Anda di halaman 1dari 8

Pencemaran Laut Numbing oleh Sampah Rumah Tangga

Kelompok 2

Nama Kelompok :

Rissaffa Jihan Ningrum 190384204002


Ludfira Ekaputri 190384204011
Galuh Purnomo 1903842040
Mirawanto 1903842040
Taufik Hidayat 1903842040
Anastasia Lenimarni G
Emilia Farina

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era modern ini banyak hal yang membuat kehidupan jauh lebih maju seperti
terciptanya plastik. Plastik merupakan salah satu benda penting bagi kehidupan
sehari hari. Bentuknya yang ringan serta lumayan kuat dapat di manfaatkan untuk
membuat alat alat rumah tangga dan pembungkus makanan pada umumnya. Hal
ini menyebabkan penggunaan plastic yang membeludak dapat menyebabkan
menumpuknya sampah plastic. Lalu apa dampaknya?. Dengan hal ini dapat di
pastikannya penumpukan sampah plastic karena ada beberapa sampah plastic
yang tidak dapat di daur ulang serta tidak terurai dengan mudah maka hal ini akan
menjadi masalah baru bagi manusia. Dengan hal ini tentunya akan terjadinya
pencemaran.
Menurut undang undang no. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup pasal 1 ayat (14) menyebutan : pencemaran lingkngan hidup
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lngkungan hidup
yang telah ditetapkan.
Pencemaran adalah segala bentuk perubahan alam dan iklim yang ada di bumi
akibat kegiatan manusia yang tidak dikehendaki oleh alam (lingkungan).
Kegiatan ini seperti hanya penebangan hutan scara illegal atau membakar hutan
untuk lahan pertanian ( Darmono, 1995) Pencemaran di laut juga dapat berupa
plastic yang tidak terurai. Jumlah limbah ini semakin lama semakin besar, dan
hingga sekarang belum di ketahui belum diketahui pasti dampak lingkungannya
secara jangka panjang, selain dampak estetiknya yang sudah tercemar juga.
Dengan demikian pencemaran juga bisa terjadi Karena penumpukan sampah
plastik.
Sampah plastikadalah semua barang bekas atau tidak terpakai yang materialnya di
produksi dari bahan kimia tidak tebaharukan. Dengan hal Ini mengartikan bahwa
sampah platik tidak akan terurai dengan mudah dan butuh waktu yang lumayan
lama.

B. Rumusan masalah
1. Factor factor yang menyebabakan pencemaran sampah plastic
2. Dampak pencemaran laut oleh sampah plastik
3. Penanggulangan pencemaran sampah platik
Dampak Pencemaran Laut Oleh Sampah Plastik

Sampah plastik merupakan sampah yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia
setiap harinya. Plastik terbuat dari bahan polimer sintesis yang dibuat dengan melalui proses
polimerisasi yang mempunyai sifat tidak dapat terdegradasi dan tidak terurai, sehingga sampah
plastik tersebut menjadi faktor yang berpengaruh atau bahkan membahayakan bagi lingkungan.

Konsumsi berlebih terhadap plastik, mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar.
Plastik sintesis merupakan 90% dari total produksi dunia (Andrady & Neal, 2009). Polyethylene
(PE), polypropylene (PP), polyvinyl chloride (PVC), polystyrene (PS) dan polyethylene
terephthalate (PET) yang memiliki densitas rendah dan tinggi, merupakan plastik sintetis yang
paling banyak digunakan dan menjadi polutan di lingkungan pesisir dan laut (Andrady, 2011;
Engler, 2012). Plastik sintesis bukan berasal dari senyawa biologis, dan memiliki sifat yang sulit
terdegradasi (non biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 sampai 500
tahun, hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna.

