Anda di halaman 1dari 23

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN MENGADAKAN VARIASI

MAKALAH

Makalah ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah
Micro Teaching dengan Dosen Pengampu Willa Putri S.Pd.I, M.Pd

Oleh :
Nurul Hikmah B.202102024
Khairun Nikma B. 202002235

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah


SWT hingga saat ini telah memberikan nafas kehidupan dan beribu-ribu
kenikmatan serta kelancaran, sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul Keterampilan Mengelola Kelas ini
tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Micro Teaching. Dalam makalah ini penulis membahas Keterampilan
Mengelola Kelas dan mengadakan variasi, Penulis bertujuan agar penulisan
makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan teman-teman.

Demikian makalah ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun


penulis menyadari makalah ini masih ada kesalahan serta kekurangan dan
masih perlu banyak penyempurnaan baik dari segi penulisan maupun
penjabarannya. Oleh karena itu kritik serta saran apapun yang sifatnya
membangun bagi penulis, dengan senang hati akan penulis terima agar
kedepannya kesalahan yang ada dapat diperbaiki.

Leuwiliang, 18 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................5
C. Tujuan Pembelajaran.........................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN................................................................................................................................ 6
A. Pengertian Keterampilan Pengelolaan Kelas......................................................6
B. Tujuan Pengelolaan Kelas...........................................................................................7
C. Prinsip-prinsip Keterampilan Kelas...........................................................................7
D. Komponen Pengelolaan Kelas.......................................................................................9
E. Pendekatan Pengelolaan Kelas...................................................................................10
F. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas......................................................................11
G. Kelebihan dan Kekurangan Pengelolaan Kelas...................................................12
H. Pengertian keterampilan variasi...............................................................................12
I. Tujuan dan manfaat keterampilan variasi..............................................................14
J. Prinsip-prinsip mengadakan keterampilan variasi............................................14
K. Komponen-komponen mengadakan variasi........................................................15

ii
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keragaman latar belakang siswa dan kemampuan belajarnya menajdi fokus dalam
mengelola kelas. Perbedaan kemampuan dan kecenderungan yang dimiliki siswa
berkaitan dengan sikap belajar siswa. Kondisi seperti ini menjadi bagian yang
terpenting yang harus diperhatikan karena aktivitas belajar banyak ditentukan oleh
sikap belajar siswa.1

Pengelolaan kelas merupakan suatu kegiatan atau usaha mengatasi suatu masalah,
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas yang menunjang
program pembelajaran berjalan dengan efektif. Pembelajaran yang efektif dapat
dilakukan dengan meciptakan motivasi siswa untuk selain ikut terlibat dan berperan
serta dalam proses pembelajaran di kelas. 2

Salah satu komponen penting dalam proses pendidikan di sekolah adalah pendidik
yang dalam pendidikan di sekolah di sebut dengan guru. Guru memiliki kedudukan yang
sangat penting bagi pengembangan potensi yang dimiliki oleh siswa. Sebagai guru yang
baik perlu menyadari bahwa setiap siswa memiliki potensi masing-masing yang sesuai
dengan minat, bakat, serta kemampuan yang dimiliki. Potensi tersebut tidak semuanya
dapat langsung terlihat, akan tetapi perlu digali dan disadarkan terlebih dahulu.
Pengembangan potensi yang dimiliki siswa dilakukan agar siswa dapat menjadi
manusia yang berprestasi serta mampu bersaing dengan dunia luar. Pengembangan
potensi siswa diwujudkan dalam proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh
keterampilan dasar mengajar yang dimiliki oleh guru. Keterampilan dasar merupakan
keterampilan yang mendasar, umum dan komplek yang harus dimiliki oleh setiap guru,
terlepas dari tingkat, kelas, serta bidang studi yang diajarkannya. Terdapat 10

1
St. Fatimah Kadir, Keterampilan Mengelola Kelas dan Implementasinya dalam Proses Pembelajaran,
Jurnal al-Ta’dib (2014), hlm. 16
2
Mahmudah, “Pengelolaan Kelas: Upaya Mengukur Keberhasilan Proses Pembelajaran”, Jurnal
Pendidikan (2018), hlm. 53-70

3
keterampilan dasar mengajar dalam materi pembekalan pengajaran mikro (Tim, 2014 :
112) yaitu (1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan
menjelaskan, (3) keterampilan memberikan penguatan, (4) keterampilan menggunakan
media dan alat pembelajaran, (5) keterampilan menyusun skenario pembelajaran, (6)
keterampilan mengadakan variasi, (7) keterampilan membimbing diskusi, (8)
keterampilan mengelola kelas, (9) keterampilan bertanya, dan (10) keterampilan
mengevaluasi.

