Anda di halaman 1dari 6

BAHAN AJAR

Kurikulum Merdeka

BIOLOGI
Perubahan Dan Pencemaran Lingkungan
Fase E – Kelas X

Disusun oleh :
CEP IIP SUTISNA, S.Si

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat


Tahun Ajaran 2022/2023
Perubahan Dan Pencemaran Lingkungan
Tujuan Pembalajaran :
1. Peserta didik dapat mengindentifikasi perubahan lingkungan dan pencemaran air dengan metode studi
literatur dengan benar.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi pencemaran udara dan tanah dengan metode diskusi interaktif
dengan benar.
3. Peserta didik dapat menganalisa macam-macam limbah dan upaya mengatasi masalah lingkungan dengan
metode diskusi interaktif dan studi literatur dengan benar.
4. Peserta didik dapat membuat produk dengan memanfaatkan limbah dengan benar.

A. Bahan Ajar

Perubahan lingkungan merupakan perubahan yang terjadi pada segala faktor biotik dan abiotik yang ada di
sekitar kita. Faktor biotik adalah semua komponen makhluk hidup yang ada di sekitar kita termasuk manusia,
sedangkan abiotik adalah komponen tidak hidup dari suatu ekosistem. Contohnya tanah, air, cuaca, dan suhu
(https://www.zenius.net/blog).

Perubahan lingkungan alam dapat terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Banjir, lahar panas, gunung
meletus, gempa, dan tsunami adalah contoh perubahan lingkungan alam akibat faktor alam. Sementara
penyebab perubahan lingkungan alam karena faktor manusia yang dapat menyebabkan perubahan pada
lingkungan alam. Misalnya, penggunaan teknologi dalam mengelola alam, pemanfaatan lingkungan alam secara
berlebihan, pembuangan limbah ke lingkungan alam dan sebagainya. Ketika penggunaan teknologi tidak
diperhatikan secara benar maka dapat mengakibatkan kerusakan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan alam
bahkan dapat menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat
tinggalnya. Contoh perubahan lingkungan alam adalah suatu masyarakat yang tinggal di lingkungan pantai
mempunyai pekerjaan sebagai nelayan (https://www.kompas.com/skola/read).

Menurut Silmi dalam harian kompas menyebutkan bahwa perubahan alam yang diakibatkan oleh manusia akan
berdampak pada keseimbangan alam, pada akhirnya manusia akan merasakan pula akibat dari perilakunya
terhadap alam selama ini. Contoh perubahan lingkungan alam adalah pencemaran air, pencemaran udara,
pencemaran tanah, dan pencemaran suara.

1.Pencemaran air
Pencemaran air merupakan perubahan keadaan di tempat penampungan air (sungai, danau, sumur, dan lain-lain)
yang disebabkan oleh limbah organik, anorganik, atau limbah B3. Limbah B3 adalah limbah beracun dan
berbahaya bagi lingkungan. Sifatnya mudah meledak dan terbakar, teroksidasi, korosif, menyebabkan iritasi dan
karsinogen. Contohnya adalah pestisida.

2.Pencemaran udara
Pencemaran udara merupakan tercemarnya udara akibat debu, abu vulkanik, asap, gas beracun juga gas rumah
kaca, dan polutan udara lainnya.

3.Pencemaran tanah
Pencemaran merupakan pencemaran yang terjadi pada tanah akibat limbah organik, anorganik, logam berat, dan
limbah B3.

4.Pencemaran suara
Pencemaran suara terjadi ketika masuknya suara terlalu banyak sehingga mengganggu lingkungan. Pencemar
dapat berasal dari suara mesin, alat, atau ledakan.

