Anda di halaman 1dari 36

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD
DOSEN PEMBIMBING : RIRIEN UTAMI S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 MATERI 4
(KELAS 4F) PGSD

1. WAHYU NANDA WARNANDA : 1710125110074


2. SYAHRIDA HALWA : 1710125320219
3. SELA SAFITRI : 1710125220076
4. SEPTIA NURVITASARI : 1710125320199
5. SITI KHUSNUL KHOTIMAH : 1710125320208
6. SRI REJEKI : 1710125320214
7. SRIASTUTI : 1710125320215
8. WINDA AYU RIANTI : 1710125120072

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “KETERAMPILAN
PENGELOLAAN KELAS”. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita panjatkan
untuk junjungan nabi kita Nabi Muhammad SAW, dari dulu, sekarang, hingga akhir
zaman. Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan SD.

Kami ucap kanterimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak


yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
pemabaca.

Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang membangun mengenai penulisan makalah
kami ini, agar makalah ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Demikian kata pengantar
yang kami sampaikan atas perhatian pembaca kami ucapkan terimakasih

WassalamualaikumWr. Wb

Banjarmasin, 15 Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. LatarBelakang .................................................................................................... 1

B. RumusanMasalah ............................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. PengertianPengelolaankelas ............................................................................... 3

B. PentingnyaMengelolaKelasdalamKonteksPembelajaran ................................... 5

C. Makna mengelola kelas dalam konteks pembelajaran ....................................... 5

D. Tujuan manajemen kelas dalam konteks pembelajaran ................................... 10

E. Prinsip-pinsip mengelola kelas dalam konteks pembelajaran .......................... 13

F. Komponen keterampilan mengelola kelas dalam konteks pembelajaran ........ 16

G. Kiat-kiat pengelolaan kelas yang efektif .......................................................... 28

H. Lebar pengamatan kererampilan mengelola kelas ........................................... 30

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 32

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 32

B. Saran ................................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Pada peradaban bangsa manapun, profesi guru memiliki peran yang
strategis, karena penyandang profesi guru mengemban tugas sejati bagi proses
kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan membangun
karakter bangsa (Danim, 2002). Keberhasilan pendidikan dalam setiap
jenjang, sangat ditunjang oleh adanya guru yang memiliki komitmen dan
dedikasi yang tinggi, serta secara kreatif mampu membelajarkan peserta
didiknya. Guru juga bukan hanya sekedar orang yang berdiri di depan kelas
saja untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi guru juga
merupakan anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta
kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya menuju sebuah cita-
cita luhur mereka. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan
keterampilan-keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar. Salah satunya
adalah keterampilan pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggungjawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan
belaja rseperti yang diharapkan.

1
B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian pengelolaan kelas ?
2. Apa pentingnya mengelola kelas ?
3. Apa saja makna mengelola kelas ?
4. Apa tujuan manajemen kelas ?
5. Apa prinsip-prinsip mengelola kelas ?
6. Terdiri dari apasaja komponen keterampilan mengelola kelas ?
7. Bagaimanakiat-kiatpengelolaankelas yang efektif ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan kelas
2. Untuk mengetahui pentingnya mengelola kelas dalam pembelajaran
3. Untuk mengetahui makna mengelola kelas dalam pembelajaran
4. Untuk mengetahui tujuan manajemen kelas
5. Untuk mengetahui prinsip-prinp mengelola kelas
6. Untuk mengetahui komponen keterampilan mengelola kelas
7. Untuk mengetahui kiat-kiat pengelolaan kelas yang efektif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PengertianPengelolaankelas
Kelas berkonotasi sebuah ruang fisik yang biasanya digunakan untuk
kegiatan belajar mengajar. Walaupun kata “kelas” tidak selalu dipakai untuk
tempat pembelajaran. Di sekolah terdapat kelas-kelas dalam ukuran tertentu
yang dipakai untuk kegiatan belajar mengajar. Besar kecilnya kelas akan
fungsional bila dikelola dengan optimal. Dari aspek ini, para pakar pendidikan
menilai pengelolaan kelas untuk kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan.
Suharsimi Arikunto mengartikan:
“Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu
dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.”

Penanggung jawab kegiatan belajar mengajar adalah guru. Dengan


demikian yang memiliki kewenangan untuk mengelola kelas adalah guru.
Pengelolaan kelas dibutuhkan keterampilan khusus, oleh karena di dalam
kelas itu terdapat unsur material yaitu benda-benda seperti ruangan, perabot,
alat pelajaran dan manusia (siswa) sebagai obyek sekaligus subyek
pendidikan. Guru dapat mengelola kelas dengan baik dari aspek fisik tetapi,
belum tentu mampu mengelola kelas yang menyangkut peserta didik.
Rumitnya pengelolaan kelas dari aspek peserta didik karena berhubungan
dengan sifat, karakter dan kondisi sosial peserta didik. Dari sudut pandang
inilah sehingga pengelolaan kelas juga bermakna pembinaan. Ahmad Rohani
mengatakan:
Pengelolaan kelas adalah menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses belajar (pembinaan raport, penghentian tingkah laku peserta didik yang

3
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu,
penyelesaikan tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif dan
sebagainya).
Pengelolaan kelas merupakan usaha untuk mengatur kegiatan proses
belajar mengajar secara sistematis. Usaha tersebut diarahkan pada persiapan
materi pembelajaran, menyiapkan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang
belajar, mewujudkan situasi dan kondisi pembelajaran dan pengaturan waktu,
sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler
dapat tercapai secara efektif efisien. Guru sebagai tenaga profesional dituntut
mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi
belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran.
Hal ini dipertegas bahwa guru tidak sekedar menyiapkan materi
pembelajaran tetapi guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan
memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga peserta didik dapat
memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugas-tugas
individual. Upaya dalam mendayagunakan potensi peserta didik, maka kelas
mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses
interaksi edukatif, agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak
didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaikbaiknya oleh guru.
Selanjutnya, pengelolaan kelas didefinisikan juga sebagai: a) Perangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang
diinginkan dan mengurangkan tingkah laku yang tidak diinginkan. b)
Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal
yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif. c) Seperangkat
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas
yang efektif.
Inti dari pengelolaan kelas sebagaimana pengertian pengelolaan kelas
yang dikemukakan di atas adalah optimalisasi kelas sebagai tempat yang
mampu menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang efektif baik dari aspek

4
kelas sebagai lingkungan fisik maupun dari aspek peserta didik sebagai
pengguna kelas.