Keragaman latar belakang siswa dan kemampuan belajarnya menajdi fokus dalam
mengelola kelas. Perbedaan kemampuan dan kecenderungan yang dimiliki siswa
berkaitan dengan sikap belajar siswa. Kondisi seperti ini menjadi bagian yang
terpenting yang harus diperhatikan karena aktivitas belajar banyak ditentukan oleh
sikap belajar siswa.3

Pengelolaan kelas merupakan suatu kegiatan atau usaha mengatasi suatu masalah,
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas yang menunjang
program pembelajaran berjalan dengan efektif. Pembelajaran yang efektif dapat
dilakukan dengan meciptakan motivasi siswa untuk selain ikut terlibat dan berperan
serta dalam proses pembelajaran di kelas. 4

Keterampilan dasar dalam mengajar diantaranya keterampilan mengelola kelas


dan keterampilan mengadakan variasi.Mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain, 2006:173). Keterampilan yang dimaksud adalah kegiatankegiatan untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar mengajar yang optimal misalnya,
menghentikan perilaku siswa yang menyimpang, pemberian hadiah bagi siswa yang
menyelesaikan tugas dengan baik, atau penetapan aturan di kelas dengan kesepakatan
bersama. Sedangkan keterampilan mengadakan variasi ialah perubahan yang dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa.5

3
St. Fatimah Kadir, Keterampilan Mengelola Kelas dan Implementasinya dalam Proses Pembelajaran,
Jurnal al-Ta’dib (2014), hlm. 16
4
Mahmudah, “Pengelolaan Kelas: Upaya Mengukur Keberhasilan Proses Pembelajaran”, Jurnal
Pendidikan (2018), hlm. 53-70
5
Indri Lestari,’’Hubungan keterampilan mengelola kelas dan mengdakan variasi dengan minat belajar
siswa kelas V SD’’ Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016.hal.113

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan keterampilan mengelola kelas ?
2. Apa tujuan dari pengelolaan kelas?
3. Apa saja prinsip-prinsip pengelolaan kelas?
4. Apa saja komponen pengelolaan kelas?
5. Bagaimana Pendekatan Pengelolaan Kelas?
6. Bagaimana peran guru dalam pengelolaan kelas ?
7. Apa kelebihan dan kekurangan pengelolaan kelas?
8. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan mengadakan variasi?
9. Apa saja tujuan dan manfaat dari keterampilan mengadakan variasi?
10. Apa saja prinsip dari keterampilan mengadakan variasi?
11. Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan variasi?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui maksud dari keterampilan mengelola kelas
2. Mengetahui tujuan dari peneglolaan kelas
3. Mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan kelas
4. Mengetahui komponen pengelolaan kelas
5. Mengetahui Pendekatan pengelolaan kelas
6. Mengetahui peran guru dalam pengelolan kelas
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pengelolaan kelas
8. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan mengadakan variasi
9. Mengetahui apa saja tujuan dan manfaat dari keterampilan menagdakan variasi
10. Mengetahui apa saja prinsip dari keterampilan mengadakan variasi
11. Menegetahui komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan variasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Pengelolaan Kelas

Menurut Bahasa “Mengelola” artinya adalah mengendalikan, menyelenggarakan,


mengurus, menjalankan. Sedangkan menurut istilah adalah penciptaan suatu kondisi
yang memungkinkan belajar siswa menjadi optimal. Guru yang berhasil dalam mengajar
bukan saja ditentukan oleh hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, seperti perumusan tujuan secara jelas dan tepat, pemilihan pengajar,
penguasaan materi yang memadai, dll. Tetapi ada juga hal-hal yang menentukan
keberhasilan seorang guru seperti keterampilan guru dalam mencegah timbulnya
tingkah laku siswa yang mengganggu berlangsungnya kegiatan belajar mengajar serta
keterampilan guru dalam mengelolanya.6