Amir dalam academia.edu memberikan pengertian Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai
aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan
Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Pengolahan Limbah
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan
frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah.
Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah

Pemanfaatan limbah organik


Limbah organik merupakan sisa bahan hidup seperti sampah daun, kertas, kulit, kotoran hewan, dll.
Karena tersusun atas bahan-bahan organik limbah jenis ini dapat mudah diuraikan oleh oraganisme
pengurai. Meskipun begitu, sebenarnya limbah-limbah organik masih dpat dimanfaatkan kembali (reuse)
baik dengan cara di daur ulang (recycle) maupun tanpa didaur ulang.
- Dengan daur Ulang
Limbah-limbah organik tertentu, seperti sampah sayuran, sampah daun atau sampah ranting dapat
dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang, misalnya menjadi pupuk kompos. Selain itu,
kertas bekas juga dapat didaur ulang menjadi kertas pembungkus, kertas tisu, kertas koran, dan
kertas tulis.
- Tanpa Daur Ulang
Tidak semua limbah organik padat harus didaur ulang terlebih dahulu sebelum dapat digunakan
kembali. Beberapa limbah pada tersebut antara lain:
1) Ban karet bekas dapat dijadikan tempat sampah, ember, sandal, meja, atau kursi.
2) Serbuk gregaji kayu dapat digunakan sebagi media tanam jamur.
3) Kulit jagung dapat dijadikan bunga hiasan.

Pemanfaatan limbah anorganik


Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan-bahn tak hidup atau bahan sintetis seperti
minyak bumi, sisa-sisa bahan kimia, kaleng alumunium, kasa dan besi. sama halnya seperti limbah
organik, pada limbah anorganikpun dapat dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang atau tanpa
didaur ulang.
- Dengan Daur Ulang
Beberapa limbah anorganik seperti kaleng, alumunium, baja, pecahan botol, toples, kaca, serta
botol gelas dapat dilebur dan diolah kembali.
- Tanpa Daur Ulang
Beberapa limbah anorganik dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses daur ulang, yaitu
dengan dijadikan berang-barang yang terkadang memiliki harga jual tinggi .contohnya botol dan
gelas plastik bekas kemasan air mineral dijadikan mainan anak-anak, pot tanaman, atau hiasan.
Begitupun dengan pecahan kaca yang dapat dijadikan hiasan dinding atau lukisan.

Untuk limbah dari bahan berbahaya dan beracun atau yang disingkat dengan B3, sebagai sisa atau limbah
yang dihasilkan dari proses produksi dengan kandungan bahan berbahaya dan beracun karena memiliki
jumlah dan konsentrasi toxicity, reactivity, flammability dan corrosivity yang mampu
mencemari dan merusak lingkungan, serta membahayakan kesehatan manusia. Karena keberadaannya yang
mengancam ekosistem di sekitarnya, limbah B3 harus ditangani dengan tepat agar tidak merusak dan
membahayakan.

Dampak Adanya Limbah Plastik


Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena
keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Sebagaimana yang diketahui, plastik yang
mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu
tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel
minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.
Konsumsi berlebih terhadap plastik pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan
berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan
membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah
kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.
Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara
mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan palstik berarti
semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut.
Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated biphenyl
(PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT, sehingga kantong plastik sulit untuk diurai oleh tanah hingga
membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Keadaan plastik yang seperti ini akan memberikan akibat
antara lain:
• tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah;
• racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di
dalam tanah seperti cacing;
• PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman, yang akan menjadi racun
berantai sesuai urutan rantai makanan;
• kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah;
• menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang
gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah;
• kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin
hingga ke laut sekalipun;
• hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik;
• hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik
tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya;
• ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi
bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya;
• pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan
penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.
Sebagai tambahan pemahaman, kami beberkan beberapa fakta yang berkaitan dengan sampah plastik dan
lingkungan:

 kantong plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di Pulau Midway, Lautan
Pacifik;
 sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik;
 dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat 46,000
sampah plastik mengambang di lautan;
 setiap tahun, plastik telah ’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang
tak terhitung jumlahnya;
 banyak penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira ubur-ubur, makanan
yang disukainya.
Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses
pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan
menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit
di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi (Yusa, Manickam
B., 2013)

Pemanfaatan Limbah Plastik


Limbah plastik yang umum ditemukan di tempat pembuangan sampah antara lain botol minuman dan
deterjen yang termasuk jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk karena
tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik ini tidak mudah terurai
sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke depan. Oleh karena itu
diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi penggunaan kantong plastik karena selama
masih diijinkan untuk digunakan maka kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong
plastik yang menumpuk di TPA dapat menjadi peluang sumber daya jika diolah dengan benar.
Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan melalui eksperimentasi untuk membuka
peluang pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen
juga mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk
bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong plastik.
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan
dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan
limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia,
pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan
keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi
jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk
seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar.

