Anda di halaman 1dari 11

2.

1 Limbah Industri Kertas


Kertas sebagai hasil pengolahan dari kayu kemudian dijadikan pulp/bubur kayu yang
kemudian diolah sebagai bahan baku kertas. Banyaknya pemanfaatan kertas pada
kehidupan sehari-hari menyisakan limbah setelah fungsi kertas tidak termanfaatkan lagi.
Semakin canggihnya teknologi pembuatan kertas dalam jumlah banyak dapat membuat
kertas juga memiliki banyak limbah yang tak jarang juga dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan karena butuh waktu yang cukup lama untuk di uraikan oleh
bakteri maka akan lebih baik bila limbah kertas ini dapat di daur ulang kembali.

1. Jenis limbah kertas


1) Partikulat, partikulat mengandung Ca dan Na, dan kayu yang dibakar
menghasilkan kayu dan energi lainnya.
2) Gas, gas H2S yang dilepaskan dari tahap pemurnian bahan kimia yang berbau
busuk, dan uapnya dapat mengganggu pernapasan.
3) Efluen limbah cair, padatan yang tersuspensi seperti serat, debu, pigmen, partikel
kayu, dll. Zat sintesis dengan amabang batas yang tinggi. Warna limbah cairan,
bahan anorganik terlarut misalnya klorin, NaOH, dan lainnya yaitu Bakteri
coliform
4) Wastes padat
5) Limbah dalam wujud padat seperti potongan kayu dan lainnya
2. Karakteristik limbah kertas
1) Mudah hancur
2) Menimbulkan kotoran seperti ampas
3) Beracun bagi hewan
4) Menimbulkan bau yg tidak sedap
5) Mudah terbakar
3. Dampak limbah kertas
Dampak negatif dari limbah kertas adalah pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan. Selain itu limbah kertas ini juga mengandung zat-zat kimia yang dapat
menimbulkan penyakit kanker.
4. Nilai ambang batas
Kepada industri pulp dan kertas disyaratkan batas maksimal kandungan
kebutuhan oksigen untuk mereduksi bahan organik atau biological oxygen demand
(BOD) 100 miligram per liter, kandungan kebutuhan oksigen untuk mereduksi bahan
kimia atau chemical oxygen demand (COD) 200 miligram per liter, dan padatan
larutan dalam air atau total suspended solid (TSS) 100 miligram per liter.
5. Langkah-langgkah penanganan
1) Tahap penetralan
Pertama air limbah dialirkan ke media penampung dan penetralan. Yaitu
dilakukan penyaringan untuk menyaring air limbah.
2) Tahap pengolahan primer
Memerlukan waktu kira-kira 24 jam karna didasarkan gaya berat. Untuk
hasil maksimal bisa menggunkan bahan koagulasi dengan flokulasi yang juga
mengurangi bahan dengan oksigen.
3) Juga bisatahap pengolahan sekunder
Dapat dilakukan dengan pengolahan biologis yang dapat meningkatkan
kualitas dari air buangan dan meminimalisir racun. Selain itu, laguna fakultatif
dan aerasi yang akan mengurangi BOD 80% dalam kurin waktu 10 hari.
4) Tahap pengembangan
5) Yaitu melalui pengolahan kimia dan fisik yang akan melindungi badan air sebagai
jalan buangan air.
6. Penerapan teknologi
1) Pengolahan Limbah Cair
Limbah yang dihasilkan pada proses pembuatan pulp/kertas yang berupa cairan
akan diolah dalam tiga sistem unit operasinya yaitu :
a. Fisik
Pada unit operasi ini proses yang dilakukan dalam pengelolaan limbah hasil
pembuatan kertas yaitu dengan screening(penyaringan). Cara ini dikenal
dengan cara yang murah, sederhana, dan efisien. Pada proses ini bahan
tersuspensi yang berukuran besar akan terpisah. Penyaringan ini dilakukan
pada potongan kayu yang masih besar sehabis diolah. Setelah disaring, kayu
yang berukuran besar tersebut diolah kembali. Adapun suspensi yang lebih
mengendap itu akan di pisahkan dengan cara pengendapan.
b. Kimia
Pengeloaan air limbah secara kimia itu dilakukan dengan menghilangkan
partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa pospor, logam-logam berat,
dan zat organik beracun. Pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang bisa
mengubah sifat bahan terlarut tersebut dari sangat larut menjadi tidak larut
yang dapat menjadi endapan dan bisa dipisahkan dengan filtrasi.
c. Biologi
Dalam proses pengelolaan limbah secara biologi ini cara yang dilakukan yaitu
dengan mengumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik
yang terlarut dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang sesuai.
Tujuan dari pengelolaan ini adalah untuk meningkatkan mutu estetika hasil
limbah.
2) Pengelolaan Limbah Padatan
Industri pulp/kertas biasanya menghasilkan limbah padatan berupa batu kapur dan
mengandung soda. Limbah ini harus diolah dengan sebaik mungkin dan dibuang
ditempat yang aman dan nyaman karena bahan ini sangat beracun yang akan
menyebabkan permasalahan jika dibuang disembarangan tempat. Selain itu ada 2
lagi jenis limbah padat industri kertas ini yaitu pembakaran kulit kayu yang diolah