Keterampilan mengelola kelas merupakan kecakapan atau kemampuan yang


harus dimiliki seorang pendidik, yaitu mampu mengkoordinir kegiatan belajar
mengajar yang optimal bagi siswa serta dapat mengkondisikan jika terjadi gangguan
saat proses pembelajaran. Kurangnya pengalaman mengajar, menyebabkan kurang
terampilnya guru dalam mengelola kelas, sehingga membutuhkan beberapa perbaikan
pada beberapa aspek yaitu memberi teguran kepada siswa, memberi penguatan, dan
mengatasi tingkah laku yang menyebabkan masalah.7

Jadi keterampilan mengelola kelas adalah merupakan kemampuan atau kecakapan


guru dalam menciptan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta guru mampu
mengembalikannya bila terjadi masalah dan gangguan dalam proses belajar mengajar.

6
Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995). Hlm.85
7
Hakim, Analisis Keterampilan Mengajar Mahasiswa, JPBIO, 5. no.1 (2020), 56-63.

6
B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Ahmad (1995:2), tujuan pengelolaan kelasa adalah sebagai berikut:

1. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya


interaksi belajar mengajar.
2. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional,
dan inteletual siswa dalam kelas.

Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada

hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. tujuan pengelolaan kelas


adalah:

1. Penyediaan fasilitas dalam macam-macam kegiatan belajar siswa dalam


lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
2. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja.
3. Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.

C. Prinsip-prinsip Keterampilan Kelas


Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas, perlu
diperhatikan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas sebagai berikut:

1. Kehangatan dan Keantusiasan

Kehangatan dan keantusiasan guru dapat mempermudah terciptanya iklim kelas


yang menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar yang optimal. Guru
yang bersifat hangat dan akrab serta secara ajek memunjukkan antusiasnya terhadap
tugas-tugas, kegiatan, atau siswanya akan lebih mudah melaksanakan komponen-
komponen keterampilan pengelolaan kelas.

2. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan


meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang. Selain itu perhatian dan minat siswa

7
akan tetap terpelihara. Diusahakan saat guru memberikan tantangan, soal atau
pertanyaan dimulai dari yang mudah dan semua siswa bisa menjawab sebagai
motivasi untuk menjawab selanjutnya.

3. Bervariasi

Dalam penelitiannya Sadikin, dkk. (2018:52), menuturkan bahwa salah satu hal
yang dapat dilakukan pendidik untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah
dengan menciptakan kondisi belajar yang menarik dan menggunakan variasi
assesment. Penggunaaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar mengajar
merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta
pengulangan aktifitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan dan tingkah laku
positif siswa. Jika terdapat banyak variasi maka kejenuhan akan berkurang dan
siswa akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan
menunggu temannya.

4. Keluwesan

Selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan munculnya gangguan-


gangguan dari siswa. Untuk mencegah gangguan tersebut diperlukan keluwesan
tingkah laku guru untuk dapat merubah strategi mengajarnya dengan memanipulasi
berbagai komponen keterampilan belajar yang lain.

5. Penekanan pada hal-hal yang positif

Cara guru memelihara suasana yang positif diantaranya dengan memberikan


aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari celaan
terhadap tingkah laku yang kurang wajar dan menyadari akan kemungkinan
kesalahan yang dapat dibuatnya sehingga akan mengganggu kelancaran dan
kecepatan belajar siswa. Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, salah satu tanggung
jawab guru dalam mengajar adalah mengubah perspektif belajar berpusat pada guru
menjadi berpusat kepada siswa. Dengan menerapkan belajar yang berpusat kepada
siswa akan melahirkan memampuan berfikir kritis pada siswa.8

6. Penanaman Disiplin Diri

8
Carolina, H., S., Susanto, Pengembangan Buku Ajar Perubahan Lingkungan Berbasis Model Search,
Solve, Create, Share (SSCS) untuk Memberdayakan Kemampuan Berfikir Kritis, no. 2 (2017), hlm. 79-87

8
Siswa dapat mengembangkan diri sendiri merupakan tujuan akhir dari
pengelolaan kelas. Untuk mecapai tujuan ini guru harus selalu medorong siswa
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri
menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan tanggung jawab.

