Anda di halaman 1dari 24

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

(Profesi Keguruan) (Norhelda, M.Pd)

GURU DAN MANAJEMEN KELAS

OLEH

KELOMPOK 6
KHALIDA ROZANA ZULFA : 20221100103
AISYAH AMANDA : 20221100097
SITI RAMLAH : 20221100123

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ASSUNNIYYAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAMBARANGAN
2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas terstruktur
yang berjudul “Guru dan Manajemen Kelas” ini. Sholawat serta salam tak lupa
pula kami haturkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad saw. beserta
keluarga, kerabat, sahabat, serta pengikut beliau illa yaumil qiyamah.
Tujuan kami menulis makalah ini yaitu guna memenuhi tugas dari mata kuliah
Profesi Keguruan, yang diampu oleh Ibu Norhelda, M.Pd. Serta guna menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini mungkin masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap
adanya kritik positif serta saran yang membangun, sehingga dikemudian hari kami
dapat memperbaiki penulisan selanjutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami mengucapkan permintaan maaf
yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang ada. Semoga karya ini dapat
mendatangkan manfaat untuk kita semua. Aamiin.

Tambarangan, 15 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kelas ................................................... 3
B. Tujuan Manajemen Kelas ........................................................ 5
C. Aspek-Aspek Manajemen Kelas ...................................................6
D. Fungsi Manajemen Kelas ...............................................................8
E. Permasalahan dalam Manajemen Kelas ................................... 9
F. Pendekatan Manajemen Kelas ................................................ 11

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ................................................................................. 18
B. Saran ....................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan merupakan salah satu tempat bagi para siswa mendapatkan
berbagai macam ilmu pengetahuan, mereka mendapatkannya melalui pembelajaran
dan pendidikan yang disampaikan oleh seorang guru. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1
dijelaskan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah”.1
Peranan guru dalam proses belajar mengajar di kelas sangatlah penting, karena
tugas mereka bukan hanya mengajar saja, akan tetapi mereka juga melakukan
kegiatan manajemen kelas (pengelolaan terhadap kelas), agar para siswa dapat
belajar dengan suasana yang kondusif.
Manajemen yaitu penyelenggara atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola
dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien. Sedangkan kelas diartikan sebagai
ruangan belajar atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat dinding atau
tempat untuk peserta didik belajar, dan tingkatan (grade).
Adapun pengertian dari manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di
dalam kelas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan mempertahankan
suasana atau kondisi kelas yang dapat menunjang program pengajaran dengan jalan
menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan
berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah.
Dalam manajemen kelas, ada banyak hal yang harus diketahui dan dipelajari
oleh seorang guru seperti tujuan, aspek, fungsi, permasalahan dan pendekatan yang
ada pada manajemen kelas.

1
Muhammad Adnan, “Problematika Manajemen Kelas di International Class Programme
MTs. Hasan Jufri Kebunagung Lebak Sangkapura Gresik”. CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman,
Vol. 2, No. 1, Juni. 2016.

1
2

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan memaparkan lebih lanjut
tentang pengertian manajemen kelas, tujuan manajemen kelas, aspek-aspek
manajemen kelas, fungsi manajemen kelas, permasalahan-permasalahan yang ada
dalam manajemen kelas, serta pendekatan yang dilakukan dalam manajemen kelas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini antara
lain:
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kelas?
2. Apa saja tujuan dari manajemen kelas?
3. Aspek-aspek apa sajakah yang ada dalam manajemen kelas?
4. Apa fungsi dari manajemen kelas?
5. Permasalahan apa yang ada di dalam manajemen kelas?
6. Bagaimana cara pendekatan dalam manajemen kelas?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kelas.
2. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen kelas.
3. Untuk mengetahui aspek-aspek yang ada dalam manajemen kelas.
4. Untuk mengetahui fungsi dari manajemen kelas.
5. Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam manajemen kelas.
6. Untuk mengetahui pendekatan dalam manajemen kelas.
7. Untuk mememuhi tugas kuliah Profesi Keguruan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Kelas
1. Pengertian Manajemen
Kata manajemen adalah serapan dari kata “management” yang berasal dari
bahasa Inggris, artinya yaitu pengelolaan, penyelenggaraan, ketatalaksanaan
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang
diinginkan.2
Soekarno yang dikutip oleh Edang Suryana3 “manajemen adalah suatu
proses/kegiatan/usaha pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan
orang-orang lain”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
atau manajemen adalah penyelenggara atau pengurusan agar sesuatu yang
dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien.

