Anda di halaman 1dari 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.2. Bio-Sludge Pupuk Kompos 2.2.1 2.2.

2 Proses Pembuatan Pupuk Kompos Komponen Pupuk kompos

2.2.3. Sifat Fisik 2.3. Proses Fisika,Kimia,dan Biologi 2.3.1. Pengapuran pada kompos 2.3.2. Pengkayaan dengan nitrogen 2.3.3. Pengkayaan dengan Fosfor 2.3.4. Pengkayaan dengan Kalium 2.3.5. Pengkayaan Mikroba

2.4

Effective Microorganisme ( EM ) 2.4.1. EM4 2.4.2. OrgaDec 2.4.3. Starbio 2.4.4. ActiComp 2.4.5. Promi (Promoting Microbes)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bio-Sludge Sludge adalah larutan berbentuk lumpur yang terdiri dari serat-serat kayu berukuran kecil yang tak layak mutu untuk dijadikan kertas bercampur dengan filler yaitu kalsium karbonat (CaCO) dan air (H2O). Limbah padat berserat industri kertas dihasilkan dari pemisahan serat yang lolos pada pembuangan limbah cair mesin kertas. Limbah padat ini jumlah dan karakteristiknya sangat bervariasi tergantung dari bahan baku, proses pembuatan dan produk yang dihasilkan (Haroen dkk., 2007). Limbah padat pabrik kertas juga mengandung unsur-unsur lain yaitu kalium, kalsium, magnesium, besi, dan sulfida yang merupakan hara untuk tanaman. Selain itu, limbah pabrik kertas umumnya mengandung logam-logam berbahaya seperti merkuri (Hg), tembaga (Cu), crom (Cr), timbal (Pb), seng (Zn), dan nikel (Ni) (Arisandi, 2002). Berdasarkan aspek nutrisi tanaman, aplikasi kompos sludge memperbaiki medium tumbuh karena kompos merupakan sumber hara makro dan mikro bagi tanaman (Widyati, 2006). Kandungan Komposisi limbah sludge : NO 1 2 3 4 PARAMETER Senyawa Organik Total Selulosa CaO CaCO3 SATUAN % % % % LIMBAH SLUDGE 32.17-40.87 13.38-25.31 39.55-40,58 49.13-67.83

Sludge kertas pada dasarnya terdiri atas serat-serat kayu dan berbagai materi inorganik, seperti lumpur kaolin dan kalsium karbonat. Penggunaan sludge kertas dapat dijadikan cara yang inovatif untuk mendaur ulang sludge kertas. Industri kertas menghasilkan sekitar 4 juta ton sludge setiap tahunnya, dimana sebagian besar mengandung sejumlah serat bermutu tinggi. Kandungan sludge berbeda-beda pada tiap industri tergantung proses pengerjaan yang digunakan. Hal ini mengakibatkan tantangan besar dalam teknologi pemanfaatan sludge. Sludge yang berasal dari proses pulping murni mengandung serat kayu yang berpotensi. Akan tetapi sludge juga mengandung kontaminan seperti chip kayu dan kotoran berupa tanah. Di sisi lain, sludge yang berasal dari daur ulang kertas biasanya mengandung sedikit serat dan lebih banyak filler (pengisi) serta berbagai kontaminan termasuk plastik, bahan baku serta kotoran (tanah). Sulit untuk mengenali dan mengelompokkan kandungan beragam dari sludge yang dihasilkan tersebut. Seiring dengan bertambahnya proses daur ulang kertas yang dilakukan dan permintaan terhadap kertas daur ulang, maka otomatis volume sludge yang dihasilkan oleh industri juga meningkat (Scott dan Smith, 1995). Selain itu limbah padat juga menghasilkan sludge sekunder yang merupakan sludge sampingan dari (biological aeration) pengendapan air limbah yakni dengan penambahan mikroorganisme untuk menetralisir bahan kimia yang terkandung dalam air limbah sebelum dialirkan, sludge sekunder tersusun dari bahan baku pulp yang mengandung mikroorganisme sebagai efek dari biological aeration.

Gambar : Bio- Sludge

2.2

Pupuk Kompos Kompos adalah hasil penguraian parsial dari bahan-bahan organic yang

dapat dipercepat secara artificial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi yang hangat,lembab,dan aerobic atau anaerobic. Pada era sekarang pengomposan secara aerobic paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan control proses yang terlalu sulit. Bahan baku pengomposan adalah semua material yang mengandung karbon,dan nitrogen,seperti kotoran hewan, sampah hijauan,sampah kota,lumpur cair dan limbah industry pertanian. Berikut bahan-bahan umum yang digunakan untuk bahan baku pengomposan.