B. PentingnyaMengelolaKelasdalamKonteksPembelajaran
Mengelola kelas merupakan sesuatu yang sangat kompleks. Karena itulah,
maka membutuhkan keterampilan khusus dari setiap individu guru. Begitu
kompleksnya, mengelola kelas, sehingga guru harus terampil dalam
pelaksanaannya. Salah satu ciri mengelola kelas yang efektif, peserta didik
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun
psikis.
O’Brien & Guiney (2001) mengemukakan bahwa kualitas pribadi seorang
guru meliputi: empati terhadap kesulitan dan kebutuhan peserta didiknya;
antusias terhadap apa yang diajarkannya; interes dalam mengembangkan
profesionalnya; interes dalam melakukan penelitian untuk memperbaharui
kemampuannya dan memperbaiki pembelajarannya; bersedia untuk tidak
menggunakan masalah prilaku pribadi; bersedia untuk menyesuaikan
rencananya dengan kebutuhan setiap individu peserta didik; mempunyai selera
humor yang baik; memiliki sifat peduli; mempunyai sifat ingin tahu; dan
menyukai kebersamaan peserta didiknya.
Hal tersebut menggambarkan dengan jelas bahwa peran guru adalah
mutifalset. Semuanya itu, akan berpengaruhterhadap cara-cara guru dalam
mengelola kelas. Keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap tersebut,
semuanya itu dapat dipelajari, malalui pelatihan, pengembangan kemampuan
profesional, dan pengalaman. Untuk itu, maka berlatih, berlatih dan terus
berlatih terus dalam meningkatkan kemampuan mengelola kelas.

C. Makna mengelola kelas dalam konteks pembelajaran


Mengelola kelas berkaitan dengan apa yang dilakukan guru untuk
memastikan bahwa peserta didik terlibat langsung dalam tugas belajar

5
(Wragg, 2001). Mengelola kelas adalah semua tidakan guru untuk
menciptakan dan memelihara lingkungan yang kondusif agar peserta didik
belajar (Garrett, 2014).
Sementara menurut Weinstein & Weber (Cooper,2011) mengelola kelas
merujuk pada tindakan yang diambil guru untuk menciptakan lingkungan
yang dapat membangun rasa saling menghormati, peduli, tertib, dan produktif.
Tepatnya mengelola kelas mendukung dan memfasilitasi pembelajaran baik
untuk keberhasilan akademik maupun pengembangan sosial-emosional
peserta didik. Dengan kata lain, mengelola kelas yang efektif tidak hanya
menciptakan lingkungan untuk menumbuhkan prestasi akademik, tetapi juga
bekerja keras untuk meningkatkan keterampilan peserta didik (termasuk
empati, kemampuan berkomunikasi, manajemen kemarahan, dan mengatasi
konflik) dan kapasitas untuk regulasi diri.
Pengertian yang dikemukakan tersebut menggambarkan bahwa konsep
mengelola kelas pada dasarnya sangat kompleks, apalagi dengan adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, sangat
berpengaruh pada makna mengelola kelas tersebut.
Dalam pemahaman yang lebih kompleks, menurut Garrett (2014) konsep
mengelola kelas pada dasarnya sebagai proses yang terdiri dari lima aspek
utama, yang meliputi: mengatur desain fisik kelas, membangun aturan dan
rutinitas, efektif, dan menangani masalah disiplin. Untuk itu guru dalam
menciptakan pengelolaan kelas yang kondusif untuk peserta didik belajar,
akan menangani kelima aspek tersebut, yang dikemukakan lebih rinci berikut
ini.
1) Physical design of the classroom
Mendesain fisik ruang kelas, terletak pada bagaimana kelas
ditata-kelola dengan baik, seperti di mana meja dan kursi peserta didik
diletakkan, di mana tepatnya posisi meja dan kursi guru, di mana pusat-
pusat belajar dan bahan berada, di mana item alat-alat belajar yang dapat

6
digunakan peserta didik, seperti penajam pensil, dan di mana letak papan
pajangan hasil karya peserta didik, papan jadwal dan sebagainya. Semua
itu, perlu diatur atau desain sedemikian rupa agar aktivitas belajar peserta
didik lancar dan dapat terpantau oleh guru.
2) Rules and routines
Maksudnya guru harus menetapkan aturan dalam setiap aktivitas
peserta didik, termasuk aturan dalam kegiatan rutinitas di dalam kelas.
Aturan-aturan yang dimaksud di antaranya seperti, bagaimana cara
menyerahkan kembali kertas kerja peserta didik, kapan peserta didik
harus mengisi daftar hadir, dalam aktivitas yang bagaiman peserta didik
harus saling membantu satu sama lain, dan sebagainya. Semua itu perlu
diatur sedemikian rupa, untuk menjaga aktivitas kelas agar berjalan lancar
dan efesien, serta sebagai pencegahan agar tidak terjadi gangguan yang
dapat menimbulkan pembelajaran yang tidak kondusif.
3) Relationships

Selama proses pembelajaran, penting bagi guru untuk menciptakan


hubungan yang harmonis dengan peserta didik. Guru sebagai manajer
kelas agar efektif, perlu ada upaya-upaya yang nyata dalam
mengembangkan kepedulian, mendukung hubungan dengan peserta didik
dan orang tua, dan mempromosikan untuk mendukung hubungan di
antara peserta didik.

4) Enganging and motivating insrtuction

Guru sebagai manajer kelas yang efektif, harus mampu dengan hati-
hati merencanakan pembelajaran sehingga setiap kegiatan belajar
terorganisasi dengan baik dan berjalan lancar. Adapun selama
pelaksanaan pembelajaran, guru harus mampu pula mengembangkan

7
pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, dan terus
meningkatkan memotivasi belajar peserta didik.

5) Discipline
Mengkondisikan peserta didik agar mematuhi aturan atau tata tertib
kelas harus diciptakan guru sehingga aktivitas belajar peserta didik
berjalan sebagaimana yang diharapkan. Mencegah terjadinya kenakalan
dari peserta didik lebih baik sejak awal pelajaran, dan jika terjadi
pelanggaran dari diri peserta didik, maka guru harus mampu
mengatasinya dengan baik. Menegakkan disiplin tidak berarti harus
dengan hukuman, mengingat terciptanya disiplin kelas atau sebaliknya
(tidak terjadi disiplin pada peserta
didik selama pembelajaran) merupakan dampak dari tindakan guru dalam
mencegah terjadinya kenakalan peserta didik sejak awal pembelajaran.

Bagan 4.3 Proses Manajemen Kelas

(Sumber:Garrett (2014:4)

8
Maksud gambar tersebut, bahwa setiap komponen dari gambaran
visual diatas harus menjadi focus perhatian guru sebagai upaya preventif
atau pencegahan terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan selama proses
pembelajaran. Setiap komponen pengelolaan kelas dalam model diatas
sama pentingnya. Meskipun masing-masing komponen merupakan bagian
penting dari seluruh proses pengelolaan kelas, pada saat-saat tertentu guru
akan lebih memfokuskan pada komponen tertentu jika dihadapkan pada
kondisi realitas kelas. Hal ini sangat tergantung pada banyak factor
seperti keyakinan filosofis yang dimiliki guru, konteks pembelajaran , dan
factor kepribadian peserta didik.