Plastik merupakan tipe sampah laut yang dominan (CBD-STAP, 2012). Polusi plastik
telah ditemukan dalam habitat laut dari kutub ke khatulistiwa dan dari garis pantai ke laut dalam
(Browne et al., 2011). Penelitian terbaru mendokumentasikan peningkatan sampah di Samudera
Pasifik (Eriksen et al., 2013; Goldstein, 2012). Sampah plastik yang bervariasi diklasifikasikan
menurut ukuran, asal, bentuk, dan komposisi. Kategori ukuran digunakan untuk
mengklasifikasikan marine debris, yaitu mega plastik debris (> 100 mm), makro plastik debris (>
20-100 mm), meso plastik debris (> 5-20 mm), dan mikro plastik debris (0.3-5 mm). Sampah
plastik menunjukkan berbagai bentuk, selain benda-benda plastik dikenali, bentuk yang paling
umum adalah potongan (fragmen), film, pelet, garis, serat, filamen, dan butiran (Andrady, 2011).

Pencemaran laut oleh sampah yang menyebabkan kerusakan ekosistem dan biota laut
oleh sampah dari aktivitas kehidupan manusia. Menurut (Yulia, 2006) faktor penyebab
terjadinya kerusakan ekosistem lingkungan lainya disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia memerlukan sejumlah kegiatan yang justru berperan
dalam kerusakan lingkungan disekitarnya.(Lingkungan, 2016). Pencemaran sampah dalam laut
di Indonesia merupakan permasalahan yang dihadapi Indonesia dan menjadi faktor utama
permasalahan pencemaran di laut Indonesia, dimana laut dilindungi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan dan memecahkan masalah-masalah yang ada untuk saat ini dan
untuk keberlangsungan kehidupan di masa depan. Pencemaran sampah dapat berasal dari sampah
yang dihasilkan oleh manusia yang dibuang ke sungai yang selanjutnya mengalir akan bermuara
ke laut atau aktivitas manusia yang secara langsung membuang sampah ke laut. Sampah laut
(Marine Debris) merupakan bahan padat peristen yang sengaja atau tidak sengaja dibuang dan
ditinggalkan di lingkungan laut (CSIRO, 2914). Pencemaran sampah di laut dapat berasal dari
beberapa faktor sampah, seperti sampah plastik, sampah kayu, sampah logam, sampah dari bahan
organik, dan terdapat banyak sampah lainya yang dapat mencemari laut.
Sampah plastik akan berdampak pada lingkungan seperti sampah plastik dapat
membunuh terumbu karang, karena terumbu karang akan tertimbun oleh sampah dan tidak dapat
tumbuh serta berkembang biak dengan baik, atau bahkan dapat mati. Adapun sampah plastik
yang menimbun di dasar laut akan menahan air untuk sulit teresap kedalam tanah dan sirkulasi
udara dalam tanah akan dapat terhambat. Penumpukan sampah didasar laut juga akan
berpengaruh terhadap terumbu karang, terumbu karanang adalah tempat perlindungan bagi
hewanhewan laut maupun biota laut serta dapat berfungsi untuk melindungi pantai dari erosi
apabila terdapat gelombang laut tinggi, apabila terumbu karang tertutupi sampah maka hewan-
hewan laut tidak memiliki tempat untuk perlindungan sehingga akan rentan terhadap kematian
yang menyebabkan terjadinya kelestarian ekosistem dan boiota laut.

Hewan-hewan dilaut seperti ikan, penyu, lumba-lumba, dan hewan lainya, akan ikut
tercemar, hal tersebut dapat terjadi karena hewan-hewan laut tersebut dapat menganggap sampah
di laut adalah sebagai makanan yang akan dimakan oleh hewan laut, dimana terdapat
kemungkinan bahwa sampah plastik terbuat dari bahan kimia yang dapat terserap oleh hewan
yang dapat meracuni hewan tersebut dan akan berakibat akan matinya hewan laut tersebut, ketika
hewan mati dilaut maka hewan tersebut akan menjadi bangkai yang didalam tubuh hewan
tersebut terdapat sampah seperti sampah plastik yang tidak dapat terurai maka akan dapat
meracuni hewan-hewan lainya. Sehingga kelestarian hewan-hewan lau akan berkurang dan
bahkan bisa punah, dan berakibat pada hewan-hewan lainya sebagai hewan pengurai maupun
hewan-hewan dalam urutan rantai makanan yang dapat berdampak.