ASAL 1. Pertanian a) a. Limbah dan residu tanaman

BAHAN

Jerami,dan sekam padi,gukma,batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetative tanaman,batang pisang dan sabut kelapa.

b) b. Limbah dan residu ternak

Kotoran padat,limbah ternak cair,limbah pakan ternak,cairan biogas.

c) c. Tanaman air

Azola, ganggang biri, enceng gondok, gulma air.

2. Industri a) a. Limbah Padat Serbuk gergaji kayu,blotong,kertas, ampas tebu,limbah kelapa sawit, limbah

pengalengan makanan dan pemotongan hewan. b. Limbah Cair Alcohol, limbah pengolahan pengolahan

kertas,ajinomoto,limbah 3. Limbah Rumah Tangga a) a. Sampah minyak kelapa sawit.

Tinja, urine, sampah rumah tangga dan sampah kota.

2.2.1. Proses Pembuatan Pupuk Kompos Dengan teknologi pemanfaatan limbah padat, jumlah limbah dapat

dikurangi,sehingga biaya pengolahan menurun dan dapat meningkatkan manfaat bahan baku , sehingga dapat mengurangi pemakaian sumber daya alam.

Teknologi pengomposan pada prinsipnya sama untuk berbagai jenis bahan atau biomassa yang digunakan, baik dilakukan secara konversional dilapangan terbuka atau menggunakan resktor. Proses pembuatan kompos dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain kandungan organic lumpur, luas permukaan lumpur yang kontak dengan mikroorganismepengurai dan kondisi lingkungan. Beberapa factor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan pengkomposan adalah : Kandungan bahan organic > 60% PH antara 6.5 - 7.5 Kadar air bahan organic antara 40-60% Temperatur awal sekitar 300C Tabel Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan (Ryak, 1992) Konsisi yang bisa diterima 20:1 s/d 40:1 40 65 % > 5% 1 inchi 1000 lbs/cu yd 5.5 9.0 43 66oC

Kondisi

Ideal

Rasio C/N Kelembapan Konsentrasi oksigen tersedia Ukuran partikel Bulk Density Ph Suhu

25-35:1 45 62 % berat > 10% bervariasi 1000 lbs/cu yd 6.5 8.0 54 -60oC

Lumpur IPAL yang kadar airnya tinggi ataupun sifat lumpur yang liat dan menggumpal memerlukan bahan pencampur seperti serbuk kayu,jerami,atau bahan-bahan lain yang berfungsi sebagai penyerap air dan bersifat porous.

Terhadap bahan campuran dilakukan pengaturan PH, untuk yang bersifat asam atau basa dengan penambahan kapur atau asam fosfat sebagai nutrisi, pupuk urea ditambahkan apabila kalium dan nitrogen ratio sludge terlalu tinggi

(kalium/nitrogen >30) dan pupuk NPK dapat ditambah pula untuk mendapatkan hasil kompos kualitas baik. Selama pengomposan, dilakukan pembalikan untuk mempertahankan kondisi aerobic. Suhu dan kadar air dikontrol dan sewaktu-waktu dilakukan penyiraman. Proses pengomposan berlangsung 1-2 bulan. Kompos matang apabila sudah terjadi perubahan fisik,diantaranya penyusutan volume tumpukan dan berupa bentuk butiran lumpur. Disamping itu, persyaratan kimiawi kompos sudah mencapai kalium/nitrogen <20 dan nilai kapasitas tukar kation (KTK) > 20 meq / 100 gr.

2.2.2. Komponen Pupuk Kompos Kandungan utama dari sludge adalah pulp dan CaCO3. Pulp adalah serat selulosayang dihasilkan dari proses penghilangan lignin pada tanaman tertentu. Serat selulosa adalah bahan organic yang mempunyai efek kepada 1. Karakteristik fisika tanah Menaikkan kemampuan menahan air. Merubah warna tanah menjadi coklat kehitaman, yang dapat menaikkan temperatur tanah. Menstimulasi pengumpulan butiran-butiran.

2. Karakteristik Kimia Tanah Menaikkan daya absorbsidan kemampuan pertukaran kation. Meningkatkan jumlah kation yang dipertukarkan. Mengikat mineral N,P,S dan mencegah terjadinya pelepasan N,P,S

3. Karakteristik Biologi Tanah Meningkatkan jumlah dan aktivitas metabolism organism tanah. Meningkatkan aktifitas mikroorganisme pada proses dekomposisi bahan organic. CaCO3 adalah bahan yang dapat tercampur dengan butiran-butiran serat selulosa. Dari sudut pandang pertanian, bahan ini dapat meningkatkan PH tanah dan kemampuan pertukaran kation. Dapat disimpulkan bahwa komponen bio-sludge kertas menjadi pupuk kompos.

