OLEH
KELOMPOK 6
KHALIDA ROZANA ZULFA : 20221100103
AISYAH AMANDA : 20221100097
SITI RAMLAH : 20221100123
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas terstruktur
yang berjudul “Guru dan Manajemen Kelas” ini. Sholawat serta salam tak lupa
pula kami haturkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad saw. beserta
keluarga, kerabat, sahabat, serta pengikut beliau illa yaumil qiyamah.
Tujuan kami menulis makalah ini yaitu guna memenuhi tugas dari mata kuliah
Profesi Keguruan, yang diampu oleh Ibu Norhelda, M.Pd. Serta guna menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini mungkin masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap
adanya kritik positif serta saran yang membangun, sehingga dikemudian hari kami
dapat memperbaiki penulisan selanjutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami mengucapkan permintaan maaf
yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang ada. Semoga karya ini dapat
mendatangkan manfaat untuk kita semua. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kelas ................................................... 3
B. Tujuan Manajemen Kelas ........................................................ 5
C. Aspek-Aspek Manajemen Kelas ...................................................6
D. Fungsi Manajemen Kelas ...............................................................8
E. Permasalahan dalam Manajemen Kelas ................................... 9
F. Pendekatan Manajemen Kelas ................................................ 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan merupakan salah satu tempat bagi para siswa mendapatkan
berbagai macam ilmu pengetahuan, mereka mendapatkannya melalui pembelajaran
dan pendidikan yang disampaikan oleh seorang guru. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1
dijelaskan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah”.1
Peranan guru dalam proses belajar mengajar di kelas sangatlah penting, karena
tugas mereka bukan hanya mengajar saja, akan tetapi mereka juga melakukan
kegiatan manajemen kelas (pengelolaan terhadap kelas), agar para siswa dapat
belajar dengan suasana yang kondusif.
Manajemen yaitu penyelenggara atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola
dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien. Sedangkan kelas diartikan sebagai
ruangan belajar atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat dinding atau
tempat untuk peserta didik belajar, dan tingkatan (grade).
Adapun pengertian dari manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di
dalam kelas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan mempertahankan
suasana atau kondisi kelas yang dapat menunjang program pengajaran dengan jalan
menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan
berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah.
Dalam manajemen kelas, ada banyak hal yang harus diketahui dan dipelajari
oleh seorang guru seperti tujuan, aspek, fungsi, permasalahan dan pendekatan yang
ada pada manajemen kelas.
1
Muhammad Adnan, “Problematika Manajemen Kelas di International Class Programme
MTs. Hasan Jufri Kebunagung Lebak Sangkapura Gresik”. CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman,
Vol. 2, No. 1, Juni. 2016.
1
2
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan memaparkan lebih lanjut
tentang pengertian manajemen kelas, tujuan manajemen kelas, aspek-aspek
manajemen kelas, fungsi manajemen kelas, permasalahan-permasalahan yang ada
dalam manajemen kelas, serta pendekatan yang dilakukan dalam manajemen kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini antara
lain:
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kelas?
2. Apa saja tujuan dari manajemen kelas?
3. Aspek-aspek apa sajakah yang ada dalam manajemen kelas?
4. Apa fungsi dari manajemen kelas?
5. Permasalahan apa yang ada di dalam manajemen kelas?
6. Bagaimana cara pendekatan dalam manajemen kelas?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kelas.
2. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen kelas.
3. Untuk mengetahui aspek-aspek yang ada dalam manajemen kelas.
4. Untuk mengetahui fungsi dari manajemen kelas.
5. Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam manajemen kelas.
6. Untuk mengetahui pendekatan dalam manajemen kelas.
7. Untuk mememuhi tugas kuliah Profesi Keguruan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Kelas
1. Pengertian Manajemen
Kata manajemen adalah serapan dari kata “management” yang berasal dari
bahasa Inggris, artinya yaitu pengelolaan, penyelenggaraan, ketatalaksanaan
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang
diinginkan.2
Soekarno yang dikutip oleh Edang Suryana3 “manajemen adalah suatu
proses/kegiatan/usaha pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan
orang-orang lain”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
atau manajemen adalah penyelenggara atau pengurusan agar sesuatu yang
dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien.
2. Pengertian Kelas
Syaiful Bahri Djamarah yang dikutip oleh Afriza mengungkapkan bahwa
“kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama
yang mendapatkan pembelajaran dari guru”.
Menurut Suharsimi Arikunto “kelas adalah sekelompok siswa yang pada
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan guru yang sama”.
Adapun menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh Alfian Erwinsyah
memandang kelas dari dua sudut, yaitu:
a. Kelas dalam arti sempit: ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas
dalam pengertian tradisional ini, mengandung sifat statis karena sekedar
2
Alfian Erwinsyah, “Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar
Mengajar”, TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Agustus. 2017. h. 89.
3
Edang Suryana, “Manajemen Kelas Berkarakteristik Siswa”. t. th. h. 2.