Pencemaran air laut tidak hanya brdampak kepada ekosisitem laut dan biota laut, tetapi
manusia juga dapat terkenan dampak pencemaran tersebut, mengingat manusia membutuhkan
bagi kehidupan utnuk mencukupi aktifitas sehari-hari, apabila air laut tercemar maka kebutuhan
air yang digunakan manusia juga dapat ikut tercemar sehingga dapat menyebabkan penyakit bagi
manusia karena air yang tercemar didalamnya pasti akan terdapat bakteri atau kandungan
berbahaya bagi manusia, selain itu apabila ekosisitem laut seperti hewan-hewan tercemar oleh
sampah maka hewan tersebut akan mengandung penyakit karena terinfeksi pencemaran dan
apabila manusia mengkonsumsi ikan tersebut secara tidak langsung pencemaran yang ada
didalam ikan akan ikut termakan oleh tubuh manusia dan tubuh manusia aka ikut menjadi
tercemar oleh bakteri ikan yang tidak sehat, selain itu juga untuk memenuahi kebutuhan sperti
makanan manusia, manusia membutuhkan protein hewani seperti mengkonsumsi ikan, hal itu
dapat berdampak apabila ekosisitem ikan berkurang maka manusia tidak dapat mengkonsumsi
ikan, ekosistem ikan berkurang karena terumbu karang yang menjadi tempat perkembngbiakan
ikan mati karena tertimbun pencemaran sampah serta ikan juga dapat secara langsung tercemar
oleh sampah yang berada di air laut.

Cara Penanggulangan Limbah Plastik

Penumpukan limbah plastik tentu tidak dapat dibiarkan. Penanggulangan limbah plastik dengan
cara menguburnya ditanah tentu bukan merupakan solusi yang baik mengingat sifatnya yang
sulit terurai di alam, apalagi dengan cara membakarnya dimana saat proses pembakaran
dihasilkan senyawa kimia berbahaya bagi manusia. Terdapat beberapa cara penanggulangan
limbah plastik selain mengubur ataupun membakarnya,antara lain meliputi mengurangi
penggunaan kantong plastik dengan menggantinya dengan alat (kain) untuk membungkus barang
atau dikenal dengan furoshiki ; pengolahan limbah plastik menggunakan metode fabrikasi; dan
penggunaan plastik biodegradable yang lebih mudah terurai di alam.

1. Penggunaan Furoshiki untuk Mengurangi Limbah Kantong Plastik

Istilah Furoshiki (Jepang) yang sebenarnya di Indonesia juga telah mengenal ini dengan
sebutan “pundutan” (Banjar) atau “boenthelan” (Jawa). Furoshiki merupakan teknik
membungkus dan membawa barang dengan menggunakan sehelai kain persegi. Ukuran
boenthelan bervariasi tergantung pada ukuran barang yang akan dibungkus atau dibawa. Teknik
membungkus bervariasi, sehingga semakin menambah nilai estetika boenthelan tersebut.
Boenthelan ini dapat digunakan untuk membungkus atau membawa barang, seperti buku, kotak,
botol, dan sebagainya. Selain itu, dengan menggunakan boenthelan sebagai gaya hidup modern
kita pun turut serta melestarikan bumi tercinta.