2. Pengertian Kelas
Syaiful Bahri Djamarah yang dikutip oleh Afriza mengungkapkan bahwa
“kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama
yang mendapatkan pembelajaran dari guru”.
Menurut Suharsimi Arikunto “kelas adalah sekelompok siswa yang pada
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan guru yang sama”.
Adapun menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh Alfian Erwinsyah
memandang kelas dari dua sudut, yaitu:
a. Kelas dalam arti sempit: ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas
dalam pengertian tradisional ini, mengandung sifat statis karena sekedar

2
Alfian Erwinsyah, “Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar
Mengajar”, TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Agustus. 2017. h. 89.
3
Edang Suryana, “Manajemen Kelas Berkarakteristik Siswa”. t. th. h. 2.

3
4

menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya,


antara lain berdasarkan batas umur kronologis masing-masing.
b. Kelas dalam arti luas: suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari
masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit
kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan sebagai ruangan belajar
atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat dinding atau tempat untuk
peserta didik belajar, dan tingkatan (grade). Kelas juga dapat dipandang sebagai
kegiatan belajar yang diberikan oleh guru dalam suatu tempat, ruangan, tingkat
dan waktu tertentu.

3. Pengertian Manajemen Kelas


Setelah mengetahui pengertian dari Manajemen dan Kelas, penulis akan
memaparkan definisi manajemen kelas menurut para ahli, sebagai berikut:
Hadari Nawawi yang dikutip oleh Alfian Erwinsyah berpendapat bahwa
“manajemen kelas diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam
mendayagunakan potensi kelas, berupa pemberian kesempatan yang seluas-
luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara
efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan
kurikulum dan perkembangan murid”.
Dari uraian di atas, jelas bahwa program kelas akan berkembang bilamana
guru atau wali kelas mendayagunakan secara maksimal potensi kelas yang terdiri
dari tiga unsur: guru, murid, dan proses atau dinamika kelas.
Syaiful Bahri Djamarah yang dikutip oleh Alfian Erwinsyah juga berpendapat
bahwa "manajemen kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas
yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif
mencapai tujuan pembelajaran".
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang dilakukan untuk
5

menciptakan dan mempertahankan suasana atau kondisi kelas yang menunjang


program pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi
siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di
sekolah.

B. Tujuan Manajemen Kelas


Menurut Sudirman yang dikutip oleh Afriza, tujuan pengelolaan kelas adalah
penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik yang
terjadi di dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas
yang disediakan itu memungkinkan peserta didik untuk belajar dan bekerja, agar
terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada peserta didik.
Adapun menurut Suharsimi Arikunto sebagaimana dikutip oleh Lailatu Zahroh
berpendapat bahwa “tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat
bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien”. Menurutnya, sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah
apabila:
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti
karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan
tugas yang diberikan kepadanya;
2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap
anak akan terus bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat
melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan
mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut akan dikatakan tidak tertib.
2 (dua) indikator di atas memiliki beberapa perbedaan, yaitu: Pertama, anak
tidak tahu akan ada tugas atau tidak dapat melakukan tugas; Kedua, anak tahu dan
dapat, akan tetapi kurang bergairah untuk bekerja.