dengan metode Bark Boiler dan lumpur kapur yang diolah dengan menggunakan
metode Lime Klin.
3) Pengelolaan Limbah Emisi Udara
Dalam proses penanganan limbah dalam bentuk gas ini biasanya pabrik produksi
pulp/kertas ini menggunakan alat-alat berupa blow gas pada unit pulping dan
Electro Static Dust Precipitator pada Recovery Boiler dan Wet Scrubber di
Recausticizing unit.
7. Teknologi pembaruan
Limbah kertas akademik ini apabila telah mengalami proses
pendaurulangan memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Kertas daur ulang ini
dapat dimanfaatkan kembali oleh mahasiswamahasiswi itu sendiri. Dalam
pelaksanaan pendaurulangan kertas ini, selain kertas bekas yang telah dikumpulkan
dan juga air untuk merendam dibutuhkan juga beberapa peralatan yang akan
digunakan, yaitu:
1) Sepasang bingkai saringan
2) Dua buah ember
3) Sebuah blender
4) Sebuah gelas ukur
5) Beberapa lembar kain keras
6) Tepung kanji
7) Sebuah meja
8) Sebuah parutan
9) Sebuah pipa
Berikut ini adalah cara sederhana mendaur ulang kertas:
1) Letakkan satu kilogram kertas bekas (kertas putih/ HVS bekas) kedalam ember,
tambahkan air dan rendam selama 12-24jam.
2) Parut semua kertas yang telah direndam sampai hancur, ambil segenggam kertas
parutan masukkan ke blender dan tambahkan air sampai penuh lalu diblender.
Kumpulkan bubur kertas kedalam ember.
3) Tambah 150 gr kanji ke dalam 300 ml air dan juga panaskan 2 lt air (hangatkan).
Campurkan air kanji degan air hangat.
4) Tuangkan 30 lt air ke dalam ember kotak dan tambahkan 500 ml air kanji yang
dicampur. Sisa kanji tersebut (950 ml) tuangkan ke dalam bubur kertas dan
diaduk.
5) Tuangkan 2ltr bubur kertas ke dalam ember kotak dan diaduk. Taruh selembar
kain keras di atas meja.
6) Gabungkan 2 saringan seperti tampak pada gambar di bawah ini. Posisikan
saringan berada di tengah-tengah diantara bingkai tersebut.
7) Masukkan saringan/cetakan kedalam ember kotak, kemudian angkat perlahan-
lahan cetakan yang telah berisi bubur kertas.
8) Lepaskan bingkai yang diatasnya, anda akan melihat lapisan bubur kertas bingkai
saringan seperti gambar dibawah. Tempelkan lapisan bubur kertasdikain keras
yang telah disediakan, hilang air yang terbawa di saringan dengan menggunakan
pipa (seukuran dengan lebar bingkai), kemudian angkat bingkai saringan maka
tampak lembaran kertas basah menempel di kain keras.
9) Taruh lembaran kain kertas lagi diatas lembaran yang sudah terisi kertas basah
sebelumnya dan ulangi langkah ke 6-8 sampai anda mendapatkan 8 lembar kertas
daur ulang.
10) Untuk membuat lebih dari 8 kertas daur ulang, tambahkan 1ltr bubur kertas ke
dalam ember kotak dan ulangi langkah 6-8.
11) Angkat kain keras yang sudah terisi lembaran kertas basah satu persatu dan jemur
di tempat teduh 6-8 jam. Apabila sudah setengah kering, anda dapat menjemurnya
langsung dibawah sinar matahari sampai betul-betul kering.
2.2 Limbah Industri Asbes
Asbestos atau juga dikenal asbes adalah bahan tambang. Tersusun atas serat-serat
silikat mineral. Asbestos dapat dibuat menjadi dua bentuk, serpentin dan amphibole.
Asbes sering digunakan untuk isolasi listrik, bahan bangunan, pelapis rem serta isolasi
termal. Asbes sudah digunakan secara luas di seluruh dunia, dengan Kanada sebagai
produsen terbesarnya.
1. Karakteristik :
Asbes merupakan salah satu bahan bangunan yang dalam prosesnya menggunakan
bahan krisotil, semen, serat selulosa, dan air dalam komposisi yang tepat, kemudian
dihamparkan dengan hatcheck machine. Selanjutnya dibentuk menjadi lembaran rata
atau gelombang kemudian lembaran yang terbentuk diletakan diatas cetakan dan
dibiarkan sampai kering sampai menjadi produk jadi. Industri asbes dalam prosesnya
membutuhkan air untuk membentuk slurry dari pencampuran bahan namun pada
proses pressing dan pencetakan bahan air tersebut harus dikeluarkan dari produk
sehingga keluar sebagai air limbah. Sebagai contoh industri asbes di Malang
menghasilkan air limbah mencapai 20 m3 / shift / unit mesin. Pada Industri asbes, air
limbah tersebut akan dibiarkan dalam sebuah kolam sehingga meresap ke dalam tanah.
2. Dampak :
Air limbah meresap ke tanah akan mencemari tanah disekitarnya lebih lanju
akan mengganggu kualitas air bawah tanah. Air limbah hanya boleh dibuang ke
lingkungan jika telah memenuhi baku mutu air limbah yang telah ditetapkan sesuai
dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2012, bagi industri krisotil
standart baku mutunya mengacu pada Baku Mutu Air Limbah Golongan II untuk
Kegiatan Industri Lainnya yang belum ditetapkan.
3. Nilai Ambang Batas :