3
4
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan sebagai ruangan belajar
atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat dinding atau tempat untuk
peserta didik belajar, dan tingkatan (grade). Kelas juga dapat dipandang sebagai
kegiatan belajar yang diberikan oleh guru dalam suatu tempat, ruangan, tingkat
dan waktu tertentu.
Menurut Mulyadi dikutip oleh Irja Putra Pratama, tujuan manajemen kelas
adalah:
6
Jadi, tujuan manajemen kelas yaitu tentang bagaimana guru bisa menciptakan
suasana atau lingkungan kelas yang kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4
Mona Zahara, “Implementasi Manajemen Kelas Dalam Proses Pembelajaran di SMP Al-
Azhar 3 Way Halim Bandar Lampung”. Skripsi. Bandar Lampung: UIN Raden Intan Lampung.
2017. h. 39-41.
9
5
Op. Cit.. h. 92.
6
Afriza, Manajemen Kelas, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2014), h. 103.
10
4. Faktor fasilitas
Ruang kelas yang kecil dibanding dengan jumlah siswa dan kebutuhan siswa
untuk bergerak dalam kelas juga merupakan salah satu problema yang terjadi
pada manajemen kelas.7
7
Ibid, h. 103-105.
12
baik kepada peserta didik melalui peraturan ini, dan bukan dari kemauannya
sendiri.
Alangkah lebih baik jika sebelum memulai mengajar, guru membuat
kesepakatan-kesepakatan dengan peserta didik mengenai keharusan untuk
menaati peraturan. Namun, tak hanya peserta didik, guru juga harus konsisten
mengikuti segala peraturan yang ditetapkan agar tidak menimbulkan
kecemburuan diantara para peserta didik.
2. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas juga sebagai
suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik. Tetapi dalam
mengontrol tingkah laku peserta didik dilakukan dengan cara memberikan
ancaman, misalnya, melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa. Ancaman di sini
sepatutnya tidak dilakukan sesering mungkin dan hanya diterapkan apabila
kondisi kelas sudah benar-benar tidak dapat dikendalikan. Selama guru masih
mampu melakukan pendekatan lain di luar ancaman, maka akan lebih baik jika
pendekatan dengan ancaman ini ditangguhkan. Namun satu hal yang harus
diingat, pendekatan ancaman harus dilakukan dalam taraf kewajaran dan
diusahakan untuk tidak melukai perasaan peserta didik.
Guru mungkin perlu memberi ancaman seperti penangguhan nilai, pemberian
tugas tambahan, serta memberikan tugas-tugas lain yang sifatnya mendidik bagi
mereka. Ancaman dalam bentuk intimidasi yang berlebihan, seperti mengejek,
membanding-bandingkan, memukul dan memaksa, sebaiknya dipikirkan ulang
sebelum diterapkan. Sebab ancaman seperti itu sangat mungkin dapat melukai
perasaan peserta didik serta menyebabkan mereka semakin bertindak represif di
dalam kelas. Sindiran halus juga dapat dilakukan oleh guru terhadap peserta
didik yang kurang menaati peraturan.
3. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan sebagai suatu proses untuk membantu peserta didik
agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan dan dimana saja. Peranan
guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan peserta didik,
13
selama hal itu tidak menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan dan
disepakati bersama. Terkadang, peserta didik tidak nyaman apabila ada seorang
guru yang terlalu over-protectif sehingga peserta didik tidak leluasa melakukan
eksperimennya.
Jika memberikan tugas kepada peserta didik untuk menuliskan beberapa
pengalaman, maka berilah mereka kebebasan untuk menceritakan apa saja yang
mereka tuliskan. Jangan membuat ketentuan-ketentuan yang terlalu ketat yang
karenanya dapat mengekang kebebasan peserta didik untuk mengembangkan
imajinasi dan kreativitasnya.
4. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang
dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh
guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di dalam kelas.
Dalam daftar ini, digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh
guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam
resep.
Tidak ada salahnya apabila guru juga meminta peserta didik untuk
mengemukakan hal-hal yang kurang mereka sukai dari cara guru mengajar serta
apa yang mereka inginkan. Disamping itu, akan sangat baik jika guru meminta
peserta didik untuk mengemukakan hal-hal yang mereka sukai dari proses
pembelajaran. Semua komentar peserta didik hendaknya diperhatikan baik-baik,
untuk kemudian diaplikasikan dalam tindakan nyata.
5. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan dapat mencegah munculnya
masalah tingkah laku peserta didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa
dicegah. Pendekatan in menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk
mencegah dan menghentikan tingkah laku peserta didik yang kurang baik.
Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang
baik.
14
pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku peserta didik atau guru yang
menjadi anggota kelasnya.
Tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan
pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas terhaadap
peserta didik. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan
program kelas harus diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan
perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
Namun demikian, agar pelaksanaan hukuman berjalan efektif dan cukup
manusiawi maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Gunakan hukuman secara ketat/terbatas dan seperlunya (tidak royal)
b. Jelaskan kepada peserta didik kenapa ia memperoleh hukuman seperti itu,
c. Sediakan pula jalan alternatif bagi peserta didik dalam memperoleh
penguatan (untuk menjauhi hukuman)
d. Berikan penguatan dan hukuman secara proporsional, misalnya, beri
hukuman ketika peserta didik tidak menyelesaikan tugas, sementara itu
beri penguatan ketika siswa berhasil melaksanakan tugasnya
e. Hindari bentuk-bentuk hukuman fisik
f. Sesegeralah memberikan hukuman sewaktu perilaku menyimpang
tersebut mulai terjadi, jangan dibiarkan terlalu lama baru diberikan
hukuman.