D. Komponen Pengelolaan Kelas


Komponen-komponen dalam mengelola kelas sebagai berikut:

1. Preventif, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan


pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, seperti:
a. Menunjukkan sikap tanggap, keterampilan ini menggambarkan tingkah laku
guru yang telah memperhatikan siswanya segingga siswa merasa bahwa guru
hadir bersama mereka. Cara yang dilakukan dalam menunjukkan sikap tanggap
ini dengan cara memandang secara seksama, gerak mendekati, memberikan
pernyataan, memberikan reaksi terhadap gangguan siswa.
b. membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam
waktu yang sama. Cara yang digunakan dalam membagikan perhatian yaitu
melalui visual dan verbal Memberikan perhatian, pengelolaan kelas yang efektif
terjadi bila guru mampu.
c. Memusatkan perhatian kelompok
d. Memberikan petunjuk yang jelas
e. Menegur siswa bila melakukan perilaku yang menyimpang.
f. Memberikan penguatan
2. Represif, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi
belajar yang optimal, yaitu yang berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan
siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan tindakan
remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Guru dapat melakukan
strategi:
a. Modifikasi tingkah laku, guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang
mengalami masalah.
b. Guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara
memperlancar tugas-tugas melalui kerja sama diantara siswa.

9
c. Menemukan dan memcahkan tingkah laku yang membuat masalah. Disamping
dua keterampilan pengelolaan kelas tersebut, guru perlu memperhatikan perihal
lainnya seperti, menghindari campur tangan yang berlebihan, menghentikan
penjelasan tanpa alasan, ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, dan
sikap yang terlalu bertele-tele. 9

E. Pendekatan Pengelolaan Kelas


Penelitian Ali Sadikin dan Nasrul Hakim mengenai “penerapan buku ajar dasar-
dasar dan proses pembelajaran biologi berbantuan model pembelajaran “Everyone is A
Teacher Here” menunjukkan hasil bahwa tindakan kelas tersebut mampu meningkatkan
keterampilan dasar mengajar mahasiswa, termasuk di dalamnya keterampilan
mengelola kelas. Artinya untuk meningkatkan keterampilan mengajar mahasiswa dapat
dibantu oleh model pembelajaran yang tepat. 10 Selain itu seorang guru harus
mendalami kerangka acuan pendekatan-pendekatan kelas sebagai pekerja profesional,
sebab di dalam penggunaan pendekatan tersebut harus terlebih dahulu yakin bahwa
pendekatan yang dipilih oleh guru merupakan alternatif yang baik untuk menangani
kasus pengelolaan kelas yang sesuai dengan masalahnya. Apabila alternatif yang dipilih
oleh guru tidak memberikan hasil yang memadai, maka guru masih bisa melakukan
analisa kembali terhadap pendekatan yang digunakan tersebut. Adapun pendekatan
pengelolaan kelas diantara lain:

1. Pendekatan Modifikasi Perilaku


Pendekatan Modifikasi Perilaku bertolak dari psikologi beharival yang
mengemukakan asumsi bahwa semua tingkah laku yang baik maupun yang tidak
baik merupakan hasil proses belajar untuk membina tingkah laku siswa yang
dikehendaki guru harus memberi penguatan positif (memberi stimulus positif
sebagai pengajaran) dan penguatan negatif (memberi stimulus negatif sebagai
hukman).

2. Pendekatan Iklim Sosial Emosional

9
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: kencana:2017),
hlm.198
10
Sadikin, A., & Hakim, N., “Buku Ajar Berbantuan Model Pembelajaran Everyone is A Teacher Here:
Upaya Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Calon Guru” Assimilation: Indonesian Journal Education 2
no. 2 (2019), 47-51

10
Pendekatan ini bertolak dari psikologis klinis dan konseling dengan
anggapan bahwa kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien
mempersyaratkan hubungan sosial emosional yang baik antara guru dan siswa.
Untuk menciptakan hubungan yang baik guru menerapkan sikap terbuka,
menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, sikap empati, dan sikap
demokratis.
3. Pendekatan Proses Kelompok
Peran guru dalam rangka mengelola adalah meciptakan kelompok kelas
yang mempunyai ikatan yang kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejmlah kekeliruan yang harus
dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut:
a. Campur tangan yang berlebihan (Teachers Instruction)
b. Kelenyapan (Fade Away)
c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (Stop and Stars)
d. Penimpangan (Digression)
e. Bertele-tele (Overdwelling)

F. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas


Secara umum peran guru dalam pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:

1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap


lingkungannya.
2. Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah
lakunya dengan tata tertib kelas.
3. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkah laku
yang sesuai dengan aktifitas kelas.