4. Perbandingan Hasil Pengujian dan Nilai Ambang Batas :


Dari 2 tabel diatas dapat dilihat bahwa Output produksi yang dibuang dari industri
ke lingkungan telah melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
sehingga, limbah cair yang dibuang ke lingkungan oleh industri asbes tersebut sudah
masuk dalam kategori mencemari/ berbahaya bagi lingkungan.
5. Penerapan Teknologi :
Dilihat dari bahan baku dan proses produksinya,tentunya limbah cair yang
dihasilkan mengandung zat organik tinggi namun beracun, logam berat dan partikel
yang tidak mudah mengendap sehingga pengolahan limbahyang cocok adalah secara
fisik-kimia. Pada pengolahan limbah secara kimia, prinsipnya berlangsung melalui
perubahan sifat bahan bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi
mudah diendapkan (flokulasikoagulasi), Baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-
reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
Pada proses pengolahan limbah secara kimia, yang umum digunakan adalah proses
koagulasi & flokulasi, serta adsorpsi.
Koagulasi didefinisikan sebagai prosesdestabilisasi muatan koloid padatan
tersuspensi termasuk bakteri-bakteri dan virus, dengan suatu kolagulan. Koagulasi
bertujuan untuk membuat gumpalan-gumpalan yang lebih besar dengan penambahan
bahan-bahan kimia, misalnya Al2SO4, Fe2Cl3, Fe2SO4, PAC, dan sebagainya. Proses
pengikaatn partikel koloid dapat dilihat pada:

Flokulasi adalah proses penggabungan inti flok sehingga menjadi flok berukuran
lebih besar. Proses flokulasi hanya dapat berlangsung bila ada pengadukan.
Pengadukan pada proses flokulasi merupakan pemberian energi agar terjadi tumbukan
antar partikel tersuspensi dan koloid agar terbentuk gumpalan (flok) sehingga dapat
dipisahkan melalui proses pengendapan dan penyaringan. Proses pengikaatn partikel
koloid oleh flokulan dapat dilihat pada:

