MAKALAH
Makalah ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah
Micro Teaching dengan Dosen Pengampu Willa Putri S.Pd.I, M.Pd
Oleh :
Nurul Hikmah B.202102024
Khairun Nikma B. 202002235
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Micro Teaching. Dalam makalah ini penulis membahas Keterampilan
Mengelola Kelas dan mengadakan variasi, Penulis bertujuan agar penulisan
makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan teman-teman.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................5
C. Tujuan Pembelajaran.........................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN................................................................................................................................ 6
A. Pengertian Keterampilan Pengelolaan Kelas......................................................6
B. Tujuan Pengelolaan Kelas...........................................................................................7
C. Prinsip-prinsip Keterampilan Kelas...........................................................................7
D. Komponen Pengelolaan Kelas.......................................................................................9
E. Pendekatan Pengelolaan Kelas...................................................................................10
F. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas......................................................................11
G. Kelebihan dan Kekurangan Pengelolaan Kelas...................................................12
H. Pengertian keterampilan variasi...............................................................................12
I. Tujuan dan manfaat keterampilan variasi..............................................................14
J. Prinsip-prinsip mengadakan keterampilan variasi............................................14
K. Komponen-komponen mengadakan variasi........................................................15
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keragaman latar belakang siswa dan kemampuan belajarnya menajdi fokus dalam
mengelola kelas. Perbedaan kemampuan dan kecenderungan yang dimiliki siswa
berkaitan dengan sikap belajar siswa. Kondisi seperti ini menjadi bagian yang
terpenting yang harus diperhatikan karena aktivitas belajar banyak ditentukan oleh
sikap belajar siswa.1
Pengelolaan kelas merupakan suatu kegiatan atau usaha mengatasi suatu masalah,
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas yang menunjang
program pembelajaran berjalan dengan efektif. Pembelajaran yang efektif dapat
dilakukan dengan meciptakan motivasi siswa untuk selain ikut terlibat dan berperan
serta dalam proses pembelajaran di kelas. 2
Salah satu komponen penting dalam proses pendidikan di sekolah adalah pendidik
yang dalam pendidikan di sekolah di sebut dengan guru. Guru memiliki kedudukan yang
sangat penting bagi pengembangan potensi yang dimiliki oleh siswa. Sebagai guru yang
baik perlu menyadari bahwa setiap siswa memiliki potensi masing-masing yang sesuai
dengan minat, bakat, serta kemampuan yang dimiliki. Potensi tersebut tidak semuanya
dapat langsung terlihat, akan tetapi perlu digali dan disadarkan terlebih dahulu.
Pengembangan potensi yang dimiliki siswa dilakukan agar siswa dapat menjadi
manusia yang berprestasi serta mampu bersaing dengan dunia luar. Pengembangan
potensi siswa diwujudkan dalam proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh
keterampilan dasar mengajar yang dimiliki oleh guru. Keterampilan dasar merupakan
keterampilan yang mendasar, umum dan komplek yang harus dimiliki oleh setiap guru,
terlepas dari tingkat, kelas, serta bidang studi yang diajarkannya. Terdapat 10
1
St. Fatimah Kadir, Keterampilan Mengelola Kelas dan Implementasinya dalam Proses Pembelajaran,
Jurnal al-Ta’dib (2014), hlm. 16
2
Mahmudah, “Pengelolaan Kelas: Upaya Mengukur Keberhasilan Proses Pembelajaran”, Jurnal
Pendidikan (2018), hlm. 53-70
3
keterampilan dasar mengajar dalam materi pembekalan pengajaran mikro (Tim, 2014 :
112) yaitu (1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan
menjelaskan, (3) keterampilan memberikan penguatan, (4) keterampilan menggunakan
media dan alat pembelajaran, (5) keterampilan menyusun skenario pembelajaran, (6)
keterampilan mengadakan variasi, (7) keterampilan membimbing diskusi, (8)
keterampilan mengelola kelas, (9) keterampilan bertanya, dan (10) keterampilan
mengevaluasi.