Menurut Mulyadi dikutip oleh Irja Putra Pratama, tujuan manajemen kelas
adalah:
6

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar


maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas pembelajaran yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan
intelektual siswa di dalam kelas.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.

Jadi, tujuan manajemen kelas yaitu tentang bagaimana guru bisa menciptakan
suasana atau lingkungan kelas yang kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

C. Aspek-Aspek Manajemen Kelas


Manajemen keals harus dilakukan oleh guru guna memberikan dukungan
terhadap keberhasilan belajar anak. Keberhasilan dalam pembelajaran akan
ditentukan oleh seberapa mampu guru dalam memfasilitasi anak didik dengan
kegiatan manajerial terhadap kelas, keberhasilan dalam mengelola kelas yang dapat
dilakukan guru harus melihat beberapa aspek dalam kelas. Aspek-aspek yang perlu
diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah meliputi sifat kelas,
pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tidakan efektif dan kreatif.
Adapun secara lebih terperinci kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan guru
dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen kelas yang tertuang dalam
petunjuk pengelolaan kelas adalah :
1. Mengecek kehadiran siswa
Siswa dilihat keberadaannya satu persatu terutama diarahkan untuk melihat
kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan secara fisik
terutama mental karena dengan perhatian dari awal akan memberikan dorongan
kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik.
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
7

Memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang sudah


diberikan hendaknya dengan cepat dikumpulkan dan diberikan komentar singkat
sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberikan motivasi atas kerja
yang sudah dilakukan.
3. Pendistribusian bahan dan alat
Apabila ada alat dan bahan belajar yang harus didistribusikan maka secara
adil dan proporsional setiap siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan
praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.
4. Mengumpulkan informasi dari siswa
Banyak informasi yang berguna bagi guru dan siswa itu sendiri yang dapat
diperoleh dari siswa baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa maupun
kaitannya dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan.
5. Mencatat data
Data-data siswa baik secara perorangan maupun kelompok yang menyangkut
individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan
mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil
pekerjaan siswa.
6. Pemeliharaan arsip
Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata dengan rapih
dan dipelihara sebagai tanggung jawab bersama sehingga dapat memberikan
informasi baik bagi guru maupun bagi siswa.
7. Menyampaikan materi pelajaran
Tugas utama guru adalah memberikan informasi tentang bahan belajar yang
harus dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media
dan informasi yang ada dalam kelas.
8. Memberikan tugas atau PR
8

Penugasan adalah proses memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk


melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara
mandiri.4

D. Fungsi Manajemen Kelas


Fungsi manajemen yaitu sebagai sarana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri semaksimal mungkin, baik hal itu berkenaan dengan segi-segi
potensi peserta didik yang lainnya. Ada beberapa fungsi dari manajemen kelas,
antara lain:
1. Memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada guru tentang tujuan
pendidikan sekolah yang dilaksanakan agar tercapainya tujuan tersebut.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan
prosedur yang digunakan.
4. Membantu guru dalam rangka mengenali kebutuhan-kebutuhan murid,
minat-minat murid, dan mendorong motivasi belajar.
5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan
adanya organisasi kurikulum yang lebih baik, metode yang tepat dan
menghemat waktu.
6. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh
mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan mereka.
7. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan
perkembangan profesionalnya.
8. Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan menjamin
atas diri sendiri.

4
Mona Zahara, “Implementasi Manajemen Kelas Dalam Proses Pembelajaran di SMP Al-
Azhar 3 Way Halim Bandar Lampung”. Skripsi. Bandar Lampung: UIN Raden Intan Lampung.
2017. h. 39-41.
9

9. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar senantiasa memberikan


bahan-bahan yang up to date kepada murid.5

E. Permasalahan dalam Manajemen Kelas


Dari banyaknya permasalahan yang terjadi di dalam kelas, maka guru yang baik
dalam mengelola kelas harus dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di
dalam kelas tersebut.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah dalam
manajemen kelas, antara lain:
1. Pengelompokkan, adanya pengelompokkan siswa berdasarkan kriteria
tertentu.
2. Karakteristik individual siswa.
3. Kelompok pandai merasa terhalangi terhadapt kelambanan teman-temannya
yang tidak secerdas mereka.
4. Adanya keharusan bagi siswa utuk tenang dan bekerja selama jam pelajaran
sehingga akan menimbulkan ketegangan dan kecemasan.
5. Adanya organisasi kurikulum tentang team teaching.6

Munculnya permasalahan dalam manajemen kelas dapat disebabkan beberapa


faktor, yaitu:
1. Faktor guru
Faktor penyebab munculnya permasalahan manajemen kelas yang berasal
dari guru, diantaranya:
a. Tipe kepemimpinan guru yang otoriter. Tipe kepemimpinan guru yang
otoriter dan kurang demokratis akan menumbuhkan sikap agresif atau
pasif dari peserta didik. Kedua sikap ini merupakan sumber masalah bagi
manajemen kelas.

5
Op. Cit.. h. 92.
6
Afriza, Manajemen Kelas, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2014), h. 103.
10

b. Format pembelajaran yang monoton. Format pembelajaran yang seperti ini


akan menimbulkan rasa bosan bagi siswa. Bukan hanya bosan, namun
format pembelajaran ynag kurang variatif ini juga dapat membuat siswa
merasa kecewa, frustasi dan hal ini merupakan pelanggaran disiplin.
c. Kepribadian guru. Seorang guru dituntut untuk bersikap adil, hangat,
objektif dan fleksibel agar dapat membina suasansa emosional yang
menyenangkan dalam proses belajar mengajar.
d. Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku siswa dan
latar belakangnya. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru
dengan sengaja untuk memahami siswa dan latar belakangnya.
e. Terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah manajemen dan
pendekatan manajemen baik yang bersifat teoritis maupun pengalaman
praktis.
f. Kurangnya kedekatan guru dengan semua siswanya di kelas. Untuk
memudahkan dalam manajemen kelas, seorang guru harus dekat dengan
siswa. Mengapa demikian? Karena dengan hal ini guru akan lebih mudah
untuk memahami setiap karakter siswanya. Selain itu, apabila guru dekat
dengan siswa secara otomatis siswa akan memiliki Sense of Belonging and
Sense of Responsibility terhadap gurunya, kelas dan pembelajaran. Namun
sebaliknya, jika rasa kedekatan seperti yang tertulis di atas tidak terjalin,
maka siswa secara otomatis tidak akan memiliki rasa bertanggung jawab
terhadap dirinya, guru, kelas dan pelajarannya.
2. Faktor siswa
Kekurangansadaran siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai
anggota kelas juga dapat menjadi faktor utama penyebab masalah manajemen
kelas.
3. Faktor keluarga
Kebiasaan yang kurang baik di dalam lingkungan keluarga, seperti tidak
patuh pada disiplin, tidak tertib dan kebebasan yang berlebihan ataupun
dikekang berlebihan (Strict parents) akan menyebabkan siswa melanggar
disiplin di kelas.
11

4. Faktor fasilitas
Ruang kelas yang kecil dibanding dengan jumlah siswa dan kebutuhan siswa
untuk bergerak dalam kelas juga merupakan salah satu problema yang terjadi
pada manajemen kelas.7

