Dosen pengampu :
Disusun :
Meilani Widianingsih (231012400090)
Devica Putri (231012400079)
Shella Meylinda (231012400027)
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan “makalah” ini yang berjudul “Keterampilan
Mengelola Kelas”. Tak lupa pula shalawat beserta salam kepada nabi Muhammad Saw
semoga kita mendapatkan syafaatnya dihari akhir kelak.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Kemampuan Dasar Mengajar,
yaitu Bapak Raka Ismaya, M.Pd yang telah membimbing kami dalam menyelasaikan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu
dan berbagi ilmu pengetahuan sehingga makalah ini dapat terselasaikan dengan baik.
Terakhir, kami juga mengucapkan maaf kepada para pembaca apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan maupun kekurangan. Kami mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca agar dapat menjadi lebih baik.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan dasar mengajar sangat penting dimiliki oleh seorang guru supaya
interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran berjalan dengan baik dan
efektif. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh faktor-
faktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan
oleh keterampilan pengelolaan kelas yang dikuasainya. Keterampilan mengelola kelas
yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi proses belajar mengajar yang efektif.
Hubungan yang baik antara guru dengan siswa dan antar siswa dengan siswa merupakan
suatu syarat berhasilnya pengelolaan kelas. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat
tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Gangguan yang bersifat sementara memerlukan keterampilan mendisiplinkan untuk
mngembalikan iklim beljar yang serasi sedangkan gangguan yang berkelanjutan menuntut
keterampilan melaukukan tindakan remedial. Keterampilan Mengelola kelas terbagi
menjadi dua jenis keterampilan yaitu: Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang
berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Tujuan pengelolaan
kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kemampuan seorang guru dalam
mengelola kelas dapat dilatih melalui dua cara, yaitu melalui pengalaman dan melalui
belajar.
Pengelolaan kelas merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses pembelajaran
yang efektif. Suatu kondisi belajar yang kondusif dapat tercapai jika guru mengatur
peserta didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta hubungan interpersonal yang
baik antara guru dan peserta didik.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan keterampilan mengelola kelas?
2. Apa tujuan keterampilan mengelola kelas?
3. Apa saja komponen-komponen dan prinsip dalam keterampilan mengelola kelas?
4. Bagaimana peran guru dalam mengelola kelas?
C. Tujuan
1. Mengetahui pelaksanaan keterampilan mengelola kelas yang dilakukan oleh guru
2. Mengetahui tujuan pelaksanaan keterampilan mengelola kelas
3. Mengetahui komponen-komponen dan prinsip dalam keterampilan mengelola
kelas
4. Memahami peran guru dalam mengelola kelas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Masalah Individu
Masalah individu muncul karena dalam individu ada kebutuhan yang keinginan
diterima oleh kelompok dan mencapai harga diri. Apabila kebutuhan individu tidak
dapat dipenuhi melalui cara yang baik, maka individu yang bersangkutan akan
mencari cara lain untuk mencapai kebutuhannya dengan berbuat tidak baik. Perbuatan
yang tidak baik itu menurut Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel digolongkan ke dalam
empat point, yakni:
a. Attetion Getting Behaviors
Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain. Misalnya membadut di
kelas, atau berbuat lamban sehingga memerlukan pertolongan ekstra.
b. Power Seeking
Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan. Misalnya selalu mendebat,
kehilangan kendali emosional (marah, menangis) atau selalu lupa pada peraturan di
kelas.
c. Revenge Seeking Behaviors
Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain. Misalnya menyakiti orang lain
dengan perkataan-perkataan yang tidak baik, memukul, menggigit dan lain-lain.
d. Passive Behaviors
Peragaan ketidakmampuanatau menolak untuk mencoba melakukan suatu apapun
karena khawatir gagal.