Menurut Darmadi (2010: 6-7) ada beberapa peran guru dalam pengelolaan kelas
yaitu:

1. Memelihara lingkungan fisik kelas


2. Mengarahkan dan membimbing proses intelektual dan sosial siswa dalam kelas
3. Mampu memimpin kegiatan pembealajaran yang efektif dan efisien.

Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan


langkah-langkah sebagai berikut:

11
1. Menetapkan aturan kelas (Class Routine)
2. Memulai kegiatan tepat waktu (Getting Started)
3. Mengatur pelajaran (Managing The Lesson)
4. Mengelompokkan siswa (Grouping the student)
5. Mengakhiri pelajaran (Ending the Lesson)

G. Kelebihan dan Kekurangan Pengelolaan Kelas


Setiap keterampilan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan
muncul jika seorang guru mampu membawa suasana dan terampil dalam mengelola
kelas. Namun kekurangan pengelolaan kelas ini akan muncul jika guru merasa
kewalahan dan belum mampu memahami langkah keterampilan ini.

1. Kelebihan
a. Sangat efektif dalam pembelajaran
b. Siswa menjadi sangat nyaman apabila keterampilan ini sukses dilakukan
c. Menjadi pemebalajaran yang nyaman
d. Siswa jadi cepat menanggapi setiap pemebelajaran yang ada
2. Kekurangan
a. Susah diterapkan
b. Biasanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas
c. Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
d. Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya.11

H. Pengertian keterampilan variasi


Dalam dunia pendidikan keterampilan variasi bukanlah suatu kata yang asing atau
suatu kata baru terutama dalam kegiatan pembelajaran, sebagai guru maupun calon
guru harus mengetahui apa makna ketrampilan mengadakan variasi itu sebenarnya.
Berikut beberapa pengertian keterampilan mengadakan variasi:

Menurut Didi Supardie dan Deni Darmawan dalam bukunya“Komunikasi


Pembelajaran” Keterampilan mengadakan Variasi salah upaya yang dilakukan oleh

11
M. Anuar Rofiq, Pengelolaan Kelas, (Malang: Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 51

12
guru dalam menciptakan kondisi belajar sehingga pembelajaran selalu menarik dan
efektif.12

Menurut kamus Bahasa Indonesia, keterampilan berasal dari kata terampil yang
berarti cakap dalam melaksanakan tugas13. Sedangkan Variasi berarti selingan14. Jadi
keterampilan mengadakan variasi ialah kecakapan seorang guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk diketahui atau dipahami oleh peserta didik dengan cara
berseling-seling agar peserta didik lebih mudah mengetahui atau memahami
pembelajaran. maksudnya berseling-seling ialah guru mengunakan cara yang
berbeda-beda dalam menyampaikan pembelajaran yang tidak monoton dengan satu
cara saja.

Variasi mengandung makna perbedaan. Dalam kegiatan pembelajaran,


pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja
ataupun secara spontan yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian
siswa selama pelajaran berlangsung.

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa keterampilan


mengadakan variasi ialah keterampilan yang harus dimiliki oleh guru serta
diamalkan oleh guru tersebut dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan
kondisi belajar yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga peserta didik
tertarik dan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Dalam kegiatan mengajar Kejenuhan atau kebosanan sering dialami oleh peserta
didik. Ditambah lagi kondisi ruangan yang tidak nyaman, guru yang kurang
menyejukkan hati peserta didik dan materi yang diajarkan kurang menarik, hal ini
merupakan hal yang tidak diingikan atau dikehendaki oleh peserta didik, sesuatu
yang membosankan merupakan sesutu yang tidak menyenangkan. Dengan
memperbaiki gaya mengajar saja belum tentu mengatasi persoalan yang terjadi,
namun dengan bervariasinya kegiatan pembelajaran yang diberikan akan
menghilangkan kejenuhan atau kebosan peserta didik.