Sekaitan dengan pendapat di atas, Wragg (2001) menggambarkan


bahwa guru mempunyai tanggung jawab dalam mengelola kelas, di
antaranya berkaitan dengan berbagai hal yang mencakup: sumber daya
dan bahan; waktu dan pengaturan ruangan; strategi pembelajaran;
perilaku peserta didik yang berkenaan dengan keselamatan,kesejahteraan,
dan interaksi dengan orang lain, serta kemajuan dalam belajarnya;
hubungan baik secara internal maupun eksternal, seperti termasuk
hubungan kolaboratif dengan orang tua,staf pendukung , dan instansi lain.
Idealnya menurut Greenspan (2016) dalam menciptakan atmosfer kelas,
yang kondusif untuk keberhasilan proses mengajar dan belajar, yaitu yang
dapat menciptakan dan merangkul peserta didik dalam suasana yang:
positif; riang; optimis;konstruktif; praktis; investigasi; analitis; inspiratif;
terlibat; dan aman bagi semua peserta didik.

Idealnya dalam menciptakan keterlibatan peserta didik dalam belajar,


guru harus mengikuti cara yang sama dilakukan oleh para ilmuwan.
Maksudnya, dalam melibatkan peserta didik, seperti mereka mempelajari
berbagai hal, dengan meminta peserta didik untuk memecahkan masalah,
mereka mengajukan pertanyaan, menyelidiki melalui pengamatan dan

9
eksperimen,mengumpulkan dan mengatur data, dan kemudian
memecahkan masalah berdasarkan pengetahuan mereka dan bukti yang
mereka telah berkumpul. Jik guru melihat peserta didik sebagai individu
yang konstruktif, mereka harus diberi kesempatan dengan cara
melibatkan peserta didik secara aktif dalam membangun dan menjelaskan
ide-ide baru berdasarkan pengalaman yang telah dimilkinya, dan
meningkatkan kemampuan mereka untuk menanyakan. Oleh karena itu,
guru harus memberikan suasana belajar di mana peserta didik memilki
kesempatan yang cukup untuk terlibat dalam proses belajar, dan pada saat
yang sama, kondisikan peserta didik untuk berperilaku sebagaimana
layaknya seorang ilmuwan.

D. Tujuan manajemen kelas dalam konteks pembelajaran


Pada dasarnya mengelola kelas memiliki dua tujuan, yaitu:
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar secara akademik, dan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar social-emosional
(garrett, 2014), weiansten & webwr (cooper, 2011). Belajar akademik
mengacu pada konten pembelajaran yang ditentukan dalam standar isi
kurikulum nasional (belajar, membaca dan menulis; belajar sains, matematika,
social; dan sebagaimya). Belajar social-emosional mempromosikan
perkembangan dalam keterampilan sosila dan kemampuan untuk
mengekspresikan emosi secara tepat. Untik kedua hal tersebut, diperlukan
kemampuan guru dalam mengelola kelas, sehingga aktifitas belajar peserta
didik optimal, bermakna, dan efektif serta efesien. Sementara menurut bolla
(jono & wardana, 19985) keterampilan mengelola kelas pada umumnya
bertujuan untuk menciptakan hal-hal berikut ini.

1) Memotivasi peserta didik agar mampu mengembangkan tanggung


jawabnya terhadap tingkah lakunya, dan memiliki kesadaran untuk
mengendalikan dirinya.

10
2) Membantu peserta didik agar mengerti akan arah tingkah laku yang
sesuaidengan tata tertib kelas, dan memelihara atau merasakan teguran
guru sebagai sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
3) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam bertugas dan
bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktifitas-aktifitas kelas.

Dengan tujuan umum mengelola kelas, yang esensinya agar peserta didik
bertanggung jawab dalam belajar, dalam implementasinya sangat
membutuhkan keterampilan guru. Dalam mengelola kelas, esensinya
bagaimana agar peserta didik belajar. Tood (2010) mengemukakan bahwa
pembelajarn harus lebih difokuskan pada pentingnya melibatkan peserta didik
dalam pengalaman yang kaya dan otentik untuk mencari (to inqueri),
mempertanyakan (question), menemukan (discover), membangun
pengetahuan dan pemahaman yang mendalam, dan menjadi individu yang
kreatif dan inovatif. Selain itu, pembalajaran harus dapat memberikan
kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk belajar dalam kompleksitas,
dan beragam informasi secara intensif. Salah satumya yaitu melalui
pendekatan inkuiri. Menurutnya saat ini, sudah seharusnya pembelajaran itu
bergerak dari paradigm pembelajaran yang berbasis mendengarkan (listen-to-
learn paradigm of the classroom) ke paradigm pembelajaran penemuan
(discover-to-know paradigma).

Jacobs (2010) mengemukakan bahwa pembelajaran harus mampu


membuat peserta didik memiliki kebiasaan yang sangat dibutuhkan untuk
sukses baik di sekolah, di pekerjaan, dan dalam kehidupannya di masa yang
akan datang. Kebiasaan-kebiasaan yang harus ditanamkan pada peserta didik
selama pembelajaran dalam berbagai konteks, di antaranya: bertahan, tekun
dalam mengerjakan tugas sampai selesai, dan tetap focus;mengelola

11
impulsive, berpikir sebelum bertindak, tetap tenang, bijaksana, dan
deliberative; mendengarkan dengan pemahaman dan empati: memahami
orang lain! Mencurahkan energy mental terjhadap pikiran dan ide-ide orang
lain; memengang pikiran sendiri untuk melihat pandangan dan emosi orang
lain; berpikir fleksibel: melihatlah cara lain! Mampu mengubah perspektif,
menghasilkan alternative, mempertimbangkan alternative pilihan; berpikir
tentang pemikiran sendiri (metakognisi): berpikir apa yang dipikirkan!
Menyadari pikiran sendiri, strategi, perasaan, tindakan dan efeknya pada
orang lain.

Hodson (2011) mengemukakan bahwa dalam mempersiapkan peserta


didik untuk mampu menghadapi tantangan zamannya, guru harus secara
kreatif menciptakan pembelajaran yang idealnya mampu mengondisikan agar
peserta didik: (a) belajar bertindak (learning aboaut action) , yang difokuskan
pada belajar untuk melakukan seperti menggunakan keterampilan dan strategi
tertentu; (b) belajar melalui tindakan (learning through action) yang
mengutamakaan pada keterlibataan langsung dalam proyek-proyek belajar
yang berorientasi pada tindakan di luar kelas yang memilki hasil yang nyata
dan konsekuensinya : (c) belajar dari tindakan (learning from action) terjadi
ketika peserta didik mengevaluasi rencana, strategi, proses dan hasil dari
proyek-proyek aksi mereka sendiri dan orang lain.