Keragaman latar belakang siswa dan kemampuan belajarnya menajdi fokus dalam
mengelola kelas. Perbedaan kemampuan dan kecenderungan yang dimiliki siswa
berkaitan dengan sikap belajar siswa. Kondisi seperti ini menjadi bagian yang
terpenting yang harus diperhatikan karena aktivitas belajar banyak ditentukan oleh
sikap belajar siswa.3
Pengelolaan kelas merupakan suatu kegiatan atau usaha mengatasi suatu masalah,
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas yang menunjang
program pembelajaran berjalan dengan efektif. Pembelajaran yang efektif dapat
dilakukan dengan meciptakan motivasi siswa untuk selain ikut terlibat dan berperan
serta dalam proses pembelajaran di kelas. 4
3
St. Fatimah Kadir, Keterampilan Mengelola Kelas dan Implementasinya dalam Proses Pembelajaran,
Jurnal al-Ta’dib (2014), hlm. 16
4
Mahmudah, “Pengelolaan Kelas: Upaya Mengukur Keberhasilan Proses Pembelajaran”, Jurnal
Pendidikan (2018), hlm. 53-70
5
Indri Lestari,’’Hubungan keterampilan mengelola kelas dan mengdakan variasi dengan minat belajar
siswa kelas V SD’’ Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016.hal.113
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan keterampilan mengelola kelas ?
2. Apa tujuan dari pengelolaan kelas?
3. Apa saja prinsip-prinsip pengelolaan kelas?
4. Apa saja komponen pengelolaan kelas?
5. Bagaimana Pendekatan Pengelolaan Kelas?
6. Bagaimana peran guru dalam pengelolaan kelas ?
7. Apa kelebihan dan kekurangan pengelolaan kelas?
8. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan mengadakan variasi?
9. Apa saja tujuan dan manfaat dari keterampilan mengadakan variasi?
10. Apa saja prinsip dari keterampilan mengadakan variasi?
11. Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan variasi?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui maksud dari keterampilan mengelola kelas
2. Mengetahui tujuan dari peneglolaan kelas
3. Mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan kelas
4. Mengetahui komponen pengelolaan kelas
5. Mengetahui Pendekatan pengelolaan kelas
6. Mengetahui peran guru dalam pengelolan kelas
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pengelolaan kelas
8. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan mengadakan variasi
9. Mengetahui apa saja tujuan dan manfaat dari keterampilan menagdakan variasi
10. Mengetahui apa saja prinsip dari keterampilan mengadakan variasi
11. Menegetahui komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan variasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995). Hlm.85
7
Hakim, Analisis Keterampilan Mengajar Mahasiswa, JPBIO, 5. no.1 (2020), 56-63.
6
B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Ahmad (1995:2), tujuan pengelolaan kelasa adalah sebagai berikut:
2. Tantangan
7
akan tetap terpelihara. Diusahakan saat guru memberikan tantangan, soal atau
pertanyaan dimulai dari yang mudah dan semua siswa bisa menjawab sebagai
motivasi untuk menjawab selanjutnya.
3. Bervariasi
Dalam penelitiannya Sadikin, dkk. (2018:52), menuturkan bahwa salah satu hal
yang dapat dilakukan pendidik untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah
dengan menciptakan kondisi belajar yang menarik dan menggunakan variasi
assesment. Penggunaaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar mengajar
merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta
pengulangan aktifitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan dan tingkah laku
positif siswa. Jika terdapat banyak variasi maka kejenuhan akan berkurang dan
siswa akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan
menunggu temannya.
4. Keluwesan
8
Carolina, H., S., Susanto, Pengembangan Buku Ajar Perubahan Lingkungan Berbasis Model Search,
Solve, Create, Share (SSCS) untuk Memberdayakan Kemampuan Berfikir Kritis, no. 2 (2017), hlm. 79-87
8
Siswa dapat mengembangkan diri sendiri merupakan tujuan akhir dari
pengelolaan kelas. Untuk mecapai tujuan ini guru harus selalu medorong siswa
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri
menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan tanggung jawab.