2. Pengolahan Limbah Plastik Menggunakan Metode Fabrikasi

Penanggulangan limbah plastik dengan cara melakukan daur ulang merupakan salah satu
solusi yang baik, dimana limbah plastik yang diolah selain meminimalkan penumpukannya di
alam juga produk yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis. Salah satu cara proses daur ulang
limbah plastik yaitu dengan metode fabrikasi. Langkah-langkah pengolahan limbah plastik
dilakukan dengan menggunakan metode fabrikasi di antaranya:

1) pemotongan yang merupakan tahapan pembuatan sampah kemasan plastik menjadi


potongan-potongan kecil. Proses ini bertujuan untuk menyamarkan label produk, gambar,
serta tulisan yang terdapat pada kemasan plastik sehingga produk yang dihasilkan tidak
terlihat sebagai produk daur ulang dari sampah kemasan plastik,
2) pemanasan dan pelunakan, dilakukan pada potonganpotongan sampah kemasan plastik
hasil dari proses pemotongan menggunakan mesin kempa dan heat gun. Tahapan ini
bertujuan merekatkan potongan-potongan sampah kemasan plastik menjadi bentuk
lembaran sehingga memudahkan pengaplikasian material tersebut di proses-proses
selanjutnya,
3) pembentukan dan pencetakan, dimana proses pembentukan dilakukan dengan cara
melunakkan material sampah plastik menggunakan teknik heat transfer kemudian
dicetak. Pencetakan material sampah kemasan plastik dilakukan seperti proses
pembentukan keramik menggunakan cetakan master yang terbuat dari material tahan
panas seperti gypsum, silicon rubber, kayu, batu, dan sebagainya,
4) pengerjaan menanggunakan mesin atau machining adalah proses pembentukan material
daur ulang dilakukan menggunakan alat pertukangan baik yang sederhana maupun yang
canggih untuk mencapai suatu kondisi material yang diinginkan, dan
5) penghalusan atau proses finishing merupakan proses terakhir yang dilakukan setelah
melalui proses-proses sebelumnya. Pada proses finishing, dilakukan pelapisan clear spray
agar material hasil daur ulang terlihat rapi dan mengilap. Secara umum semua proses
dalam metode fabrikasi dilakukan menggunakan peralatan sederhana yang mudah
diperoleh seperti gunting, alat pertukangan, heat gun, mesin kempa, dan sebagainya.
Produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah plastik dengan menggunakan
metode fabrikasi dapat diaplikasikan pada berbagai kerajinan kreatif yang mempunyai
nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi.

3. Penggunaan Plastik Biodegradable

Penggunaan plastik biodegradable merupakan salah cara yang juga ampuh untuk menanggulangi
limbah plastik, dimana sifat dari plastik biodegradable yang ramah lingkungan menjadikannya
pilihan yang tepat sebagai solusi untuk ketergantungan kita terhadap penggunaan kantong
plastik. Pentingnya tanggung jawab konsumen dan industri terhadap lingkungan harus terus
ditingkatkan. Bagi sektor industri yang memproduksi bahan plastik biodegradable, ini adalah
kunci keuntungan, sebab biopolimer dapat mengurangi emisi karbon dioksida selama proses
pembuatan, dan mengurangi/menurunkan bahan organik setelah pembuangan. Meskipun plastik
sintetis adalah pilihan yang lebih layak secara ekonomis dibandingkan dengan plastik
biodegradable, akan tetapi peningkatan ketersediaan plastik biodegradable akan memungkinkan
banyak konsumen untuk memilihnya atas dasar plastik biodegradable miliki bertanggung jawab
terhadap lingkungan dan ramah lingkungan. Proses bahan biopolimer dalam pengembangannya
paling menjanjikan, karena bahan tersebut menggunakan sumber daya terbarukan. Plastik
biodegradable yang mengandung pati dan/atau serat selulosa tampaknya yang paling mungkin
akan mengalami pertumbuhan yang positif dalam penggunaannya, namun infrastruktur yang
diperlukan untuk memperluas pasar komersial masih diperlukan proses waktu yang panjang dan
biaya yang mahal.

Anda mungkin juga menyukai