Menurut Maman Rahman empat tindakan individu tersebut akan mengakibatkan
terbentuknya empat pola tingkah laku yang sering nampak pada usia sekolah yakni:
a. Pola aktif kontruktif, yaitu tingkah laku yang ekstrim, ambisius untuk menjadi
anak emas di kelasnya dan berusaha membantu guru dengan penuh vitalitas dan
sepenuh hati.
b. Pola aktif dekstruktif, yaitu pola tingkah laku yang diwujudkan dalam bentuk suka
marah, kasar dan pemberontak.
c. Pola konstuktif, yaitu pola yang menunjukkan kepada satu bentuk tingkah laku
yang lamban dengan maksud agar selalu dibantu dan mengharapkan perhatian.
d. Pola pasif destruktif, yaitu pola tingkah laku yang menunjuk sifat malas dan keras
kepala.
4
2. Masalah kelompok
Masalah kelompok dalam pengelolaan kelas menurut Johnson dan Bany yakni:
a. Kurangnya kesatuan
Ditandai dengan konflik-konflik antara individu dengan sub kelompok. Misalnya
konflik antara jenis kelamin.
b. Ketidaktaatan terhadap standar tindakan dan prosedur kerja
Misalnya keributan, kegaduhan, berbicara keras, bertingkah laku yang
mengganggu saat mereka diharapkan bekerja dalam suasana tenang di tempat
duduk masing-masing.
c. Reaksi negatif terhadap pribadi anggota kelas ditandai dengan kesan bermusuhan
terhadap anak-anak yang tidak diterima oleh kelompok, menghalagi usaha
kelompok.
d. Pengakuan kelas terhadap kelakuan guru.
e. Kecendrungan adanya gangguan, kemacetan pekerjaan dan kelakuan yang dibuat-
buat.
f. Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, seperti
memberi reaksi buruk pada saat ada peraturan baru, situasi darurat, perubahan
anggota kelompok, perubahan jadwal, dan pergantian guru.
g. Semangat juang yang rendah dan adanya sikap permusuhan.
Keterampilan mengelola kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi proses
belajar mengajar yang efektif. Serta hubungan yang baik antara guru dengan siswa dan
antar siswa dengan siswa merupakan suatu syarat berhasilnya pengelolaan kelas.
Sekaligus tercapai suatu kondisi belajar yang optimal jika guru mampu mengatur siswa
dan sarana prasarana serta mampu mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pengajaran.
5
B. Tujuan Keterampilan Mengelola Kelas
Penggunaan komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan, baik untuk
siswa maupun untuk guru. Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut
6
Memandang Secara Saksama
Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam
kontak pandangan serta interaksi antarpribadi yang dapat ditampakkan dalam
pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa
persahabatan.Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas
serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok
maupun individu.
Memberikan Pernyataan
Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan siswa sangat diperlukan,
baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain. Hal ini terkomunikasi
kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan
belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus
dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar
yang mengandung ancaman. Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.
Gerak Mendekati
Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu
menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas
serta aktivitas siswa. Gerak mendekati hendaklah dilakuan secara wajar, bukan
untuk menakut-nakuti, mengancam, atau member kritikan dan hubungan. Hal ini
menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu
siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah.
Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuhan Siswa
Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukkan
ketakacuhan, guru dapat member reaksi dalam bentuk teguran. Dengan adanya
teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada
saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat. Teguran haruslah
diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula sehingga dapat
mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.
b. Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada
beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
7
Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu
namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu.
Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu,
mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi
terhadap siswa yang mengganggu.
Verbal
Guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pernyataan, dan sebagainya
terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain.
Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai
kelas.
c. Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahankan apabila dari waktu kewaktu
guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal
ini dapat dilaksanakan dengan cara :
Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan
atau topik pelajarannya. Bertujuan untuk menghindari penyimpangan perhatian
siswa. Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti
gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang
tanahnya gersang.
Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan
tanggung jawab yang dilakukan oleh siswa serta keterlibatan siswa dalam tugas-
tugas. Misalnya dengan meminta kepada siswa untuk memperagakan,
melaporkan, dan memberirespons. Komunikasi yang jelas dari guru mengenai
tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat
perhatian siswa
d. Memberikan Petunjuk yang Jelas
Hal ini berhubungan dengan cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan
singkat dalam pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan dari pada siswa. Petunjuk
yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak
membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
8
e. Menegur
Apabila terjadi tingkah laku siswa yang menggangu kelas atau kelompok dalaam
kelas, hendaklah guru menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang efektif ialah
yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta pada tingkah
lakunya yang menyimpang
Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang mengandung
penghinaan.
Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan
yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan
f. Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam
kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
a) Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan
jalan ”menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “
menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “
menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan
perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.
b) Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang
bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.
9
menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas.
Strategi tersebut adalah :
a. Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang
mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku
tersebut dengan mengaplikasiakan pemberian penguatan secara sistematis.
b. Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara
:
a) Memperlancar tugas-tugas : Mengusahakan terjadinya kerja sama yang baik
dalam pelaksanaan tugas.
b) Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok : Memelihara dan memulihkan
semangat siswa dan menangani konflik yang timbul.
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru
dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku
keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang
mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk
menemukan pemecahannya.
3. Prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas
Kehangatan dan Keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas
yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar-mengajar
yang optimal. Guru yang bersifat hangat dan akrab secara ajek menunjukkan
antusiasmenya terhadap tugas-tugas, terhadap kegiatan-kegiatan, atau terhadap
siswanya akan lebih mudah pula melaksanakan komponen keterampilan tersebut
secara berhasil.
Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meninkatkan
gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya tingkah
yang menyimpang. Perhatian dan minat siswa akan terpelihara dengan kegiatan guru
tersebut.
Bervariasi
Pengunaan variasi dalam media, gaya, dan interaksi mengajar-belajar merupakan
kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta pengulangan-
pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah
laku positif siswa. Jika terdapat berbagai variasi maka proses menjadi jenuh akan
10
berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan
tidak akan mengganggu kawannya.
Keluwesan
Pada proses belajar mengajar guru harus waspada mengamati jalannya proses
kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. Sehingga
diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah berbagai strategi
mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain.
Penekanan Pada Hal-Hal Positif
Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan kepada
hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan perhatian siswa
pada hal-hal yang negatif.
Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :
a. Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan
menghindari ocehan atau celaan atau tingkah laku yang kurang wajar.
b. Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.
Penanaman disiplin diri
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapainya guru
harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan
lebih berhasil jika guru sendiri yang menjadi contoh.
11
Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang
tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut
akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah
acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya
sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat
diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena
setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun
kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat
pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain :
a. Mengetahui
b. Mengerti
c. Mengaplikasikan
d. Analisis
e. Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
f. Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil
nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari
kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam
melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan
psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan
proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka
Guru Sebagai Pengelola Kelas
Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan
motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru
sebagai pengelola kelas : Merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa
sumber pembelajaran Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam
dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward
Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran
12
Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media
yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar
yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa
kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai
dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran.
Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang
harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan
mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali
macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan
kondisi belajar yang optimal bila terjadi gangguan dalam proses belajar, baik yang
bersifat ganguang kecil dan sementara maupun gangguan yang berkelanjutan
(Saptorini,2011).
Mengelola kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan
pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Kegiatan-kegiatan
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang kondusif bagi terjadinya
proses pembelajaran ini, misalnya menghentikan tingkah laku siswa yang membuat
perhatian kelas teralihkan, memberikan ganjaran kepada peserta didik yang telah
melakukan tugasnya dengan baik, atau menetapkan norma kelompok yang harus
ditaati bersama
B. Saran
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kebahasaan
tentang terjadinya bunyi dan alat ucap. Di dalamnya membahas tentang alat ucap,
klasifikasi bunyi, proses terjadinya bunyi, dan proses artikulasi.
Kami menyadari makalah ini terdapat kekurangan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki makalah ini menjadi
lebih baik dan berguna bagi pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, S. B. 2006. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
15