

Ada empat teknik sederhana untuk mengenali adanya masalah-masalah


perorangan seperti diuraikan diatas pada diri para siswa.

7
 Pertama, jika guru merasa terganggu (atau bosan) dengan tingkah laku
seorang siswa, hal itu merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan
mungkin mengalami masalah mencari perhatian.
 Kedua, jika guru merasa terancam (atau merasa dikalahkan), hal itu
merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami
masalah mencari kekuasaan.
 Ketiga, jika guru merasa amat disakiti, hal itu merupakan tanda bahwa
siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah menuntut balas.
 keempat, jika guru merasa tidak mampu menolong lagi, hal itu merupakan
tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah
ketidakmampuan. Ditekankan, guru hendaknya benar-benar mampu
mengenali dan memahami secara tepat arah tingkah laku siswa-siswa yang
dimaksud (apakah tingkah laku siswa itu mengarah ke mencari perhatian,
mencari kekuasaan, menuntut balas, atau memperlihatkan
ketidakcampuran) agar guru itu mampu menangani masalah siswa secara
tepat pula.

2) Masalah Kelompok

Dikenal adanya tujuh masalah kelompok dalam kaitannya dengan pengelolaan


kelas:

1. Kekurang-kompakan
2. Kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok
3. Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok
4. Penerimaan kelas (kelompok) atau tingkah laku yang menyimpang
5. Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang
telah ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan atau hanya meniru-niru
kegiatan orang (anggota) lainnya saja
6. Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau
protes
7. Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan

8
Kekurang-kompakan kelompok ditandai dengan adanya kekurang-cocokkan
(konflik) diantara para anggota kelompok. Konflik antara siswa-siswa dari
kelompok yang berjenis kelamin atau bersuku berbeda termasuk kedalam kategori
kekurang-kompakan ini. Dapat dibayangkan bahwa kelas yang siswa-siswa tidak
kompak akan beriklim tidak sehat yang diwarnai oleh adanya konflik, ketegangan
dan kekerasan. Siswa-siswa di kelas seperti ini akan merasa tidak senang dengan
kelompok kelasnya sehingga mereka tidak merasa tertarik dengan kelas yang
mereka duduki itu. Para siswa tidak saling bantu membantu.

Jika suasana kelas menunjukkan bahwa siswa-siswa tidak mematuhi aturan-


aturan kelas yang telah ditetapkan, maka masalah yang kedua muncul, yaitu
kekurang-mampuan mengikuti peraturan kelompok. Contoh-contoh masalah ini
ialah berisik; bertingkah laku mengganggu padahal pada waktu itu semua siswa
diminta tenang; berbicara keras-keras atau mengganggu kawan padahal waktu itu
semua siswa diminta tenang bekerja di tempat duduknya masing-masing; dorong-
mendorong atau menyela waktu antri di kafetaria dan lain-lain.Reaksi negatif
terhadap anggota kelompok terjadi apabila ekspresi yang bersifat kasar yang
dilontarkan terhadap anggota kelompok yang tidak diterima oleh kelompok itu,
anggota kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok atau anggota
kelompok yang menghambat kegiatan kelompok. Anggota kelompok dianggap
“menyimpang” ini kemudian “dipaksa” oleh kelompok itu untuk mengikuti
kemauan kelompok.

Penerimaan kelompok (kelas) atas tingkah laku yang menyimpang terjadi


apabila kelompok itu mendorong timbulnya dan mendukung anggota kelompok
yang bertingkah laku menyimpang dari norma-norma sosial pada umumnya.
Contoh yang amat umum ialah perbuatan memperolok-olokan
(memperlawakkan), misalnya membuat gambar-gambar yang “lucu” tentang guru.
Jika hal ini terjadi maka masalah kelompok dan masalah perorangan telah
berkembang dan masalah kelompok kelihatannya lebih perlu mendapat
perhatian.Masalah kelompok anak timbul dari kelompok itu mudah terganggu
dalam kelancaran kegiatannya. Dalam hal ini kelompok itu mereaksi secara
berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berarti atau bahkan
memanfaatkan hal-hal kecil untuk mengganggu kelancaran kegiatan kelompok itu.

9
Contoh yang sering terjadi ialah para siswa menolak untuk melakukan karena
mereka beranggapan guru tidak adil. Jika hal ini terjadi, maka suasana diwarnai
oleh ketidaktentuan dan kekhawatiran.