2.2.3. Sifat Fisik Pupuk Kompos Pupuk merupakan setiap bahan yang diberikan kedalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan tujuan untuk menambah unsure hara yang diperlukan oleh tanaman. Fungsi pupuk terdapat kesuburan tanah adalah untuk menambah dan menyuburkan tanah,apalagi pupuk sekarang sudah menggunakan unsure hara,humus,dan bahan organic yang dapat mengakibatkan dampak jangka panjang bagi kesuburan tanah. Secara kimia tanah yang diberi pupuk akan mengalami perbaikan struktur tanah,menghidupkan kembali jasad renik yang ada pada tanah.

Nilai suatu pupukditentukan oleh sifat-sifatnya,dan sifat-sifat itu diantaranya: 1. Kadar Unsur Pada dasarnya makin tinggi kadar unsur,makin baik atau makin tinggi nilainya. Kadar ini dinyatakan dalam %. 2. Higroskopisitas ( Kemampuan Menyerap air) Jika pupuk menyerap atau menarik air maka akan mengakibatkan menjadi basah,melunak,mongering maka akan mengeras. 3. Kelarutan Hal ini menentukan mudah tidaknya unsure itu diserap oleh tanaman. Biasanya pupuk yang mengandung unsure N dan K mudah sekali larut dalam air,sedangkan pupuk P biasanya sukar larut dalam air. 4. Kemasaman (PH).

2.3.

Proses Fisika,Kimia,dan Biologi Kompos seolah menjadi barang wajib para petani dalam menjalani

pertaniannya. Hal ini sangat wajar ketika kita mengetahui betapa bermanfaatnya kompos bagi tanah sebagai media tanaman. Secara kimia kompos adalah penyedia unsur hara, kandungannya lengkap dari unsure hara macroessensial (N,P,K,dll) sampai unsur hara mikro (Bo,Mg,Al,dll), namun dengan jumlah yang kecil bila dibandingkan dengan pupuk kimia. Selain itu kompos juga mengandung humus yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman dan dapat menghelat logam berat yang membahayakan.

Secara Fisika kompos dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, dapat menyediakan ruang (pori-pori) bagi udara di dalam tanah dan dapat meningkatkan daya simpan yang rendah. Secara biologi kompos dapat menunjang kehidupanmikroorganisme tanah yang banyak membantu dalam pertumbuhannya. Di satu sisi peranan kompos bagi pertanian sangat jelas, tapi disisi lain kompos ini memiliki

kekurangan. Dari segi kimia kompos dapat dikatakan mengandung unsur hara yang rendah. Hal ini yang menyebabkan sebagian besar petani masih secara besarbesaran menggunakan pupuk kimia karena mereka ingin mendapatkan hasil yang baik. Meskipun dengan resiko terjadi degradasi kualitas tanah.

2.3.1. Pengapuran pada kompos Hasil terbaik kompos adalah memiliki PH netral atau mendekati alkali. Maka perlu ditambahkan pengapuran pada saat proses pengomposan. Kapur yang digunakan adalah dolomit, kaptan dan kalsium karbonat. Selain itu juga dapat juga dimanfaatkan hasil samping industri berupa ampas bijih dan terak.

2.3.2. Pengkayaan dengan Nitrogen Pengkayaan dengan nitrogen dapat dengan cara konvensional yaitu menambahkan pupuk anorganik seperti urea pada saat pengomposan. Kedua dengan menggunakan teknik penambahan bahan-bahan organik dengan

kandungan nitrogen tinggi seperti pupuk kandang,urine hewan, tanaman legume atau bahkan azolla piata. Selain dapat meningkatkan kandungan unsur nitrogen

pada produk akhir, penambahan bahan organik kaya nitrogen ini mempengaruhi nilai C/N bahan kompos sehingga dapat mempercepat proses pengomposan.

2.3.3. Pengkayaan dengan Fosfor Pengkayaan dengan fosfor dapat dilakukan dengan mencampurkan fosfat alam sebanyak 5% pada saat pengomposan. Sumber ini dapat digunakan juga tepung tulang ( 2-4% fosfor), pohon pisang (1-2% fosfor), namun penggunaan fosfat alam kandungan rendah( <11% ) masih paling banyak digunaka karena mengandung juga kalsium dan unsur mikro yang cukup tinggi. 2.3.4. Pengkayaan dengan Kalium Serbuk gergaji seperti feldspar, sekam padi, kulit dan batang pisang (3242% kalium), kulit kentang rumput laut dan bakung air adalah bahan-bahan alami yang ditambahkan sebagai pengkaya kompos dalam hal unsur hara kalium. 2.3.5. Pengkayaan Mikroba Penggunaan mikroorganisme menguntungkan dapat juga meningkatkan kandungan unsur hara kompos. Selain mempergunakan mikroba penggredasi EM4,Orgadec, dsb. Untuk dapat membantu dalam mempercepat proses pengomposan, dapat juga ditambahkan bacteri pelarut fosfat seperti