9
c. Menemukan dan memcahkan tingkah laku yang membuat masalah. Disamping
dua keterampilan pengelolaan kelas tersebut, guru perlu memperhatikan perihal
lainnya seperti, menghindari campur tangan yang berlebihan, menghentikan
penjelasan tanpa alasan, ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, dan
sikap yang terlalu bertele-tele. 9
9
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: kencana:2017),
hlm.198
10
Sadikin, A., & Hakim, N., “Buku Ajar Berbantuan Model Pembelajaran Everyone is A Teacher Here:
Upaya Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Calon Guru” Assimilation: Indonesian Journal Education 2
no. 2 (2019), 47-51
10
Pendekatan ini bertolak dari psikologis klinis dan konseling dengan
anggapan bahwa kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien
mempersyaratkan hubungan sosial emosional yang baik antara guru dan siswa.
Untuk menciptakan hubungan yang baik guru menerapkan sikap terbuka,
menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, sikap empati, dan sikap
demokratis.
3. Pendekatan Proses Kelompok
Peran guru dalam rangka mengelola adalah meciptakan kelompok kelas
yang mempunyai ikatan yang kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejmlah kekeliruan yang harus
dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut:
a. Campur tangan yang berlebihan (Teachers Instruction)
b. Kelenyapan (Fade Away)
c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (Stop and Stars)
d. Penimpangan (Digression)
e. Bertele-tele (Overdwelling)
Menurut Darmadi (2010: 6-7) ada beberapa peran guru dalam pengelolaan kelas
yaitu:
11
1. Menetapkan aturan kelas (Class Routine)
2. Memulai kegiatan tepat waktu (Getting Started)
3. Mengatur pelajaran (Managing The Lesson)
4. Mengelompokkan siswa (Grouping the student)
5. Mengakhiri pelajaran (Ending the Lesson)
1. Kelebihan
a. Sangat efektif dalam pembelajaran
b. Siswa menjadi sangat nyaman apabila keterampilan ini sukses dilakukan
c. Menjadi pemebalajaran yang nyaman
d. Siswa jadi cepat menanggapi setiap pemebelajaran yang ada
2. Kekurangan
a. Susah diterapkan
b. Biasanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas
c. Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
d. Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya.11
11
M. Anuar Rofiq, Pengelolaan Kelas, (Malang: Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 51
12
guru dalam menciptakan kondisi belajar sehingga pembelajaran selalu menarik dan
efektif.12
Menurut kamus Bahasa Indonesia, keterampilan berasal dari kata terampil yang
berarti cakap dalam melaksanakan tugas13. Sedangkan Variasi berarti selingan14. Jadi
keterampilan mengadakan variasi ialah kecakapan seorang guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk diketahui atau dipahami oleh peserta didik dengan cara
berseling-seling agar peserta didik lebih mudah mengetahui atau memahami
pembelajaran. maksudnya berseling-seling ialah guru mengunakan cara yang
berbeda-beda dalam menyampaikan pembelajaran yang tidak monoton dengan satu
cara saja.
Dalam kegiatan mengajar Kejenuhan atau kebosanan sering dialami oleh peserta
didik. Ditambah lagi kondisi ruangan yang tidak nyaman, guru yang kurang
menyejukkan hati peserta didik dan materi yang diajarkan kurang menarik, hal ini
merupakan hal yang tidak diingikan atau dikehendaki oleh peserta didik, sesuatu
yang membosankan merupakan sesutu yang tidak menyenangkan. Dengan
memperbaiki gaya mengajar saja belum tentu mengatasi persoalan yang terjadi,
namun dengan bervariasinya kegiatan pembelajaran yang diberikan akan
menghilangkan kejenuhan atau kebosan peserta didik.
12
Didi Supriadie, Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, ( Bandung: PT Rosdakarya, 2012) hlm. 156.
13
Bambang Marhijanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, ( Surabaya: Terbit Terang, (1999), hlm.
306
14
Ibid hlm.317
13
I. Tujuan dan manfaat keterampilan variasi
Setiap usaha atau upaya yang dilakukan oleh guru pasti meiliki tujuan dan
maanfaat. Pengunaan Variasi dalam mengajar terutama ditujukan terhadap
perhatian siswa, motivasi dan belajar siswa.