12
Didi Supriadie, Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, ( Bandung: PT Rosdakarya, 2012) hlm. 156.
13
Bambang Marhijanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, ( Surabaya: Terbit Terang, (1999), hlm.
306
14
Ibid hlm.317

13
I. Tujuan dan manfaat keterampilan variasi
Setiap usaha atau upaya yang dilakukan oleh guru pasti meiliki tujuan dan
maanfaat. Pengunaan Variasi dalam mengajar terutama ditujukan terhadap
perhatian siswa, motivasi dan belajar siswa.

Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk


mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada
pembelajaran.15

Tujuan penggunaan variasi ditujukan kepada anak didik dan bermaksud :

1. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi dan aktivitas


pembelajaran, karena kemampuan siswa dalam memperhatikan suatu objek
terbatas demikian juga motivasi yang dimiliki siswa bisa mengalami pasang
surut. Untuk itu variasi stimulus menjadi solusi yang baik.
2. Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
3. Menghilangkan kejenuhan dan rasa bosan sebagai akibat dari kegiatan yang
bersifat rutinitas.
4. Meningkatkan rasa ingin tahu atau motivasi siswa, yaitu kesadaran sendiri untuk
memperhatikan penjelasan guru dan terlibat dalam aktivitas belajar.
5. Membentuk sikap positif terhadap pendidik maupun sekolah.16

J. Prinsip-prinsip mengadakan keterampilan variasi


Dalam keterampilan mengadakan variasi seorang guru harus memperhatikan
dan mempertimbangkan prinsip-prinsipnya yang bertujuan untuk tercapainya sasaran
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran.

Adapun prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi yaitu:

1. Bertujuan Variasi stimulus yang dikembangkan dalam pembelajaran harus


memiliki tujuan yang terarah dan jelas. Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan

15
Dr. hamid darmadi, M.Pd, kemampuan dasar mengajar, (Bandung: ALFABETA, 2010),
hlm. 3
16
Dr.Sudarman, S.Pd.,M.Pd.dan Noor Ellyawati,S.Pd.,M.Pd.’’Micro teaching dasar komunikasi dan
keterampilan mengajar ‘’(Malang :Wineka media,2021),hlm.112

14
untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu variasi
stimulus juga harus memperhatikan kesesuaianya dengan sifat materi,
karakteristik siswa berikut latar belakang sosial budayanya, dan faktor
kemampuan guru untuk melaksanakannya.
2. Fleksibel Variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan tidak
kaku. Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan dapat diubah
disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tuntutan yang terjadi secara spontan
pada saat tejadinya pembelajaran tanpa harus mengganggu keutuhan prose
pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
3. Lancar dan berkesinambungan Setiap variasi yang dikembangkan dalam
pembelajaran harus berjalan lancar. Perpindahan dari suatu bentuk stimulus ke
stimulus pembelajaran lainnya dalam rangka menerapkan stimulus pembelajaran
yang bervariasi, semuanya harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga
tidak merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.17

K. Komponen-komponen mengadakan variasi


komponen-komponennya, agar guru lebih mudah mengunakan variasi dalam
kegiatan pembelajaran. Ada beberapa komponen didalam keterampilan mengadakan
variasi mengajar diantaranya:

1. Variasi dalam gaya mengajar guru.


2. Variasi dalam pengunaan media dan bahan.
3. Variasi pola interaksi.18

Setiap komponen yang ada memiliki peranan dan pengunaan yang berbeda-
beda sesuai dengan aturannya masing-masing. Berikut uraian dari ketiga komponen
tersebut:

1. Variasi gaya mengajar

Variasi pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan
variasi perpindahan posisi guru dalam kelas . dari siswa, variasi tersebut dilihatnya
sebagai sesuatu yag energik, antusias, bersemangat , dan memiliki relevansi dengan

17
Helmiati, Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, Penerbit: Aswaja Pressindo Jl. Plosokuning
V, No 73 Minomartani Sleman, Yogyakarta, Cetakan I: Desember 2013.hal.72
18
Syaiful bahri djamarah, guru dan anak didik dalam interak si edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),
hlm. 124

15
hasil belajar . perilaku guru seperti itu dalam proses intraksi edukatif akan menjadi
dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik, menarik
perhatian anak didik, menolong penerimaan baahan pelajaran, dan memberi
stimulasi. Variasi dalam gaya mengajar ini adalah sebagai barikut :

