Anda di halaman 1dari 6

Sampah Laut dan Cara Mengatasinya

Delon Dynes Jutan 1 a), Savior Podung 1 b), Nathanael Brylliant Miracle 1 c),
Rafael Aditya Dani Saputra 1 d), Wanda Angella Pantouw 1 e), Mirnayati
Tandigau' 1 f), Gabriel Christovel Samuel Pangemanan 1 g), Andro Lay 1 h),
Akbar Mokoginta 1 i)
1 )
Kelompok 4 Bahasa Indonesia TIK1031E

ABSTRAK
Sampah laut merupakan sampah yang dibuang oleh manusia secara tidak sengaja maupun
sengaja yang ke laut dan samudra. Menurut PP No. 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah
Laut, Sampah laut adalah sampah yang berasal dari daratan, badan air dan pesisir yang mengalir
ke laut atau sampah yang berasal dari kegiatan di laut. Sampah yang mengambang di atas laut
pada umumnya terkumpul menjadi satu di tengah - tengah pusaran samudra.

Kata Kunci : Sampah Laut

PENDAHULUAN
Sampah laut biasanya terhempas ke daratan sehingga menjadi sampah pantai yang
terbawa arus pasang. Penggunaan plastik yang meningkat pada kehidupan manusia menjadi
sebuah masalah karena banyak bahan plastik yang tidak dapat terurai secara alami. Plastik yang
mengambang di perairan menjadi ancaman serius untuk makhluk hidup yang tinggal di kawasan
itu. Serta menjadi ancaman juga untuk kegiatan angkutan laut dan pesisir. Jumlah dari
keberadaan sampah laut semakin meningkat dan hampir 60-80% sampah laut terdiri sampah
plastik (Mooreet al, 2008).

Gambar Tabel data Jumlah Sampah Laut di Indonesia, 2020.

Sampah plastik merupakan jenis sampah paling besar yang terkandung pada sampah laut.
Persentase yang relatif tinggi membuat sampah plastik sebagai salah satu cemaran yang bisa
memberi efek buruk, bukan hanya dalam lingkungan saja, melainkan dapat memberi efek bagi
biota yang terdapat dalam lingkungan tersebut.
Sedangkan di Indonesia sendiri Jumlah sampah laut menurut data Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2020 di wilayah lautan Indonesia tercemar oleh sekitar
1.772,7 gram sampah per meter persegi (g/m 2). Mengingat total luas 3,25 juta km2, bahwa jumlah
sampah di laut Nusantara bisa mencapai 5,57 juta ton. Jenis sampah yang paling banyak ditemukan
adalah sampah plastik, dengan bobot seberat 627,80 g/m2. Jumlah itu memiliki proporsi 35,4% dari
total sampah di laut Indonesia pada 2020. Selain itu, sampah kaca dan keramik terbilang cukup
banyak hingga mencapai 226,29 g/m2 atau 12,76% dari total sampah

METODE PENELITIAN
Penulisan Karya Tulis Ilmiah “Sampah Laut dan Cara mengatasinya” menggunakan
metode Penelitian Gabungan yang terdiri dari kombinasi antara penelitian kuantitatif dengan
penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif yaitu pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan,


menganalisis dan menampilkan data dalam bentuk angka. Analisis data yang diambil berupa
statistik.

Penelitian kualitatif dilakukan untuk memberikan penjelasan mengenai suatu fenomena


yang akan mengkonstruksi teori yang berkaitan dengan fenomena itu. Metode penelitian ini
kebanyakan berbentuk naratif. Data akan dianalisis secara deskriptif.

PEMBAHASAN
Pengaruh sampah bukan hanya mencemari tanah dan lingkungan yang ada di sekitar
manusia namun ada sampah laut yang merupakan sampah yang dihasilkan manusia baik secara
sengaja atau tidak sengaja hal ini dikutip dari FOA Indonesia ketua Protection of Forest and Fauna
(pro FAUNA) Indonesia yang di mana Rosek Nur Sahid membeberkan fakta yang ditemui tentang
satwa laut yang menjadi korban sampah lautan.