F. Pendekatan Manajemen Kelas


Ahmad Rohani yang dikutip oleh Afrija berpendapat “pendekatan pembelajaran
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam proses pembelajaran yang
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang bersifat umum.
Adapun pendekatan merupakan unsur penting yang harus dikuasai pengajar
sebelum mempersiapkan perencanaan pembelajaran.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, pendekatan dalam manajemen kelas meliputi
pendekatan kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan, pendekatan
resep, pendekatan pembelajaran, pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan
suasana emosi dan hubungan sosial, pendekatan proses kelompok, dan pendekatan
elastis (pluralistik).
1. Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah
laku peserta didik. Peranan guru di sini yaitu untuk menciptakan dan
mempertahankan situasi disiplin kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang
menuntut kepada peserta didik untuk menaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan
dalam norma yang mengikat untuk ditaati oleh anggota kelas. Melalui kekuasaan
dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya
Di dalam kegiatan pembelajaran, faktor kedisiplinan adalah kekuatan utama
untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, oleh karena itu guru perlu
menekankan pentingnya peserta didik untuk menaati peraturan yang telah dibuat
sebelumnya. Berbagai peraturan itu ibaratnya adalah “penguasa” yang wajib
untuk ditaati. Oleh sebab itu, guru harus mampu melakukan pendekatan yang

7
Ibid, h. 103-105.
12

baik kepada peserta didik melalui peraturan ini, dan bukan dari kemauannya
sendiri.
Alangkah lebih baik jika sebelum memulai mengajar, guru membuat
kesepakatan-kesepakatan dengan peserta didik mengenai keharusan untuk
menaati peraturan. Namun, tak hanya peserta didik, guru juga harus konsisten
mengikuti segala peraturan yang ditetapkan agar tidak menimbulkan
kecemburuan diantara para peserta didik.

2. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas juga sebagai
suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik. Tetapi dalam
mengontrol tingkah laku peserta didik dilakukan dengan cara memberikan
ancaman, misalnya, melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa. Ancaman di sini
sepatutnya tidak dilakukan sesering mungkin dan hanya diterapkan apabila
kondisi kelas sudah benar-benar tidak dapat dikendalikan. Selama guru masih
mampu melakukan pendekatan lain di luar ancaman, maka akan lebih baik jika
pendekatan dengan ancaman ini ditangguhkan. Namun satu hal yang harus
diingat, pendekatan ancaman harus dilakukan dalam taraf kewajaran dan
diusahakan untuk tidak melukai perasaan peserta didik.
Guru mungkin perlu memberi ancaman seperti penangguhan nilai, pemberian
tugas tambahan, serta memberikan tugas-tugas lain yang sifatnya mendidik bagi
mereka. Ancaman dalam bentuk intimidasi yang berlebihan, seperti mengejek,
membanding-bandingkan, memukul dan memaksa, sebaiknya dipikirkan ulang
sebelum diterapkan. Sebab ancaman seperti itu sangat mungkin dapat melukai
perasaan peserta didik serta menyebabkan mereka semakin bertindak represif di
dalam kelas. Sindiran halus juga dapat dilakukan oleh guru terhadap peserta
didik yang kurang menaati peraturan.

3. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan sebagai suatu proses untuk membantu peserta didik
agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan dan dimana saja. Peranan
guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan peserta didik,
13

selama hal itu tidak menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan dan
disepakati bersama. Terkadang, peserta didik tidak nyaman apabila ada seorang
guru yang terlalu over-protectif sehingga peserta didik tidak leluasa melakukan
eksperimennya.
Jika memberikan tugas kepada peserta didik untuk menuliskan beberapa
pengalaman, maka berilah mereka kebebasan untuk menceritakan apa saja yang
mereka tuliskan. Jangan membuat ketentuan-ketentuan yang terlalu ketat yang
karenanya dapat mengekang kebebasan peserta didik untuk mengembangkan
imajinasi dan kreativitasnya.

4. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang
dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh
guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di dalam kelas.
Dalam daftar ini, digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh
guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam
resep.
Tidak ada salahnya apabila guru juga meminta peserta didik untuk
mengemukakan hal-hal yang kurang mereka sukai dari cara guru mengajar serta
apa yang mereka inginkan. Disamping itu, akan sangat baik jika guru meminta
peserta didik untuk mengemukakan hal-hal yang mereka sukai dari proses
pembelajaran. Semua komentar peserta didik hendaknya diperhatikan baik-baik,
untuk kemudian diaplikasikan dalam tindakan nyata.

5. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan dapat mencegah munculnya
masalah tingkah laku peserta didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa
dicegah. Pendekatan in menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk
mencegah dan menghentikan tingkah laku peserta didik yang kurang baik.
Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang
baik.
14

Oleh karena itu, buatlah perencanaan pembelajaran yang matang sebelum


masuk kelas dan patuhilah tahapan-tahapan yang sudah dibuat sebelumnya.
Kemudian, hindari kebiasaan mengajar dengan apa adanya, apalagi tanpa
perencanaan yang matang. Pembelajaran yang dilakukan secara sistematis tentu
dapat membuat peserta didik terhindar dari kejenuhan, karena mereka dapat
mengikuti pelajarannya secara bertahap. Sebaliknya, peserta didik akan lebih
cepat merasa lelah apabila mereka tidak paham alur pembelajaran yang
disampaikan oleh gurunya, sehingga materi yang mereka pelajari
cenderung membingungkan.

6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku


Pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah
tingkah laku peserta didik, dari yang kurang baik menjadi baik. Pendekatan
berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modivication approach) ini
bertolak dari sudut pandang Psikologi Behavioral yang mengemukakan asumsi
sebagai berikut:
a. Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil dari
proses belajar. Asumsi ini mengharuskan wali/guru kelas berusaha
menyusun program kelas dan suasana yang dapat merangsang
terwujudnya proses belajar yang memungkinkan peserta didik dapat
mewujudkan tingkah laku yang baik menurut ukuran norma yang berlaku
di lingkungan sekitarnya.
b. Di dalam proses belajar terdapat proses psikologis yang fundamental
berupa penguatan positif (positive reinforcement), hukuman, penghapusan
(extenction) dan penguatan negatif (negative reinformcement). Asumsi ini
mengharuskan seorang wali/guru kelas melakukan usaha-usaha
mengulang-ulangi program atau kegiatan yang dinilai baik (perangsang)
bagi terbentuknya tingkah laku tertentu, terutama di kalangan peserta
didik.
Program atau kegiatan yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang
kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang
15

pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku peserta didik atau guru yang
menjadi anggota kelasnya.
Tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan
pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas terhaadap
peserta didik. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan
program kelas harus diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan
perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
Namun demikian, agar pelaksanaan hukuman berjalan efektif dan cukup
manusiawi maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Gunakan hukuman secara ketat/terbatas dan seperlunya (tidak royal)
b. Jelaskan kepada peserta didik kenapa ia memperoleh hukuman seperti itu,
c. Sediakan pula jalan alternatif bagi peserta didik dalam memperoleh
penguatan (untuk menjauhi hukuman)
d. Berikan penguatan dan hukuman secara proporsional, misalnya, beri
hukuman ketika peserta didik tidak menyelesaikan tugas, sementara itu
beri penguatan ketika siswa berhasil melaksanakan tugasnya
e. Hindari bentuk-bentuk hukuman fisik
f. Sesegeralah memberikan hukuman sewaktu perilaku menyimpang
tersebut mulai terjadi, jangan dibiarkan terlalu lama baru diberikan
hukuman.

7. Pendekatan Susana Emosi dan Hubungan Sosial


Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana
sosial (socio-emotional climate approach) di dalam kelas sebagai kelompok
individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling
(penyuluhan). Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu
proses untuk menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial
yang positif dalam kelas.
Suasana emosional dan hubungan sosial yang positif, artinya ada hubungan
yang baik dan positif antara guru dengan peserta didik, atau antara peserta didik
dengan peserta didik. Di sini guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan
pribadi itu, dan peranannya adalah menciptakan hubungan pribadi yang sehat.
16