1) Variasi suara (teacher voice), perhatian dan motivasi belajar siswa akan
dipengaruhi oleh suara guru ketika menjelaskan materi. Oleh karena itu guru
harus pandai mengatur suara; tinggi-rendahnya, kejelasan maupun kecepatan.
2) Pemusatan perhatian (focusing), yaitu upaya guru untuk mengajak atau
mengkondisikan siswa untuk sesaat memusatkan (focusing) pada bagian-
bagian tertentu yang dianggap penting.
3) Kebisuan guru (teacher silence), yaitu proses “diam sejenak” tidak melakukan
aktivitas apapun. Diam sejenak setelah terus menerus guru berkomunikasi
secara lisan menjelaskan materi pembelajaran, termasuk pada pergantian
strategi (variasi) dari berbicara ke diam sesaat, pada saat itu siswa akan
memiliki kesempatan untuk beristirahat sesaat, atau mungkin melakukan
refleksi walaupun hanya sebentar, sebelum dilanjutkan pada stragei kegiatan
pembelajaran berikutnya.
4) Kontak pandang (eye contact), yaitu memusatkan penglihatan antara guru
dengan siswa. Selama pembelajaran berlangsung perhatian harus terjaga,
diantaranya melalui memusatkan penglihatan. Ketika guru pada saat tertentu
memusatkan penglihatan (eye contact) dengan siswa, maka siswa akan merasa
dirinya diperhatikan, dan dengan demikian perhatian belajarnya akan
dipelihara, sehingga akan mengurangi kegiatan-kegiatan yang menyimpang dan
mengganggu terhadap proses pembelajaran (indisipliner).
5) Gerak guru (teacher movement), yaitu perpindahan dari satu gaya ke gaya
mengajar lainnya, termasuk dari satu posisi ke posisi lainnya. Dapat
dibayangkan jika guru selama proses pembelajaran berlangsung (yang tidak
berhalangan/mengalami kesulitan), duduk terus di kursi guru, maka tidak ada
variasi dari sisi tempat. Oleh karena itu diperlukan perpindahan yang tepat,
kapan saatnya duduk, berdiri, berjalan dan lain sebagainya. Demikian pula
gerak tubuh lainnya seperti raut muka, anggota badan, termasuk gerak tubuh
yang akan menjadikan pembelajaran menjadi bervariasi.

16
2. Variasi media dan bahan ajaran
Tiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran
maupun pengelihatannya, demikian juga kemampuan berbicara.
1) Variasi alat yang dapat dilihat (media visual); yaitu alat atau media
pembelajaran yang bisa dilihat seperti gambar, foto, film slide, bagan, grafik,
poster dan lain sebagainya.
2) Variasi alat yang dapat didengar (media auditif); yaitu alat atau media
pembelajaran yang dapat didengar seperti radio, rekaman suara, slide suara,
musik dan lain sebagainya.
3) Variasi alat yang dapat diraba yaitu media yang dapat diraba, dimanipulasi dan
digerakkan. Penggunaan alat dalam jenis ini dapat menarik perhatian siswa dan
melibatkan siswa dalam bentuk pergaan kegiatan baik secara individual
maupun kelompok.
4) Variasi alat yang dapat dilihat dan didengar (audio visual aids) seperti film,
televisi, atau proyektor berisi penjelasan tentang materi pelajaran. Penggunaan
alat jenis ini merupakan tingkat yang lebih tinggi dari sekedar media dengar
saja atau visual saja.19

3. Variasi interaksi.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru sebagai komunikator
dengan siswa sebagai komunikan. Dalam pembelajaran proses komunikasi dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, sekaligus menjadi alternatif (variasi) yang
dapat dikembangkan oleh guru. Bentuk-bentuk komunikasi dalam dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut ini.

1) Komunikasi satu arah (one way communication); yaitu komunikasi yang hanya
berlangsung satu arah, dari guru ke siswa. Pada bentuk komunikasi ini guru hanya
bertindak selaku komunikator yang bertugas menyampaikan informasi,
sedangkan siswa berfungsi hanya sebagai penerima informasi.
19
Dr.Sudarman, S.Pd.,M.Pd.dan Noor Ellyawati,S.Pd.,M.Pd, Micro teaching dasar komunikasi dan keterampilan
mengajar, (Malang :Wineka media,2021),hlm.115

17
2) Komunikasi dua arah (two way communication); yaitu proses komunikasi
pembelajaran berlangsung secara dua arah, dari guru ke siswa atau dari siswa ke
guru. Pola kedua ini lebih variatif dibandingkan dengan model pertama, dan tentu
saja proses pembelajarn lebih hidup dibandingkan dengan yang pertama.