15
Dr. hamid darmadi, M.Pd, kemampuan dasar mengajar, (Bandung: ALFABETA, 2010),
hlm. 3
16
Dr.Sudarman, S.Pd.,M.Pd.dan Noor Ellyawati,S.Pd.,M.Pd.’’Micro teaching dasar komunikasi dan
keterampilan mengajar ‘’(Malang :Wineka media,2021),hlm.112
14
untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu variasi
stimulus juga harus memperhatikan kesesuaianya dengan sifat materi,
karakteristik siswa berikut latar belakang sosial budayanya, dan faktor
kemampuan guru untuk melaksanakannya.
2. Fleksibel Variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan tidak
kaku. Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan dapat diubah
disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tuntutan yang terjadi secara spontan
pada saat tejadinya pembelajaran tanpa harus mengganggu keutuhan prose
pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
3. Lancar dan berkesinambungan Setiap variasi yang dikembangkan dalam
pembelajaran harus berjalan lancar. Perpindahan dari suatu bentuk stimulus ke
stimulus pembelajaran lainnya dalam rangka menerapkan stimulus pembelajaran
yang bervariasi, semuanya harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga
tidak merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.17
Setiap komponen yang ada memiliki peranan dan pengunaan yang berbeda-
beda sesuai dengan aturannya masing-masing. Berikut uraian dari ketiga komponen
tersebut:
Variasi pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan
variasi perpindahan posisi guru dalam kelas . dari siswa, variasi tersebut dilihatnya
sebagai sesuatu yag energik, antusias, bersemangat , dan memiliki relevansi dengan
17
Helmiati, Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, Penerbit: Aswaja Pressindo Jl. Plosokuning
V, No 73 Minomartani Sleman, Yogyakarta, Cetakan I: Desember 2013.hal.72
18
Syaiful bahri djamarah, guru dan anak didik dalam interak si edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),
hlm. 124
15
hasil belajar . perilaku guru seperti itu dalam proses intraksi edukatif akan menjadi
dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik, menarik
perhatian anak didik, menolong penerimaan baahan pelajaran, dan memberi
stimulasi. Variasi dalam gaya mengajar ini adalah sebagai barikut :
1) Variasi suara (teacher voice), perhatian dan motivasi belajar siswa akan
dipengaruhi oleh suara guru ketika menjelaskan materi. Oleh karena itu guru
harus pandai mengatur suara; tinggi-rendahnya, kejelasan maupun kecepatan.
2) Pemusatan perhatian (focusing), yaitu upaya guru untuk mengajak atau
mengkondisikan siswa untuk sesaat memusatkan (focusing) pada bagian-
bagian tertentu yang dianggap penting.
3) Kebisuan guru (teacher silence), yaitu proses “diam sejenak” tidak melakukan
aktivitas apapun. Diam sejenak setelah terus menerus guru berkomunikasi
secara lisan menjelaskan materi pembelajaran, termasuk pada pergantian
strategi (variasi) dari berbicara ke diam sesaat, pada saat itu siswa akan
memiliki kesempatan untuk beristirahat sesaat, atau mungkin melakukan
refleksi walaupun hanya sebentar, sebelum dilanjutkan pada stragei kegiatan
pembelajaran berikutnya.
4) Kontak pandang (eye contact), yaitu memusatkan penglihatan antara guru
dengan siswa. Selama pembelajaran berlangsung perhatian harus terjaga,
diantaranya melalui memusatkan penglihatan. Ketika guru pada saat tertentu
memusatkan penglihatan (eye contact) dengan siswa, maka siswa akan merasa
dirinya diperhatikan, dan dengan demikian perhatian belajarnya akan
dipelihara, sehingga akan mengurangi kegiatan-kegiatan yang menyimpang dan
mengganggu terhadap proses pembelajaran (indisipliner).