Sedangkan untuk proses adsorpsi adalah peristiwa penyerapan pada permukaan


suatu adsorben, misalnya adsorpsi zat padat terhadap gas atau zat cair. Zat yang
teradsorpsi disebut sebagai adsorbat dan zat pengadsorpsi disebut adsorben. Ada
berbagai macam adsorben yang umum digunakan diantaranya karbon aktif, zeolit dan
lain-lain.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji efektifitas pengolahan limbah industri asbes
dengan menggunakan flokulan atau absorben sehingga dapat ditentukan pengolahan
limbah yang tepat untuk industri asbes. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada
pemilihan flokulan yang sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya yaitu
Al2SO4, Fe2Cl3, Fe2SO4, PAC, sedangkan adsorben dibatasi pada karbon aktif dan
zeolit.
6. Langkah-Langkah Pengolahan Limbah :
Secara visual air limbah yang keluar dari proses press berwarna coklat,
mempunyai pH basa dan mengandung lumpur/padatan. Secara kimiawi, COD limbah
> 1000 mg/l, Kesadahan > 1000 mg/l, TDS > 1000 mg/l dan bila ditinjau dari bahan
baku yang masuk tentunya limbah tersebut akan mengandung calsium dan magnesium
yang relatif tinggi. Dari karakteristik limbah tersebut, maka langkah awal untuk
treatment limbah adalah dengan mengendapkan sehingga beban pengolahan
selanjutnya tidak terlalu berat. Pengendapan juga bertujuan untuk menghilangkan
lumpur/padatan didalamnya. Pengendapan dilakukan selama 2 hari untuk mengurangi
TSS. Selanjutnya dilakukan penambahan flokulan atau adsorben.
Pada pretreatment untuk memisahkan endapan maka limbah diendapkan
selama 2 hari kemudian dianalisa karakteristiknya. Filtrat hasil pengendapan kemudian
digunakan untuk pengolahan limbah secara kimia. Selanjutnya pelaksanaan penelitian
ini tahapan penelitian
sebagai berikut :
Pengolahan Limbah Cair Secara Kimia Menggunakan Flokulan
Alat :
1) Jartest
2) Bekerglass 2 liter
Bahan:
1) Al2SO4, Fe2SO4, PAC
2) Limbah cair industri asbes PT. XX Malang
Metode penelitian ;
Metode penelitian yang dilakukan adalah secara ekperimental laboratorium. Limbah
diolah dengan menggunakan beberapa variasi flokulan yaitu :
1) Al2SO4 sebanyak 500, 1000, 1500 mg/l
2) Fe2SO4 sebanyak 500, 1000, 1500 mg/l
3) PAC sebanyak 500, 1000, 1500 mg/l
Kecepatan pengaduk awal 120 rpm dengan waktu pengadukan selama 1 menit
kemudian dilanjut dengan kecepatan 40 rpm selama 30 menit dan 45 menit.
Parameter pencemar yang dianalisa adalah COD (metode uji sesuai SNI
6989.2:2009), TSS (metode uji sesuai SNI 06-6989.3-2004), TDS (metode uji sesuai
SNI 06-6989.27:2005). Dari hasil yang didapatkan dihitung efisiensi penurunan
pencemar limbah sesuai dengan rumus berikut :
X awal−X terolah
% Penurunan = 𝑥 100%
X awal
X awal = Parameter Pencemar Inlet (COD/TSS/TDS)
X terolah = Parameter Pencemar terolah (COD/TSS/TDS)
Dari data efisiensi tersebut, dianalisis variabel flokulan terbaik untuk menurunkan
parameter pencemar limbah cair.
7. Teknologi Pembaharuan :
Dapat digunakan teknologi plasma / advance oxidation processess (AOP).
Teknologi plasma / advance oxidation processess (AOP) ini seperti petir,
menghasilkan loncatan elektron di dalam air (memanfaatkan elektron energi tinggi),
ion, spesies aktif yang dapat menyisihkan senyawa organik dan warna untuk
menjernihkan air dalam waktu relatif cepat.
Prinsip teknologi ini adalah semua limbah cair dapat diuraikan tanpa
menimbulkan sisa limbah padat tidak seperti cara koagulasi, flokulasi dan absorbsi.
Selain itu teknologi ini pun memiliki kelebihan lain yaitu waktu yand dibutuhkan
relatif cepat tidak seperti pengendapan butuh waktu yang lama, dan juga tempat yang
dibutuhkan juga lebih sedikit.
Teknologi plasma / advance oxidation processess (AOP) ini dihasilkan dari
dua elektroda bermuatan listrik sangat tinggi. Dan bila air limbah dilewatkan melalui
dua elektroda tersebut akan terjadi loncatan elektron yang menimbulkan ionisasi.
Lalu pada setelahnya limbah dialirkan Oxon dan diberi sinar UV agar limbah terurai
hingga menghasilkan air yang jernih, yang dapat digunakan atau diuji dan diolah
kembali bila untuk konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Arfah, M. (2017). Pemanfaatana Limbah Kertas MenjadiKertas Daur Ulang Bernilai Tambah
Oleh Mahasiswa. Jurnal Buletin Utama., 1(13) 28-31.
Khrisna, V., Setiawan, A, P. (2017). Papan Partisi Dari Limbah Kertas. Jurnal Intra., 2(5) 8002-
810.
Putri, A, H., Hawari, F, Y., dkk. (2018). Kajian Industri Plup dan Kertas di Indonesia. Jurnal
Kimia., 1(1) 1-23
Yuliastuti., Cahyono, H, B., (2017). Efektifitas Pengolahan Limbah Cair Industri Asbes
Menggunakan Flokulan dan Absorben. Jurnal Teknologi Proses dan Invovasi Industri.,
2(2). 77-83.

Anda mungkin juga menyukai