3) Komunikasi banyak arah (interaktif); yaitu proses komunikasi yang melibatkan


banyak arah, dari guru ke siswa, dari siswa ke guru, antar siswa, dan siswa dengan
lingkungan pembelajaran lain secara lebih luas. Pola komunikasi ketiga lebih maju
dibandingkan dengan kedua apalagi yang pertama, dan tentu saja proses
pembelajaran model komunikasi interaktif lebih hiduap dibandingkan dengan
model satu dan dua.20

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

20
Dr.Arif Miboy,S.Ag.,M.Pd, Micro teaching model tadaluring, (Jawa timur:Wade publish),hlm.122

18
Berdasarkan pembahasan di atas, maka bisa diambil beberapa kesimpulan:

1. Keterampilan mengelola kelas merupakan kecakapan atau kemampuan


yang harus dimiliki seorang pendidik, yaitu mampu mengkoordinir
kegiatan belajar mengajar.
2. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok, Menyediakan dan mengatur fasilitas serta
peralatan belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar
sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan inteletual siswa dalam
kelas.
3. Setiap keterampilan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini
akan muncul jika seorang guru mampu membawa suasana dan terampil
dalam mengelola kelas. Namun kekurangan pengelolaan kelas ini akan
muncul jika guru merasa kewalahan dan belum mampu memahami
langkah keterampilan.
4. Pengertian keterampilan mengadakan variasi
Pengertian keterampilan mengadakan variasi, keterampilan yang harus
dimiliki oleh guru serta diamalkan oleh guru tersebut dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan
bagi peserta didik sehingga peserta didik tertarik dan ikut berpartisipasi
dalam proses pembelajaran.
5. Tujuan dan manfaat dari keterampilan mengadakan variasi
a) Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi
dan aktivitas pembelajaran.
b) Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa.
c) Menghilangkan kejenuhan dan rasa bosan sebagai akibat dari
kegiatan yang bersifat rutinitas.
d) Meningkatkan rasa ingin tahu atau motivasi siswa, yaitu kesadaran
sendiri untuk memperhatikan penjelasan guru dan terlibat dalam
aktivitas belajar.
6. Prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi
a) Bertujuan
b) Fleksibel

19
c) Lancar dan berkesinambungan
7. Komponen – komponen mengadakan variasi
a) Variasi dalam gaya mengajar guru.
b) Variasi dalam pengunaan media dan bahan.
c) Variasi pola interaksi

B. Kritik dan Saran

Membentuk sikap positif terhadap pendidik maupun sekolah. Dengan


adanya makalah ini pemakalah berharap dapat memberikan tambahan ilmu bagi
kita semua, umumnya dalam mata kuliah Micro Teaching, dan khususnya tentang
keterampilan mengelola kelas dan mengadakan Variasi. Pemakalah menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penjelasan pada makalah ini,
mohon maaf atas kekurangan tersebut, pemakalah sangat berharap saran dan
kritik dari pembaca terkait materi ini.

20
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imran. 1995. Pembinaan Guru di indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Darmadi, Hamid, kemampuan dasar mengajar, Bandung: Alfabeta, 2010.
Didi, Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, Bandung: PT
Rosdakarya, 2012.
Marhijanto, Bambang, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, Surabaya: Terbit
Terang, 1999.
Miboy,Arif, Micro teaching model tadaluring, Jawa timur:Wade publish,2021.
Sudarman,dan Noor Ellyawati,Micro teaching dasar komunikasi dan keterampilan
mengajar,Malang :Wineka media,20013.
Hakim, Analisis Keterampilan Mengajar Mahasiswa, JPBIO, 5. no.1, 2020.

St. Fatimah Kadir, Keterampilan Mengelola Kelas dan Implementasinya dalam Proses
Pembelajaran, Jurnal al-Ta’dib ,2014.

Anda mungkin juga menyukai