Untuk itu terdapat dua asumsi pokok yang dipergunakan dalam pengelolaan
kelas sebagai berikut:
a. Iklim sosial dan emosional yang baik adalah dalam arti terdapat hubungan
interpersonal yang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan peserta
didik, dan peserta didik dengan peserta didik, merupakan kondisi yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang efektif.
Asumsi ini mengharuskan seorang wali/guru kelas berusaha menyusun
program kelas dan pelaksanannya yang didasari oleh hubungan manusiawi
yang diwarnai akan sikap saling menghargai dan saling menghormati antar
personal di kelas. Setiap personal diberi kesempatan untuk ikut serta dalam
kegiatan kelas sesuai dengan kemampuannya masing-masing, sehingga
timbul suasana sosial dan emosional yang menyenangkan pada setiap
personal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
b. Iklim sosial yang emosional yang baik tergantung pada guru dalam
usahanya melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang disadari dengan
hubungan manusiawi yang efektif. Dari asumsi ini berarti dalam
pengelolaan kelas seorang wali/guru kelas harus berusaha mendorong
guru-guru agar mampu dan bersedia untuk mewujudkan hubungan
manusiawi yang penuh saling pengertian, hormat menghormati dan saling
menghargai. Guru harus didorong menjadi pelaksana yang berinisiatif dan
kreatif serta selalu terbuka pada kritik. Di samping itu, berarti guru harus
mampu dan bersedia mendengarkan pendapat, saran, gagasan, kritik, dan
lain-lain dari peserta didik sehigga pengelolaan kelas berlangsung dinamis.

8. Pendekatan Proses Kelompok


Pendekatan kerja kelompok dengan model ini membutuhkan kemampun guru
dalam menciptakan momentum yang dapat mendorong kelompok-kelompok di
dalam kelas menjadi kelompok yang produktif.
Disamping itu, pendekatan ini juga mengharuskan guru untuk mampu
menjaga kondisi hubungan antar kelompok agar dapat selalu berjalan dengan
baik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, dasar dari Group Process Approach ini
17

adalah psikologi sosial dan dinamika kelompok yang mengetengahkan dua


asumsi sebagai berikut:
a. Pengalaman belajar di sekolah bagi peserta didik berlangsung dalam
konteks kelompok sosial. Asumsi ini mengharuskan wali/guru kelas dalam
pengelolaan kelas selalu mengutamakan kegiatan yang dapat
mengikutsertakan seluruh personal di kelas. Dengan kata lain, kegiatan
kelas harus diarahkan pada kepentingan bersama dan sedikit mungkin
kegiatan yang bersifat individual.
b. Tugas guru terutama adalah memelihara kelompok belajar agar menjadi
kelompok yang efektif dan produktif. Berdasarkan asumsi ini berarti
seorang wali/guru kelas harus mampu membentuk dan mengaktifkan
peserta didik bekerja sama dalam kelompok (group studies). Hal tersebut
harus dilaksanakan secara efektif agar hasilnya lebih baik daripada peserta
didik belajar sehari-hari (produktif). Kegiatan guru sebagai kelompok
antara lain dapat diwujudkan berupa regu belajar (team teaching) yang
bertugas membantu kelompok belajar.

9. Pendekatan Elektis (Pluralistik)


Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,
kreativitas, dan inisiatif wali/guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan.
Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistic, yaitu pengelolaan kelas
yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki
potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang
memungkinkan kegiatan pembelajaran berjalan efektif dan efisien.
Dari beberapa pendekatan diatas, guru bebas memilih dan menggabungkan
berbagai pendekatan sesuai dengan kemampuannya untuk menumbuhkan
kegiatan pembelajaran yang efektif. Pendekatan pembelajaran digunakan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Manajemen merupakan penyelenggara atau pengurusan agar sesuatu yang
dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien. Sedangkan kelas
diartikan sebagai ruangan belajar atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat
dinding atau tempat untuk peserta didik belajar, dan tingkatan (grade).
Manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan mempertahankan suasana atau kondisi
kelas yang dapat menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan
mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam
proses pendidikan di sekolah.
Adapun tujuan manajemen kelas adalah agar para siswa dapat bekerja dengan
tertib sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Indikator dari kelas yang tertib adalah apabila anak atau siswa dapat terus bekerja
dan melakukan pekerjaannya tersebut tanpa membuang-buang waktu.
Selanjutnya adalah aspek atau komponen, aspek-aspek yang ada dalam
manajemen kelas, yaitu: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi,
memberi acuan serta membuat kaitan.
Dalam makalah ini penulis menyebutkan ada 9 (sembilan) fungsi dari
manajemen kelas, antara lain:
1. Memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada guru tentang tujuan
pendidikan sekolah yang dilaksanakan agar tercapainya tujuan tersebut.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan
prosedur yang digunakan.
4. Membantu guru dalam rangka mengenali kebutuhan-kebutuhan murid,
minat-minat murid, dan mendorong motivasi belajar.