Melalui laman resmi direktorat pendayagunaan pesisir dan pulau-pulau kecil menyebutkan
marine debris dapat terurai dalam waktu tahunan hingga ribuan tahun. Ada banyak sampah yang
dapat terurai dalam waktu lama contohnya seperti puntung rokok dapat terurai hingga 5 tahun
plastik terurai dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun dan botol kaca dapat memakan waktu lebih
dari 1000 tahun untuk terdegradasi. Sedangkan sampah plastik adalah sampah yang mengandung
senyawa polimer.

Sampah plastik ini sudah menjadi komponen terbesar sampah laut (marine debris).
Penyebaran sampah tidak hanya satu lokasi namun dapat menyebar ke lokasi lain hal ini
dipengaruhi oleh kegiatan manusia kondisi perairan atau cuaca struktur dan perilaku permukaan
bumi, titik masuk, dan karakteristik fisik dari materi sampah.

Jenis sampah yang dikumpulkan di sekitar perairan Pulau Lae-Lae terdiri atas 12 kategori
jenis umum berdasarkan form CSIRO. Sampah memiliki banyak jenis, di antara jenis sampah
tersebut dapat dibedakan lagi.
Gambar Tabel Jenis Sampah yang ditemukan pada Perairan Pulau Lae-Lae.

Berdasarkan berbagai macam jenis sampah yang telah didapatkan, jenis sampah yang
satu ini yaitu sampah plastik lunak merupakan sampah laut yang paling banyak ditemukan yaitu
sebesar 46,22% dengan jumlah 2536 item/3.000 m2 dalam kategori ini lah jenis sedotan
minuman/pipet telah mendominasi sebesar 24,57% dan sampah plastik lunak jenis tidak
diketahui jenisnya sebesar 3,51%.

Sampah plastik merupakan jenis sampah yang mudah mengapung dan terbawa oleh arus
perairan dan juga teraduk oleh gelombang- gelombang, sehingga itu sangat beresiko untuk
menjadikan sampah ini sebagai sampah dengan akumulasi terbanyak di perairan. Hal yang
senada telah dilaporkan oleh NOAA (2016) bahwa jenis sampah plastik merupakan yang paling
umum dan dijumpai serta yang paling beresiko memberikan dampak pada organisme laut.
Sampah laut didefinisikan oleh United Nation Environment Programme (UNEP) mengartikan
sampah laut sebagai bahan padat yang sulit terurai atau melebur, hasil dari pabrikan atau olahan
yang dicampakkan, dibuang atau dibiarkan di lingkungan laut dan pesisir. World Economic
Forum (WEF) memperkirakan tahun 050 diprediksi akan lebih banyak sampah plastik dari pada
populasi ikan di lautan.

Hasil studi dari McKisney tahun 2015 menyatakan bahwa terdapat dua pemicu utama
sampah plastik dilaut dengan kata lain sampah yang tidak terpungut dan rendahnya nilai beberapa
jenis plastik. Berikut dampak buruk dari sampah laut bagi ekosistem, hewan laut maupun bagi
manusia:

1. Mengakibatkan terganggunya keseimbangan nutrien di laut.


Dengan adanya mikroplastik atau serpihan sampah plastik berukuran lebih kecil dari
5mm membuat nutrien di laut jadi tidak seimbang. Dilansir dari situs repurpose.global,
mikroplastik adalah ancaman yang berpotensi besar sebagai penyaring sekaligus pengumpan
seperti ikan paus dan manta ray. Racun yang terkandung atau terdapat di dalam mikroplastik
akan menjadi ancaman yang berbahaya bagi metabolisme serta fungsi reproduksi.
2. Terancamnya keselamatan hewan bawah laut.
Keselamatan hewan bawah laut dapat terancam karena sampah laut, banyak kasus dimana
organisme laut mati karena tertelan sampah plastik. Sebagai contoh yaitu ditemukan bangkai
seekor ikan duyung di Desa Sapa, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara pada Maret
2020. Ikan duyung tersebut mati disebabkan oleh sampah plastik.

