Kurikulum Merdeka
BIOLOGI
Perubahan Dan Pencemaran Lingkungan
Fase E – Kelas X
Disusun oleh :
CEP IIP SUTISNA, S.Si
A. Bahan Ajar
Perubahan lingkungan merupakan perubahan yang terjadi pada segala faktor biotik dan abiotik yang ada di
sekitar kita. Faktor biotik adalah semua komponen makhluk hidup yang ada di sekitar kita termasuk manusia,
sedangkan abiotik adalah komponen tidak hidup dari suatu ekosistem. Contohnya tanah, air, cuaca, dan suhu
(https://www.zenius.net/blog).
Perubahan lingkungan alam dapat terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Banjir, lahar panas, gunung
meletus, gempa, dan tsunami adalah contoh perubahan lingkungan alam akibat faktor alam. Sementara
penyebab perubahan lingkungan alam karena faktor manusia yang dapat menyebabkan perubahan pada
lingkungan alam. Misalnya, penggunaan teknologi dalam mengelola alam, pemanfaatan lingkungan alam secara
berlebihan, pembuangan limbah ke lingkungan alam dan sebagainya. Ketika penggunaan teknologi tidak
diperhatikan secara benar maka dapat mengakibatkan kerusakan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan alam
bahkan dapat menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat
tinggalnya. Contoh perubahan lingkungan alam adalah suatu masyarakat yang tinggal di lingkungan pantai
mempunyai pekerjaan sebagai nelayan (https://www.kompas.com/skola/read).
Menurut Silmi dalam harian kompas menyebutkan bahwa perubahan alam yang diakibatkan oleh manusia akan
berdampak pada keseimbangan alam, pada akhirnya manusia akan merasakan pula akibat dari perilakunya
terhadap alam selama ini. Contoh perubahan lingkungan alam adalah pencemaran air, pencemaran udara,
pencemaran tanah, dan pencemaran suara.
1.Pencemaran air
Pencemaran air merupakan perubahan keadaan di tempat penampungan air (sungai, danau, sumur, dan lain-lain)
yang disebabkan oleh limbah organik, anorganik, atau limbah B3. Limbah B3 adalah limbah beracun dan
berbahaya bagi lingkungan. Sifatnya mudah meledak dan terbakar, teroksidasi, korosif, menyebabkan iritasi dan
karsinogen. Contohnya adalah pestisida.
2.Pencemaran udara
Pencemaran udara merupakan tercemarnya udara akibat debu, abu vulkanik, asap, gas beracun juga gas rumah
kaca, dan polutan udara lainnya.
3.Pencemaran tanah
Pencemaran merupakan pencemaran yang terjadi pada tanah akibat limbah organik, anorganik, logam berat, dan
limbah B3.
4.Pencemaran suara
Pencemaran suara terjadi ketika masuknya suara terlalu banyak sehingga mengganggu lingkungan. Pencemar
dapat berasal dari suara mesin, alat, atau ledakan.
Amir dalam academia.edu memberikan pengertian Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai
aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan
Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Pengolahan Limbah
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan
frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah.
Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk limbah dari bahan berbahaya dan beracun atau yang disingkat dengan B3, sebagai sisa atau limbah
yang dihasilkan dari proses produksi dengan kandungan bahan berbahaya dan beracun karena memiliki
jumlah dan konsentrasi toxicity, reactivity, flammability dan corrosivity yang mampu
mencemari dan merusak lingkungan, serta membahayakan kesehatan manusia. Karena keberadaannya yang
mengancam ekosistem di sekitarnya, limbah B3 harus ditangani dengan tepat agar tidak merusak dan
membahayakan.
kantong plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di Pulau Midway, Lautan
Pacifik;
sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik;
dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat 46,000
sampah plastik mengambang di lautan;
setiap tahun, plastik telah ’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang
tak terhitung jumlahnya;
banyak penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira ubur-ubur, makanan
yang disukainya.
Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses
pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan
menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit
di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi (Yusa, Manickam
B., 2013)
Beberapa cara pengolahan limbah plastik secara umum, yaitu sebagai berikut :
1. Daur Ulang
Daur ulang merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan
mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan
bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas
rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi
pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian
ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Pemanfaatan limbah plastik dengan
cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri.”Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu sampah
plastic dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta
diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses
melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan
sebagainya.
2. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah
plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunkana sebagai sumber tenaga untuk pembangkit
listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas.
Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik
seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang
sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi
yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang
mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk
mengurangi polusi udara.
3. Plastik Biodegradable
Sekitar separuh dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat
plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik
biodegradable berbahan dasar zat tepung. Tetapi, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat
enggan untuk membayar lebih.
Daftar Pustaka
Yusa, Manickam B., 2013. Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 Untuk Kelas X SMA/MAPeminatan MIPA,
Bandung: Grafindo Media Tama.
http://id.shvoong.com/humanities/1642371-mengolah-limbah-rumah-tangga/
http://id.wikipedia.org/wiki/limbah_beracun