5) Gerak guru (teacher movement), yaitu perpindahan dari satu gaya ke gaya
mengajar lainnya, termasuk dari satu posisi ke posisi lainnya. Dapat
dibayangkan jika guru selama proses pembelajaran berlangsung (yang tidak
berhalangan/mengalami kesulitan), duduk terus di kursi guru, maka tidak ada
variasi dari sisi tempat. Oleh karena itu diperlukan perpindahan yang tepat,
kapan saatnya duduk, berdiri, berjalan dan lain sebagainya. Demikian pula
gerak tubuh lainnya seperti raut muka, anggota badan, termasuk gerak tubuh
yang akan menjadikan pembelajaran menjadi bervariasi.
16
2. Variasi media dan bahan ajaran
Tiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran
maupun pengelihatannya, demikian juga kemampuan berbicara.
1) Variasi alat yang dapat dilihat (media visual); yaitu alat atau media
pembelajaran yang bisa dilihat seperti gambar, foto, film slide, bagan, grafik,
poster dan lain sebagainya.
2) Variasi alat yang dapat didengar (media auditif); yaitu alat atau media
pembelajaran yang dapat didengar seperti radio, rekaman suara, slide suara,
musik dan lain sebagainya.
3) Variasi alat yang dapat diraba yaitu media yang dapat diraba, dimanipulasi dan
digerakkan. Penggunaan alat dalam jenis ini dapat menarik perhatian siswa dan
melibatkan siswa dalam bentuk pergaan kegiatan baik secara individual
maupun kelompok.
4) Variasi alat yang dapat dilihat dan didengar (audio visual aids) seperti film,
televisi, atau proyektor berisi penjelasan tentang materi pelajaran. Penggunaan
alat jenis ini merupakan tingkat yang lebih tinggi dari sekedar media dengar
saja atau visual saja.19
3. Variasi interaksi.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru sebagai komunikator
dengan siswa sebagai komunikan. Dalam pembelajaran proses komunikasi dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, sekaligus menjadi alternatif (variasi) yang
dapat dikembangkan oleh guru. Bentuk-bentuk komunikasi dalam dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut ini.
1) Komunikasi satu arah (one way communication); yaitu komunikasi yang hanya
berlangsung satu arah, dari guru ke siswa. Pada bentuk komunikasi ini guru hanya
bertindak selaku komunikator yang bertugas menyampaikan informasi,
sedangkan siswa berfungsi hanya sebagai penerima informasi.
19
Dr.Sudarman, S.Pd.,M.Pd.dan Noor Ellyawati,S.Pd.,M.Pd, Micro teaching dasar komunikasi dan keterampilan
mengajar, (Malang :Wineka media,2021),hlm.115
17
2) Komunikasi dua arah (two way communication); yaitu proses komunikasi
pembelajaran berlangsung secara dua arah, dari guru ke siswa atau dari siswa ke
guru. Pola kedua ini lebih variatif dibandingkan dengan model pertama, dan tentu
saja proses pembelajarn lebih hidup dibandingkan dengan yang pertama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
Dr.Arif Miboy,S.Ag.,M.Pd, Micro teaching model tadaluring, (Jawa timur:Wade publish),hlm.122
18
Berdasarkan pembahasan di atas, maka bisa diambil beberapa kesimpulan:
19
c) Lancar dan berkesinambungan
7. Komponen – komponen mengadakan variasi
a) Variasi dalam gaya mengajar guru.
b) Variasi dalam pengunaan media dan bahan.
c) Variasi pola interaksi
20
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imran. 1995. Pembinaan Guru di indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Darmadi, Hamid, kemampuan dasar mengajar, Bandung: Alfabeta, 2010.
Didi, Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, Bandung: PT
Rosdakarya, 2012.
Marhijanto, Bambang, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, Surabaya: Terbit
Terang, 1999.
Miboy,Arif, Micro teaching model tadaluring, Jawa timur:Wade publish,2021.
Sudarman,dan Noor Ellyawati,Micro teaching dasar komunikasi dan keterampilan
mengajar,Malang :Wineka media,20013.
Hakim, Analisis Keterampilan Mengajar Mahasiswa, JPBIO, 5. no.1, 2020.
St. Fatimah Kadir, Keterampilan Mengelola Kelas dan Implementasinya dalam Proses
Pembelajaran, Jurnal al-Ta’dib ,2014.