3. Kerusakan terumbu karang.


Dampak yang ditimbulkan sampah plastik mampu mengakibatkan kerusakan terumbu
karang. Terumbu karang berfungsi sebagai habitat bagi organisme lain, oleh karena itu
keberadaan terumbu karang sangat berpengaruh terhadap kehidupan oragnisme laut yang lain.
Studi dari Joleah B Lamb tahun 2018 menyatakan bahwa 89% terumbu karang yang bersentuhan
dengan sampah plastik cenderung terjangkit penyakit karena sampah plastik mampu memicu
terjadinya kolonisasi mikroba patogen. Sampah plastik akan tersangkut dan menutupi terumbu
karang, sehingga proses pembentukan akan terganggu.

4. Berbahaya bagi kesehatan manusia.


Mikroplastik yang mengandung bahan kimia dan sangat beracun dapat membahayakan bagi hewan
maupun manusia. Begitu pula bagi manusia yang mengonsumsi hewan yang terkontaminasi
mikroplastik dapat terganggu kondisi kesehatannya. Oleh karena itu, keberadaan sampah plastik
sangat dapat meningkatkan resiko global penyakit manusia dan hewan melalui jalur kontaminasi. 5.
Berkurangnya populasi fitoplankton.
Tumbuh-tumbuhan, termasuk fitoplankton menghasilkan oksigen melalui proses
fotosintesis. Karena oksigen dari laut yang dihasilkan fitoplankton, setidaknya terdapat penurunan
emisi karbon dioksida. Tetapi jika sampah plastik mengganggu populasi fitoplankton, akan
mengurangi produksi oksigen dari laut dan membahayakan planet Bumi.

Biasanya sampah laut berpengaruh dalam sektor ekonomi dan pariwisata, mengganggu
kehidupan biota laut dan ekosistem pesisir serta kesehatan manusia. Menurut laporan, banyak biota
yang memakan plastik (entangled) dan terjerat plastik (ingestion). Jika sampah plastik tidak
dikelola dengan baik, maka akan menyebabkan terjadinya proses pelapukan menjadi mikro dan
nano plastik yang akan merusak ekosistem pesisir dan dikonsumsi oleh plankton atau ikan.

Selain itu, produktivitas perikanan dapat menurun dan implikasi dari mikroplastik dapat
masuk ke jejaring makanan (food-chain) yang dapat mengakibatkan masalah pada kesehatan
manusia. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut
mengamanatkan kepada 16 Kementerian/Lembaga untuk mempercepat penanganan sampah laut,
salah satunya KKP.

Terdapat 5 strategi dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut tersebut, yaitu:
1. Gerakan Nasional Peningkatan Kesadaran Para Pemangku Kepentingan.
2. Pengelolaan Sampah Yang Bersumber dari Darat.
3. Penanggulangan Sampah Di Pesisir dan Laut.
4. Mekanisme Pendanaan, Penguatan Kelembagaan, Pengawasan, dan Penegakan Hukum.
5. Penelitian dan Pengembangan.
Ada juga beberapa penanganan yang bisa kita lakukan secara mandiri, dimana kita harus
meningkatkan kesadaran diri kita sendiri dan mulai mengajak sesama untuk tidak membuang
sampah sembarangan. Kita bisa melakukannya dengan memulaikannya dari hal-hal yang
sederhana seperti:

1. Tidak membuang sampah secara sembarangan.


2. Mengurangi penggunaan plastik yang berlebihan, seperti kantong dan botol plastik.
3. Melakukan proses daur ulang sampah dari barang yang tidak berguna menjadi benda yang
berguna.
4. Jika berpergian ke pantai dan melihat sampah kita bisa mengangkat dan membuang ke
tempatnya atau kata lainnya melakukan bersih-bersih di daerah tepi pantai.
5. Mengajak sesama dan membuat berbagai macam aksi maupun konten melalui era digital ini
mengenai pelarangan dan akibat dari membuang sampah secara sembarangan.