BacillusMeghaterium yang dapat meningkatkan ketersediaan unsure fosfor dan dapat tersedia bagi tanaman atau dengan penambahan bacteri penambat N dari udara seperti Azospirillum Sp, dan Azotobacter yang dapat menambat nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Sumber

2.4

Effective Microorganisme ( EM ) EM merupakan bahan yang membantu mempercepat proses pembuatan

pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu EM juga bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik serta menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dengan demikian penggunaan EM akan membuat tanaman menjadi lebih subur, sehat dan relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Berikut ini beberapa manfaat EM bagi tanaman dan tanah. Manfaat EM: a. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman dalam tanah b. Membantu meningkatkan kapasitis fotosintesis tanaman c. Membantu proses penyerapan dan penyaluran unsur hara dari akar ke daun d. Meningkatkan kualitas bahan organik sebagai pupuk e. Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman

Mikroorganisme yang terdapat di dalam EM terdiri dari: Lactobacillus (bakteri asam laktat), bakteri fotosintetik, Actinomycetes, Strepmyces sp, dan ragi. EM meningkatkan fermentasi limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi terhadap tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen. Dalam penelitian kami ini menggunakan variable Effective Microorganisme EM4,OrgaDec,Starbio,ActiComp, PROMI (Promoting Microbes)

2.4.1. EM4

Effective Mikroorganisme 4 (EM4) adalah kultur campuran dari berbagai mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. EM4 ini mengandung Lactobacillus sp dan sebagian kecil bakteri fotosintetik,

Streptomyces sp, dan ragi. Bahan organik yang dicampurkan kedalam tanah dapat difermentasikan oleh Lactobacillus sp, dan mikro organisme yang menghasilkan asam laktat. Hasilnya seperti alkohol, asam amino, asam laktat, dan material organik lainnya dapat langsung diserap akar tanaman untuk proses

metabolismenya (Higa dan Wididana, 1994). Menurut Indriani (1999) selain berfungsi dalam proses fermentasi dan dekomposisi bahan organik, EM4 juga bermanfaat dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman, menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.

2.4.2. OrgaDec

OrgaDec (Organic .Decomposer) merupakan bioaktivator pengomposan dengan berbahan aktif Trichoderma pseudokoningii dan Cytophagamemiliki kemampuan menghancurkan bahan organik mentah dalamwaktu relatif singkat dan bersifat antagonis terhadap beberapa penyakit akar. Tujuannya bioaktivator menggunakan orgadeg yaitu : (a) mempercepat proses pengomposan bio-sludge sehingga dapat lebih cepat digunakan. (b) kompos organic yang dihasilkan berkualitas lebih tinggi (bebas biji gulma dan bebasbau tidak sedap).

2.4.3 Starbio Starbio bisa diambil dari isi lambung sapi yang sebelumnya sudah dikeringkan untuk menghilangkan sebagian airnya kemudian digiling menjadi serbuk seperti gula semut. Starbio yang sudah dikeringkan tadi memiliki kandungan mikroba yang lebih tinggi, mampu mendekomposisi lebih cepat dan dapat menghilangkan bau busuk (intisari, 1998). 2.4.4. ActiComp Acticomp adalah produk yang diformulasikan sebagai pendegradasi lignin dan seluloasa tinggi yang di perkaya dengan mikroba Trichoderma harzianum (perangsang pertumbuhan tanaman), Aspergillus Sp (pelarut phosphate) dan PGR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Merangsang pertumbuhan tanaman, meningkatkan efisiensi penyerapan hara, dan mengurangi pemakaian pupuk kimia. 2.4.5. Promi (Promoting Microbes) Promi (Promoting Microbes) adalah formula mikroba unggul yang mengandung mikroba pemacu pertumbuhan tanaman, pelarut hara terikat tanah, pengendali penyakit tanaman, dan dapat menguraikan limbah organik pertanian/perkebunan. Bahan aktif promi adalah mikroba unggul asli Indonesia yaitu Trichoderma harzianum DT 38, T. pseudokoningil DT 39, Aspergillus sp dan fungi pelapuk putih. Penggunaan promi bisa langsung diaplikasi pada tanah atau tanaman, memperkaya kompos dengan mikroba yang bermanfaat dan diaplikasikan pada saat pembuatan kompos limba pertanian/ perkebunan.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber :http://sumbertugu.blogspot.com/2011/09/pengertian-pupuk-kompos.html :Sumber http://nico03soil.wordpress.com/kompos-dan-pengomposan/pengkayaan kompos-solusi-rendahnya-kandungan-hara-kompos/


Sumber ; http://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2012/06/17/pemanfaatan-

lumpur-sludge-utilization.html http://komposkotorankelinci.blogspot.com/2011_01_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai