OLEH :
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
pada mata kuliah Microteaching. Penulis berterima kasih kepada Bapak Dosen
yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas
ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.....3
2.2 Rasioanal Keterampilan Belajar Kelompok Kecil Dan Perorangan.........4
2.3 Tujuan dan Penggunaan dalam Kelas.......................................................5
2.4 Komponen-Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil atau
Perorangan............................................................................................................6
2.5 Defenisi Model Pembelajaran Aktif........................................................10
2.6 Aplikasi Active Learning (Belajar Aktif) Dalam Pembelajaran.............11
2.7 Model- Model Pembelajaran Aktif..........................................................11
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sehingga para calon guru maupun guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat
melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran. seperti para ahli berupaya
untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan
yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah
strategi belajar aktif (active learning strategy).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mengajar kelompok kecil
dan perorangan
2. Untuk mengetahui rasional keterampilan belajar kelompok kecil dan
perorangan
3. Untuk mengetahui tujuan penggunaan dalam kelas terhadap keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan
4. Untuk mengetahui komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan model pembelajaran aktif.
6. Untuk mengetahui cara mengaplikasi model pembelajaran aktif.
7. Untuk mengetahui apa saja model-model pembelajaran aktif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mengajar adalah membimbing suatu kegiatan siswa dalam proses belajar,
yang merupakan pengaturan dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar
siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan
belajar dengan baik
Sesuai dengan makna yang tersirat di dalam kata kelompok kecil dan
perorangan, maka secara fisik yang menandai bentuk pengajaran ini adalah
terbatasnya jumlah siswa yang dihadapi guru, yaitu berkisar antara 3 sampai 8
orang untuk kelompok kecil dan tentu saja hanya seorang untuk perorangan.Ini
tidaklah berarti guru hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa saja
sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi banyak kelompok dan banyak siswa
yang masing-masing mempunyai kesempatan untuk bertatap muka secara
kelompok dan perorangan.
3
Hubungan tatap muka antara guru dengan kelompok atau dengan perorangan
ini diwarnai oleh hakekat pengajaran kelompok kecil dan perorangan :
a) Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antara guru-siswa
dan siswa-siswa. Ini berarti bahwa interaksi belajar mengajar tidak saja
terjadi antar guru dan siswa, tetapi juga antara siswa dan siswa.
b) Siswa belajar sesuai engan kecepatan, cara, kemampuan dan minatnya
sendiri
c) Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
d) Siswa dilibatkan dengan penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh,
materi dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin
dicapai.
Bertitik tolak dari hakikat di atas, maka tidak setiap siswa yang belajar
sendiri ataupun yang duduk dalam kelompok kecil dapat dikatakan berada dalam
susasna pengajaran kelompok kecil ataupun perorangan. Syarat-syarat di atas
haruslah dipenuhi, hingga peran guru di dalam pengajaran ini, lebih banyak
sebagai :
a) Organisator kegiatan pembelajaran.
b) Sumber informasi bagi siswa.
c) Pendorong bagi siswa untuk belajar.
d) Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
e) Orang yang mendiagnosis kesulitan siswa dan memberikan bantuan yang
sesuai dengan kebutuhannya..
f) Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti
siswa lainnya, yang berarti guru ikut serta menyumbangkan pendapatnya
untuk memecahkan suatu masalah atau mencari suatu kesepakatan
sebagaimana siswa lain melakukannya.
hal-hal berikut ini yang menjadi alasan perlunya pengajaran kelompok kecil dan
perorangan :
4
b) Dalam pengajaran klasikal, perbedaan individual tidak mendapat perhatian
guru. Karena itu, diperlukan pengajaran perorangan.
c) Perbedaan individual perlu mendapat perhatian yang lebih manusiawi
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
d) Dalam kelompok kecil hubungan guru-siswa dan siswa-siswa, lebih akrab,
sehingga, mereka dapat saling membelajarkan, daya kreatif dan
kepemimpinan siswa berkemban, siswa aktif belajar secara optimal sesuai
dengan kebutuhannya( kadar CBSA tinggi).
e) Belajar dalam kelompok kecil dan perorangan merupakan alternatif yang
dapat dikombinasikan dengan pengajaran klasikal.
f) Dengan demikian, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan merupakan suatu kebutuhan yang esensial bagi setiap guru
yang profesional.
Secara umum tujuan pengajaran kelompok kecil dan perorangan ini adalah :
a) Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik.
b) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta didik
c) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih aktif
d) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara pendidik dan peserta didik,
maupun antar peserta didik
5
a) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok
b) Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan
masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis
c) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap
sosial dan semangat gotong royong.
d) Penggunaan dalam Kelas
e) Variasi Pengorganisasian
Memberikan perhatian yang wajar pada perbedaan individual siswa dalam
bentuk kelompok pengajaran kecil dan perorangan menuntut perubahan, baik
dalam pengelolaan kelas maupun dala peran guru. Kalau selama ini guru hampir
selalu menghadapi siswa dalam kelas besar, kini disediakan kesempatan bagi
siswa untuk bekerja di dalam kelompok kecil dan bila perlu secara perorangan.
Salah satu prinsip pengajaran kelompok keil dan perorangan adalah terjadinya
hubungan yang akrab dan sehat antara guru dan siswa dan siswa-siswa. Hal ini
mungkin terwujud bila guru memeiliki keterampilan berkomunikasi secara
pribadi. Keterampilan ini memungkinkan guru menciptakan suasana terbuka,
hingga siswa benar-benar merasa bebas dan leluasa mengemukakan segala pikiran
dan permasalahan yang dimilikinya. Siswa merasa yakin guru akan siap
mendengarkan serta mempertimbangkan segala pendapatnya, serta akan
membantunya bila perlu. Siswa benar-benar merasa bahwa guru penuh perhatian
pada dirinya. Suasana seperti itu dapat diciptakan antara lain dengan cara berikut :
6
1. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, baik
dalam kelompok kecil maupun perorangan.
2. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa.
3. Memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa.
4. Membangun hubungan saling mempercayai. Siakp saling mempercayai ini
dapat ditunjukkan oleh guru secara verbal dan non verbal, misalnya
dengan mimic (ekspresi muka), ataupun kontak langsung dengan siswa
(seperti : berbicara langsung, menepuk bahu dan sebagainya).
5. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk
mendominasi ataupun mengambil alih tugas siswa
6. Menerima perasaan isswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
7. Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh
pemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternative
pemecahan masalah yang dihadapinya.
b) Keterampilan mengorganisasikan
7
6. Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa : laporan
hasil yang dicapai siswa, kemudian disertai penyimpulan tentang
kemajuan yang dicapai siswa dalam kegiatan tersebut. Hal ini sekaligus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling belajar.
8
merupakan motivasi bagi siswa, hingga siswa menyadari potensinya
sendiri.
Memimpin diskusi bila perlu
Bertindak sebagai katalisator, yaitu meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir atau belajar melalui pertanyaan, komentar dan saran-saran
Tugas guru yang utama adalah membantu siswa melakukan kegiatan baik secara
perorangan, maupun secara berkelompok. Untuk maksud tersebut guru harus
mampu membuat perencanaan kegiatan belajar yang tepat bagi setiap siswa atau
kelompok, dan sekaligus mampu melaksanakannya. Untuk membuat perencanaan
yang tepat guru dituntut mampu mendiagnosis kemampuan akademik siswa,
kemampuan memahami, gaya belajar, kecenderungan minat, serta tingkat
kedisipilinan siswa. Berdasarkan hasil diagnosis tersebut, guru diharapkan mampu
menetapkan kondisi dan tuntutan belajar yang memungkinkan siswa memikul
tanggung jawab belajarnya sendiri. Kondisi dan tuntunan belajar ini dapat berupa :
belajar mandiri, paket kegiatan belajar, belajar dengan tutor teman sebaya,
simulasi, belajar dengan bermain, dan sebagainya. Semuanya itu memandu siswa
untuk menghayati pengalaman bekerja sama ataupun bekerja dengan pengarahan
sendiri.
9
mahasiswa, misalnya siswa yang memilih belajar sendiri ternyata
mengalami hambatan didalam proses belajarnya. Dalam hal ini guru dapat
menyarankan belajar yang lain. Bimbingan secara periodic ini sangat
berpengaruh pada kemajuan siswa karena waktu dapat digunakan secara
efektif, siswa segera dapat diarahkan kembali, dan dengan demikian gairah
dan semangat belajar dapat dipelihara
4. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Hal ini
berbeda dari cara penilaian tradisional yang pada umumnya dilakukan oleh
guru sendiri. Membantu siswa menilai diri sendiri berarti memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki dirinya sendri, yang
sekaligus merupakan pencerminan kerjasama guru dan siswa dalam situasi
pendidikan yang manusiawi.
Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi
oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran
analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
Siswa tidak hanya belajar secara pasif tetapi mengerjakansesuatu yang
berkaitan dengan materi pelajaran,
Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi pelajaran,
Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi,
Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
10
2.6 Aplikasi Active Learning (Belajar Aktif) Dalam Pembelajaran
L. Dee Fink (1999) mengemukakan aplikasi model active learning (belajar
aktif) sebagai berikut:
1. Dialog dengan diri sendiri adalah proses di mana anak didik mulai berpikir
secara reflektif mengenai topik yang dipelajari. Mereka menanyakan pada diri
mereka sendiri mengenai apa yang mereka pikir atau yang harus mereka
pikirkan, apa yang mereka rasakan mengenai topik yang dipelajari. Pada tahap
ini guru dapat meminta anak didik untuk membaca sebuah jurnal atau teks dan
meminta mereka menulis apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka
belajar, apa pengaruh bacaan tersebut terhadap diri mereka.
2. Dialog dengan orang lain adalah proses dialog yang lebih aktif dan ketika guru
membuat diskusi kelompok kecil tentang topik yang dipelajari.
3. Observasi terjadi ketika siswa memperhatikan atau mendengar seseorang yang
sedang melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan apa yang mereka
pelajari, apakah itu guru atau teman mereka sendiri
4. Doing atau berbuat merupakan aktivitas belajar di mana siswa berbuat sesuatu,
seperti membuat suatu eksperimen, mengkritik sebuah argumen atau sebuah
tulisan dan lain sebagainya.
Model ini merupakan aktifitas kolaboratif yang dapat mengajak siswa untuk
terlibat dengan materi pembelajaran segera. Hal ini dapat menumbuhkan
kerjasama tim, berbagi pengetahuan dan belajar secara lansung.
Langkah-langkah :
11
2. JIGSAW LEARNING
Langkah-langkah:
3. SNOW BALLING
Model ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi
siswa secara bertingkat. Strategi ini akan berjalan dengan baik apabila materi yang
dipelajari menuntut pemikiran yang mendalam.
Langkah-langkah :
12
2) Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan.
3) Setelah pasangan tersebut mendapat jawaban, gabungkan pasangan itu
dengan pasangan di sampingnya. Dengan ini terbentuk kelompok empat
orang.
4) Kelompok berempat ini mengerjakan tugas yang sama dengan
membandingkan jawaban masing-masing pasangan dengan pasangan lain dan
mengambil sebuah kesimpulan baru.
5) Kemudian kelompok emat orang digabung dengan kelompok empat orang di
sampingnya. Kelompok menjadi delapan orang.
6) Begitu seterusnya sesuai dengan jumlah siswa dan jumlah waktu yang
digunakan.
7) Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasilnya.
Strategi ini sangat baik digunakan untuk melibatkan siswa dalam mengulang
materi pelajaran yang telah disampaikan. Strategi ini tepat digunakan di akhir
pertemuan.
Langkah-langkah :
13
8) Akhiri pembelajaran dengan menyampaikan rangkuman dan klarifikasi dari
jawaban-jawaban dan penjelasan siswa.
5. COOPERATIVE SCRIPT
Script kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang di pelajari.
Langkah-langkah:
Numbered heads together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa
diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru
memanggil nomor dari siswa.
Langkah-lamgkah:
14
5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nor yang lain.
Model pembelajaran Two Stay Two Stray / Dua Tinggal Dua Tamu
merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok
untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini
dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar kelompok untuk berbagi
informasi.
Langkah-langkah :
8. PICTURE AND PICTURE
Picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar
dan dipasangkan / diurutkan menjadi pasangan logis.
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi
4) Guru menunjuk siswa secara bergantian mengurtkan gambar-gambar menjadi
urutan yang logis.
5) Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6) Dari alasan tersebut guru mulai menanamkan materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Keterampilan
dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu cara
yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang
di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena
itu keterampilan mengajar ini harus di latih dan di kembangkan, sehingga
para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat
melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Serta dengan
memberikan strategi pembelajaran aktif pada siswa bertujuan agar siswa
turut serta dalam proses pembelajaran baik secara mental maupun fisik
mereka, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan siswa
tidak merasa bosan dan jenuh untuk mengikuti proses pembelajaran.
Dengan begitu tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan maksimal.
3.2 Saran
Diharapkan bagi penulis lain dapat melakukan pembuatan makalah
lanjutan yang lebih baik lagi dan membahas lebih mendalam terutama
mengenai Model-Model Pembelajaran Aktif Dalam Pembelajaran.
16
DAFTAR PUSTAKA
17