Untuk itu terdapat dua asumsi pokok yang dipergunakan dalam pengelolaan
kelas sebagai berikut:
a. Iklim sosial dan emosional yang baik adalah dalam arti terdapat hubungan
interpersonal yang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan peserta
didik, dan peserta didik dengan peserta didik, merupakan kondisi yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang efektif.
Asumsi ini mengharuskan seorang wali/guru kelas berusaha menyusun
program kelas dan pelaksanannya yang didasari oleh hubungan manusiawi
yang diwarnai akan sikap saling menghargai dan saling menghormati antar
personal di kelas. Setiap personal diberi kesempatan untuk ikut serta dalam
kegiatan kelas sesuai dengan kemampuannya masing-masing, sehingga
timbul suasana sosial dan emosional yang menyenangkan pada setiap
personal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
b. Iklim sosial yang emosional yang baik tergantung pada guru dalam
usahanya melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang disadari dengan
hubungan manusiawi yang efektif. Dari asumsi ini berarti dalam
pengelolaan kelas seorang wali/guru kelas harus berusaha mendorong
guru-guru agar mampu dan bersedia untuk mewujudkan hubungan
manusiawi yang penuh saling pengertian, hormat menghormati dan saling
menghargai. Guru harus didorong menjadi pelaksana yang berinisiatif dan
kreatif serta selalu terbuka pada kritik. Di samping itu, berarti guru harus
mampu dan bersedia mendengarkan pendapat, saran, gagasan, kritik, dan
lain-lain dari peserta didik sehigga pengelolaan kelas berlangsung dinamis.
A. Simpulan
Manajemen merupakan penyelenggara atau pengurusan agar sesuatu yang
dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien. Sedangkan kelas
diartikan sebagai ruangan belajar atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat
dinding atau tempat untuk peserta didik belajar, dan tingkatan (grade).
Manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan mempertahankan suasana atau kondisi
kelas yang dapat menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan
mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam
proses pendidikan di sekolah.
Adapun tujuan manajemen kelas adalah agar para siswa dapat bekerja dengan
tertib sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Indikator dari kelas yang tertib adalah apabila anak atau siswa dapat terus bekerja
dan melakukan pekerjaannya tersebut tanpa membuang-buang waktu.
Selanjutnya adalah aspek atau komponen, aspek-aspek yang ada dalam
manajemen kelas, yaitu: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi,
memberi acuan serta membuat kaitan.
Dalam makalah ini penulis menyebutkan ada 9 (sembilan) fungsi dari
manajemen kelas, antara lain:
1. Memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada guru tentang tujuan
pendidikan sekolah yang dilaksanakan agar tercapainya tujuan tersebut.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan
prosedur yang digunakan.
4. Membantu guru dalam rangka mengenali kebutuhan-kebutuhan murid,
minat-minat murid, dan mendorong motivasi belajar.
18
19
5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan
adanya organisasi kurikulum yang lebih baik, metode yang tepat dan
menghemat waktu.
6. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh
mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan mereka.
7. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan
perkembangan profesionalnya.
8. Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan menjamin
atas diri sendiri.
9. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar senantiasa memberikan
bahan-bahan yang up to date kepada murid.
B. Saran
Menjadi seorang guru bukanlah perihal yang mudah, karena guru adalah
pendidik yang dituntut untuk profesional dengan tugas utamanya yaitu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik.
Guru memiliki peran yang sangat penting terhadap keberlangsungan pendidikan
yang ada di muka bumi ini. Jika tidak ada guru, maka tidak ada pula yang dapat
mencerdaskan anak bangsa. Peranan guru antara lain sebagai sumber belajar,
fasilitator, pengelola pembelajaran, demonstrator (teladan), pembimbing, penilai
dan motivator.
20
Kita sebagai guru dan calon guru harus terus semangat untuk mempelajari segala
hal, karena kita adalah panutan dan motivator terhadap murid-murid kita. Hal paling
utama yang harus kita pelajari yaitu tentang cara manajemen kelas, di sana
mencakup tentang bagaimana cara pendekatan guru terhadap murid, bagaimana
permasalahan yang terjadi di dalam kelas, dan lain-lain.
“Memuliakan guru adalah adab terhadap ilmu yang utama dalam islam.
Perlakukanlah guru di sekolah sebagaimana kita menghormati kedua orang tua di
rumah. ”
DAFTAR PUSTAKA
Pratama, Irja Putra. “Manajemen Kelas (Peran Guru, Problem dan Solusinya)”.
t. th.
Zahroh, Lailatu. “Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas”. Tasyri’, Vol. 22, No. 2,
Oktober. 2015.
21