Pemanfaatan limbah sebagai bahan kreasi


Gelas plastik merupakan tempat air minum yang terbuat dari bahan multiguna yang banyak dipakai
dalam kehidupan sehari–hari. Plastik juga sudah banyak diwujudkan dalam bentuk busana, walaupun dalam
presentasi kecil, contohnya seperti mantel, jas hujan, tas, aksesoris dan lain – lain. Hiasan dan korsase (dari
plastik) akan memperindah busana kreasi baru dari bahan gelas plastik.
Pembuatan busana kreasi baru dari limbah gelas plastik seharusnya bernilai ekonomis tinggi. Akan
tetapi, proses pembuatnnya yang memerlukan waktu relatif lama terutama dalam mengecat gelas plastik
sehingga diperlukan ketelitian dan kesabaran menjadi salah satu hambatan terwujudnya hal tersebut. Selain
pemasangan hiasan gelas plastik.pada busana, kesulitan yang tampak terdapat pula pada pemeliharaan busana
kreasi baru ini, selain ketelitian dengan penyimpananya diruang yang longgar/tidak sempit, menghindari udara
lembab dan panas, serta secara periodik dikeluarkan guna diangin-anginkan menjadi kaharusan untuk
pemeliharaan busana. Selain itu, bahan baku limbah yang digunakan yang pada hakikatnya merupakan sampah
yang tidak dipakai lagi mengharuskan biaya pengolahannya tidak termasuk dalam kisaran yang kecil.

Pengolahan Limbah Plastik


Plastik merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi plastik
membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai
kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang
ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir setiap aspek
kehidupan manusia. Akibatnya jumlah produk plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah. Limbah
plastik yang umum ditemukan di tempat pembuangan sampah antara lain botol minuman dan deterjen yang
termasuk jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk karena tidak terlalu
diminati karena memiliki nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik ini tidak mudah terurai sehingga
hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke depan. Oleh karena itu diperlukannya
suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan
untuk digunakan maka kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang
menumpuk di TPA dapat menjadi peluang dan jika diolah dengan benar dapat menjadi sumber daya.
Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan melaui eksperimentasi untuk membuka peluang
pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga
mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk
bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong plastik.

Beberapa cara pengolahan limbah plastik secara umum, yaitu sebagai berikut :

1. Daur Ulang
Daur ulang merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan
mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan
bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas
rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi
pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian
ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Pemanfaatan limbah plastik dengan
cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri.”Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu sampah
plastic dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta
diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses
melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan
sebagainya.

2. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah
plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunkana sebagai sumber tenaga untuk pembangkit
listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas.
Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik
seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang
sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi
yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang
mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk
mengurangi polusi udara.

3. Plastik Biodegradable
Sekitar separuh dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat
plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik
biodegradable berbahan dasar zat tepung. Tetapi, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat
enggan untuk membayar lebih.

Daftar Pustaka

Mentari. 2022. “Perubahan Lingkungan dan Dampaknya. https://www.zenius.net/blog/contoh-perubahan-


lingkungan-dan-dampaknya.

Silmi.2022.”Perubahan Alam dan Contohnya”.


https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/18/133000369/perubahan-lingkungan-alam-dan-contohnya?

Yusa, Manickam B., 2013. Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 Untuk Kelas X SMA/MAPeminatan MIPA,
Bandung: Grafindo Media Tama.

http://id.shvoong.com/humanities/1642371-mengolah-limbah-rumah-tangga/

http://id.wikipedia.org/wiki/limbah_beracun

Anda mungkin juga menyukai