Penanganan pencemaran sampah di Laut menurut Hukum Internasional hukum yang


mengatur tentang pencegaham sampah plastik di laut. Soft law dapat berupa resolusi deklarasi,
pedoman, protokol, kode etik, komunikasi, daftar periksa serta aturan.

KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan dimana Sampah laut sangat berbahaya bagi
kehidupan ekosistem, hewan maupun manusia. Kita sebagai Manusia harus menjaga kebersihan
lingkungan baik itu daratan maupun lautan. Banyak upaya penanggulangan untuk mengatasi
peningkatan sampah laut yang ada di dunia terkhususnya di perairan Indonesia, namun hak itu
masih kurang. Di butuhkan kesadaran diri sendiri sejak dini agar semua dampak buruk dari
sampah laut bisa di atasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Aini, N. N. (2022, 04). Dampak Sampah Plastik Terhadap Ekosistem Laut : Manusia Jangan Rusak
Kami. Retrieved from sampahlaut.id: https://sampahlaut.id/2021/08/02/dampak-sampah-
plastik- terhadap-ekosistem-laut-manusia-jangan-rusak-kami/
Defitri, M. (2022, 08 03). Marine Debris, Mengancam Dunia juga Kesehatan Lautan. Retrieved from
waste4change.com: https://waste4change.com/blog/marine-debris-mengancam-dunia-juga-
kesehatan-lautan/
Dhini, V. A. (2022). Ada Berapa Banyak Sampah di Laut Indonesia? Bobot Sampah di Laut
Indonesia Berdasarkan Jenisnya (2020).
Fauziah, A. (2022, 04 15). Bisahkah Sampah di Laut Berdampak pada Kesehatan Manusia?
Retrieved from fkm.unair.ac.id: https://fkm.unair.ac.id/bisahkah-sampah-di-laut-berdampak-
pada- kesehatan-manusia/
Hamzah, A. S. (2020, 05). Sampah Plastik di Laut Semakin Meningkat, Indonesia Jadi Penyumbang
Terbesar di Dunia. Retrieved from hantulaut.web.id:
https://www.hantulaut.web.id/2020/05/sampah-plastik-di-laut-semakin-meningkat-indonesia-jadi-
penyumbang-terbesar-di-dunia.html
Islami, N. (2021, 12 29). Wajib Ditanggulangi, Ini 7 Bahaya Fatal Sampah Plastik di Laut.
Retrieved from IDN TIMES: https://www.idntimes.com/science/discovery/nurfi/bahaya-
fatal-sampah- plastik-di-laut-exp-c1c2?page=all
LAUTAN PLASTIK MENGANCAM. (2018). Retrieved from perpustakaan.menlhk.go.id:
http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/home/index.php?page=detail_news&newsid=354
SAMPAH LAUT (MARINE DEBRIS). (n.d.). Retrieved from kkp.go.id:
https://kkp.go.id/djprl/p4k/page/1994-sampah-laut-marine-debris
Saptoyo, R. D. (2022, 06 08). Hari Laut Sedunia, Berapa Banyak Sampah Plastik di Laut? Retrieved
from Kompas.Com: https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/06/08/140400882/hari-laut-
sedunia-berapa-banyak-sampah-plastik-di- laut?page=all#:~:text=Dikutip%20dari%20National
%20Geographic%2C%2024,apabila%20tidak
%20ada%20penanganan%20serius.
Sucahyo, N. (2021, 01 28). Indonesia Terbebani Setengah Juta Ton Sampah di Laut Per Tahun.
Retrieved from voaindonesia: https://www.voaindonesia.com/a/indonesia-terbebani-setengah-
juta-ton-sampah-di-laut-pertahun/5755053.html

Anda mungkin juga menyukai