Masalah kelompok yang paling rumit ialah apabila kelompok itu melakukan
protes dan tidak mau melakukan kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka
maupun terselubung. Permintaan penjelasan yang terus menerus tentang sesuatu
tugas, kehilangan pensil, lupa mengerjakan tugas rumah atau tugas itu tertinggal
di rumah, tidak dapat mengerjakan tugas karena gangguan keadaan tertentu, dan
lain-lain merupakan contoh-contoh protes atau keengganan bekerja.Pada
umumnya protes dan keengganan seperti itu disampaikan secara terselubung dan
penyampaian secara terbuka biasanya jarang terjadi.Ketidak-mampuan
menyesuaikan diri terhadap lingkungan terjadi apabila kelompok (kelas) mereaksi
secara tidak wajar terhadap peraturan baru atau perubahan peraturan, pengertian
keanggotaan kelompok, perubahan peraturan, pengertian keanggotaan kelompok,
perubahan jadwal kegiatan, pergantian guru dan lain-lain. Apabila hal itu terjadi
sebenarnya para siswa (anggota kelompok) sedang mereaksi terhadap suatu
ketegangan tertentu; mereka menganggap perubahan yang terjadi itu sebagai
ancaman terhadap keutuhan kelompok. Contoh yang paling sering terjadi ialah
tingkah laku yang tidak sedap pada siswa terhadap guru pengganti, padahal
biasanya kelas itu adalah kelas yang baik.

D. Faktor-Faktor Penyebab Masalah Manajemen Kelas


Terdapat banyak faktor yang menyebabkan terjadinya masalah pada
manajemen kelas, antara lain sebagai berikut (Djamarah, 2005:173):
a. Kurang kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik, dan
pertentangan jenis kelamin.
b. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-
cakap, pergi ke sana kemari, dan sebagainya.
c. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya bermusuhan, mengucilkan,
dan merendahkan kelompok bodoh.
d. Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima, dan mendorong
perilaku anak didik yang keliru.

10
e. Mudah bereaksi ke hal-hal negatif/terganggu, misalnya bila didatangi monitor,
tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
f. Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga yang alat-alat
belajarnya kurang, kekurangan uang, dan lain-lain.
g. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas
tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru, dan sebagainya.
Agar kondisi kelas memberikan kontribusi yang positif bagi keefektifan proses
pembelajaran, maka guru harus mampu menciptakan dan  merekayasa  kondisi  kelas
yang dihadapinya dengan sedemikian rupa. Usaha ini akan efektif manakala guru
memahami secara tepat faktor-faktor yang mendukung terciptanya kondisi belajar
yang menguntungkan, seperti menginventarisasi masalah-masalah yang diperkirakan
mungkin timbul sehingga dapat merusak iklim proses belajar mengajar, menguasai
berbagai pendekatan manajemen kelas, mencari solusi dan alternatif yang terbaik bagi
penyelesaian masalah yang dihadapinya saat berlangsungnya proses belajar mengajar,
merencanakan apa yang seharusnya dilakukan dalam proses belajar mengajar.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah


laku siswa yang diinginkan, menghubungkan interpersonal dan iklim sosio emosional
yang positif serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang
efektif. masalah manajemen kelas merupakan situasi-situasi dalam kelas yang dapat
mengurangi intensitas pembelajaran atau situasi-situasi yang dapat menyebabkan
kesedihan, baik pada siswa maupun guru. Masalah-masalah manajemen kelas
meliputi : Tingkat penguasaan materi oleh siswa di dalam kelas, Fasilitas yang
diperlukan, Kondisi siswa dan Teknik mengajar guru. Serta Pengelompokkan masalah
dalam pengelompokkan kelas ada dua yaitu masalah perseorangan/individu dan
masalah kelompok dan faktor-faktor penyebab masalah manajemen kelas. Dari semua
masalah-masalah yang ada maka guru yang baik dalam mengelola kelas, harus dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dalam kelas tersebut.

B. Saran
Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita
harus memiliki wawasan mengenai masalah-masalah manajemen kelas SD agar
tercipta suasana belajar yang aman dan kondusif. Setelah membaca makalah ini,
disarankan kita dapat mengetahui masalah-masalah manajemen kelas SD, sehingga
proses belajar-mengajardapat berjalan dengan optimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Akar, Analisis, Masalah Ketidakefektifan, and Manajemen Kelas. 2015. “Issn 2443-0544.”

Momongan, Hilda Saranita, and Supramono Supramono. "Analisis Akar Masalah


Ketidakefektifan Manajemen Kelas di Sekolah Dasar di Salatiga dan
Sekitarnya." Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan 2.2 (2015): 221-235.

Pratama, Irja Putra. 2020. “Manajemen Kelas (Peran Guru, Problem Dan Solusinya).”
Tazkirah 1(1).

Salabi, Ahmad. "Konsepsi Manajemen Kelas: Masalah dan Pemecahannya." Jurnal Tarbiyah


(Jurnal Ilmiah Kependidikan) 5.2 (2016): 69-78.

13

Anda mungkin juga menyukai