18
19

5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan
adanya organisasi kurikulum yang lebih baik, metode yang tepat dan
menghemat waktu.
6. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh
mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan mereka.
7. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan
perkembangan profesionalnya.
8. Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan menjamin
atas diri sendiri.
9. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar senantiasa memberikan
bahan-bahan yang up to date kepada murid.

Kemudian masuk kepada permasalahan, permasalahan yang ada pada


manajemen kelas disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: faktor guru, faktor siswa,
faktor keluarga, dan yang terakhir adalah faktor fasilitas.
Ada banyak cara pendekatan dalam manajemen kelas, yang meliputi pendekatan
kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan, pendekatan resep,
pendekatan pembelajaran, pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan suasana
emosi dan hubungan sosial, pendekatan proses kelompok, dan pendekatan elastis
(pluralistik).

B. Saran
Menjadi seorang guru bukanlah perihal yang mudah, karena guru adalah
pendidik yang dituntut untuk profesional dengan tugas utamanya yaitu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik.
Guru memiliki peran yang sangat penting terhadap keberlangsungan pendidikan
yang ada di muka bumi ini. Jika tidak ada guru, maka tidak ada pula yang dapat
mencerdaskan anak bangsa. Peranan guru antara lain sebagai sumber belajar,
fasilitator, pengelola pembelajaran, demonstrator (teladan), pembimbing, penilai
dan motivator.
20

Kita sebagai guru dan calon guru harus terus semangat untuk mempelajari segala
hal, karena kita adalah panutan dan motivator terhadap murid-murid kita. Hal paling
utama yang harus kita pelajari yaitu tentang cara manajemen kelas, di sana
mencakup tentang bagaimana cara pendekatan guru terhadap murid, bagaimana
permasalahan yang terjadi di dalam kelas, dan lain-lain.

“Memuliakan guru adalah adab terhadap ilmu yang utama dalam islam.
Perlakukanlah guru di sekolah sebagaimana kita menghormati kedua orang tua di

rumah. ”
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Muhammad. “Problematika Manajemen Kelas di International Class


Programme MTs. Hasan Jufri Kebunagung Lebak Sangkapura Gresik”.
CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 2, No. 1, Juni. 2016.

Afriza. Manajemen Kelas. Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2014.

Erwinsyah, Alfian. “Manajemen Kelas dalam Meningkatkan efektifitas Proses


Belajar Mengajar”. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 5,
No. 2, Agustus. 2017.

Pratama, Irja Putra. “Manajemen Kelas (Peran Guru, Problem dan Solusinya)”.
t. th.

Suryana, Edeng. “Manajemen Kelas Berkarakteistik Siswa”. t. th.

Zahara, Mona. “Implementasi Manajemen Kelas Dalam Proses Pembelajaran di


SMP Al-Azhar 3 Way Halim Bandar Lampung”. Skripsi. Bandar Lampung:
UIN Raden Intan Lampung. 2017.

Zahroh, Lailatu. “Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas”. Tasyri’, Vol. 22, No. 2,
Oktober. 2015.

21

Anda mungkin juga menyukai