Anda di halaman 1dari 2

Teknik Biopulping, Teknologi Ramah

Lingkungan di Bidang Industri Kertas


Sumber : https://koran-jakarta.com

Biopulping ini merupakan proses pengolahan limbah menggunakan teknologi ramah


lingkungan yang terinspirasi dari proses pelapukan kayu dan sampah tanaman oleh
mikroorganisme. Pada proses pelapukan kayu, ranting, daud, dan sebagainya dilakukan
secara alami oleh beberapa jamur dan mikroba.

Dengan begitu, sampah dari pohon yang telah mati akan kembali diserap oleh alam secara
alami. Hasil kerja mikroorganisme yang tidak menghasilkan polusi, akhirnya memberi
inspirasi untuk dimanfaatkan dalam sektor industri.

Dalam proses biopulping, bahan-bahan kimia yang merusak lingkungan, digantikan dengan
sejenis mikroba yang dapat mengeluarkan enzim dan mendegradasi lignin. Mikroba yang
digunakan berupa golongan jamur atau fungi pelapuk kayu berada banyak dan tersedia di
alam bebas. ??Contoh mikroorganisme yang digunakan yaitu dari jenis kapang (jamur)
phlebia subserialis dan Ceriporiopsis.

Bahan kimia seperti chlorite dan hidrogen peroksida, yang biasa digunakan sebagai bahan
pemutih kertas digantikan berupa dengan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh fungi pelapuk.
Beberapa enzim yang dapat digunakan untuk menguraikan lignin adalah manganese
peroksidase, laccase, dan lignin peroksidase.

Dengan menggunakan teknologi biopulping, dapat penghematan energi dan mengurangi


pemakaian bahan kimia. Biopulping mengurangi energi listrik yang dibutuhkan sekitar 25% -
30%. Meskipun demikian, biopulping memiliki kelemahan, yaitu teknologi ini membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk operasionalnya. Akan tetapi, apabila penjadwalannya cukup
baik, lamanya proses ini bukan menjadi kendala yang berarti.

Biopulping menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari proses alami untuk menghasilkan
kertas berkualitas tinggi. Selain itu, biopulping akan mengurangi energi yang dibutuhkan dan
polutan yang melarikan diri keluar ke udara selama proses tersebut.

Berdasarkan metode pretreatment jamur, serpihan kayu yang dikukus, didinginkan,


diinokulasi dengan jamur alam tertentu, dan diinkubasi selama dua minggu. Selama periode
inkubasi, jamur berkolonisasi permukaan dan bagian dalam serpihan kayu dan mengeluarkan
enzim yang mendegradasi lignin dalam kayu dan melembutkan chip.

Proses ini dapat menghemat sejumlah besar listrik , meningkatkan kualitas kertas,
mengurangi dampak lingkungan dari pembuatan pulp, dan meningkatkan daya saing
ekonomi.

Perlu diketahui, pembuatan kertas yang biasanya melalui tahapan pemrosesan kimia dan
fisika. Tak jarang ada juga yang melalui kombinasi kedua proses tersebut. Dengan demikian,
industri kertas dan pulp (bubur kayu) terkenal dengan limbahnya yang sulit diatasi. Limbah
tersebut berasal bahan kimia seperti soda api, sulfit, dan garam sulfida untuk menguraikan
kandungan lignin.
Bahan kimia inilah yang merupakan sumber pencemaran lingkungan. Pada proses penggunaan sulfur
akan memberikan dampak mencemari udara. Penggunaan Sulfur sendiri sudah dilarang di sejumlah
negara maju. Karena mencemari lingkungan, penggunaan bahan-bahan untuk pembuatan kertas
tersebut sudah dilarang diberbagai negara. Maka dari itu, untuk pengelolaan pulp yang ideal adalah
dengan menggunakan teknologi biopulping. Mengolah pulp dengan bantuan mikroba (jamur)
melalui proses mikroorganisme atau pelapukan.
Tanah dan Kehidupan
Penulis : Deti Andriati

Komponen Penyusun Tanah


Sebagai tempat tumbuhnya berbagai jenis makhluk hidup, tanah terdiri atas
beberapa komponen yaitu bahan padatan (mineral), bahan organik, air dan udara.
Komposisi komponen tanah dapat berubah dan berbeda-beda dari tempat yang satu
dengan tempat yang lainnya. Namun demikian secara rata-rata, komposisi
komponen utama yang terdapat dalam satu satuan volume tanah

Bahan padat penyusun tanah adalah berupa batuan yang terbentuk secara alami,
tersusun atas campuran mineral dan senyawa dengan berbagai komposisi. Batuan-
batuan tersebut mengalami pelapukan sehingga menjadi bahan pembentuk tanah
yang mengandung kandungan mineral berupa ion-ion positif dan ion-ion negatif. Ion
yang terkandung dalam mineral merupakan nutrisi bagi tumbuhan. Contoh ion
positif yang ada dalam tanah antara lain Kalium (K +), Kalsium (Ca2+), dan
magnesium (Mg2+). Sedangkan contoh ion-ion negatif antara lain nitrat (NO 3-), dan
fosfat (H2PO4 2-).

Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang mati, daun
yang gugur ataupun feses yang telah diuraikan oleh bakteri dan jamur. Hasil dari
penguraian ini sering disebut dengan humus. Humus memiliki peran yang sangat
penting bagi kesuburan tanah dan tanaman yang ada diatasnya
Air dan udara akan menempati daerah pori-pori tanah (rongga) yang terletak di
antara partikel (batuan) tanah. Selain itu rongga udara juga dapat kita jumpai di
antara batuan yang terdapat di tanah, di antara batuan dan partikel tanah, di antara
partikel tanah dengan akar tumbuhan ataupun di antara akar tanaman dengan batu.
Aktivitas hewan juga dapat membentuk rongga udara.

Berbeda dengan komposisi tanah secara umum, tanah gambut memiliki komposisi
yang hanya terdiri dari bagian padat 100% berupa bahan organik, dan ruang porinya
100% terisi air. Tanah gambut tidak mengandung bahan mineral dan udara. Hal ini
mengakibatkan tanah gambut tidak produktif jika dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian. Di Indonesia tanah gambut banyak ditemukan di kawasan rawa di
Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan dan Papua.

Anda mungkin juga menyukai