Atas tijuan di atas, yang harus diperhatikan oleh guru, untuk menjadi
seorang manajer kelas yang efektif adalah menghilangkan kesalapahaman
umum dan mengebangkan pemahaman tentang tujuan keseluruhan
pengelolaan kelas. Kesalahan umum yang dimaksud seringnya guru berpikir
bahwa tujuan dari pengelolaan kelas adalah untuk menjaga kelas mereka
dibawah “kendalinya” dan mempertahankan kelas (anak) agar berperilaku
baik. Memang benar bahwa manager kelas yang efektif berhasil menciptakan
kelas berperilaku baik. Ruang kelas dikelola dengan baik hanya jika guru telah

12
menciptakan lingkungan yang mempromosikan kedua jenis pembelajaran,
yaitu mempromosikan anak berhasil dalam belajar secara akademik, dan
menciptakan lingkungan yang kondukssi untuk berhasil dalam belajar social
emosional (Garrett, 2014).

E. Prinsip-pinsip mengelola kelas dalam konteks pembelajaran


Kyriacou (2007) mengemukakan tugas utama guru dalam mengelola
kelas adalah untuk mendapatkan, dan mempertahankan keterlibatan peserta
didik dalam pengalaman belajar yang bermakna selama proses pembelajaran,
sehingga peserta didik mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan
dalam pelaksanaan mengelola kelas, terdapat enam prinsip yang harus
diperhatikan oleh guru, menurut Bolla (Joni &Wardani, 1985) keenam prinsip
yang dimaksud yaitu sebagai berikut.

1) Menciptakan kehangatan dan keantusiasan


Pembelajaran yang kondusif akan mampu membuat peserta didik belajar
dengan baik. Untuk itu, guru harus bersikap ramah, semangat antusias dan
hangat dalam menciptakan interaksi dengan pseserta didik. Sikap demikian
yang dihadirkan oleh guru akan menimbulkan motivasi, rasa senang, dan
akan menimbulkan semangat pada peserta didik untuk belajar.
2) Menciptakan tantangan
Menciptakan tantangan agara peserta didik memiliki gairah belajar secara
optimal dapat dilakukan memalui beberapa cara, seperti melalui pertanyaan
yang menuntut peserta didik berfikir kritis, atau melalui tugas-tugas yang
menuntut peserta diidk untuk melakukan tindkan-tindakan kreatif, atau
penggunaan alat atau media, bahan ajar, dan sumber-sumber belajar yang
menuntut peserta didik baik secara individu baik kelompok melakukan hal-
hal yang tidak menoton. Dengan kata lain, perhatian dan minat peserta didik

13
akan terpelihara selama proses pembelajaran apabila guru mampu
menggunakan kata-kata, tindakan, tugas-tugas, alat/media,bahan ajar, serta
sumber belajar yang memberikan inspirasi pada peserta didik untuk
bertindak secara kreatif semuanya itu, tentunya akan mengurangi pula
kemungkinan muncul tingkah laku yang menyimpang.

3) Menciptakan variasi
Pembelajaran yang bervariasi, baik dalam penggunaan mediia, sumber
belajar,gaya belajar, dan pola interaksi mengajar dan belajar, merupakan
slaah satuu kunci keberhasilan mengelola kelas. Dengan menciptakan
kegiatan belajar yang bervariasi, berarti guru berusaha mengatasi kejenuhan
belajar peserta didik, dan sekaligus melibatkan peran aktif peserta didik
dalam proses dalam proses pembelajaran, Johnston, Halocha & Chater
(2007) mengemukakan bahwa guru harus mampu menciptakan ruang kelas
yang dapat menawarkan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk
berinteraksi dalam berbagai cara. Guru mungkin memberikan waktu dan
kesempatan pada peserta didik bekerja secara individu, berpasangan, dan
kelompok kecil (3-4) orang), atau bekerja bersama-sama dalam kelompok
besar seluruh peserta didik terlibat dalam suatu proyek kelas). Mereka
terlihat secara aktif dalam berbagai tugas belajar seperti : bekerja dalam
kelompok literasi, sain, matematika, ilmu pengetahuansosial, dan projek
lain yang sangat terancana, termasuk permanfaatan media dan sumber yang
bervariasi sesuai bidang kajian setiap kelompok, Dalam aktivtas seprti ini,
guru juga sebaiknya merencanakan setiap aktivitas belajar peserta didik
hanya di dalam kelas tetpi dapat memanfaatkan lingkungan belajar diluar
kelas yang dapat memperkaya dan memberikan tantangan belajar pada
peserta didik.
4) Sikap luwes

14
Setiap luwes dari guru dalam bertindak sangat diperlukan selama proses
pembelajaran. Hal ini terutama untuk mencegah kemungkinan-
kemungkinan timbulnya penyimpangan tingkah laku dari peserta didik.
Apabila terjadi penyimpangan tingkah laku pada peserta didik, diperlukan
keliuwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajar dengan
memanipulasi berbagai komponen keterampilan mengajar yang laian.
Harris (2014) mengemukakan sikap luwes ini merupakan pancaran dari
guru yang bijaksana.
5) Penekanan kepada hal-hal yang positif
Penekanan pada hal-hal positif dapat memelihara suasana kelas yang
menyenangkan, hal ini dapat dilakukan guru dengan beberapa cara
diantaranya: (1) memberikan penguatan terhadap tingkah laku peserta didik
yang positif, dan menghindari ocehan atau celaan terhadap tingkah laku
yang kurang wajar, (2) memberikan penguatan terhadap tingkah laku yang
positif, (3) menyadari akan kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan yang
dibuatnya, sehingga akan mengganggu kelncaran dan kecepatan belajar
peserta didik. Johnston, Halocha & Chater (2007) mengemukakan bahwa
kelas sebagai lingkungan untuk prilaku positif. Dalam lingkungan kelas
yang efektif, guur dan peserta didik sama-sama belajar satu sama yang lain.
Guru sebaiknya menghargai atas keberadaan peserta didik untuk diakui atau
diperhitungkan atas keberadaannya.
6) Penananman disiplin diri
Memberikan dorongan terhadap peserta didik untuk melaksakan disiplin
diri sendiri, akan berhasil apabila guru d=sendiri memberikan contoh ataua
tauladan dalam disiplin diri dan tanggung jawabnya. Mengembangkan
disiplin diri pada peserta didik merupakan salah satu tujuan akhir dari
mengelola kelas. Johnston, Halocha & chater (2007) mengemukakan untuk
menanamkan disiplin, guru harus mengembangkan strategi yang dapat

15
menciptakan kerja sama, salah satu caranya, yaitu dengan menggunakan
dan memperkuat aturan secara konsisten dan berkesinabungan.

F. Komponen keterampilan mengelola kelas dalam konteks pembelajaran


Esensi untuk menjadi seorang guru yang efektif dalam mengelola kelas
berkaiatan denga sejauhmana guru menegtahui apa yang harus dilakukan dan
mampu melakukan dalam mempasilitasi peserta didik terlibat dalam aktivitas
belajar. Pembelajaran yang epektif terutama yang berkaiatan dengan pengaturan
sebuah kegiatan pembelajaran untuk seluruh peserta didik agar berhasil
sebgaimana yang diharapkan oleh guru. Mengelola kelas khususnya dalam
mengelola pembelajaran pada dasarnya mengacu pada keterampilan.
Keterampilan guru dalam menegelola dan mengorganisir keterlibatan peserta
didik secara maksimal sehingga prosuktif selama pembelajaran (Kyriacou,
2007) salah satu keterampilan yang harus dimiliki guru agar efektif dalam
mengelola kelas berbagi dalam dua jenis keterampilam utama, yaitu (1)
keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondiis
belajar yang optimal: (2) keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian
kondisi belajar yang optimal.

Relevan dengan pendapat diatas, menurut Bolla 9joni & Wardani, 1985)
keterampilan yang pertama bersifat preventif, dan keterampilan yang kedua
bersifat represif. Adapun secra rinci kedua keterampilan tersebut adalah sebagai
berikut.

1) Keterampilanmenciptakan dan memelihara belajar yang optimal


Keterampilan ini berkaitan dengan keterampilan guru dalam mengambil
inisiatif dan megendalikan berbagai tindakan yang berhubungan dengan
proses pembelajaran. Adapun kegiatan-kegiatan yang dimaksud, meliputi
berikut.

16
a) Menunjukkan sikap tanggap terhadap respon peserta didik, baik
berkenaan dengan minat, perhatian, kemampuan yang dimiliki peserta
didik, kerja sama dengan menyelesaikan tugas-tugas dan keterlibatan
atau bahkan ketidak acuhan peserta didik dalam kegiatan belajar, dan
sebagainya. Dengan adanya sikap tanggap yang diperlihatkan oleh guru,
maka peserta akan merasa bahwa guru sikap tanggap ini dapat dilakukan
oleh guru melalui cara-cara.
 Memandang secara sesakma terhadap peserta didik
 Gerakan mendekat, maksudnya pada saat pembelajaran berlansung
guru mendekati pserta didik apakah terhadap kelompok atau individu
 Memberikan pernyataan, maksudnya untuk menunjukkan sikap
tanggapp guru berbagai situasi belajar peserta didik, maka guru
mengomunikasikan melalui pernyatan-pernyataan ynag tepat.
Misalnya setelah guru menjelaskan suau konsep, kemudian guru
berkata” anak-anak ada yang mau bertanya?” dengan cara ini guru
dapat memusatkan perhatian peserta didik
 Memberikan reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan peserta didik.
maksudnya, guru bersikap tanggap terhadap stiap tindakan peserta
didik terutama ynag menimbulkan gangguan dan ketidakkacuhan
peserta didik terhadap pembelajaran. Banyak cara yang dapat
dilakukan oleh guru dalam memberikan reaksi ini, seperti dengan cara
memberikan teguran,memusatkan perhatian, mendekati atau
memindahkan peserta didik duduk duduk ditempat yang
memungkinkan lebih mudah untuk diperhatikan guru, dan lain
sebagainya. Yang jelas reaksi yang di berikan guru harus di sesuaikan
dengan tingkat kesaalahan peserta didik.
b) Membagi perhatian

17
Memngelola kelas secara efektif akan terjadi apabila guru mampu
memberikan perhatian terhadapap berbagai kegiatan peserta didik yang
berlangsung dalam waktu yang sama. membagi perhatan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu secara visual dan verbal:
 Membagi perhhatian secara visual, dapat dilakukkkan dengan
menyebarkan pandangan atau tatapan guru yang secara merata,
baik terhadap individu yang satu maupun terhadap individu yang
lainnya, sehingga terjadi kontak pandang yang menunjukkan
adanya perhatian dari guru. Hal itu menandakan bahwa guru
menguasai kelas. Terjadinya kontak pandang guru dengan peserta
didik dapat menciptakan interaksi yang dapat dimaknai berbagai
tujua, seperti pandangan yang ditujukan padda peserta didik tentu
yang tampak kurang memperhatiikan dilakukan lebih lama dapat
dimaknai sebagai ajakan dari guru agar peserta didik tersebut
me,perhatikan apa yang sedang di bahas oleh guru.
 Membagi perhatian secara verbal (melalui kata-kata), dapat
dilakukan oleh guru, seperti memberikan komentar singkat
terhadap aktivitas peerta didik, baik berupa pujian atau teguran
terhadap individu atau kelompok. Hal ini memrlukan keterampilan
guru, jangan sampai pujian atau teguran yang di tujukana pada
individu tertentu atau kelompok tertentu malah mengganggu
aktivitas belajar peserta didik yang lainnya. Oleh karena itu, perlu
adanya kepiawaian guru untuk melakukannya.

Kompnen ini erat kaitannya dengan upaya guru dalam


melibatkan menggunakan teknik pembelajaran kondusif untuk
meningkatkan motivasi dan minat belajar pserta didik. sangat
penting bagi guru memahami bahwa ada hubungan timbale
balik antara pembelajaran yang menark dan motivasi peserta didik

18
belajar dengan pengelolaan kelas yang efektif. Ini mengandung bahwa
pada satu sisi, semakin menarik pembelajaran, maka semakin sedikit
masalah perilaku yang akan timul, karena peserta didik aktif telibat,
tertarik, dan termotivasi untuk belajar. Di sisi lain hal ini merupakan
tangan bagi guru, karena ada beberapa pengelolaan kelas yang harus
dihadapi, sehingga guru dapat menerapkan pembelajaran yang
menarik dan memotivasi peserta didik.

c). Memusatkan perhatian kelompok

Keterlibattan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat di


pertahankan apabila guru memuatkan perhatian kelompok terhadap
tugas-tugas yang dilakukan dalam kelompok. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara-cara di antaranyasebagai berikut.
 Menyiagaakan peserta didik. untuk menyiagakan peserta didik
pada tuga-tugas kelompok dapat dilakukkan dengan berbagai cara
yang dapat menimbulkan daya tarik kelompok untuk terlibat aktif
selama pembelajaran. Misalnya, guru-guru dapa mengemukakan
“coba anak-anak siapkan alat tulisnya dan catat hal-hal penting pda
saat ibu/bapak menjelaskan, atau “coha anak-anak perhatikan
petunjuk yang ada dalam lembar kerja peserta didik(LKS) dengan
cermat sebelum bekrerja dalam kelompok”
 Menuntut tanggung jawab peserta didik. hal ini berkaitan dengan
cara guru memacu tanggung jawabpeserta didik dalam
keterlibatannya untuk menyelesaika tugas-tugasnya, baik tugas
individu maupun kelompok. Misalnya, guru secara tegas dan jelas
memberiak intruksi pada kelompok untuk menetapkan waktu dan
narasumber yang akan diwawancarai, membuat pedoman

19
wawancara sebelum membuat melakukan wawancara, melakukan
wawancara dengan tertib, membuat laporan hasil wawancara
secara lengkap untuk dilaporkan di depan kelas. Contoh tugas
seperti itu akan menuntut tanggung jawab setiap anggota
kelompok. Tentu rangkaian tugas-tugas tersebut harus disesuaikan
dengan materi pembelajaran.

d). Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas

Hal ini berhubungan dengan kemampuan guru dalam


mengkomunikasikan tugas-tugas, baik tugas yang diberikan kepada
individu maupun kelompok. Kekurang jelasan dalam pemberian tugas,
akan menimbulkan keragu-raguan pada peserta didik, bahkan mungkin
mereka tidak dapat mengerjakan tugas yang diberiak oleh guru. Selain
itu, yang harus disadari oleh guru, mungkin tugasitu jelas bagi gur,
tetap belum jelas bagi peserta didik. oleh karena itu, petunjuk harus
disampaikan dengan jelas, singkat dan mudah dimengerti peserta
didik. hindari pemberian etunjuk yang berulang-ulang, daan apabila
terdapat peserta didik meminta penjelasan kembali cara-cara
mengerjakan tugasnya, tanggapi secara positif dan hindari respons
yang negative

Petunjuk nyang jelas, termasuk bagaimana peserta didik harus


mengerjakan tugas dan bagaimana tutugas atau aktivotas peserta didik
akan dinilai, petunujk juga harus jelas bagaiman peserta didik dapat
mengatsi masalah-masalah yang dihadapina mana kala menemukan
kesulitan. Petunjuk juga harus jelas terkait dengan bagaimana

20
menggunakan bahan dan peralatan yang diperlukan, dan prosedurnya
dalam menyelesaikan tugas.( Garrett,2014)

e). Menegur

Adakalanya guru harus menegur peserta didik baik terhadap


individu atau kelompok apabila tampak peserta didikkurang
memperhatikan tauran-aturan ynag telash disepakati bersama. Teguran
ini dimaksudkan untuk mengondisikan peserta didik, kedalam kondisi
belajar sebagaimana yang diharapkan oleh guru atau yang sesuai
dengan yang disepakati bersama. Teguran akan efektif apabila
dilakukan dengan cara-cara:

 Tegas dan jelas, dan tertuju kepada tingkah tingkah laku


peserta didik yang dihentikan
 Hindari peringatan yang kasar dan menyakitkan apalagi ada
unsure penghinaan, dan
 Hindari ocehan atau ejekan yang berlebihan dan
berkepanjangan

f). MemberiPenguatan

Sebagaimana telah diabahas dalam keterampilan memberikan


penguatan, pada keterampilan pengelolaan kelas ini dapat diterapkan
berbagai komponen ketrampilan memberi penguatan. Penguatan
diberikan terutama pada peserta didik yang berperilaku baik dan dapat
di jadikan contoh bagi teman-temannya.
Selain upaya di atas, untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal. Hal yang penting bagi guru adalah
selalau berusaha untuk membuat semua aktifitas belajar anak
bermakna, menarik, dan mennatang mereka untukbelajar, di antaranya

21
dapat melalui beberapa cara dalam melibatkan peserta didik,menurut
Garrett (2014) di antaranya yaitu : (1) dengan melibatkan peserta didik
menggunakan berbagai alat dan media seperti blok,kubus,dan media
lainnya yang relevan dengan materi pembelajaran , selain itu peserta
didik ju8ga dapat dilibatkan dalam menggunakan teknologi seperti
komputer dan papan tulis, (2) memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk beradaptasi dengan peserta didik lain saat melakukan
proyek dan menciptakan hal-hal untuk berbagi dengan kelas, (3)guru
banyak memanfaatkan berbagai perangkat pembelajaran secara
kreatif,sehingga memungkinkan peserta didik untuk melihat banyak
hal,mengamatinya,dan kemudian membahasnya sebagaia aktivitas
kelas, (4) melibatkan peserta didik dalam kerja kelompok dan
menggunakan hands-on lessons dapat membantu memotivasi peserta
didik belajar, (5) memanfaatkan gaya belajar dan gagasan kecerdasan
ganda ketika merencanakan pelajaran. Semuanya itu, tentunya sangat
membutuhkan kerja keras dari guru dan lebih banyak pekerjaan yang
harus diciptakan oleh guru, tetapi itu pada umumnya akan membuat
kelas jauh lebih menarik.

2)keterampilan mengendalikan kondisi belajar yng optimal

Keterampilan ini erat kaitannya dengan kemampuan guru


dalam mengatasi gangguan yang muncul secara berkelanjutan,
sehingga kondisi kelas yang terganggu dapat dikendalikan menjadi
kelas yang kondusif untuk belajar secara optimal. Terdapat tiga cara
yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi gangguan yang
berkelanjutan,yaitu dengan cara memodifikasi tingkah
laku,pengelolaan kelompok, menemukan dan mengatasi tingkah laku
yang menimbulkan masalah. Apabila ketiga cara tersebut tidak dapat

22
mengatasi gangguan tersebut,maka guru dapat meminta bantuan
kepala sekolah dan orang tua peserta didik itu sendiri atau konselor.

a) Modifikasi tingkah laku


Untuk menggunakan cara ini,guru harus menganalisis tingkha
laku yang mempunyai masalah. Selanjutnya, guru dapat
memodifikasi tingkah laku tersebut dengan menerapkan pemberian
penguatan secara sistematis. Adapun langkah-langkah yang dapat
ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut.
 Memerinci secara tepat tingkah laku peserta didikyang
menimbulkan masalah.
 Memilih norma-norma atau tolak ukur yang realistis untuk
tingkah laku yang menjadi tujuan program remedial.
 Bekerja sama dengan teman sejawat, orang tua atau konselor
untuk mengorganisir suatu pengamatan dan system
penyimpanan data/catatan dalam program tersebut untuk
mengukur perubahan tingkah laku peserta didik dan untuk
melaporkan kemajuan atau perkembangannya, baik kepada
peserta didik itu sendiri maupun kepada orang tua.
 Memilih secara teliti tingkah laku yang akan diperbaiki,
melalui pertimbangan yangnmatang berkaitan dengan tingkah
laku yang lebih mudah untuk diubah sampai tingkah laku yang
paling mengganggu dan menjengkelkan yang sering muncul.
Guru juga harus memberikan penguatan yang tepat manakala
telah terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baikuntuk
mempertahankan tingkah laku tersebu.
 Menetapkan berbagai cara yang siap digunakan dalam usaha
meningkatkan tingkah laku yan diinginkan. Apabila
penyimpangan masih berlangsung, maka dapat digunakan

23
teknik seperti penghapusan penguatan, melalui pemberian
hukuman,membatalkan kesempatan, dan pengurangan
hak,penghapusan penguatan, guru dapat melakukan
penghapusan penguatan dengan cara mengalihkan perhatian
dari tingkah laku yang biasa dibiarkan,menjadi tidak dibiarkan
lagi dengan maksud agar peserta didik dapat mengubah atau
memperbaiki tingkah lakunya. Contohnya, jika peserta didik
biasa masuk terlambat masuk kelas yang semula masih
dibolehkan untuk mengikuti pembelajaran, tetapi untuk
selanjutya guru mengizinkan peserta didik tersebut mengikuti
pembelajaran setelah melapor terlebih dahulu kepada guru
piket sekolah. Contoh lain, seperti peserta didik yang sering
mengganggu temannya semula dibiarkan oleh guru,akan tetapi
untuk selanjutnya peserta didik tersebut diberikan sanksi yang
membuat peserta didik tidak lagi mengganggu temannya.
 Memberi hukuman,pada umumnya hukuman adalah pemberian
suatu stimulus yang tidak disukai oleh peserta didik. Untuk itu,
hukuman sebaiknya merupakan tindakan terakhir yang harus
dipertimbangkan oleh guru dalam strategi memodifikasi
tingkah laku peserta didik. Pada dasarnya hukuman dapat
memberikan pengaruh dalam mengurangi atau menghentikan
tingkah laku yang tidak diinginkan, apabiladilakukan dengan
memperhatikan cara-cara diantaranya : (1) pelaksanaan
hukuman dilakukan segera setelah tingkah laku yang tidak
diinginkan muncul; (2) memberikan hukuman harus
mempunyai beberapa alas an; (3) terdapat hubungan yang
harmonis di antara guru sebagai pemberi hukuman dengan
peserta didik; (4) ada tingkah laku alternatif yang harus

24
dipertimbangkan untuk diberi penguatan; (5) hukuman
dilaksanakan secara pribadi, dan tidak diklakukan dimuka
umum atau diketahui oleh seluruh kelas. Secara keseluruhan,
hukuman harus bersifat mendidik dan tidak melukai baiksecara
fisik maupun mental.
 Membatalkan kesempatan, hal ini di lakukan guru apabila
menghadapi peserta didik yangsering kali membuat kekacauan
di kelas. Untuk mengatasinya, guru dapat menangani peserta
didik tersebut dengan cara tidak diikutsertakan dalam kegiatan
kelas yang menyenangkan, tetapi misalnya memberikan tugas
lain pada peserta didik tersebut.
 Pengurangan hak. Pada dasarnya peserta didik selama
pembelajaran berlangsung mempunyai berbagai hak di
antaranya mendapatkan layanan bimbingan belajar dari guru,
seperti mendapatkan perhatian, kesempatan, penguatan, nilai,
dan sebagainya. Akan tetapi, apabila terdapat peserts didik
yang sering membuat kekacauan di kelas atau terlalu over,
maka guru dapat mengurangi hak-hak tersebut.
Misalnya,peserta didik yang terlalu dominan berbicara saat
diskusi di kelas, sementara yang lain kurang mendapat
kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapata, maka
guru dapat mengurangi kesempatan berbicara kepada peserta
didik yang terlalu dominan tersebut, dan kemudian
memberikan kesempatan kepada peserta didik lainnya.

b) Pengelolaan kelompok
Terdapat dua jenis keterampilan yang diperlukan dalam
pengelolaan kelompok, yaitu seperti beriut ini.

25
 Memperlancar tugas-tugas, hal ini dapat dilakukan di antaranya
dengan cara (a) mengusahakan terjadinya kerja sama dan
kesatuan tugas; (b) menetapkan standar dan
mengkoordinasikan prosedur kerja; (c) memperbaiki kondisi
dalam siste, dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah melalui diskusi, analisis saran-saran peserta didik
mengenai masalah kelas; (d) memodifikasi kondisi di dalam
kelas kea rah yang lebih menyenangkan.
 Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, melalui cara-cara
seperti: (a) memelihara dan memulihkan semangant peserta
didik; (b) menangani konflik-konflik yang timbul; (c)
memperkecil maslah-masalah yang timbul dalam pengelolaan
kelas;
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah
Pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk menangani
tingkah laku yang menimbulkan masalah di kelas, haruslah
berdasarkan pada dua hal, di antaranya: (a) tingkah laku yang
keliru merupakan suatu gejala yang ditimbukan olehBerbagai
sebab; (b) mengidentifikasi dan memperbaiki sebab-sebab dasar
yang mengakibatkan ketidaksadaran tingkat laku tersebut, serta
berusaha untuk menemukan pemecahannnya. Menurut Marshall &
Bolla ( Joni & Wardani. 1985) terdapat 11 teknik dalam mengelola
dan mendisiplinkan kelas; yaitu sebagai berikut.
 Pengabaian yang direncanakan misalnya guru dengan sengaja
tidak memperhatikan peserta didik yang sedang membadut
dihadapkan teman-temannya dihadapkan teman –temannya,

26
dengan maksud untuk membuat pesserta didik tersebut sadar
akan keselahannya.
 Campur tangan dengan isyarat, misalnya saat guru sedang
memberikan himbauan pada sekelompok peserta didik,
sementara sekelompok yang lain juga bertanya kepada guru,
maka guru memberikan isyarat dengan tangan agar peserta
didik sama-sama memperhatikan .
 Mengawasi dari dekat, misalny aguru melewati peserta didik
tertentu yang tampaknya sedang mendapatkan kesulitan dalam
belajarnya, hal ini dilakukan oleh guru agar peserta didik
tersebut dapat mengatasi kesulitannya.
 Mengakui perasaan yang mendasari terjadinya perbuatan yang
negatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara guru bertanya
kepada peserta didik. Misalnya, apabila guru menemukan
peserta didik tersebut alasan memukul temannya itu.
 Mengungkapkan perasaan peserta didik, hal ini dapat
dilakukan oleh guru dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan perasaannya. Dengan cara ini diharapkan
peserta didik memiliki kesadaran akan apa yang telah
dilakukannya apakah baik atau kurang baik.
 Memindahkan benda-benda yang besifat mengganggu. Hal ini
dapat dilakukan oleh guru manakala menemukan peserta didik
yang asyik bermain dengan benda-benda yang ada di mejanya
sementara yang lain belajar.
 Menyusun kembali program belajar guru harus memahami
dengan baik bahwa kondisi belajar pagi hari sangat berbeda
dengan siang hari. Maka dari itu, guru harusu selalu

27
menyesuaikan program-program belajar dengan kondisi
peserta didik.
 Menghilangkan ketegangan dengan humor, sekali-sekali guru
dapat menyisipkan humor saat situasi belajar sudah tampak
lesu, tegang, dan jenuh. Peserta didik dapat tertawa saat belajar
sebagai gambaran bahwa mereka belajar dengan
menyenangkan.
 Memindahkan penyebab gangguan, apabila gangguan berasal
dari peserta didik tertentu, maka peserta didiknya yang harus
dipindahkan. Misalnya, ada peserta didik yang menangis
karena diganggu teman sebangkunya atau teman
sekelompoknya, maka guru dapat memindahkan
pengganggunya ke kursi atau kelompok lain. Dengan catatan
pemindahan itu, jangan sampai merasa anak itu dihukum.
 Pengekangan fisik, dilakukan apabila terdapat peserta didik
yag bertingkah laku dapat melukai dirinya atau temannya.
Caranya, misalnya meminta peserta didik tersebut tidak boleh
keluar dari kursinya selama berada di kelas.
 Pengasingan, dilakukan bagi peserta didik yang membuat
keributan secara berkelanjutan. Dalam hal ini, guru dapat
meindahkan peserta didik tersebut untuk belajar diruangan lain,
misalnya di perpustakaan atau di ruang guru.

G. Kiat-kiat pengelolaan kelas yang efektif


Dari keseluruhan paparan diatas, arahannya adalah guru harus
mengelola kelas secara efektif. McGuey&Moore (2016) mengungkapkan
bahwa agar dalam mengelola kelas efektif, gurunharus mengajukan sejumlah
pertanyaan, diantaranya: (1) Apakah guru telah mengembangkan prosedur
untuk membantu membuat kelas yang lebih efektif? (2) Apakah guru siap?

28
Apakah guru tepat waktu? Apakah guru sensitif terhadap berbagai gaya
belajar peserta didik? Apakah guru memberikan peserta didik kesempatan
bersuara untuk membantu membangun budaya kelas?

Guru yang efektif, adalah guru yang dalam kapasitas apapun mampu
untuk terus menerus mencapai tujuannya, dan terus berupaya untuk
memperbaiki diri dan semua orang disekitarnya. Tujuan guru adalah untuk
membimbing peserta didik agar memahai apa yamg dipelajarinya,
menerapkan kondep untuk pengalaman hidup, dan memberdayakan peserta
didik untuk membuat pilihan yang baik dan menjadikan peserta didiknya
menjadi pembelajaran seumur hidup. Guru yang mengembangkan saling
percaya (budaya kelas peduli) yang dikombinasikannya dengan pengetahuan
yang mendalam tentang subjek (akademisi) akan meninggalkan dampak yanag
kekal pada semua peserta didiknya.

Mengelola kelas akan efektif manakala dikelola oleh guru yang efektif
pula. Ini benar-benar merupakan seni pembelajaran. Dengan demikian guru
yang efektif adalah guru yang: Peduli, belajar secara berkelanjutan,
berdedikasi, menyenangkan, terorganisasi, mudha memberi maaf;kreatif;dan
memberdayakan, baik potensi dirinya maupun potensi peserta didiknya.

Menurut Garrett (2014) terhadap hubungan penting antara


pembelajaran yang menarik dengan mengelola kelasyang efektif. Semakin
termotivasi dan terlibat peserta didik dalam pembelajaran, perilaku
bermasalah akan lebih sedikit timbul. Untuk itu, terdapat tugas-tugas
manajerial kunci yang harus guru lakukan, baik sebelum, selama, dan setelah
pembelajaran dalam rangka untuk menciptakn pembelajaran yang menarik.

1). Sebelum pembelajaran.


 Perhatian desain fisik

29
 Rencana bahan-bahan yang diperlukan
 Perhatikan jumlah peserta didik
 Tentukan bagaimana kelompok peserta didik
2). Selama pembelajaran
 Berikan konten yang relevan
 Berikan petunjuk yang jelas
 Ajarkan keterampilan kerja kolaboratif
 Rencana transisi
 Pantau kemajuan dan berikan umpan balik
 Pantau perilaku peserta didik

3). Setelah pembelajaran


 Mengatur dan menilai pekerjaan peserta didik
 Terlibat dalam refleksi

H. Lebar pengamatan kererampilan mengelola kelas


nama calon Guru/guru:
Bidang Studi :
Materi Pokok/Tema :
Waktu :

Komponen-komponen Penggunaan Skor Komentar

1. Bersikap tanggap 1234


a. Memandang secara seksama
b. Gerakkan mendekat
c. Pernyataan guru

30
d. Teguran tepat waktu dan
mengena pada sasaran

2. Membagi perhatian 1234


a. Secara visual
b. Secara verbal
c. Gabungan antara visual dan
verbal

3. Memusatkan perhatian kelompok 1234


a. Menyiagakan
b. Menciptakan/mengarahkan
c. Memberi komentar
4. Menuntut tanggung jawab 1234
a. Meminta peserta didik lain
mengawasi rekannya
b. Meminta peserta didik lain
menunjukkan pekerjaan

5. Petunjuk yang jelas 1234


a. Kepada seluruh kelas
b. Kepada peserta didik secara
individual/kelompok

31
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah optimalisasi kelas sebagai tempat yang mampu
menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang efektif baik dari aspek kelas
sebagai lingkungan fisik maupun dari aspek peserta didik sebagai pengguna
kelas. Sehingga sangat penting bagi seorang guru memiliki keterampilan
mengelola kelas, agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik.

Keterampilan ini juga bertujuan untuk melibat kansis wasecara aktif baik
fisik maupun psikisnya dalam pembelajaran, mengajarkan siswa
bertangggungjawab dan dapat menyesuaikan tingkah lakunya dalam
bertindak. Untuk mencapai itu maka diperlukan prinsip-prinsip yang harus
dimiliki oleh guru yaitu menciptakan kehangatan dan keantusiasan, tantangan,
variasi, sikap luwes, penekanan pada hal yang positif, serta penanaman
disiplin diri.

B. Saran
Guru mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan,
pencerdasan, pembudayaan, dan membangun karakter bangsa. Untuk
mencapai hal tersebut maka dibutuhkan keterampilan-keterampilan dasar
seorang guru dalam mengajar. Salah satunya adalah keterampilan pengelolaan
kelas. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita
tentang peran guru bagi peserta didik.

32
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, H. (2012). Kemapuan Dasar Mengajar (Landasan Konsep Implementasi).


Bandung: Alfabeta.

Halimah, L. (2017). Keterampilan Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama.

Kadir, S. (2014). Keterampilan Mengelola Kelas Dan Implementasinya dalam Proses


Pembelajaran. Jurnal Al-Ta'dib , 16-34.

33

Anda mungkin juga menyukai